Rabu

HARTA KARUN NUSANTARA: 1. Indonesia Adalah Atlantis Yang Hilang

4 MISTERI KEJAYAAN INDONESIA
  1. Indonesia Adalah Atlantis Yang Hilang
  2. Indonesia Kuburan Harta Karun
  3. Peninggalan Dana Revolusi Era Soekarno
  4. Akan Datangnya Ratu Adil
Saat ini, negeri kita Indonesia dianggap sebagai bangsa yang belum makmur,taraf kesejahteraan warganya rendah. Tingkat sumber daya manusia yang masih rendah, kita dilabeli sebagai bangsa yang masih tradisional dengan perkembangan teknologi yang belum maju. Sebagai sebuah bangsa yang dianugerahi dengan kekayaan alam yang melimpah, akal dan pikiran yang sama dengan bangsa lain seharusnya kita mampu menjadi bangsa yang besar, negeri makmur “ gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo.” Berikut saya coba uraikan hal- hal yang masih dianggap mitos ataupun misteri, yang apabila diantaranya ternyata benar ataupun terjadi ( mudah-mudahan benar semua ) tujuan bersama menuju Indonesia adil makmur akan tercapai.


1. Indonesia Adalah Atlantis Yang Hilang

Peradaban Atlantis merupakan Mitos yang kali pertama dicetuskan Filsuf Yunani Kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam bukunya Critias dan Timaeus. Dalam kedua buku tersebut menceritakan tentang sebuah daratan raksasa dengan peradaban yang menakjubkan pada masa lampau. Atlantis bukanlah khayalan Plato, hal itu diceritakan turun-temurun dan diamini oleh banyak tokoh di masanya.

Atlantis menghasilkan emas dan perak yang banyak, hingga istananya yang megah dikelilingi tembok dari emas dan perak. Daerahnya kaya sumber daya alam dan perkembangan peradabannya pesat, memiliki pelabuhan dan armada kapal lengkap, juga benda yang mampu membuat orang terbang. Kekuasaannya mencakup wilayah yang luas hingga Eropa dan Afrika. Setelah hanyut dilanda gempa dahsyat, wilayah itu menghilang dan terlupakan. Jika uraikan Plato nyata, maka ribuan tahun silam manusia telah menciptakan peradaban yang tinggi yang mungkin melebihi peradaban masa kini.

Hilangnya Peradaban Atlantis ribuan tahun, membuat banyak orang meneliti dan mencari keberadaan nya. Hingga banyak sekali versi dan cerita terungkapnnya Kota Atlantis, tetapi hingga kini hal itu belum ada yang terbukti nyata.

Menurut penelitian mutakhir Arsyso Santos selama 30 tahun, dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Foun, The Definitive Localization Of Plato’s Lost Civilization (2005) menegaskan bahwa Atlantis berada di wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah,cuaca,kekayaan alam,gunung berapi dan cara bertani di Indonesia. Menurutnya sistem terasisasi (berundak) sawah di Indonesia diadopsi dari Candi Borobudur, Piramida Mesir dan Kuil Aztec di Meksiko.

Wilayah Indonesia pada ribuan tahun silam merupakan suatu benua yang menyatu,tidak terpecah-pecah ribuan pulau seperti sekarang. Hal ini serupa dengan Atlantis yang merupakan sebuah benua dengan puluhan gunung berapi aktif dan dikeliling oleh 2 samudra yang menyatu (Orientale), yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Wilayahnya terbentang dari selatan India, Sri Langka, Sumatra, jawa, Kalimantan hingga ke arah timur dengan wilayah yang disebut Indonesia sekarang ini sebagai pusatnya.

Terjadi letusan secara hampir bersamaan berbagai gunung berapi masa itu di wilayah Atlantis seperti, letusan Gunung Meru di India Selatan, Gunung Sumeru di Jawa Timur, Gunung di Sumatera hingga terbentuk Danau Toba dan Letusan Gunung Krakatau yang membelah Sumatera dengan Jawa. Karena berbagai letusan tersebut, menyebabkan lapisan es di kutub mencair dan mengalir ke samudra hingga luasnya bertambah. Terjadi efek beruntun dengan terjadinya gempa dan tsunami yang berakibat terpendamnya sebagian besar wilayah Atlantis.

Indonesia dianggap sebagai Atlantis yang hilang, hal yang seharusnya membuat kita bersyukur. Pada masa Atlantis merupakan pusat peradaban dunia, negeri makmur dengan sumber daya melimpah. Pun membuat kita belajar sebagai daerah rawan bencana, dari sejarah dan dengan teknologi mutakhir berusaha membangun Indonesia baru.

HARTA KARUN NUSANTARA: 2. Indonesia Kuburan Harta Karun

Banyak harta karun yang bertebaran di wilayah Indonesia, baik di daratan terlebih lagi di lautan. Sebelum Bangsa Eropa menguasai wilayah Nusantara abad ke 15, Indonesia merupakan daerah perdagangan yang ramai. Menghubungkan perdagangan India, Timur Tengah, Cina dan orang-orang Eropa.

Dalam masa itu tak terhitung kapal yang hilang dan karam di perairan Nusantara. Dalam beberapa catatan ratusan kapal Cina pengangkut harta dan keramik berharga hilang, 800 kapal Portugis hilang sejak 1650 dalam perjalanan ke Atlantik Selatan dan Asia Tenggara, lebih dari 7.000 hilang dalam catatan English East India Company (EIC) dan 105 kapal VOC Belanda hilang dalam pelayaran antara 1602-1794, kesemua kapal tersebut bermuatan barang-barang berharga.

Berbagai peninggalan tersebut sudah banyak ditemukan. Setelah terjadinya Tsunami Aceh, beberapa titik di perairan Mentawai Sumatera ditemukan harta karun dari kapal Cina dan kapal dagang VOC yang karam.

Harta karun senilai Rp. 720 Miliar berupa 250.000 benda keramik, Kristal, permata dan emas ditemukan di perairan Cirebon, Jawa Barat tahun 2005 oleh eksplorasi pihak asing . Namun barang tersebut akhirnya dilego pada kolektor di Singapura.

Di Pulau Onrust daerah Teluk Jakarta diindikasikan terdapat penyimpanan harta karun VOC Belanda. Hal ini berdasar keganjilan sejarah tentang VOC yang bangkrut secara mendadak , karena merupakan institusi dagang Belanda yang besar dan telah lama mengeruk kekayaan alam Indonesia. Konon jumlah harta di Pulau Onrust bisa untuk melunasi Utang Indonesia.

