MEMBANGUN BENTENG METAFISIK YANG AMPUH
Sebuah
rumah atau bangunan berdiri pada satu wilayah fisik maupun metafisik.
Bila wilayah fisik sudah kita beli dari pemiliknya, maka wilayah
metafisik juga harus kita bentengi secara metafisik.
Penunggu metafisik adalah jin yang
rumahnya berada di bumi. Jin tersebut banyak spesies dan genus-nya dan
semuanya memiliki tempat tinggal yang sama dengan manusia. Oleh karena
itu, sebelum menempati sebuah wilayah kita diharapkan untuk
berhati-hati. Jangan sampai kita melanggar hak-hak makhluk metafisik
yang ada kemungkinan tidak berkenan dengan kehadiran kita.
Kita perlu melakukan slametan, bancakan
atau berbagai ritual yang sudah biasa diselenggarakan oleh para leluhur
kita dulu. Kebiasaan para leluhur itu tidak salah bahkan perlu
diteruskan karena ritual bancakan adalah salah satu sarana untuk
mengharmonisasikan kehendak kita dengan kehendak makhluk metafisik.
Jangan sampai kita –manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan
paling mulia ini– dianggap kurang trapsila, kurang tata krama, kurang
sopan santun.
Prinsipnya, kita perlu melakukan sebagai berikut:
- MOHON IJIN PENUNGGU/PENGHUNI ALAM METAFISIK DENGAN MENGADAKAN KONTAK DENGAN MEREKA
- SLAMETAN/BANCAKAN SEBAGAI WUJUD RASA SUKUR KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA DAN MENJALIN KEBERSAMAAN/TALI SILATURAHIM DENGAN MAKHLUK METAFISIK
- BILA SUDAH MENDAPAT IJIN MENEMPATI WILAYAH MAKA LAKUKAN PEMAGARAN.
Mohon ijin dilakukan dengan
berkomunikasi secara batiniah pada saat khusus. Bisa dilakukan dengan
cara laku tirakat terlebih dulu agar kita siap dan diijinkan tidak
mengganggu keberadaan mereka. Mereka biasanya akan mengijinkan bila
syaratnya kita kabulkan. Misalnya tidak mengganggu/ ngomong seenaknya/
kadang kita tidak diijinkan membaca kitab suci di tempat-tempat tertentu
di bagian rumah karena mereka sangat terganggu. Bila mereka meminta
syarat seperti ini, ya dituruti saja. Apa salahnya?
Tidak perlu perang dan mengusir mereka
karena ini tindakan tidak “etis” dan “memalukan”. Slametan dilakukan
sebagai wujud kesetaraan dan persahabatan dengan sesama makhluk-Nya.
Mereka adalah bagian dari organisme alam dimana kita perlu menjalin
kerjasama saling menguntungkan. Bukan menebar api permusuhan. Bila dalam
ayat suci dikatakan, SETAN ADALAH MUSUH YANG NYATA, maka pahamilah
bahwa setan adalah kata sifat untuk manusia dan jin. Jadi yang perlu
dimusuhi adalah sifat buruk/jahat manusia dan jin. Bukan manusia dan jin
itu sendiri.
Bila urusan pembebasan tanah itu sudah
kelar dan beres, maka perlu dilanjutkan dengan membuat benteng/pagar
metafisik agar hak-hak kita tidak dilanggar dan antar kedua belah pihak
sama-sama saling menjaga konsensus. Cara melakukan pemagaran bisa
dilakukan langkah sebagai berikut:
Sediakan empat patok kayu asam jawa dan
air secukupnya. Berdirilah di bagian kanan rumah/tanah. Jadi misalnya,
bila rumah itu menghadap ke utara maka Anda perlu berdiri di menghadap
utara sisi kanan. Selanjutnya, tancapkan satu batang kayu asam Jawa di
sisi pojok paling kanan bidang tanah sambil mengatakan dalam hati:
INI TEMBOK NABI SULAIMAN. DALAMNYA LAUT LUARNYA KOTA. KALAU KAMU KELUAR KOTA INI. KAMU AKAN BERENANG DALAM LAUT.
Kemudian Baca BASMALAH KEMUDIAN SURAT AL FATIHAH DAN SURAT YASIN AYAT 1 S/D AYAT KE 9 dan tiupkan ke air di dalam wadah.
Kemudian berjalan menuju ke arah utara
sisi kiri sambil mengguyurkan air disepanjang langkah kaki. Apabila
sudah tiba di penjuru yang dituju, tancapkan lagi patok kayu asam jawa
seperti yang dilakukan sebelum ini. Kemudian Baca BASMALAH KEMUDIAN
SURAT AL FATIHAH DAN SURAT YASIN AYAT 1 S/D AYAT KE 9 dan tiupkan ke
air di dalam wadah.
Selanjutnya berjalan menuju ke arah
selatan sisi kiri sambil mengguyurkan air disepanjang langkah kaki.
Apabila sudah tiba di penjuru yang dituju, tancapkan lagi patok kayu
asam jawa seperti yang dilakukan sebelum ini. Kemudian Baca BASMALAH
KEMUDIAN SURAT AL FATIHAH DAN SURAT YASIN AYAT 1 S/D AYAT KE 9 dan
tiupkan ke air di dalam wadah.
Kemudian berjalan menuju ke arah selatan
sisi kanan sambil mengguyurkan air disepanjang langkah kaki. Apabila
sudah tiba di penjuru yang dituju, tancapkan lagi patok kayu asam jawa
seperti yang dilakukan sebelum ini. Kemudian Baca BASMALAH KEMUDIAN
SURAT AL FATIHAH DAN SURAT YASIN AYAT 1 S/D AYAT KE 9 dan tiupkan ke
air di dalam wadah.
Terakhir, berjalan menuju ke arah awal
mulai perjalanan yaitu arah utara sisi kanan sambil mengguyurkan air
disepanjang langkah kaki. Apabila sudah tiba di penjuru yang dituju,
Baca lagi BASMALAH KEMUDIAN SURAT AL FATIHAH DAN SURAT YASIN AYAT 1
S/D AYAT KE 9 dan membaca sekali lagi: INI TEMBOK NABI SULAIMAN.
DALAMNYA LAUT LUARNYA KOTA. KALAU KAMU KELUAR KOTA INI. KAMU AKAN
BERENANG DALAM LAUT.
Pemagaran gaib ini selesai. Sekiranya ada
orang atau makhluk metafisik berniat jahat memasukki kawasan yang telah
dipagar ini, mereka akan mengurungkan niatnya karena ketakutan. Bila
masih nekad melakukan perbuatan jahat, maka mereka akan tercebur ke
tengah laut metafisik yang kita buat sehingga mereka lemas lumpuh tidak
berdaya.
@wongalus,2010
0 comments:
Posting Komentar