Kita semua bisa menampakkan diri di beberapa tempat yang berbeda di saat yang sama. Caranya?
Ilmu meraga sukma dalam khasanah metafisik disebut juga dengan ilmu
pelepasan. Apanya yang dilepas? Yang dilepas adalah raga, tubuh atau
jasadnya. Kita untuk sementara melepaskan raga untuk masuk ke diri yang
sukma yang lebi sejati Melepaskan tubuh atau jasad tidak akan membuat
kita mati. Kita hanya mematikan aktivitas tubuh untuk sementara dan
nanti setelah raga sukma selesai maka tubuh akan mampu hidup kembali.
Orang-orang yang awam dengan dunia mistik, mungkin akan menganggap kita
mengalami mati suri. Sebab, meskipun tubuh kita sudah persis seperti
orang mati, namun masih ada tanda-tanda nafas
bergerak normal. Fenomena
raga sukma ini di dunia barat disebut dengan Out of Body Experience
(OBE).
Kemana perginya sukma dari tubuh dalam raga sukma?
Tentu saja, terserah
kita sendiri. Mau mengadakan perjalanan sukma ke New York, ke Milan, ke
Merauke, bahkan ke Mekkah, ke Madinah atau mungkin pula ingin ke surga
atau ke neraka terserah kepada diri sukma kita. Semuanya tergantung pada
kehendak kita sendiri. Kita juga bisa meraga sukma ke masa lalu atau
ke masa depan karena dimensi waktu di alam metafisis sejatinya terangkum
dalam WAKTU SEKARANG.
Meraga sukma tidak sama dengan Mi’raj dimana Rasulullah SAW mengadakan
perjalanan dari Masjidil haram, ke Masjidil Aqsa diteruskan ke Sidratul
Muntaha dengan tubuh dan ruhya. Dalam raga sukma, perjalanan kita hanya
menggunakan diri sukma sementara tubuh jasad kita masih hidup karena
masih dihuni oleh nyawa/ruh/roh idlofi kita. Bila ruh kita ikut keluar
dari tubuh saat perjalanan astral, maka kita akan mati total.
Meraga sukma, perjalanan sukma itu
mirip dengan mimpi yang terkontrol dengan kesadaran ruh. Jadi yang
mengontrol kesadaran bukannya kesadaran otak/akal/nalar. Kesadaran otak
akan melemah dan hilang saat meraga sukma. Namun kesadaran ruh lah yang
mengontrol perjalanan jiwa/sukma. Meraga sukma bisa dilakukan dengan
duduk atau berbaring. Terserah kita, mau dengan posisi bagaimana yang
jelas perlu kenyamanan hingga kita bisa tertidur dan “bermimpi”. Eh,
jangan remehkan mimpi lho. Mimpi itu adalah jalur gaib yang
menghubungkan diri kita dengan semesta dunia gaib yang beraneka warna.
Bila kita ingin bertemu raja jin, bertemunya di dalam mimpi. Bila kita
ingin bertemu dengan para nabi, bertemunya di dalam mimpi. Bahkan kita
bisa bertemu secara langsung dengan Allah SWT, juga di dalam mimpi.
Pengalaman banyak para sufi yang membuktikan pertemuan dengan Allah SWT
melalui mimpi.
Pengalaman para nabi di masa lalu sudah banyak yang membuktikan
pertemuan antara Allah SWT dengan mereka di alam mimpi. Jadi? Mimpilah
jalan dan jalur utama yang sangat normal dan manusiawi untuk berhubungan
dan mengakses pengetahuan dari kesadaran metafisis alam semesta dan
dengan sang pencipta. Masalahnya sekarang bagaimana mengadakan pertemuan
dengan kesadaran yang lebih tinggi ini? Caranya adalah dengan meraga
sukma. Istilah meraga sukma ini kini sudah sedemikian identik dengan hal
yang berbau klenik dan perdukunan. Padahal, meraga sukma juga dilakukan
oleh siapapun yang ingin mempertemukan dirinya dengan kegaiban alam
semesta. Jadi mikrokosmos (kesadaran ruh manusia) dan makrokosmos
(kesadaran alam semesta) terkoneksi/terhubungn secara intensif bila
orang mampu untuk meraga sukma.
BAGAIMANA CARA MERAGA SUKMA?