Harta Karun yang tak kalah banyak adalah peninggalan Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Dari kerajaan di Jawa seperti Singosari, Majapahit, Mataram, Pajajaran hingga Kerajaan di Sumatera , Kalimantan dan Daerah timur Indonesia menyimpan banyak sekali peninggalan harta karun. Menurut mitos harta karun tersebut tersimpan di alam gaib, tak bisa ditemukan dengan mudah. Harta-harta tersebut akan dapat ditemukan oleh “orang yang terpilih.” Telah banyak peninggalan dari kerajaan berupa perhiasan dan perlengkapan istana yang diketemukan tak sengaja, melalui penelitian ataupun orang yang memperoleh wangsit (petunjuk gaib).

Banyaknya harta yang terpendam di perairan dan daratan Nusantara selama ini belum dikelola baik oleh Pemerintah Indonesia, sayangnya lagi hal itu justru banyak menjadi incaran arkeolog dan pemburu harta karun untuk tujuan komersil pribadi.


HARTA KARUN NUSANTARA: 3. Peninggalan Dana Revolusi Bung Karno

Pada tahun 1906 terjadilah ikrar raja-raja nusantara yang di prakasai oleh Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi, Soetomo, Raden Adipati Tirtokoesoemo (presiden pertama Budi Utomo), Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dalam ikrar tersebut ditumbuhkannya rasa nasionalisme “tanah air (Indonesia) diatas segala-galanya”. Pada saat itu seluruh raja-raja nusantara menyumbangkan sebagian asset mereka untuk membantu perjuangan. (Dana Perjuangan). Sebagian dana itu dipakai untuk biaya perjuangan dan sebagian lagi disimpan di luar negeri.

Dana perjuangan lebih dikenal dengan Dana Revolusi / Dana Amanah mulai dihimpun lagi pada masa setelah kemerdekaan, dana revolusi yang dihimpun berdasar perpu no.19 tahun 1960. Isinya antara lain, mewajibkan semua perusahaan negara menyetorkan lima persen dari keuntungannya pada pemerintah bagi Dana Revolusi. Yang disebut perusahaan negara itu, termasuk pula berbagai perusahaan Belanda yang baru dinasionalisasikan, seperti perkebunan-perkebunan besar. Konon berjumlah ratusan juta dolar tersimpan di luar negeri.

Salah satu sumber Dana Revolusi terbesar adalah adanya "Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva" dibuat dan ditandatangani pada 21 November 1963 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy dan Presiden RI Ir Soekarno dengan saksi tokoh negara Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya. Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS.

Dalam point penting lain pada dokumen perjanjian itu, tercantum klausul yang memuat perincian; atas penggunaan kolateral tersebut pemerintah AS harus membayar fee 2,5 persen setiap tahunnya sebagai biaya sewa kepada Indonesia, mulai berlaku jatuh tempo sejak 21 November 1965 (dua tahun setelah perjanjian). Account khusus akan dibuat untuk menampung asset pencairan fee tersebut. Maksudnya, walau point dalam perjanjian tersebut tanpa mencantumkan klausul pengembalian harta, namun ada butir pengakuan status koloteral tersebut yang bersifat sewa (leasing). Biaya yang ditetapkan dalam dalam perjanjian itu sebesar 2,5 persen setiap tahun bagi siapa atau bagi negara mana saja yang menggunakannya.

Biaya pembayaran sewa kolateral yang 2,5 persen ini dibayarkan pada sebuah account khusus atas nama The Heritage Foundation (The HEF) yang pencairannya hanya boleh dilakukan oleh Bung Karno sendiri atas persetujuan Sri Paus Vatikan. Sedang pelaksanaan operasionalnya dilakukan Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS). Kesepakatan ini berlaku dalam dua tahun ke depan sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut, yakni pada 21 November 1965.

Sepenggal kalimat penting dalam perjanjian tersebut => ”Considering this statement, which was written andsigned in Novemver, 21th 1963 while the new certificate was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes were justobtained.” Perjanjian hitam di atas putih itu berkepala surat lambang Garuda bertinta emas di bagian atasnya dan berstempel ’The President of The United State of America’ dan ’Switzerland of Suisse’.

Berbagai otoritas moneter maupun kaum Monetarist, menilai perjanjian itu sebagai fondasi kolateral ekonomi perbankan dunia hingga kini. Ada pandangan khusus para ekonom, AS dapat menjadi negara kaya karena dijamin hartanya ’rakyat Indonesia’, yakni 57.150 ton emas murni milik para raja di Nusantara ini. Pandangan ini melahirkan opini kalau negara AS memang berutang banyak pada Indonesia, karena harta itu bukan punya pemerintah AS dan bukan punya negara Indonesia, melainkan harta raja-rajanya bangsa Indonesia.

Bagi Politikus AS sendiri, perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian paling tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS mengakui asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun Belanda menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan kalangan bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank Indonesia). Namun secara diam-diam para bankir The Javasche Bank (atas instruksi pemerintahnya) memboyong seluruh batangan emas milik para nasabahnya (para raja-raja dan bangsawan Nusantara) ke negerinya di Netherlands sana dengan dalih keamanannya akan lebih terjaga kalau disimpan di pusat kerajaan Belanda saat para nasabah mempertanyakan hal itu setelah belakangan hari ketahuan.

Waktu terus berjalan, lalu meletuslah Perang Dunia II di front Eropa, dimana kala itu wilayah kerajaan Belanda dicaplok pasukan Nazi Jerman. Militer Hitler dan pasukan SS Nazi-nya memboyong seluruh harta kekayaan Belanda ke Jerman. Sialnya, semua harta simpanan para raja di Nusantara yang tersimpan di bank sentral Belanda ikut digondol ke Jerman.

Perang Dunia II front Eropa berakhir dengan kekalahan Jerman di tangan pasukan Sekutu yang dipimpin AS. Oleh pasukan AS segenap harta jarahan SS Nazi pimpinan Adolf Hitler diangkut semua ke daratan AS, tanpa terkecuali harta milik raja-raja dan bangsawan di Nusantara yang sebelumnya disimpan pada bank sentral Belanda. Maka dengan modal harta tersebut, Amerika kembali membangun The Federal Reserve Bank (FED) yang hampir bangkrut karena dampak Perang Dunia II, oleh ’pemerintahnya’ The FED ditargetkan menjadi ujung tombak sistem kapitalisme AS dalam menguasai ekonomi dunia.

Belakangan kabar ’penjarahan’ emas batangan oleh pasukan AS untuk modal membangun kembali ekonomi AS yang sempat terpuruk pada Perang Dunia II itu didengar pula oleh Ir Soekarno selaku Presiden I RI yang langsung meresponnya lewat jalur rahasia diplomatic untuk memperoleh kembali harta karun itu dengan mengutus Dr Subandrio, Chaerul saleh dan Yusuf Muda Dalam walaupun peluang mendapatkan kembali hak sebagai pemilik harta tersebut sangat kecil. Pihak AS dan beberapa negara Sekutu saat itu selalu berdalih kalau Perang Dunia masuk dalam kategori Force Majeur yang artinya tidak ada kewajiban pengembalian harta tersebut oleh pihak pemenang perang.

