Arti huruf hanacara dibalik – Huruf jawa Hanacaraka
yang oleh pendukungnya di anggap memiliki nilai adi ‘luhung’ merupakan
salah satu solusi alternative dalam mempertahankan kepribadian bangsa
Indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya.
Karateristik orang jawa yang sopan, jujur,ramah tamah,baek
hati,rajin,kolot,tradisional dan percaya kepada takhayul maupun kekuatan
gaib memiliki cara unik dalam menghadapi dampak globalisasi tersebut,
yaitu mengkaji pada nilai nilai luhur yang tersembunyi di balik huruf
HANACARAKA.
Hal ini salah satu sebab ialah tidak transparannya nenek moyang orang
jawa dalam menyampaikan nasehat ,petunjuk tentang nilai nilai luhur
kepada generasi penerus.
Makna huruf honocoroko terbalik
Makna dan Filsafat Huruf Jawa:
Ha-Na-Ca-Ra-Ka
berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang
berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang
mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja.
Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai
ciptaan).•
Da-Ta-Sa-Wa-La
berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya (
dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala
atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan
kehendak Tuhan.
Pa-Dha-Ja-Ya-Nya
berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi
hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ”
tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan
keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan
menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.•
Ma-Ga-Ba-Tha-Nga
berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada
garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha
untuk menanggulanginya.
Makna Huruf Jawa:
-Ha =Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci
-Na =Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
-Ca =Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal
-Ra =Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani
-Ka =Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam
-Da =Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya
-Ta =Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup
-Sa =Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
-Wa =Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas
-La =Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
-Pa =Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah
-Dha =Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar
-Ja =Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya
-Ya =Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi
-Nya =Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan
-Ma =Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi
-Ga =Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani
-Ba =Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam
-Tha =Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan
-Nga =Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi manusia
Dalam kisah Ajisaka
ha na ca ra ka =Dikisahkanlah tentang dua orang abdi yang setia
da ta sa wa la =Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi
pa da ja ya nya =Mereka sama-sama kuat dan tangguh
ma ga ba tha nga =Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersama
Aksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang
terdalam: yaitu kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala
sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni. Konon aksara Jawa ini
diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang
setia.Dikisahkan Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada
seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan
mewanti-wanti: janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali
dirinya sendiri: Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri
perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah
kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga
setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur.
Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti: jangan sekali-kali kembali
ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi
yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas
bersama: hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah
sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama: yaitu memegang teguh
amanat junjungannya? Dan lebih ironis lagi, kisah tragis tentang dua
abdi yang setia ini selalu berulang dari jaman ke jaman, bahkan dari
generasi ke generasi.
Rahasia Wejangan Huruf Jawa:
1. Hananira Sejatine Wahananing Hyang,
2. Nadyan ora kasat-kasat pasti ana,
3. Careming Hyang yekti tan ceta wineca,
4. Rasakena rakete lan angganira,
5. Kawruhana ywa kongsi kurang weweka,
6. Dadi sasar yen sira nora waspada,
7. Tamatna prahaning Hyang sung sasmita,
8. Sasmitane kang kongsi bisa karasa,
9. Waspadakna wewadi kang sira gawa (sipat Rasul / Muhammad),
10. Lalekna yen sira tumekeng lalis (sekarat) (5),
11. Pati sasar tan wun manggya papa,
12. Dasar beda lan kang wus kalis ing goda; (Islam / Ma’rifat),
13. Jangkane mung jenak jenjeming jiwarja,
14. Yitnanana liyep luyuting pralaya (angracuta yen pinuju sekarat ),
15. Nyata sonya nyenyet labeting kadonyan,
16. Madyeng ngalam paruntunan (?) aywa samar,
17. Gayuhane tanalijan (tan ana lijan) mung sarwa arga,
18. Bali Murba Misesa ing njero-njaba (Widhatulwujud, Esa, Suwiji),
19. Tukulane wida darja tebah nista,
20. Ngarah-arah ing reh mardi-mardiningrat.
Artinya :
1. Asalmu karena kehendak Allah,
2. Walaupun tidak nampak tetapi ada,
3. Allah yang Kuasa tidak bisa ditebak (dinyatakan),
4. Rasakan dalam tubuhmu,
5. Ketahui sampai kurang waspada,
6. Jadi salah kalau kurang waspada,
7. Nyatakan Allah memberi petunjuk,
8. Petunjuk sampai bisa merasakan,
9. Waspadalah rahasia yang kau bawa (sifat Rasul/Muhammad),
10. Lupakan sampai sekaratil maut (menjelang ajal/koma),
11. Mati yang salah menjadi susah,
12. Dan beda bagi yang tidak tergoda (Islam/Mari’fat),
13. Tujuannya hanya tentram jiwanya,
14. At’tauhid atau khusyuk waktu sekaratil maut,
15. Ternyata sepi (hilang) sifat dunia,
16. Dalam alam barzah ternyata samar (gaib),
17. Tujuan tidak lain hanya satu,
18. Pulang menguasai Lahir Batin (Esa),
19. Tumbuhnya benih menjauhkan aniaya,
20. Hati-hati manuju jalan kedunia,
Rahasia Piwulang Urip Huruf Jawa:
Huruf jawa merupakan abjad bahasa jawa yg di gunakan nenek moyang
tanah jawa sebagai sarana baca tulis,berkomunikasi dan menulis
kitab-kitab jawa kuno dari dulu hingga sekarang, Tidak terlepas dari itu
pada era modern ini juga masih di gunakan orang jawa sebagai sarana
spiritual kejawen mereka meyakini bahwa degan melakukan ritual tertntu
huruf jawa mempunyai kekuatan ghaib yang sangat ampuh. Berikut ini
adalah makna yg terkandung di setiap abjad huruf jawa.
Piwulang Urip Huruf Jawa:
HO : Hurip/hidup_trcipta awal kehidupan manusia yang terlahir di dunia.
NO : Legeno/telanjang,polos_ketika bayi yang baru lahir msh dalam keada’an suci lahir batin.
CO : Cipto,nalar,/stlh lahir dan brkembang mulai berkreasi mencari jati
diri,mengenal TUHAN,bertaqwa padaNYA dan mencari sesuatu yg brguna untuk
kehidupanya.
RO : Roso/perasa’an,nurani_sebagaimana mestinya hdup dgan nurani manusia bkan dengan naluri binatang atau makluk lainya.
KO : Karyo/karya_bekerja dengan baik mencari rizki yang halal adalah kewajiban dan sebagian dari ibadah.
DO : Dodo/dada_hati yang suci adalah guru sejati.
TO : Toto/menata,menyusun menentukan sebuah pilihan.
SO : Soko/tiang penyangga, tumpuan hidup agar selalu tegar.
WO : Weruh/melihat_bukan hanya dgan mata saja tetapi dgn akal dan nurani.
LO : Laku,lelakon/kisah_liku-liku kehidupan manusia.
PO : Podho,adil,/keseimbangan_besikap adil,derajad manusia itu sama di hadapan ALLAH,menghargai orang laen.
DHO : Dongo,do’a /berdo’a_mengakui kekuasa’an ALLAH dan hanya meminta padaNYA.
JO : Joyo, jaya/kemenangan_setiap manusia menginginkan dan brhak mendapat kemenangan(tercapainya cita2).
YO : Yogo,putro/anak,anak buah_menjadi seorang pemimpin yg bijaksana baik dalam keluara maupun sosial.
NYO : Nyawiji/bersatu,bersaudara_mengasihi sesama,tlng menolong.
MO : Sukmo/sukma,ruh,nyawa_rohani.
GO : Rogo/raga,tubuh_jasmaniBO : Buyut,tua/pikun,tua renta.
THO : Bathang,jisin/mayat.
NGO : Lungo/pergi_meninggal dunia kembali pada ALLAH.
UNEN UNEN JAWA
- Pamulange sangsarane sesami = pelajarannya sengsaranya sesamaSekti tanpa aji = berhasil tanpa sarana
- Sugih tanpa banda = bisa menginginkan apa saja tanpa persiapan
- Ngluruk tanpa bala = menyusup tanpa teman, tetapi selalu mendapatkan hasil
- Ngasorake tanpa peperangan = menang tanpa menggunakan
kekerasan/perang (objek)apa kang sinedya teka,apa kang kacipta dadi =
apa yang diinginkan/diamaui akan terjadi/ tercipta.
- Digdaya tanpa aji = sakti tanpa ajian
- Trimah mawi pasrah = menerima dengan menyerah
- Suwung pamrih tebih adjrih = sepi hasrat jauh dari takut
- Langgeng tan ana susah tana ana bungah= tenang tetap hidup nama
- Murid gurune pribadi = murid gurunya pribadi.