Awalnya adalah sebelum kita berbaring dan
berdoa/membaca mantra di dalam hati dengan duduk meditasi sesaat
(mantranya misalnya: YA ALLAH, JALANKAN SUKMAKU KE SURGA DENGAN SELAMAT
DENGAN TUNTUNANMU YANG MAHA PERKASA) maka kita memulai untuk bernafas
teratur dan berbaring. Hilangkan seluruh problem yang membuat pikiran
fokus ke problem itu. Untuk sementara tanggalkan dulu seluruh beban
pikiran dan beban perasaan. Jadikan pikiran kita nol dan pasrahkan hidup
dan mati kita pada-NYA jua…
Selanjutnya akan terjadi aliran gerakan di dalam tubuh yang merambat
dari kaki menuju ke atas. Biarkan aliran energi eteris itu merambat
menuju ubun-ubun. Jangan takut atau khawatir dan yakinlah Anda telah
dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kunci agar tidak khawatir dan
was-was adalah KEIKHLASAN MENYERAHKAN HIDUP KITA PADA TUHAN. Bila kita
bisa ikhlas, maka sukma akan keluar dengan mudah. Sukma akan mengapung
tanpa tubuh di udara dan melayang di alam astral dengan ringan.
Perjalanan pun bisa dilanjutkan ke tempat mana yang diinginkan dan ingin
bertemu dengan siapa yang ingin kita temui.
Kita bahkan bisa masuk ke tubuh fisik orang lain yang kita temui. Hanya
saja yang perlu diperhatikan, kita akan mendapat masalah besar bila kita
masuk ke tubuh orang yang waskita dan sakti. Sebab biasanya diri mereka
akan dipagari sebuah pancaran energi yang sukar ditembus. Bagaimana
cara mengetes orang yang sedang melakukan raga sukma? Caranya simple dan
sederhana yaitu dengan mencubitnya. Bila dia tidak merasakan sakit dan
tidak bergerak di dalam “tidurnya” maka dia sudah berhasil meraga sukma.
Yang perlu diperhatikan lagi, usahakan kita berada di tempat yang aman
dan bisa juga meminta teman atau saudara untuk menjaga tubuh kita. Ini
agar tidak ada binatang serangga yang masuk ke hidung atau telinga.
Cara pulang atau kembali ke tubuh, cukup dengan NIAT PULANG DALAM HATI
(Misalnya: ALLAH SWT, SAYA PULANGKAN SUKMAKU KE TUBUHKU DENGAN IJINMU).
Mantra atau doa silahkan membuat sendiri yang paling mudah dan mampu
mensugesti diri dengan cepat. Dengan niat pulang tersebut, maka kita
akan segera masuk ke tubuh lagi dengan selamat dan terbangun dengan
kesadaran penuh. Namun, kadang-kadang kita lupa dengan peristiwa di
dalam meraga sukma tersebut karena sebagian besar informasi saat meraga
sukma tidak tersimpan dengan baik di otak kita.
Meraga sukma juga tidak boleh dilakukan dengan NIAT untuk mengumbar
nafsu dan kejelekan. Misalnya meraga sukma untuk bertemu dan memperkosa
artis favorit yang kita kagumi karena tubuhnya yang aduhai dll. Ini
jelas perbuatan yang tidak terpuji dan BERDOSA. INGAT BAHWA KEMANA PUN
SUKMA KITA JALANKAN MAKA DI SANA PULA TUHAN SELALU MENGAWASI KITA.
Terakhir, perjalanan meraga sukma dalam berbagai kasus terkadang
terlihat menjadi perjalanan tubuh juga. Kita banyak mendengar, bagaimana
orang-orang waskita dulu bisa ditemukan di beberapa tempat dalam waktu
yang bersamaan. Jadi tidak hanya sukmanya yang bepergian namun juga
tubuhnya dan juga mampu membelah diri sedemikian rupa. Ini bisa terjadi
saat kita sudah mahir meraga sukma sehingga badan astral kita semakin
kuat sehingga termaterialisasikan atau mewujud/mengejawantah karena
adanya tarikan kuat dari benda-benda di bumi. Anda juga bisa melakukan
hal ini. Caranya: SAAT MERAGA SUKMA, LAKUKAN NIAT UNTUK MENAMPAKKAN DIRI
DALAM WUJUD FISIK DI DUA, TIGA ATAU BEBERAPA TEMPAT YANG BERBEDA. Masih
banyak hal yang lain yang perlu dikupas tentang raga sukma ini. Namun
yang jelas, semoga artikel ini bisa menjadi bahan perenungan bahwa apa
yang tampaknya mustahil dikerjakan, sebenarnya bisa dengan mudah kita
lakukan asal tahu tata cara atau kuncinya.
Poro sedulur semua, mari kita bersilaturahim bersama di surga dan selamat meraga sukma!!!!
0 comments:
Posting Komentar