- SIAPA YANG MENYURUHMU UNTUK TIDAK PERCAYA BAHWA ALLAH SWT ITU MAHA KUASA?
- SIAPA YANG MENYURUHMU UNTUK TIDAK PERCAYA BAHWA ALLAH SWT ITU MEMPERMUDAH SIAPAPUN UNTUK BELAJAR LADUNA ILMANYA?
- SIAPA YANG MENYURUHMU BERPENDAPAT BAHWA TUHAN ITU MEMPERSULITMU UNTUK MENGABULKAN PERMINTAANMU?
- SIAPA YANG MENYURUHMU UNTUK MENGINGKARI BAHWA SESUNGGUHNYA KEMANAPUN KAU MENGHADAP DISANA ‘WAJAH’ ALLAH DAN DI SANA PULA ADA KEKUASAAN DAN KEPERKASAAN-NYA?
- SIAPA YANG MENYURUHMU UNTUK TIDAK PERCAYA BAHWA SUKMAMU BISA KEMANA MANA DAN ADA DI MANA MANA?
- SIAPA SESUNGGUHNYA YANG MEMPERSULIT HIDUPMU? ALLAH …….ATAU DIRIMU SENDIRI?
- SALAHNYA SENDIRI TIDAK PERCAYA ….
Berulangkali pada berbagai kesempatan
saya sampaikan bahwa kita semua dengan Allah itu tidak ada jarak. Jadi
tidak perlu kita perdebatkan apakah kita ini jauh atau dekat dengan
Allah. Diskusi seperti itu tidak akan membuahkan satu kesimpulan yang
memuaskanmu. Kecuali malah akan membuatmu pusing dan kecewa karena dalam
dirimu tersimpan keraguan syak wasangka, prasangka-prasangka negatif
yang sesungguhnya mencerminkan siapa dirimu sendiri.
Janganlah begitu kawan, sebab kau tidak
tahu maqom pencapaian spiritualitas siapapun, orang lain maupun dirimu
sendiri. Hanya Allah yang tahu sampai seberapa jauh pendakian pendakian
ruhanimu, pendakian ruhani pak ali, Pak Dirman, pak Joko. Apakah sampai
di langit kegaiban yang pertama, kedua, ketiga, ketujuh, kesembilan.
Hanya Allah yang tahu sampai berapa luas jangkauan rasamu merasakan
getaran suara batin bumi, bulan, bintang dan galaksi-galaksi. Hanya
Allah pula yang bisa menilai dirimu sekarang apakah dirimu menjadi hamba
setan, hamba khodam, hamba malaikat, hamba dirimu sendiri atau… hamba
Allah? Jangan pula gara-gara karena aku tidak menggunakan jubah gamis
dan jenggot lantas kamu mengklaim diriku pendusta. Jangan pula gara-gara
diriku tidak terlihat Islami lantas dirimu menganggap bahwa aku tidak
Islam. Tidak.. anda tidak berhak meskipun mungkin saya seorang preman
jalanan, namun engkau tidak berhak menghakimiku…..itu namanya MAIN HAKIM
SENDIRI……Siapa di muka bumi ini yang berhak memberi penilaian dan
pengadilan yang sesungguhnya? Dirimu bukanlah hakim. Diriku, dirimu,
diri kita semua ini hanya ‘menyaksikan’ saja KUASA-KUASA aktif dari
Allah SWT. Jadi kita hanya saksi. Hanya Allahlah Al Hakim yang
sesungguhnya. Selebihnya kita tidak perlu menilai orang lain lebih baik
atau lebih buruk. Nilailah dirimu sendiri karena itu akan memancarkan
kebaikan nilaimu di mata orang lain. Siapa lagi selain Allah yang Maha
Tahu segalanya? Barangkali, mungkin, kamu sendiri sudah mendapat sedikit
bocoran informasi tentang hak-hakmu karena sudah dibisiki oleh
malaikat-malaikat yang mendapat petunjuk langsung dari Allah?
