Mengapa Harakat 'Rasulullah' Berubah?
Sebuah penjelajahan visual ke dalam kaidah Nahwu untuk memahami tiga cara membaca frasa رَسُوْلُ اللهِ.
Konsep #1: I’rab (Perubahan Harakat)
I’rab adalah perubahan harakat akhir sebuah kata untuk menunjukkan **fungsi gramatikalnya** dalam sebuah kalimat. Ia adalah inti yang membuat tata bahasa Arab presisi dan dinamis.
Konsep #2: Struktur Idhafah
Frasa "Rasulullah" adalah konstruksi Idhafah (kepemilikan), menghubungkan dua kata:
Mudhaf
رَسُوْل
(Yang disandarkan)
Mudhaf Ilaih
اللهِ
(Pemilik)
Tiga Status I’rab untuk "Rasul"
Klik pada setiap segmen bagan untuk menjelajahi setiap kasus, contoh kalimat, dan penjelasannya.
Sebagai Subjek (Fa’il)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
"Rasulullah telah berkata..."
Kata "Rasul" adalah pelaku (subjek) dari kata kerja, sehingga berharakat **Dhommah**.
I'rab: Rosul → marfu’ → رَسُوْلُ
Studi Kasus: Pengecualian Kaidah
Mamnu' minas-Sarf
Beberapa nama, seperti "Ahmad", tidak menerima harakat Kasrah. Ketika seharusnya Majrur, ia malah mengambil Fathah.
مَرَرْتُ بِأَحْمَدَ
Bukan بِأَحْمَدِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda disini, bisa berupa: Pertanyaan, Saran, atau masukan/tanggapan.