Buku Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof: Dasar-Dasar Bahasa Arab
Pengantar
Selamat datang di buku pelajaran Ilmu Nahwu Shorof. Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya dan indah, serta merupakan kunci untuk memahami sumber-sumber Islam seperti Al-Qur'an dan Hadits. Untuk dapat memahami dan menggunakan bahasa Arab dengan baik, kita perlu menguasai dua cabang ilmu yang sangat penting: Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof.
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan harakat akhir suatu kata (i'rab) dan kedudukan kata dalam sebuah kalimat. Dengan Nahwu, kita dapat mengetahui apakah suatu kata berfungsi sebagai subjek, objek, atau lainnya, serta bagaimana harakat akhirnya berubah sesuai dengan fungsinya.
Ilmu Shorof adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kata dari satu bentuk ke bentuk lain untuk menghasilkan makna yang berbeda. Shorof membantu kita memahami bagaimana sebuah akar kata dapat membentuk berbagai kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
Dengan menguasai kedua ilmu ini, Anda akan memiliki fondasi yang kuat untuk membaca, menulis, dan memahami bahasa Arab. Mari kita mulai perjalanan belajar ini!
Bab 1: Pengantar Ilmu Nahwu
1.1 Definisi Ilmu Nahwu
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan akhir kata bahasa Arab, baik dari segi perubahan (i'rab) maupun tetapnya (bina'). Tujuannya adalah untuk menjaga lisan dari kesalahan dalam berbahasa Arab.
1.2 Kalimah (Kata) dan Jenis-jenisnya
Dalam bahasa Arab, kata disebut Kalimah. Kalimah terbagi menjadi tiga jenis utama:
Isim (Kata Benda/Nama)
Menunjukkan makna pada dirinya sendiri dan tidak terikat waktu.
Contoh:
كِتَابٌ
(kitabun) - bukuمُسْلِمٌ
(muslimun) - seorang muslimمَكْتَبٌ
(maktabun) - meja
Ciri-ciri Isim:
Bisa menerima tanwin (
ـٌ
,ـٍ
,ـً
).Bisa menerima
الـ
(alif lam).Bisa didahului huruf jar.
Bisa menjadi mudhaf (yang disandarkan).
Fi'il (Kata Kerja)
Menunjukkan makna pada dirinya sendiri dan terikat waktu.
Contoh:
كَتَبَ
(kataba) - dia (laki-laki) telah menulis (lampau)يَكْتُبُ
(yaktubu) - dia (laki-laki) sedang/akan menulis (sekarang/akan datang)اُكْتُبْ
(uktub) - tulislah! (perintah)
Ciri-ciri Fi'il:
Bisa menerima
قد
(qad).Bisa menerima
سَـ
(sa-) atauسَوْفَ
(saufa).Bisa menerima
تَاءُ التَّأْنِيثِ السَّاكِنَةِ
(ta' ta'nits as-sakinah).
Harf (Kata Tugas/Partikel)
Tidak menunjukkan makna pada dirinya sendiri kecuali jika digabungkan dengan kata lain.
Contoh:
فِي
(fii) - di dalamعَلَى
(ala) - di atasمِنْ
(min) - dariإِلَى
(ila) - ke
1.3 Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna)
Jumlah Mufidah adalah susunan kata-kata yang memberikan makna sempurna dan dapat dipahami oleh pendengar.
Contoh:
اَلْوَلَدُ يَقْرَأُ الْكِتَابَ.
(Al-waladu yaqra'ul kitaba.) - Anak laki-laki itu sedang membaca buku.Ini adalah jumlah mufidah karena maknanya jelas.
إِذَا جَاءَ زَيْدٌ...
(Idza jaa'a Zaidun...) - Jika Zaid datang...Ini bukan jumlah mufidah karena maknanya belum sempurna (masih menggantung).
Bab 2: Pembagian Isim dalam Nahwu
2.1 Isim Mu'rab dan Mabni
Isim Mu'rab
Isim yang harakat akhirnya bisa berubah sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
جَاءَ زَيْدٌ.
(Jaa'a Zaidun.) - Zaid datang. (زَيْدٌ
marfu' dengan dammah)رَأَيْتُ زَيْدًا.
(Ra'aitu Zaidan.) - Aku melihat Zaid. (زَيْدًا
manshub dengan fathah)مَرَرْتُ بِزَيْدٍ.
(Marartu bi Zaidin.) - Aku berpapasan dengan Zaid. (زَيْدٍ
majrur dengan kasrah)
Isim Mabni
Isim yang harakat akhirnya tidak berubah meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah.