Ah seandainya kamu memahami bahwa Tiada Tuhan selain Allah, Laa Ilaha Ilallah… Laa Wujuda Ilallah,
Tiada wujud apapun (di dunia ini) selain wujud Allah dan hanya Allah
lah yang ada, maka kamu detik ini juga harus mengoreksi pemahamanmu,
menghapus kesalahan pemahamanmu. Bahwa dirimu itu sesungguhnya tidak
ada! Bulan bintang, khodam, jin, malaikat, isteri dan anakmu, itu
sesungguhnya tidak ada. Jadi Allah lah satu satunya yang ada… Maka
ijinkah kubertanya ketika kamu kebingungan: apakah yang ada itu ada atau
tidak ada? Yang ada itu ada dan yang tidak ada itu tidak ada. Bagaimana
kau beranggapan yang tidak ada itu ada lha wong ada saja tidak kok?
Maka Allah ini berbuat sesuai dengan
kehendak Allah. Kau tidak mampu menghalangi apapun yang menjadi
keinginan atau iradat-NYA. Tidak ada yang sulit dilakukannya. Lha wong
menciptakan dirimu, menciptakan kesadaranmu, menciptakan sesuatu dari
yang tidak ada menjadi ada saja bisa koq, apalagi hanya menciptakan yang
sudah ada menjadi bentuk ada yang lain?
Misalnya begini, sedulur suatu saat
berwisata ke Vancouver Canada, maka sedulur akan bisa menceriterakan
secara detail bagaimana situasi kondisi di sana. Apa yang terekam dalam
pikiranmu bisa kau ceriterakan secara detail. Kau tinggal mengenang apa
kau lihat, apa yang kau dengar, apa yang kau rasakan ketika itu.
Bagaimana caramu untuk sampai kesana? Apakah kau menggunakan pesawat
terbang, apakah kau menggunakan kapal laut, apakah kau kesana bersepeda
motor, berjalan kaki, atau memakai sajadah terbang.. yang tahu ya dirimu
sendiri… tentunya kau butuh bekal perjalanan dan dana yang cukup yang
kau kumpulkan sedikit demi sedikit. Dan banyak rahasia lagi yang hanya
Allah dan dirimu yang tahu… Itu bekal pertama orang meraga sukma yaitu
TAHU CARA MERAGA SUKMA. Maka bila kau pernah tahu ada orang yang bisa
meraga sukma, melayangkan sukmanya ke mana-mana janganlah engkau heran,
gumun atau kagum. Janganlah gara-gara dirimu belum tahu bagaimana meraga
sukma kemudian menganggap meraga sukma itu hal yang tidak mungkin.
Padahal yang demikian ini bisa dilakukan oleh siapapun juga. Sama
seperti pengendara onta. Siapa yang bisa naik onta? Apakah hanya orang
Arab yang bisa naik onta? Tentu saja tidak sebab orang Indonesia, orang
Mesir, orang Inggris, orang Brazil dan Argentina pasti juga bisa
melakukannya asal tahu cara naik onta, dia punya NIAT, BERLATIH, ada
onta dan syarat paling utama adalah DIKEHENDAKI ALLAH atau DIIJINKAN
OLEH ALLAH. Begitu juga dengan meraga sukma. Kemampuan ini sudah ada
pada diri setiap manusia. Maka inilah yang bisa saya jelaskan soal
meraga sukma, dan silahkan untuk mempraktekkannya secara mudah, murah
dan sederhana.
Ki Ageng Selo, sesepuh tanah Jawa,
mengajari cara meraga sukma yaitu dengan metode dzikir. Seorang ahli
meraga sukma maka dia mampu menguasai tubuh sepenuhnya, mampu untuk
menguasai perjalanan nafas dan darah, sehingga orang tidak lekas naik
darah dan tidak mudah dipermainkan oleh urat syarafnya yang besar
faedahnya bagi kesehatan badan. Menguasai perasaan, yaitu dapat menahan
rasa marah, jengkel, sedih, takut dan sebagainya, sehingga dalam keadaan
bagaimanapun juga selalu tenang dan sabar, oleh karena itu lebih mudah
untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang setepat-tepatnya. Menguasai
pikiran, sehingga pikiran itu dalam waktu-waktu yang terluang tidak
bergerak semaunya sendiri dengan tidak terarah dan bertujuan, akan
tetapi dapat diarahkan untuk memperoleh pengertian dan kesadaran tentang
soal-soal hidup yang penting.