Namun dengan kekuatan diplomasi Bung Karno akhirnya berhasil meyakinkan para petinggi AS dan Eropa kalau asset harta kekayaan yang diakuisisi Sekutu berasal dari Indonesia dan milik Rakyat Indonesia. Bung Karno menyodorkan fakta-fakta yang memastikan para ahli waris dari nasabah The Javache Bank selaku pemilik harta tersebut masih hidup !!

Nah, salah satu klausul dalam perjanjian The Green Hilton Agreement tersebut adalah membagi separoh separoh (50% & 50%) antara RI dan AS-Sekutu dengan ’bonus belakangan’ satelit Palapa dibagi gratis oleh AS kepada RI. Artinya, 50 persen (52.150 ton emas murni) dijadikan kolateral untuk membangun ekonomi AS dan beberapa negara eropa yang baru luluh lantak dihajar Nazi Jerman, sedang 50 persen lagi dijadikan sebagai kolateral yang membolehkan bagi siapapun dan negara manapun untuk menggunakan harta tersebut dengan sistem sewa (leasing) selama 41 tahun dengan biaya sewa per tahun sebesar 2,5 persen yang harus dibayarkan kepada RI melalui Ir.Soekarno. Kenapa hanya 2,5 persen ? Karena Bun Karno ingin menerapkan aturan zakat dalam Islam.

Pembayaran biaya sewa yang 2,5 persen itu harus dibayarkan pada sebuah account khusus a/n The Heritage Foundation (The HEF) dengan instrumentnya adalah lembaga-lembaga otoritas keuangan dunia (IMF, World Bank, The FED dan The Bank International of Sattlement/BIS). Kalau dihitung sejak 21 November 1965, maka jatuh tempo pembayaran biaya sewa yang harus dibayarkan kepada RI pada 21 November 2006. Berapa besarnya ? 102,5 persen dari nilai pokok yang banyaknya 57.150 ton emas murni + 1.428,75 ton emas murni = 58.578,75 ton emas murni yang harus dibayarkan para pengguna dana kolateral milik bangsa Indonesia ini.

Padahal, terhitung pada 21 November 2010, dana yang tertampung dalam The Heritage Foundation (The HEF) sudah tidak terhitung nilainya. Jika biaya sewa 2.5 per tahun ditetapkan dari total jumlah batangan emasnya 57.150 ton, maka selama 45 tahun X 2,5 persen = 112,5 persen atau lebih dari nilai pokok yang 57.150 ton emas itu, yaitu 64.293,75 ton emas murni yang harus dibayarkan pemerintah AS kepada RI. Jika harga 1 troy once emas (31,105 gram emas ) saat ini sekitar 1.500 dolar AS, berapa nilai sewa kolateral emas sebanyak itu ?? Hitung sendiri aja !!

Mengenai keberadaan account The HEF, tidak ada lembaga otoritas keuangan dunia manapun yang dapat mengakses rekening khusus ini, termasuk lembaga pajak. Karena keberadaannya yang sangat rahasia. Makanya, selain negara-negara di Eropa maupun AS yang memanfaatkan rekening The HEF ini, banyak taipan kelas dunia maupun ’penjahat ekonomi’ kelas paus dan hiu yang menitipkan kekayaannya pada rekening khusus ini agar terhindar dari pajak. Tercatat orang-orang seperti George Soros, Bill Gate, Donald Trump, Adnan Kasogi, Raja Yordania, Putra Mahkota Saudi Arabia, bangsawan Turko dan Maroko adalah termasuk orang-orang yang menitipkan kekayaannya pada rekening khusus tersebut.

Pada masa Pemerintahan Soeharto hingga Megawati telah diadakan suatu operasi untuk mengembalikan dana tersebut ke Indonesia. Bahkan para bankir hitam kelas dunia, CIA dan MOSSAD (agen rahasia Israel) berusaha keras untuk mendapatkan user account dan PIN The HEF tersebut, termasuk mencari tahu siapa yang diberi mandat Ir Soekarno terhadap account khusus itu. Namun usaha puhak-pihak yang mencoba mendapatkan harta tersebut belum menghasilkan, Ir Soekarno atau Bung Karno tidak pernah memberikan mandat kepada siapa pun. Artinya pemilik harta rakyat Indonesia itu tunggal, yakni atas nama Bung Karno sendiri. Sampai saat ini !!!

HARTA KARUN NUSANTARA: 4. Akan Datangnya Ratu Adil

Menurut beberapa sumber yang diyakini mayarakat, menyebutkan akan adanya “Roda Cokro Manggilingan” (Penggulangan Sejarah) dan datangnya sosok pemimpin yang akan membawa Indonesia ke masa keemasannya. Diantaranya adalah bait syair Jayabaya, Serat Musarar Jayabaya, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng. Ronggowarsito, Serat Darmogandhul, Wangsit Siliwangi, dan hadist Nabi Muhammad SAW semuanya lengkap dalam konteks yang tersirat di dalamnya (lengkapnya di sini).

Dalam bab akhir Jangka Jayabaya, menyebutkan pasca goro-goro besar melanda planet bumi (antara lain terjadi kiamat bumi, perang besar, perang dunia, serangan jatuhnya benda angkasa, badai matahari, bencana alam terus-menerus) dan pulihnya jagad bumi manusia seperti sediakala menjadi normal kembali maka tatkala itulah akan tampil ke depan memimpin rakyat Nusantara, sang Ratu Adil sejati atau yang lebih popular disebut "satrio piningit" ataupun "satrio pinandito sinisihan wahyu". Sang pemimpin yang adil bijaksana ini akan didampingi titisan atau reinkarnasi terbaru Sabdo Palon, mereka berdua bersama memimpin kejayaan Nusantara dan bumi selatan yang berpenduduk bangsa kulit berwarna. Sedangkan bangsa kulit putih dan bangsa berkulit kuning bukan menjadi urusan beliau. Demikian garis besar ucapan Sabdo Palon tatkala muncul pertama kali setelah menghilang selama limaratus tahun sejak runtuhnya Majapahit. Sabdo Palon merupakan penasihat Jayabaya raja Kediri, dan kemudian menitis kembali menjadi penasihat Prabu Brawijaya V.

