Tujuh Ayat Alquran tentang Larangan LGBT

Berikut ini adalah tujuh ayat Alquran yang sering dirujuk terkait larangan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Ayat-ayat ini memberikan panduan mengenai sikap Islam terhadap perilaku homoseksual dan perilaku menyimpang lainnya, dengan kisah umat Nabi Luth sebagai fokus utama.


 

1.     Surat Al-A'raf (7:80-81)

 

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ۝٨٠

wa lûthan idz qâla liqaumihî a ta'tûnal-fâḫisyata mâ sabaqakum bihâ min aḫadim minal-‘âlamîn

(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?

 

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ۝٨١

innakum lata'tûnar-rijâla syahwatam min dûnin-nisâ', bal antum qaumum musrifûn 

Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

 Ayat ini menjelaskan perilaku keji yang dilakukan kaum Nabi Luth, yaitu hubungan sesama jenis, yang dilarang oleh Allah.


 

2. Surat Hud (11:78)

وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ ۝٧٨

wa jâ'ahû qaumuhû yuhra‘ûna ilaîh, wa ming qablu kânû ya‘malûnas-sayyi'ât, qâla yâ qaumi hâ'ulâ'i banatî hunna ath-haru lakum fattaqullâha wa lâ tukhzûni fî dlaifî, a laisa mingkum rajulur rasyîd 

Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri (negeri)-ku. Mereka lebih suci bagimu (untuk dinikahi). Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)-ku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?”

Kaum Nabi Luth mencoba melakukan perbuatan keji kepada tamu laki-laki yang datang, menunjukkan kebiasaan buruk mereka.


 

3. Surat Al-Hijr (15:72-74)

لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ۝٧٢

la‘amruka innahum lafî sakratihim ya‘mahûn 

(Allah berfirman,) “Demi umurmu (Nabi Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (demi melampiaskan hawa nafsu).”

 

فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِيْنَۙ ۝٧٣

fa akhadzat-humush-shaiḫatu musyriqîn

Maka, mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit.

 

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ ۝٧٤

fa ja‘alnâ ‘âliyahâ sâfilahâ wa amtharnâ ‘alaihim ḫijâratam min sijjîl

Maka, Kami menjungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami menghujani mereka dengan tanah yang membatu. 

 

Kaum Nabi Luth dihukum dengan keras oleh Allah karena terus-menerus melakukan perbuatan keji.


 

4. Surat Asy-Syu’ara (26:165-166)

اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَۙ ۝١٦٥

a ta'tûnadz-dzukrâna minal-‘âlamîn 

Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks)?

 

وَتَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُوْنَ ۝١٦٦

wa tadzarûna mâ khalaqa lakum rabbukum min azwâjikum, bal antum qaumun ‘âdûn

Sementara itu, kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istrimu? Kamu (memang) kaum yang melampaui batas.”  

Allah mengingatkan bahwa hubungan sesama jenis bertentangan dengan fitrah manusia dan aturan Allah.


 

5. Surat An-Naml (27:54-55)

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ ۝٥٤

wa lûthan idz qâla liqaumihî a ta'tûnal-fâḫisyata wa antum tubshirûn 

(Ingatlah kisah) Lut ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, padahal kamu mengetahui (kekejiannya)?”

 

اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ ۝٥٥

a innakum lata'tûnar-rijâla syahwatam min dûnin-nisâ', bal antum qaumun taj-halûn 

Mengapa kamu mendatangi laki-laki, bukan perempuan, untuk (memenuhi) syahwat(-mu)? Sungguh, kamu adalah kaum yang melakukan (perbuatan) bodoh.”

Ayat ini menunjukkan bahwa perilaku homoseksual bertentangan dengan akal sehat dan hukum syariat.


 

6. Surat Al-Ankabut (29:28-29)

 

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَۖ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ۝٢٨

wa lûthan idz qâla liqaumihî innakum lata'tûnal-fâḫisyata mâ sabaqakum bihâ min aḫadim minal-‘âlamîn 

(Ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di alam semesta. 

 

اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَۗ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۝٢٩

a innakum lata'tûnar-rijâla wa taqtha‘ûnas-sabîla wa ta'tûna fî nâdîkumul-mungkar, fa mâ kâna jawâba qaumihî illâ ang qâlu'tinâ bi‘adzâbillâhi ing kunta minash-shâdiqîn 

Pantaskah kamu mendatangi laki-laki (untuk melampiaskan syahwat), menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka, jawaban kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah jika engkau termasuk orang-orang benar!”

Kaum Nabi Luth tidak hanya melakukan perbuatan homoseksual, tetapi juga kemaksiatan lainnya, seperti perampokan.


 

7. Surat Al-Ahzab (33:73)

لِّيُعَذِّبَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكٰتِ وَيَتُوْبَ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ ۝٧٣

liyu‘adzdziballâhul-munâfiqîna wal-munâfiqâti wal-musyrikîna wal-musyrikâti wa yatûballâhu ‘alal-mu'minîna wal-mu'minât, wa kânallâhu ghafûrar raḫîmâ 

Dengan demikian, Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah selalu membuka pintu tobat bagi mereka yang ingin kembali ke jalan yang benar, termasuk bagi pelaku dosa-dosa besar.


Kesimpulan:
Alquran melarang perilaku LGBT melalui kisah kaum Nabi Luth yang dijadikan peringatan bagi umat manusia. Selain larangan, Alquran juga menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun bagi siapa saja yang mau bertobat dan kembali kepada fitrah yang benar.

 

0 comments:

Luncurkan toko Anda hanya dalam 4 detik dengan 
 
Top