Orang yang bisa meraga sukma, maka
sukmanya tegar dan tidak akan gentar oleh apapun seperti Nabi Muhammad
yang tidak kenal rasa takut dan tidak gentar dalam keadaan bagaimanapun.
Beliau sabar, tenang dan selalu diliputi oleh rasa kasih sayang kepada
sesama hidup dan karena itu beliau dicintai oleh semua ummat manusia,
beliau mencintai segala ciptaan Allah. Sikap sukma sempurna seperti itu
pernah dicontohkan Rasulullah, tatkala tiba-tiba Da’tsur menodongkan
pedangnya kearah leher nabi, seraya berkata lantang: “Siapa yang akan
menolong engkau dalam keadaan seperti ini, ya Muhammad?”. “Allah yang
menolongku”, jawab nabi dengan tenang.
Jawaban sederhana yang tidak
disangka-sangka oleh Da’tsur, merontokkan karang sukma yang pongah,
tubuhnya bergetar seakan tidak lagi disanggah oleh tulang-tulangnya yang
besar. Daya apa gerangan yang mengalir dari mulut Muhammad, membuat
jiwanya sesaat seperti mati tak berdaya. Pedangnya terpental jatuh
ketanah, kemudian Rasulullah berganti membalas menodongkan pedang kearah
leher Da’tsur, dan beliau berkata : “Siapa yang akan menolong engkau
,ya Da’tsur?” Ia jatuh bersimpuh pada kaki Rasulullah sambil mengiba
untuk diampuni atas sikapnya yang congkak dan berkata hanya enGkau ya
Muhammad yang bisa menolongku. Seketika itu Rasulullah menasehati agar
ia kembali ke jalan Islam.
Peristiwa di atas merupakan sikap
sempurna dari ketegaran sukma untuk mengendalikan raga yang dimiliki
Rasulullah. Sebab kuatnya sukma yang pasrah dan kepercayaan akan
kekuasaan Allah, perlindungan, kedekatan Allah diatas segala-galanya.
Dzikir kepada Allah bukan hanya sekedar menyebut nama Allah di dalam
lisan atau didalam pikiran dan sukma. Akan tetapi dzikir kepada Allah
ialah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat, dan Af”al-Nya. Kemudian
memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati kita, sehingga tidak akan ada lagi
rasa khawatir dan takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam
mara bahaya dan cobaan. Sebab kematian baginya merupakan pertemuan dan
kembalinya ruh kepada raja diraja Yang Maha Kuasa. Mustahil orang
dikatakan berdzikir kepada Allah yang sangat dekat, ternyata sukmanya
masih resah dan takut, berbohong, tidak patuh terhadap perintah-Nya dll.
KONKRITNYA SUKMA YANG BERDZIKIR KEPADA ALLAH ADALAH MERASAKAN
KEBERADAAN ALLAH ITU SANGAT DEKAT, SEHINGGA MUSTAHIL KITA BERLAKU TIDAK
SENONOH DIHADAPAN-NYA, BERBUAT CURANG, DAN TIDAK MENGINDAHKAN
PERINTAH-NYA.
Ada sebagian ahli dzikir yang tidak mau
melaksanakan ibadah shalat, dengan dalil sudah sampai kepada tingkat
ma’rifat atau fana. Dengan alasan wa aqimish shalata lidzikri, karena
tujuan shalat adalah ingat. Namun ia tidak sadar, bahwa ingat disini …
tidak hanya kepada nama-Nya atau kepada dzat-Nya, akan tetapi
konsekwensinya harus MENERIMA APA KEMAUAN YANG DIINGAT, YAITU KEMAUAN
ALLAH SWT SEPERTI APA YANG TELAH DIPERINTAHKAN DIDALAM SYARIAT-NYA .
INI KUNCINYA….
Dzikir secara lisan seperti menyebut nama
Allah berulang-ulang. Dan satu tingkat diatas dzikir lisan adalah
hadirnya pemikiran tentang Allah dalam kalbu, kemudian upaya menegakkan
hukum syariat Allah dimuka bumi dan membumikan Al Qur’an dalam
kehidupan. Juga termasuk dzikir adalah memperbagus kualitas amal
sehari-hari dan menjadikan dzikir ini sebagai pemacu kreatifitas baru
dengan mengarahkan niat kepada Allah lillahita’ala …..