Ramalan ( Jangka) Joyoboyo berkenaan munculnya sang Ratu Adil juga sesuai menurut Uga Wangsit Prabu Siliwangi tentang pendamping Ratu Adil yakni pemuda berjanggut, dan juga sesuai ucapan Sabdo Palon, kedua pemimpin Nusantara tersebut adalah dwi-tunggal satu sama lain saling melengkapi dan tidak saling bertentangan. Tugas atau peran Sabdo Palon ialah mengadakan "fit and propher test" terhadap "Ratu Adil" satrio piningit. Sabdo Palon memang telah muncul akan tetapi Ratu Adil "Satrio Piningit" belum ada atau belum maju ke hadapan Sabdo Palon. Mengapa? Ratu Adil "Satrio Piningit" belum menerima wahyu Illahi atau pulung gaib wahyu keprabon karena memang belum tiba saat yang tepat. Kapan dan di mana keberadaan Sabdo Palon (yang tengah menghilang kembali) dan calon Ratu Adil "Satrio Piningit" memang belum ditemukan selama mereka belum muncul karena sebab besar atau goro-goro besar belum terjadi. Dalam teori revolusi mbah Karl Marx dan mbah Lenin, "seorang pemimpin akan selalu muncul dengan sendirinya tatkala segenap rakyat sudah siap dan matang untuk mengadakan revolusi." Pemimpin revolusi tidak akan mengumumkan kapan memulai suatu revolusi, rakyatlah yang merasa kehidupannya penuh derita tiada akhir dan negara tak peduli pada keadaan yang menyengsarakan bagi rakyat, sehingga pada akhirnya rakyat tidak lagi mempercayai negara. Tatkala itulah seorang pemimpin bakal tampil maju ke depan untuk memimpin rakyat yang sudah matang hendak mengadakan revolusi.

Inilah bait yang menggambarkan kemunculan Ratu Adil "satrio piningit" yang dilontarkan oleh Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo dari Kediri pada abad keduabelas masehi (1100-an) :
“ selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu, bakal ana dewa ngejawantah, apengawak manungsa.”

Kelak menjelang tutup tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu (1988 Saka atau 2066 Masehi). Akan muncul dewa turun ke bumi yang berwujud seorang manusia (Ratu Adil yang secara populer disebut "Satrio Piningit").

Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu, sosok dalam ramalan Ronggowarsito sebagai penyempurnaan daripada Ramalan Joyoboyo adalah manusia terpilih pengemban pulung gaib wahyu keprabon, dan kelak akan marak sebagai Ratu Adil yang diemong oleh Sabdo Palon.

Pemerintahan dalam tatanan dunia baru yang berpusat di salah satu pulau di Nusantara itu berbentuk kerajaan, tepatnya adalah kerajaan Jawa modern, ajaran lama yang diperbarui akan bergairah kembali, termasuk di dalamnya sifat-sifat kejawen yang telah direformasi sesuai dengan jamannya sangatlah dominan dalam ajaran tersebut.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa Imam Mahdi pasti datang di akhir zaman. Ia akan memimpin ummat Islam keluar dari kegelapan kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju cahaya keadilan dan kejujuran yang menerangi dunia seluruhnya.

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435). Hadist ini memberikan kabar akan munculnya pemimpin di negeri Islam yang sedang bergolak. Sebagian kalangan muslim percaya akan muncul pemimpin baru Islam bermukjizat, dan menyebutnya Imam Mahdi ( Pemimpin yang terpilih). Ia akan menghantarkan rakyat meninggalkan babak era para penguasa diktator yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Tuhan menuju babak tegaknya kembali kekhalifahan Islam yang mengikuti manhaj, sistem atau metode Kenabian. Lelaki itu keturunan Nabi Muhammad SAW, akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah. Imam Mahdi akan berperan sebagai panglima di akhir zaman untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Diktator) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia.

Beberapa pendapat memparalelkan Imam Mahdi menurut Hadist Nabi Muhammad SAW dengan Ratu Adil versi Ramalan Jayabaya, dengan dalih bahwa Jayabaya telah memeluk Agama Islam dan mendapatkan petunjuk Illahiah sehingga dapat memaparkan ramalan-ramalan tersebut. Pendapat lain bahwa istilah Ratu Adil adalah hasil transfer bahasa dan makna dari dalam hadist oleh para wali (Sunan Bonang, Sunan Giri dan Sunan Kalijaga).

Terlepas dari semua uraian saya tentang Misteri Kejayaan Indonesia, tidaklah menjadikan kita menjadi orang yang percaya takhyul ( musyrik ) dan mengada-ada, karena semua ini berdasar penelitian dan sumber sejarah. Semoga hal ini mampu memacu semangat kita untuk berkarya, menjadikan Indonesia Berjaya !!!

Selasa

Falsafah Ngelmu Urip

Kodrat Tuhan, bahwa bangsa manusia diciptakan Tuhan berikut perangkat ‘build-in spirituil’ atau ‘wiji spirituil
yang ‘jumbuh’ (sesuai) untuk menjalani hidup di habitat tempat  bangsa
manusia tersebut diciptakan. Kenyataan yang ada, sesuai dinamika
semesta, bahwa keadaan alam (termasuk geo spiritual) di bumi ini tidak
sama.  Dengan demikian, ada perbedaan ‘wiji spiritual’ pada
masing-masing bangsa manusia demi bisa ‘jumbuh’ dengan kondisi ’geo
spiritual’ tempat masing-masing bangsa tersebut tercipta.

Interaksi ’wiji spirituil Jawa’ dengan ’situasi, kondisi, dan geo
spiritual’ habitat Jawa menumbuh kembangkan ‘cipta rasa karsa’-nya wong
Jawa.  Dari ’cipta rasa karsa’ ini tumbuh kesadaran adanya ’hubungan’
antar semua yang ada di jagad raya.

Kesadaran-kesadaran tersebut berupa:

  1. Kesadaran adanya Tuhan sebagai penguasa alam semesta.
  2. Kesadaran adanya hubungan kesemestaan (hubungan manusia dengan jagad raya dan seluruh isinya).
  3. Kesadaran keberadaban (hubungan antar sesama manusia).
Kesadaran-kesadaran tersebut merupakan landasan utama ’kawruh kejawen’ atau ’ngelmu urip’-nya wong Jawa.  Maka dengan demikian ’cipta rasa karsa
Jawa yang berdasarkan kesadaran ’ber-Tuhan, kesemestaan, dan
keberadaban’ kemudian melandasi ’Ngelmu Urip’ (falsafah hidup) Jawa yang
selanjutnya melahirkan budaya dan peradaban Jawa yang mencakup: sistim
religi & spiritualisme, falsafah hidup, tradisi & laku budaya,
sistim organisasi kemasyarakatan dan pemerintahan, sistim ilmu
pengetahuan dan tehnologi/peralatan, bahasa (termasuk aksara), seni
budaya yang terdiri dari: kesenian, kriya, dan sastra.