Contoh:
جَاءَ هَذَا.
(Jaa'a hadza.) - Ini datang. (هَذَا
mabni di atas sukun)رَأَيْتُ هَذَا.
(Ra'aitu hadza.) - Aku melihat ini. (هَذَا
mabni di atas sukun)مَرَرْتُ بِهَذَا.
(Marartu bi hadza.) - Aku berpapasan dengan ini. (هَذَا
mabni di atas sukun)
Termasuk Isim Mabni:
Dhamir (kata ganti)
Isim Isyarah (kata tunjuk)
Isim Maushul (kata sambung)
Isim Istifham (kata tanya)
Beberapa zharaf (keterangan waktu/tempat)
2.2 Isim Nakirah dan Ma'rifah
Isim Nakirah (Indefinite Noun)
Isim yang menunjukkan makna umum atau tidak tertentu.
Ciri-ciri: Umumnya bertanwin atau tidak diawali
الـ
.Contoh:
كِتَابٌ
(sebuah buku),رَجُلٌ
(seorang laki-laki).
Isim Ma'rifah (Definite Noun)
Isim yang menunjukkan makna tertentu atau spesifik.
Jenis-jenis Isim Ma'rifah:
Isim Alam (Nama Diri):
مُحَمَّدٌ
(Muhammad),مَكَّةُ
(Makkah).Dhamir (Kata Ganti):
هُوَ
(dia),أَنْتَ
(kamu),أَنَا
(saya).Isim Isyarah (Kata Tunjuk):
هَذَا
(ini),ذَلِكَ
(itu).Isim Maushul (Kata Sambung):
اَلَّذِي
(yang),اَلَّتِي
(yang).Isim yang beralif lam (
الـ
):اَلْكِتَابُ
(buku itu),اَلرَّجُلُ
(laki-laki itu).Isim Nakirah yang di-mudhaf-kan kepada Isim Ma'rifah:
كِتَابُ مُحَمَّدٍ
(bukunya Muhammad).
Bab 3: Pembagian Fi'il dalam Nahwu
3.1 Fi'il Madhi, Mudhari', Amar
Fi'il Madhi (Past Tense)
Kata kerja yang menunjukkan kejadian di masa lampau.
Selalu mabni (tidak berubah harakat akhirnya).
Contoh:
كَتَبَ
(dia telah menulis),ذَهَبَ
(dia telah pergi).
Fi'il Mudhari' (Present/Future Tense)
Kata kerja yang menunjukkan kejadian di masa sekarang atau akan datang.
Bisa mu'rab (berubah harakat akhirnya) atau mabni (dalam kondisi tertentu).
Diawali dengan huruf mudhara'ah (
أ
,ن
,ي
,ت
).Contoh:
يَكْتُبُ
(dia sedang/akan menulis),يَذْهَبُ
(dia sedang/akan pergi).
Fi'il Amar (Imperative Mood)
Kata kerja perintah.
Selalu mabni.
Contoh:
اُكْتُبْ
(tulislah!),اِذْهَبْ
(pergilah!).
3.2 Fi'il Lazim dan Muta'addi
Fi'il Lazim (Intransitive Verb)
Kata kerja yang tidak membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menyempurnakan maknanya.
Cukup dengan fa'il (pelaku).
Contoh:
نَامَ الْوَلَدُ.
(Naamal waladu.) - Anak itu tidur.
Fi'il Muta'addi (Transitive Verb)
Kata kerja yang membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menyempurnakan maknanya.
Contoh:
أَكَلَ زَيْدٌ التُّفَّاحَةَ.
(Akala Zaidun at-tuffahata.) - Zaid makan apel itu.
Bab 4: Pengantar Ilmu Shorof
4.1 Definisi Ilmu Shorof
Ilmu Shorof adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata dari satu bentuk ke bentuk lain untuk menghasilkan makna yang berbeda atau untuk menyesuaikan dengan kaidah tata bahasa. Ilmu ini fokus pada struktur internal kata.
4.2 Wazan (Pola) dan Mauzun (Kata yang Mengikuti Pola)
Dalam Shorof, kata-kata Arab mengikuti pola-pola tertentu yang disebut Wazan (وزن). Pola dasar yang sering digunakan adalah فَعَلَ
(fa'ala). Kata yang mengikuti pola ini disebut Mauzun (موزون).