Dzikir biasanya dibagi menjadi dua yaitu
dzikir dengan lisan, dan dzikir qalbu di dalam sukma. Dzikir lisan
merupakan jalan yang akan menghantar pikiran dan perasaan yang kacau
menuju kepada ketetapan dzikir qalbu kemudian dengan dzikir inilah semua
kedalaman ruhani akan kelihatan lebih luas, sebab DALAM WILAYAH SUKMA
INI ALLAH AKAN MENGIRIMKAN PENGETAHUAN BERUPA ILHAM. Dzikir kepada Allah
bermakna, bahwa manusia sadar akan dirinya yang berasal dari Sang
Khalik, yang senantiasa mengawasi segala perbuatannya. Dengan demikian
manusia mustahil akan berani berbuat curang dan maksiat dihadapan-Nya.
Dzikir berarti kehidupan, karena manusia ini adalah makhluq yang akan
binasa sementara Allah senantiasa hidup, melihat, berkuasa, dekat, dan
mendengar, sedangkan menghubungkan (dzikir) dengan Allah, berarti
menghubungkan dengan sumber kehidupan ….
Sabda Rasulullah ====Perumpamaan orang
yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang
hidup dengan orang yang mati==== Itulah gambaran dzikir yang dituturkan
Rasulullah Saw. Bahwa dzikir kepada Allah itu bukan sekedar doa yang
berisi ungkapan sastra puisi prosa lagu, juga bukan hanya
hitungan-hitungan lafadz, melainkan suatu HAKIKAT YANG DIYAKINI DIDALAM
JIWA DAN MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH DISEGENAP KEADAAN, SERTA BERPEGANG
TEGUH DAN MENYANDARKAN HIDUP DAN MATINYA HANYA UNTUK ALLAH SEMATA.
=====Dan sebutlah Tuhanmu dalam sukmamu,
jiwamu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.====== Aku hadapkan wajahku kepada wajah yang
menciptakan langit dan bumi, dengan lurus. Aku bukanlah orang yang
berbuat syirik, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
kepada Tuhan sekalian Alam ….
Adapun hitungan-hitungan lafadz, seperti
membaca Asmaul Husna, membaca Alqur’an, shalat, haji, zakat, ….
merupakan bagian dari sarana dzikrullah, bukan dzikir itu sendiri, yaitu
dalam rangka menuju penyerahan diri lahir dan batin kepada Allah. Tidak
ada kemuliaan yang lebih tinggi dari pada dzikir dan tidak ada nilai
yang lebih berharga dari USAHA MENGHADIRKAN ALLAH DALAM SUKMA, BERSUJUD
KARENA KEAGUNGAN-NYA, DAN TUNDUK KEPADA SEMUA PERINTAH-NYA SERTA
MENERIMA SETIAP KEPUTUSAN-NYA YANG MAHA BIJAKSANA.
Dzikir merupakan kunci membuka hijab dari
kegelapan menuju cahya Ilahi. Alqur’an menempatkan dzikrullah sebagai
pintu pengetahuan makrifatullah.
Monggo dibuka surat Ali Imran 190-191 …………
======Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tsedulur-tsedulur bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, atau sambil duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata) Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka=======
Kalimat ===YADZKURUNALLAH=== orang-orang
yang mengingat Allah, didalam `tata bahasa arab’ berkedudukan sebagai
ma’thuf (tempat bersandar) bagi kalimat-kalimat sesudahnya, sehingga
dzikrullah merupakan dasar atau azas dari semua perbuatan peribadatan
baik berdiri, duduk dan berbaring serta merenung dan kontemplasi. Dengan
demikian praktek dzikir termasuk ibadah yang bebas tidak ada
batasannya. Bisa sambil berdiri, duduk, berbaring, atau bahkan mencari
nafkah untuk keluarga sekalipun bisa dikatakan berdzikir, jika dilandasi
karena ingat kepada Allah. Juga termasuk kaum intelektual yang sedang
meriset fenomena alam, sehingga menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi
seluruh manusia.