Merupakan kodrat Tuhan pula bahwa kondisi alam semesta Jawa berada di
khatulistiwa (tropis), bagian gugus kepulauan (bahari), dan banyak
gunung berapinya (vulkanis).  Maka bumi Jawa termasuk yang subur makmur,
bercurah hujan tinggi, sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari.
 Namun demikian, di bumi Jawa pula banyak terjadi ’bencana alam’ berupa
gempa bumi, badai, gelombang laut yang tinggi dan tsunami, letusan
gunung berapi, dan banjir karena curah hujan tinggi.  Dengan demikian
kondisi alam semesta Jawa bisa dikatakan ’jangkep’ (komplit).  Pada situasi semesta yangjangkep, maka hypotesanya ’wiji spiritual’ yang dianugerahkan Tuhan kepada insan Jawa juga ’jangkep’ supaya jumbuh dengan kondisi alam tempatnya diciptakan.

Hasil interaksi ’wiji spiritual Jawa’ dengan ’geo spiritual
melahirkan pandangan Jawa yang dikenal dengan ’Falsafah Panunggalan’:
 semua yang ada dan tergelar di jagad semesta ini merupakan ’kesatuan
tunggal semesta’ yang dalam istilah Jawa disebut ’Panunggalan’.
 Maksudnya, ada ’hubungan kosmis magis’ antar semua yang ada di jagad
raya ini.  Hubungan panunggalan dimaksud terbangun dalam struktur
’pancer-mancapat’ atau ’inti-plasma’ yang terjalin satu dengan yang lain
bertingkat-tingkat dari yang paling kecil (atom dan sel hidup) sampai
ke seluruh alam semesta.  Pada konteks ’panunggalan alam semesta’,
pancernya disebut ’Hyang Wisesa’ (sebutan lain: Suksma Kawekas, Guruning
Ngadadi, Kang Maha Kuwasa) dan semua ciptaan posisinya sebagai
’mancapat’.

Berdasarkan konsep panunggalan semesta ini maka bisa dimengerti bahwa
konsep ajaran Jawa tentang kewajiban manusia adalah menjaga  atau
’menyangga’ harmoni (keseimbangan, keselarasan) hubungan semua unsur
semesta yang dikodratkan ’hayu’ (selamat, indah, sejahtera).  Dari konsep inilah terlahir istilah yang menjadi kewajiban semua titah dumadi untuk melakukan: ’Memayu Hayuning Bawana’.  Manusia sebagai salah satu ’titah dumadi’ yang diberi kelebihan berupa ’cipta-rasa-karsa’ dan ’daya spirituil’ termasuk yang memiliki ’kewajiban lebih’ dalam ’Memayu Hayuning Bawana’ tersebut.

Dalam ’kehayuan semesta’ disadari dan dimengerti oleh manusia Jawa ada ’dinamika pergerakan’ yang terus menerus tiada henti sebagai salah satu tanda ’urip
(hidup).  Demikianlah, maka pada dasarnya pergerakan alam semesta
memang ada dan dinamis sejak awal terciptanya.  Bahwa dampak dinamika
pergerakan tersebut ada yang berupa ’bencana’ bagi kehidupan manusia
juga sudah dipahami oleh insan Jawa.  Misalnya: pergerakan lempeng kulit
bumi yang menimbulkan gempa, pergerakan angin oleh perbedaan suhu yang
menimbulkan badai dan topan, pergerakan konsentrasi awan yang
menimbulkan hujan dan banjir, pergerakan dinamis bulan yang menyebabkan
pasang surut air laut, pergerakan atas dampak gerhana bulan dan
matahari, dll.

Terhadap timbulnya berbagai bencana oleh akibat dinamika semesta menumbuhkan bermacam-macam ’laku budaya
untuk menyikapi.  Dalam hal ini, sikap Jawa ternyata tidak sekedar
’menyerah pasrah’ kemudian memohon ’perlindungan’ Yang Maha Kuasa
semata.  Tetapi juga melakukan upaya-upaya mengenali bencana-bencana
dimaksud termasuk siklus terjadinya dan upaya untuk mengantisipasi
dampak kerusakan kepada hidup manusia itu sendiri. Maka kemudian dalam
khasanah Jawa lahir ’petung’ untuk mengenali siklus terjadinya bencana tersebut.  Sedemikian rupa njelimet dan detil sehingga kemudian lahir berbagai ’ilmu petung’ sebagai tengara kemungkinan terjadinya bencana.  Di antaranya berupa pengenalan watak baik buruknya: hari(wetonan), wuku(pekan, minggu), mangsa(bulan dalam hitungan pranata mangsa), tahun, windumangsakala (siklus 33 tahun), sampai kepada siklus jaman yang disebut ’kali’ yang berlangsung setiap 700 tahun.

Di samping mengenali berbagai seluk beluk tentang bencana juga
melakukan upaya-upaya penangkalannya yang berupa ritual budaya.  Di
antaranya melakukan ritual sesaji, ritual mantra swara(kidungan), ritual bedayan (tari dan swara gamelan), ruwatanmerti desa, dll. Landasan pokok penyelenggaraan ritual-ritual tersebut berupa konsep ’menjaga panunggalan semesta’.
Penjelasan lebih mendalam tentang hal ini kiranya perlu diadakan
sarasehan khusus mengenai ritual-ritual laku budaya Jawa. Yang penting,
dalam wacana pemikiran ini, bahwa ritual-ritual laku budaya Jawa
merupakan upaya manusia Jawa dalam menjalin hubungan baik dengan alam
semesta dan seluruh isinya.  Jalinan hubungan yang baik dipahami akan
mampu memberi ’keselamatan’ terhadap kehidupan manusia.

Falsafah hidup Jawa yang lahir dari tumbuh kembangnya ’cipta rasa karsa’ hasil interaksi ’wiji spiritual’ dengan ’geo spiritual’ lebih mengutamakan ajaran pemahaman tentang ’sejatining urip
(hakekat hidup).  Pijakan ajaran tersebut bertumpu dari 3 landasan :
kesadaran ber-Tuhan, kesadaran semesta (kosmis), dan kesadaran
keberadaban.  Dengan demikian, insan Jawa kemudian cenderung lebih
’spiritualis’ karena masalah ’hakekat hidup’ berada di ranah spiritual.
Kecenderungan ’spiritualis’ ini bisa dikatakan sebagai ’naluri alamiah
yang adikodrati’.  Maka kemudian menjadi dasar dalam berinteraksi dengan
budaya dan peradaban lain.  Inilah sebabnya ’kejawen’ sering dijustifikasi sebagai ’ketahayulan’ dan ’anti modernisasi’.