Contoh:
Wazan:
فَعَلَ
Mauzun:
كَتَبَ
(kataba) - menulisMauzun:
ضَرَبَ
(dharaba) - memukulMauzun:
نَصَرَ
(nashara) - menolong
Dari satu akar kata (biasanya terdiri dari tiga huruf), kita bisa menurunkan berbagai bentuk kata dengan makna yang berbeda.
4.3 Perubahan Kata (Tasrif)
Tasrif adalah proses perubahan bentuk kata. Ada dua jenis tasrif utama:
Tasrif Lughawi: Perubahan kata kerja berdasarkan dhamir (kata ganti) yang menjadi pelakunya (misalnya,
كَتَبَ
menjadiكَتَبُوا
,كَتَبْتَ
, dll.).Tasrif Istilahi: Perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain untuk menghasilkan makna yang berbeda (misalnya, dari
كَتَبَ
menjadiيَكْتُبُ
,كَاتِبٌ
,مَكْتُوبٌ
,كِتَابَةٌ
, dll.).
Bab 5: Tasrif Fi'il (Konjugasi Kata Kerja)
Tasrif fi'il adalah inti dari ilmu shorof, di mana kita mengubah bentuk kata kerja sesuai dengan subjek (dhamir) dan waktu.
5.1 Tasrif Fi'il Madhi
Fi'il Madhi memiliki 14 bentuk sesuai dengan 14 dhamir.
Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Madhi | Arti (Telah...) |
هُوَ (dia lk. tunggal) |
| Dia (lk) telah berbuat |
هُمَا (mereka lk. dua) |
| Mereka (lk. 2) telah berbuat |
هُمْ (mereka lk. jamak) |
| Mereka (lk. jamak) telah berbuat |
هِيَ (dia pr. tunggal) |
| Dia (pr) telah berbuat |
هُمَا (mereka pr. dua) |
| Mereka (pr. 2) telah berbuat |
هُنَّ (mereka pr. jamak) |
| Mereka (pr. jamak) telah berbuat |
أَنْتَ (kamu lk. tunggal) |
| Kamu (lk) telah berbuat |
أَنْتُمَا (kalian lk. dua) |
| Kalian (lk. 2) telah berbuat |
أَنْتُمْ (kalian lk. jamak) |
| Kalian (lk. jamak) telah berbuat |
أَنْتِ (kamu pr. tunggal) |
| Kamu (pr) telah berbuat |
أَنْتُمَا (kalian pr. dua) |
| Kalian (pr. 2) telah berbuat |
أَنْتُنَّ (kalian pr. jamak) |
| Kalian (pr. jamak) telah berbuat |
أَنَا (saya) |
| Saya telah berbuat |
نَحْنُ (kami/kita) |
| Kami/kita telah berbuat |
5.2 Tasrif Fi'il Mudhari'
Fi'il Mudhari' juga memiliki 14 bentuk sesuai dengan 14 dhamir.
Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Mudhari' | Arti (Sedang/Akan...) |
هُوَ (dia lk. tunggal) |
| Dia (lk) sedang/akan berbuat |
هُمَا (mereka lk. dua) |
| Mereka (lk. 2) sedang/akan berbuat |
هُمْ (mereka lk. jamak) |
| Mereka (lk. jamak) sedang/akan berbuat |
هِيَ (dia pr. tunggal) |
| Dia (pr) sedang/akan berbuat |
هُمَا (mereka pr. dua) |
| Mereka (pr. 2) sedang/akan berbuat |
هُنَّ (mereka pr. jamak) |
| Mereka (pr. jamak) sedang/akan berbuat |
أَنْتَ (kamu lk. tunggal) |
| Kamu (lk) sedang/akan berbuat |
أَنْتُمَا (kalian lk. dua) |
| Kalian (lk. 2) sedang/akan berbuat |
أَنْتُمْ (kalian lk. jamak) |
| Kalian (lk. jamak) sedang/akan berbuat |
أَنْتِ (kamu pr. tunggal) |
| Kamu (pr) sedang/akan berbuat |
أَنْتُمَا (kalian pr. dua) |
| Kalian (pr. 2) sedang/akan berbuat |
أَنْتُنَّ (kalian pr. jamak) |
| Kalian (pr. jamak) sedang/akan berbuat |
أَنَا (saya) |
| Saya sedang/akan berbuat |
نَحْنُ (kami/kita) |
| Kami/kita sedang/akan berbuat |
5.3 Tasrif Fi'il Amar
Fi'il Amar hanya untuk dhamir mukhatab (orang kedua).
Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Amar | Arti (Berbuatlah!) |
أَنْتَ (kamu lk. tunggal) |
| Berbuatlah! (lk. tunggal) |
أَنْتُمَا (kalian lk. dua) |
| Berbuatlah! (lk. 2) |
أَنْتُمْ (kalian lk. jamak) |
| Berbuatlah! (lk. jamak) |
أَنْتِ (kamu pr. tunggal) |
| Berbuatlah! (pr. tunggal) |
أَنْتُمَا (kalian pr. dua) |
| Berbuatlah! (pr. 2) |
أَنْتُنَّ (kalian pr. jamak) |
| Berbuatlah! (pr. jamak) |
Bab 6: Tasrif Isim (Derivasi Kata Benda)
Tasrif Istilahi menghasilkan berbagai bentuk isim dari akar kata yang sama.
6.1 Isim Fa'il (Pelaku)
Menunjukkan pelaku perbuatan.
Wazan umum:
فَاعِلٌ
(fa'ilun) untuk fi'il tsulatsi mujarrad (tiga huruf asli).Contoh:
Dari
كَتَبَ
(menulis)كَاتِبٌ
(kaatibun) - penulisDari
ضَرَبَ
(memukul)ضَارِبٌ
(dhaaribun) - pemukul
6.2 Isim Maf'ul (Yang Dikenai Perbuatan)
Menunjukkan objek atau yang dikenai perbuatan.
Wazan umum:
مَفْعُولٌ
(maf'uulun) untuk fi'il tsulatsi mujarrad.Contoh:
Dari
كَتَبَ
(menulis)مَكْتُوبٌ
(maktuubun) - yang ditulis (surat)Dari
ضَرَبَ
(memukul)مَضْرُوبٌ
(madhruubun) - yang dipukul
6.3 Isim Zaman wa Makan (Waktu dan Tempat)
Menunjukkan waktu atau tempat terjadinya perbuatan.
Wazan umum:
مَفْعَلٌ
(maf'alun) atauمَفْعِلٌ
(maf'ilun).Contoh:
Dari
كَتَبَ
(menulis)مَكْتَبٌ
(maktabun) - tempat menulis (kantor/meja)Dari
دَخَلَ
(masuk)مَدْخَلٌ
(madkhalun) - tempat masuk (pintu masuk)
6.4 Mashdar (Kata Dasar/Infinitif)
Menunjukkan makna perbuatan tanpa terikat waktu dan pelaku, seperti kata benda abstrak dari kata kerja.
Bentuknya bervariasi, tidak selalu mengikuti wazan tertentu untuk fi'il tsulatsi mujarrad.
Contoh:
Dari
كَتَبَ
(menulis)كِتَابَةٌ
(kitaabatun) - penulisanDari
ذَهَبَ
(pergi)ذَهَابٌ
(dzahaabun) - kepergianDari
نَصَرَ
(menolong)نَصْرٌ
(nashrun) - pertolongan
Penutup
Selamat! Anda telah menyelesaikan dasar-dasar Ilmu Nahwu dan Shorof. Ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam perjalanan Anda memahami bahasa Arab. Ingatlah bahwa penguasaan kedua ilmu ini membutuhkan latihan dan pengulangan yang konsisten.
Teruslah berlatih dengan membaca teks-teks berbahasa Arab, menganalisis struktur kalimatnya, dan mencoba membentuk kata-kata baru dari akar kata yang Anda ketahui.
Saran untuk Pembelajaran Lebih Lanjut
Latihan Teratur: Buatlah kalimat-kalimat sederhana menggunakan kaidah Nahwu dan Shorof yang telah Anda pelajari.
Membaca Teks Arab: Bacalah teks-teks Arab yang disederhanakan, lalu coba identifikasi isim, fi'il, dan harf, serta tentukan kedudukannya.
Hafalkan Wazan: Hafalkan wazan-wazan dasar dalam shorof dan coba terapkan pada berbagai akar kata.
Gunakan Kamus: Gunakan kamus bahasa Arab untuk mencari arti kata dan melihat bentuk-bentuk tasrifnya.
Bergabung dengan Komunitas: Jika memungkinkan, bergabunglah dengan kelompok belajar atau guru bahasa Arab untuk mendapatkan bimbingan dan koreksi.
Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi pemicu semangat Anda untuk terus mendalami bahasa Arab. Barakallahu fiikum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda disini, bisa berupa: Pertanyaan, Saran, atau masukan/tanggapan.