Dzikrullah merupakan sarana pembangkitan
kesadaran diri yang tenggelam, oleh sebab itu dzikir lebih komprehensif
dan umum dari berpikir. Karena dzikir melahirkan pikir serta kecerdasan
jiwa yang luas, maka dzikrullah tidak bisa hanya diartikan dengan
menyebut nama Allah, akan tetapi dzikrullah merupakan sikap mental
spiritual mematuhkan dan memasrahkan kepada Allah SWT. Dzikrul memang
ditempatkan pada posisi yang sangat tinggi, karena merupakan jiwa atau
rohnya seluruh peribadatan, baik shalat, haji, zakat, jihad dan
amalan-amalan lainnya. Dari sisi lain, Allah sangat keras mengancam
orang yang tidak ingat kepada Allah didalam ibadahnya. Bahkan seluruh
peribadatan bertujuan untuk memasrahkan diri dan rela kepada Allah,
sebagaimana pasrahnya alam semesta…
Untuk mencapai kepada tingkatan yang
ikhlas kepada Allah serta menerima Allah sebagai junjungan dan pujaan,
jalan atau sarana yang paling mudah telah diberikan Allah, yaitu
dzikrullah. Keikhlasan kepada Allah mustahil bisa dicapai, tanpa melatih
dengan menyebut nama Allah serta melakukan amalan-amalan yang telah
ditetapkan-Nya.
Seorang lelaki berkata…. wahai
Rasulullah, sesungguhnya syariat iman itu sungguh amat banyak bagiku,
maka kabarkanlah kepadaku dengan sesuatu yang aku akan menetapinya.
Beliau bersabda : =====SENANTIASA LISANMU BASAH DARI DZIKIR (INGAT)
KEPADA ALLAH TA’ALA.==== Keluhan laki-laki yang datang kepada Rasulullah
menjadi pelajaran dan renungan bagi kita, yang ternyata syariat iman
itu amat banyak jumlahnya dan tidaklah mungkin kita mampu melaksanakan
amalan syariat yang begitu banyak tersebut, kecuali mendapatkan karunia
bimbingan dan tuntunan dari Allah SWT. Rasulullah telah memberikan
solusinya dengan memerintahkan selalu membasahi lisan kita dengan
menyebut nama Allah. Dengan cara melatih berdzikir kepada Allah kita
akan mendapatkan ketenangan, kekhusyukan dan kesabaran yang berasal dari
Nur Ilahi.
KENALI SIAPA ‘AKU’ ………..
Dulur dulur yang mulia dan bijaksana,
monggo kita bersama-sama mengkaji tentang diri. Menyelami kesadaran diri
yang sebenarnya, dan mengenali hakikat ruh yang biasa menyebut dirinya
‘aku’. Manusia merupakan makhluq yang sempurna … sehingga diangkat
sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini. Biarpun sebagian besar orang tidak
mengerti banyak tentang sifat sebenarnya dari diri sendiri. Dalam
susunan fisik, mental dan kerohaniannya terdapat sifat yang tertinggi
maupun terendah. Didalam tulang-tulang terdapat kehidupan bersifat
mineral, badan dan darahnya benar-benar mengandung bahan mineral.
Kehidupan fisik badan manusia mirip dengan kehidupan tanaman. Banyak
keinginan nafsu fisik serta emosi mirip dengan yang dimiliki oleh
binatang. kemudian manusia mempunyai seperangkat sifat mental yang
menjadi miliknya, dan tidak dimiliki oleh binatang yang bersifat rendah.
Selain itu masih ada sifat lebih tinggi yang dimiliki oleh sebagian
orang yang lebih maju kerohaniannya, meskipun masih terdapat daya
kemauan yaitu daya sang ‘aku’, yang merupakan energi yang diterima dari
Yang Maha Mutlak.