Dalam interaksi antar budaya dan peradaban manusia sudah barang tentu terjadi ’hybrid interconnectedness
nilai-nilai.  Namun demikian, nilai-nilai budaya dan peradaban Jawa
yang bertolak dari interaksi wiji spiritualnya dengan geo spiritual yang
bersifat ’adikodrati’ tidak mudah hilang.  Justru kemudian ’mewarnai’
hasil asimilasi dan ’hybrid interconnectedbess’ yang terjadi.  Para pakar budaya kemudian menilainya sebagai ’sinkretisme’.

Pada wacana pemikiran awal tentang Rasionalisasi Kejawen ini saya
sampaikan dasar-dasar yang melandasi budaya dan peradaban Jawa sebagai
berikut:

  1. Landasan peri kehidupan berdasar ’Falsafah Panunggalan’, suatu pandangan hakiki bersatunya manusia dengan alam semesta yang dalam istilah Jawa dinyatakan sebagai ’jumbuhing jagad cilik lan jagad gedhe’.
  2. Landasan peri kehidupan ’Agraris Paradesa’, suatu kehidupan sosial yang berdasarkan kerukunan dan keselarasan.  Mulai komunitas kecil (desa) sampai kepada bentuk negara.
  3. Landasan peri kehidupan ’Spirituil Magis’, merupakan
    karakter umum insan Jawa yang spiritualis dan mempercayai adanya
    kekuatan-kekuatan magis dari alam semesta dan seluruh isinya.
  4. Landasan peri kehidupan ’Kalangwan’ (Mempersembahkan Keindahan), merupakan implementasi melaksanakan misi ’Memayu Hayuning Bawana’.
  5. Landasan peri kehidupan ’Kejawen’, merupakan piwulang Jawa dalam menyikapi berbagai perbedaan-perbedaan keyakinan dan kepercayaan umat manusia.
Belum lama ini terbit buku ‘Atlantis- The Lost Continent Finally
Found’ karya Prof. Aryo Santos (Geolog & Fisikawan Nuklir Brazil)
yang berisi laporan penelitian ilmiah tentang penemuan lokasi ‘Benua
Atlantis yang hilang’ yang di tulis filsuf Yunani, Plato (abad ke 3
S.M). Lokasi Atlantis adalah ‘Paparan Sunda’ yang tenggelam pada akhir
jaman es Pleistosen, sekitar 11.600 tahun yang lalu. Pulau Jawa
merupakan bagian gugus kepulauan Indonesia, dengan demikian merupakan
bagian dataran tinggi pada masa jaman es pleistosen sebagaimana
dinyatakan Prof. Aryo Santos. Artinya, bahwa pulau Jawa merupakan sisa
peradaban Atlantis yang dinyatakan sebagai ‘tempat lahirnya peradaban
dunia’.

Kalau berdasarkan tradisi bangsa-bangsa kuno, Atlantis disebut
sebagai ‘surga bumi’, maka Jawa merupakan dataran tinggi surga bumi yang
tidak pernah tenggelam oleh banjir semesta. Maknanya, peradaban Jawa
setelah berakhirnya jaman es pleistosen merupakan ‘kelanjutan’ (meski
tidak utuh) dari peradaban Atlantis tersebut. Namun, benarkah demikian?…

Kajian tentang peradaban Jawa dalam buku ini bukan di maksutkan untuk
‘pembenaran’ atau ‘sanggahan’ terhadap pendapat Prof. Aryo santos,
namun lebih tertuju untuk kepentingan menggali nilai-nilai ‘kaweruh
kejawen’ sebagai ‘ngelmu urip’ nya wong Jawa…



Buku Ngelmu Urip – Bawarasa Kawruh Kejawen terbit Juli 2010, penulis Ki Sondong Mandali, Ketua Umum Yayasan Sekar Jagad.

ISBN: 978-602-98012-0-0

Ukuran: 14 x 21 cm

Tebal isi: 278 halaman

Harga Rp. 30.000,-/eksemplar

Ditambah biaya ongkos kirim, harga buku di dalam Pulau Jawa Rp. 40.000,- di luar Pulau Jawa Rp. 50.000,-

……………………………………………………………………………………………………………………………..

Ki Sondong Mandali adalah nama lain dari Totok Djoko Winarto
Kelahiran Klaten, Jum’at Wage, tanggal 11 Mei 1951.
Pendidikan SD dan SMP di Klaten, SMA kelas I & II
di SMA Negeri II Medan, Sumatra Utara, kelas III  di SMA Negeri I
Klaten. Tamat Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam tahun 1969.
Alamat : Jl. Keruing II No. 111, Banyumanik – Semarang 50263
              Telp. (024) 7477292; HP: 08157611019; 081390478229
               e-mail : kisondongmandali@yahoo.com
Bagi yang berminat silahkan menghubungi langsung
kepada penulisnya Ki Sondong Mandali, Pemesanan lewat SMS atau email
dengan menyebutkan:
* nama lengkap pemesan

* alamat pemesan lengkap dengan kode pos wilayah

* jumlah pesanan

Menurut informasi dari Ki Sondong Mandali, jika ada yang berminat
akan membeli, silakan pesan dulu nanti kalau BARANG SUDAH DITERIMA baru
membayar, yang penting menerima buku dulu soal bayarnya bisa menyusul.
Dana yang terkumpul dari hasil penjualan buku akan digunakan untuk
pembangunan Pusat Studi Jawa, sebuah kerja nyata dalam revolusi
kebudayaan Nusantara :

1. Menghidupkan kembali budaya daerah sebagai dasar pengembangan budaya Nusantara.

2. Menjadikan budaya daerah sebagai dasar pijakan ide-ide kreatif pembangunan.

3. Mengembangkan kearifan budaya daerah sebagai nilai-nilai Pembangunan Nasional.


Maturnuwun, monggo sami-sami dipun sengkuyung :)…

link:   http://sabdadewi.wordpress.com/2013/05/08/falsafah-ngelmu-urip/

ILMU TERAWANGAN

WIRIDKAN SEBANYAK BANYAKNYA DISETIAP SAAT:

YA ALLAH YA LATHIF YA KHOBIR

Kalau bisa usahakan, sehari sampai 4000 x selama satu bulan. Bulan berikutnya semampu anda .Insya allah akan ada manfaat yang tidak kecil untuk membuat segala yang tersembunyi menjadi terbuka rahasianya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Allah itu Lathif, maksudnya mengetahui segala sesuatu secara detail. Dan Khobir, maksudnya mengetahui segala yang tersembunyi (samar). Hal ini menunjukkan luasnya ilmu Allah terhadap segala sesuatu.”
Terawangan bagi ahli ilmu hikmah sangat penting dan fundamental. Sebab sebelum kita menunaikan berbagai macam hajat misalnya mengobati orang, menarik pusaka, mengenali medan perang goib, mengambil pulung dll kita perlu alat teropong yang canggih. Alat Teropong itu adalah ILMU TERAWANGAN.
Terawangan itu tidak hanya membuka indera keenam (cakra ajna) yang berhubungan untuk merasakan hal-hal gaib yang ada di sekitar kita, akan tetapi juga menjangkau apa yang akan dan belum terjadi (prediksi).
Terkait dengan tajamnya indera keenam ini, ada banyak cara dan metode berdasarkan adat istiadat dan budaya. Para pengawal kepercayaan Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, dilatih terawangan dengan cara unik: dahi mereka dibor!.
Kita tidak perlu mengebor dahi untuk memiliki ilmu terawangan. Cara kita sebagaimana yang diajarkan secara Islami adalah menggunakan teknik wirid yang didawamkan berulang-ulang sekaligus dilatih berulang-ulang. SELAMAT MENCOBA. Salam asah asih dan asuh.

Ilmu melihat alam gaib dan menembus alam astral tanpa batas

ini adalah cara untuk ilmu penglihatan tanpa batas dan menembus alam astral


Disini anda tidak perlu membeli ilmu ini .,,
silakan anda mengamalkan ilmu ini kapan saja .. insya allah atas izin allah rasa penasaran anda terhadap alam gaib akan segera terbuka ., mohon diamalkan dengan serius .


Adapun ilmu tsb tepatnya hanya satu amalan saja….tapi fungsinya memang bisa juga buat perjalan astral……

Semoga dalam paparan saya bagi semua sedulur yg mengamalkan bisa berhasil bagi semua yg menjalankan…….
Jujur saya…..ilmu yg saya posting ini bukanlah Ilmu Terawangan dan juga Bukanlah Ilmu meraga Sukma…..tapi memang manfaatnya ya bisa sama halnya dg Ilmu Terawangan dan Raga Sukma…….
kenapa saya katakan beda? Memang jk Terawangan itu memakai Khodam….begitu juga dg Ilmu Raga Sukma itu juga memakai Khodam…..meski tidak semuanya begitu sih…? Tapi kebanyakan Ilmu Terawangan dan Ilmu Raga Sukma itu ada beda Jurusan….biasanya berada di wilayah yg berbeda……

Tapi……..? Ilmu yg saya ijasahkan di sini adalah Ilmu yg berbeda jurusan dg Ilmu terawangan dan Raga Sukma…..tp memiliki fungsi SAMA dengan kedua ilmu tsb .
Dan Ilmu ini Tanpa Khodam krn yg dimanfaatkan adalah kekauatan dari dalam diri kita…..
Dg cara membangkitkan Cakra mahkota dg hasil yg Maksimal……..Krn dg Cakra Mahkota tsb….jk sudah berada dlm titk yg maksimal….mk akan bisa dimanfaatkan buat Scann…..Terawangan…..buat Deteksi…..atau apalah…..juga bisa juga buat meraga sukma ……..

Baiklah….
saya akan menjelaskan semua prosesnya…..meski tanpa puasa dan tirakat…..saya yakin semua sedulur bisa menjalankanya……dg latihan yg inten…..mk akan bisa didapatkan ilmu tsb dg cepat…..krn ilmu yg saya paparkan disini adalah metode tercepat dalam hal Terawangan dan Raga Sukma…….
Bagi semua sedulur yg pernah mendalami dan menjalankan ilmu Terawangan dan Raga Sukma…tp tdk mendapatkan hasil yg maksimal maka bisa mencoba menjalankan metode tsb…….

Sekarang ….saatnya pembelajaran……..
Seperti yg telah di ketahui…..memang ilmu ini tanpa puasa dan tanpa ritual……..
Tapi tetap menggunakan yg namanya Semadi……….
Caranya adalah sbb……
Anda Tenangkan dulu pikiran anda sebelum memulai semadi…..mungkin bs selonjoran dulu kakinya….setelah itu tarif napas dalam dalam…..lepaskan…..lakukan seterusnya sampai pikiran dan perasaan benar benar merasa Tenang………krn yg namaya Ketenangan Pikiran benar benar di perlukan dalam ilmu ini……

Setelah Tenang lalu ambil sikap semadi…….Pejamkan mata……
Lalu fokus pandangan mata pada Cakra Ajna….atau pada Tengah Tengah di kedua mata kita atau di pangkal hidung……..pokoknya fokus pada situ….pada Cakra Ajna…….
Setelah sudah fokus……bacalah mantra doa nya…..SEBANYAK BANYAKNYA DAN SEIKHLASNYA……..jangan di hitung…..dibaca dg lembut didalam hati…….
Adapun Doa Mantra yg di baca adalah
LADZINU FATAHILLAH NU ATI WA MUN
dibaca sebanyak banyaknya…..seikhlasnya dan jangan di hitung….krn kita tdk boleh fokus pada hitungan….tp Fokus pada Pandangan mata di Cakra Ajna dan Fokus pada Doa Mantra yg di baca DALAM HATI……
Terlihat simple dan mudah bukan? tp perlu yg namanya konsentrasi tingkat tinggi…………
Setelah dilakukan semua itu…apa yg mesti dilakukan?

ANDA TETAP FOKUS…….DAN LIHATLAH APA YG ANDA LIHAT…….
Jika terlihat sinar sinar tertentu……….teruskan saja……krn bukan itu yg dicari.
Jika terlihat lafal lafal tertentu………teruskan saja………krn juga bukan itu yg diari.
Jika anda di perlihatkan alam tertentu…..itu juga bukan tujuan….teruskan saja…….
Jika anda serasa melihat ka’bah….teruskan saja…..

tapi kalo sudah melihat bayangan tubuh anda saat semadi……NAH SAAT ITU ANGKAT KE ATAS……HINGGA TERLIHAT SEOLAH OLAH KITA ADA DI ATAS TUBUH KITA…..
JADI YG KITA LIHAT ADALAH BAGIAN KEPALA KE BAWAH……
Saat itulah cakra mahkota kita sudah terangkat……………ketika sudah dalam posisi demikian sudahi semadi Anda…….
Kunci di sini adalah NIAT…………..
Ketika Sudah Selesai…..sekarang saatnya Tes……Coba Niat melihat apa atau terserah……lalu uji kebeneranya…….

