Kalender Jawa mulai digunakan di pulau Jawa sejak tahun 1625 Masehi. Sultan Agung yang merupakan raja Mataram sedang berusaha keras untuk menyebarkan agama Islam. Pada saat sebelumnya sistem penanggalan yang digunakan adalah Saka yang di adopsi dari India.
Kalender Saka
Sebelum beredarnya Kalender Jawa yang seperti saat ini, di pulau Jawa terutama pada jaman kerajaan Mataram, orang menganut penanggalan Saka atau Kalender Saka. Kalender ini berasal dari India dan menggunakan perhitungan bulan dan matahari. Kalender ini masuk ke Indonesia seiring dengan pengaruh agama Hindu yang mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke 4/5. Di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali, sistem penanggalan ini di adaptasi lagi agar sesuai dengan corak penanggalan lokal.
Mulainya Kalender Jawa
Semenjak masuknya Islam di pulau Jawa, Sultan Agung yang telah menganut agama Islam berkehendak untuk menggunakan Kalender Islam (Hijriah) tanpa meninggalkan perhitungan Kalender yang telah ada. Maka dari itu munculah kalender Jawa yang merupakan adaptasi dari Kalender Islam. Hal ini dapat dilihat dari nama-nama bulan yang digunakan di Kalender Jawa yang sesuai dengan nama-nama bulan di Kalender Islam. Sedangkan adaptasi tetap di butuhkan untuk mengakomodasi kepentingan lokal saat itu. Pada contohnya penggunaan kalender Islam yang menggunakan 7 hari dalam seminggu sedangkan orang Jawa menggunakan sistem 5 hari dalam seminggu. Sistem ini tetap dipertahankan yang membuat kedua sistem ini tetap berjalan secara paralel hingga saat ini.
Tepatnya pada tahun 1633 Masehi, Sultan Agung mulai menggunakan kalender Jawa, untuk menjaga kesinambungan dengan tahun Saka yang digunakan saat itu maka tahun yang ditetapkan adalah 1547 Jawa bukan 1035 Hijriah. Hingga saat ini kalender Jawa tetap bertahan dan digunakan oleh sebagian masyarakat Jawa.
0 comments:
Posting Komentar