Benda-benda fisik dan mental tersebut
adalah milik manusia, dan bukannya manusia itu sendiri. Sebelum ‘aku’
dapat menguasai atau mengalahkan, dan mengarahkan benda yang menjadi
miliknya yaitu alat dan instrumennya terlebih dahulu ia harus menyadari
dirinya secara benar. Ia harus dapat membedakan mana yang merupakan Aku
dan mana yang merupakan alat atau milik Aku, dapat membedakan mana yang
Aku dan mana yang bukan Aku. Inilah tahapan pertama yang harus disadari.
Katakan bahwa Ruh itu adalah dari
amar-amar-Ku: Aku adalah ruh yang ditiupkan kedalam tubuh yang terbuat
dengan komposisi kosmos yang sempurna setelah diberi bentuk. Sang aku
bersifat abadi – tidak bisa mati -tidak bisa rusak. Ia memiliki
kekuasaan, kebijaksanaan dan kenyataan. Tetapi seperti halnya seorang
bayi yang kemudian menjadi dewasa, batin manusia tidak menyadari sifat
potensial yang tertidur dalam dirinya, dan tidak mengenal dirinya
sendiri yang sebenarnya. Bila diri sendiri yang sebenarnya sudah bangun,
ia mengenal mana yang disebut Aku dan mana yang bukan Aku sebagai
dirinya sendiri atau Aku. Aku inilah yang akan kembali kehadirat asalnya
yaitu INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UUN. Sesungguhnya Aku adalah
berasal dari Allah dan kepada-Nya-lah Aku kembali….
Orang primitif dan orang beradab jarang
menyadari “Aku” nya, rasa keakuan mereka hanya merupakan kesadaran
mengenai nafsu badani pemenuhan keinginan, pemuasan kesenangan,
memperoleh kenyamanan bagi dirinya. Bagian bawah dari batin naluri
merupakan tempat rasa keakuan orang-orang primitif. Bila seorang
primitif mengatakan “Aku”, maka yang dimaksud adalah badannya. Badan ini
mempunyai perasaan, keinginan dan nafsu. Tetapi pikiran semacam itu
terdapat pula pada banyak orang yang mengaku beradab. Mereka menggunakan
daya pikirnya guna memenuhi nafsu dan keinginan fisiknya, padahal
mereka sebenarnya hidup dalam tingkat batin naluri. Tentu, setelah orang
menjadi lebih beradab maka perasaannya menjadi lebih halus, sedangkan
orang primitif mempunyai perasaan kasar. Yang perlu dicatat adalah,
pikiran orang beradabpun masih diperbudak oleh keinginan dan nafsu
badannya.
Setelah manusia semakin tinggi
tingkatannya, mulailah ia mempunyai konsep tentang Aku nya yang lebih
tinggi. Ia mulai menggunakan pikirannya dan akalnya, maka ia pindah dari
tingkat batin naluri ke tingkat batin mental mulai menggunakan
kecerdasannya, merasakan bahwa batinnya adalah lebih nyata bagi dirinya
dari pada badannya, bahkan kadang ia melupakan badannya bila sedang
terbenam dalam pemikiran secara serius.
Setelah kesadaran orang meningkat yaitu
kesadarannya berpindah dari tingkat mental ke tingkat kerohanian maka ia
menyadari bahwa ‘aku’ yang sebenarnya adalah sesuatu yang lebih tinggi
dari pada pikiran, perasaan dan badan fisiknya, bahwa semuanya ini dapat
digunakan sebagai alat atau instrumennya. Pengetahuan ini bukan
merupakan pengertian saja, tetapi merupakan kesadaran yang khas, artinya
orang benar-benar merasakan sebagai Aku yang sejati. Maka Sedulur dan
saya tidak akan mampu MERAGA SUKMA bila kita tidak mampu untuk memidah
bergeser dan membangkitkan kesadaran Aku yang suci dan bersih (atau
kembali ke fitrat). Kesadaran `’Aku’ ini merupakan langkah untuk
merealisasikan hubungan dengan Yang Maha Gaib.
LATIHANNYA….
Carilah tempat atau ruangan, yang
terbebas dari gangguan, agar batin sedulur merasa aman dan tenang.
Duduklah yang enak agar sedulur dapat mengendorkan otot-otot dan
membebaskan ketegangan syaraf. Lepaskan ketegangan dan biarkan otot-otot
menjadi lemas, sampai terasa tenang dan damai meresapi seluruh tubuh.
Istirahatkan badan dan pasrahkan seluruh jiwa raga. Atau lakukanlah
dengan posisi berdiri, hal ini dilakukan untuk menghindari mudah terlena
dan tertidur …
Kondisi tersebut sangat baik bagi tahap
permulaan praktek latihan, tetapi setelah pengalaman hendaknya mampu
melakukan pengendoran badan dan menenangkan pikiran dimana pun dan
kapanpun sedulur memerlukannya. Ingat bahwa keadaan dzikir harus berada
di bawah penguasaan kemauan yang keras. Didalam melakukan praktek dzikir
harus diterapkan pada waktu yang tepat dan atas kemauan sendiri. Sadari
bahwa Aku adalah hakikinya manusia yang tidak pernah tidur – tidak mati
– abadi, …selalu sadar tidak pernah mengalami sedih dan takut … Aku
sang ruh suci yang mampu menembus alam mimpi, alam malakut dan alam
uluhiyah…
Sekarang sedulur memasuki tahapan yang
menyebabkan Aku merasa sebagai makhluk mental. Kalau sedulur memejamkan
mata sedulur akan merasakan dan bisa membedakan mana Aku yang sebenarnya
… disitu ada aku yang memperhatikan sensasi badan, seperti misalnya :
lapar, haus, sakit, sensasi yang menyenangkan, kesedihan. Sedulur akan
merasakan ternyata bukan aku sebenarnya yang lapar, sakit dan sedih,
akan tetapi itu adalah sensasi peralatan atau instrumen yang dimiliki
oleh sang Aku. Sedulur sebenarnya diluar atau diatas semua alat-alat
tadi….. Maka dari itu sedulur harus melepaskan diri dari yang bukan
hakiki, agar tidak diombang-ambingkan oleh peralatan sendiri. Sadari Aku
adalah yang menguasai perasaan dan pikiran, jadilah tuan di atas diri
sedulur sendiri… keluarlah…..seperti melepaskan baju, lalu tinggalkan
dan jangan sedulur memikirkan semuanya itu. Karena peralatan mempunyai
batin naluri yang akan bergerak menurut fungsinya. Perhatikan saat tidur
… aku meninggalkan tubuh tanpa harus memikirkan bagaimana nantinya
badanku, kenyataanya tubuh bekerja menurut yang dikehendaki oleh
nalurinya sendiri.
Sadarkan sang Aku. Hubungkan dengan dzat
yang Maha Mutlak …hadirlah dihadapan-Nya sebagaimana kesaksian Aku
dialam Azali…Panggillah …penuh santun YA ALLAH … YA ALLAH … tundukkan
jiwa sedulur dengan hormat … dan datanglah kehadirat-Nya dengan terus
memanggil ya ALLAH …YA ALLAH … timbulkan rasa cinta yang dalam …hadirlah
terus dalam dzikir … biarkan sensasi pikiran dan perasaan
melayang-layang …Sadarkan dan kembalikan bahwa Aku bukan itu semua … AKU
ADALAH YANG MENYAKSIKAN SEMUANYA … BERSAKSILAH DENGAN MENGUCAPKAN DUA
KALIMAT SYAHADAT … SAMPAIKAN DO’A SALAWAT UNTUK RASULULLAH .DAN
KELUARGANYA. TERUSKAN AKU MELAYANG MENEMBUS SEMUA ALAM-ALAM YANG
MENGHALANGI, BIARKAN AKU BERJALAN MENUJU YANG MAHA TAK TERHINGGA …
jangan perdulikan kebisingan diluar diri kita .. teruskan jangan
berhenti sampai ada sambutan … hingga dzikir sedulur akan berubah dengan
sendirinya bukan dari rekayasa pikiran … menjadi Laa Ilaaha Illallah…
Kalau sudah mencapai keadaan seperti ini …dzikir akan terbawa saat
sedulur bekerja … menyetir mobil dan mengangkat takbir, saat shalat
ataupun wudhu….…
Suasana dzikir terus membekas dan
menyebabkan sukma menjadi tenang luar biasa, dzikir bukan lagi sebuah
lafadz akan tetapi merupakan suasana ingat dan ihsan. Apabila keadaan
dzikir udah terasa menyelimuti sukma, pikiran dan badan, frekwensi
getaran makin lama makin terasa dan semakin kuat rasa sambung kepada
Allah. Sukma sedulur semakin sensitif mudah menangis dan kadang tidak
bisa ditahan saat sedulur membaca Alqu’an dan shalat. Ketika sedulur
menghadirkan atau menghubungkan diri dengan Allah, tiba-tiba muncul rasa
haru … merinding …. Badan terasa agak berat dan bergoncang …. seperti
ada muatan getaran yang menyelimuti badan …semakin kuat hubungan sedulur
dengan Allah, maka akan semakin kuat getaran yang ditimbulkannya …
biarkan getaran itu mengalir …dengan getaran itulah sedulur tidak lagi
terganggu oleh pikiran dan khayalan yang melayang-layang … Adanya
getaran merupakan sambungan dengan Allah … biasanya sedulur tidak akan
kuat menahan tangis yang tiba-tiba muncul ….Kadang sedulur akan dituntun
shalat ..dituntun berdzikir … dituntun bersujud. Biarkan jangan ditolak
atau dilawan … pasrahkan saja dengan ikhlas. Sedulur tidak akan
mengalami rasa penat, capek dan jenuh walaupun itu terjadi berjam-jam
lamanya. Sekalipun hal itu dilakukan pada waktu malam hingga pagi ..
tubuh rasanya menjadi segar dan tidak lemas … bahkan terasa lebih rileks
dan nyaman.
Semakin sedulur tekun berkomunikasi
kepada Allah semakin halus getaran yang muncul. Sedulur mungkin menjadi
heran tatkala agak sulit marah, sukma lebih terkendali tanpa ada
penahanan atau pemaksaan. Sukma menjadi lunak dan menimbulkan perangai
yang sangat lembut. Sukma terus menerus berdzikir bukan dari keinginan
nafsu… dzikir itu muncul dari rasa Aku yang dalam… tiada bisa dibendung
….rasanya seperti ditarik oleh rasa yang sangat kuat. kondisi seperti
itu pikiran menjadi lemah tidak lagi liar seperti semula Nafsu menjadi
teredam dan istirahat …yang ada tinggal rasa atau getaran iman yang
dalam dan muncul tiada bisa dicegah…
Hubungkan rasa Ingat kepada Allah …
Timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah … Hadirkan sukma sedulur dan
pasrahkan jiwa raga … Mohonlah bimbingan kepada-Nya … Ya Allah Ampuni
kami …. Ya Allah Ajarkan kami dan bimbinglah kami didalam menuju
makrifat kepada Engkau, Ya Allah lindungilah kami dari godaan nafsu
setan yang terkutuk
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM…… ASYHADU ANLAA ILAHA ILALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH ….ALLAHUMMA SHALLI `ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA `ALA AALI SAYYIDINA MUHAMMADYA … ALLAH … YA ALLAH …YA ALLAH …YA ALLAH …..YA ALLAH … YA ALLAH …YA ALLAH …INNAMA AMRUHU IDZA ARODA SYAI’AN AYYAQULA LAHU KUN ======YA ALLAH HANTARLAH SUKMAKU UNTUK MENUJU KE SURGA DLL ====== FAYAKUNALHAMDULILLAHIROBBILALAMIN
Hantarlah sukma dengan nama Allah sampai
sedulur mendapatkan sambutan oleh Allah SWT….. gerakkan sukma kemanapun
sedulur inginkan, ke surga, ke neraka, atau ke dalam rengkuh rasa NYA
yang Maha Kudus….
Apabila serius biasanya lebih cepat bisa
…. Lakukanlah hal ini setiap hari … walaupun hanya sepuluh menit…Atau
bisa dilakukan sambil berjalan, diatas kendaraan, menjelang tidur sambil
berbaring … Tutuplah dengan bersujud dengan rasa syukur…. Mudah-mudahan
sedulur mendapatkan bimbingan dari Allah Taala…. Mohon maaf atas segala
kekurangan … wassalamualaikum wr wb
wongalus : @wongalus,2013
0 comments:
Posting Komentar