Nah setelah kemampuan melihat tanpa batas sudah terasah…….
Sekarang coba…..
Ambil sikap semadi…………Niatkan utk melpaskan Sukma Kita…………dg bacaan tsb…….

Adapun manfaat dari semua amalan amalan tsb ada banyak sekali….terutama yg berhubungan dg kemampuan batin.
1.Utk melihat tanpa Batas.
2.Utk meraga sukma.
3.Kepekaan batin makin bertambah.
4.Mempertajam intuisi.
5.Mudah dapat Sasmita.
6. dan lain lain yg berhubungan dg indera ke-enam

NB : dalam membaca doa mantra tsb alangkah lebih cepat jk saat baca dlm hati……di sertai DENGAN TAHAN NAPAS……..kalo tdk kuat lepaskan…..tenangkan…..dan ulangi…….
tp jk anda merasa tdk nyaman dg tahan napas ya tdk apa apa……..tp lebiih cepat jk disertai dg TAHAN NAPAS…….
UTK WAKTU PELAKSANAAN……bebas……..Tempatnya juga Bebas…….yg penting bs tenang.

Bagi anda yg mempelajari……yang terpenting di sini adalah Sabar dan Ikhlas……
Semoga berhasil dalam pengamalan bagi amalan ilmu ini….besar harapan saya semoga bs Tercapai apa yg di Diinginkan…..
Ingat……Kuncinya adalah Niat….Entah itu Terawangan Atau Raga Sukma…atau kembali lagi ke raga saat Raga Sukma…

Mantra Saresmi Hasilkan Manusia Utama

Di dalam babagan ilmu gaib, setiap napas kehidupan orang Jawa tak lepas dari japa mantra. Mulai hubungan saresmi, kehamilan, kelahiran, hingga kematian, semua ada matranya.

Dalam kajian bab gaib ini mengulas mantra saat melakukan saresmi (hubungan suami-istri). Mendahului dengan berdoa atau membaca mantra setiap melakukan hubungan intim, merupakan pelajaran luhur manusia utama. Kiranya pelajaran ini bukan hal baru, namun perlu diketahui oleh generasi masa kini bahwa saresmi bukan memburu kenikmatan ragawi semata, tetapi sebuah ritual proses terjadinya manusia baru. Yaitu agar anak yang dihasilkan menjadi manusia utama.

Karena itu, sebelum melakukan hubungan intim, suami dan istri dianjurkan untuk mandi membersihkan tubuh terlebih dahulu. Setelah mandi tak lupa berwudu. Kemudian memakai pakaian yang bersih, memakai wewangian, kemudian melakukan salat sunah 2 rakaat. Selanjutnya keduanya mengheningkan cipta, berdoa kepada Allah memohon diberi kenikmatan dan benih yang diturunkan menjadi anak saleh yang berbakti kepada Tuhan dan kedua orang tuanya.

Pentingnya mandi dan memakai wewangian, menjadikan hasrat dan syahwat menjadi kuat. Berbeda dengan tubuh yang penuh peluh dan berbau, tentunya sangat mengganggu dan menghilangkan gairah. Negatifnya, setan ikut nimbrung sehingga memengaruhi karakter dan tabiat anak yang dihasilkan.

Untuk memulai ritual, yang lelaki mengucapkan uluk salam: Assalamu ‘alaika ya babur rahmah. Salam tersebut menandakan bahwa si lelaki sudah ingin melakukan perang tanding. Maka, si istri menjawab salamnya: “Alaika wa ‘ala ya salamu’. Kemudian dianjurkan untuk bercumbu, dan terus-menerus membaca salawat dan syahadat.

Nderes Ngelmu Kebatinan

ilus_ilmuhikmah copyTataran ilmu paling tinggi dalam ngilmu kejawen adalah kasampurnan. Disebut juga kebatinan, pengertian universalnya dinamakan spiritualitas. Yang mampu menggayuhnya hanya orang dewasa.
Ngelmu Kasampurnan disebut juga Ngelmu Sejati atau Kasunyatan. Nyata, cetho welo-welo. Yang samar menjadi jelas, yang gaib menjadi nyata, yang tidak masuk akal dapat dibuktikan, yang berada dalam angan-angan dapat diwujudkan. Itulah sifat ilmu!
Ngilmu kebatinan adalah ilmu tua. Maka, yang mampu memelajarinya hanyalah orang-orang dewasa yang telah matang jalan pikirannya. Orang yang masih senang menggeluti kenikmatan duniawi, seperti menumpuk harta kekayaan, mencari posisi kekuasaan yang memberi kepuasan duniawi, memburu kenikmatan ragawi (biologis), tentu tidak tertarik pada ngelmu ini.
Seseorang biasanya baru mulai tertarik pada spiritualitas, atau mulai memahaminya bila kehidupannya mulai tenang, sudah imbang, sudah balance pemahaman hidup duniawi dan spiritual. Jadi, tatkala jiwanya mulai matang, bukan matang dalam segi umurnya sudah tua, dan simpanan hartanya sudah banyak, lantas tertarik mencari makna dan tujuan hidup sejati. Tetapi matang dalam keruhaniannya.
Di sini, manusia berada dalam tingkat kesadaran bahwa hidup di dunia ini selain berurusan dengan kehidupan duniawi yang benar dan baik, juga ada kehidupan spiritual yang harus dipahami. Apalagi dia tahu benar bahwa hidup di dunia ini relatif tidak lama. Sebaiknya dia bersikap bijak dan lalu mulai menapaki kehidupan spiritual yang akan mengantarkannya ke masa mendatang yang terjamin di bawah naungan Gusti, Tuhan Sang Pengatur Kehidupan Sejati.

Tingkatan Ngelmu
Masyarakat tradisional Jawa mengenal ada orang-orang tua atau dituakan. Wong Tuwo atau orang yang dituakan, disebut orang ‘Pintar’, disebut juga Priyayi Sepuh. Merekalah Guru Kebatinan alias Guru Ngelmu, yang diikuti dan dipatuhi nasihat dan pitutur-pituturnya. Di dalam paguyuban, ia memberi tuntunan pelajaran kebatinan kepada murid-muridnya atau anggota paguyubannya. Juga memberikan pelajaran etika, budi pekerti, sopan-santun, bagaimana cara memosisikan diri, seperti sikap yang muda terhadap yang tua, bagaimana yang tua menyayangi yang muda dan yang anak-anak.
Selain mengajari spiritualitas dan budi luhur kepada orang-orang yang berguru, seorang Priyayi Sepuh juga sering dimintai tolong oleh masyarakat yang membutuhkan bantuannya dalam berbagai bidang yang pelik di dalam kehidupan ini. Pertolongan itu diberikan dengan ikhlas, tanpa menarik biaya. Di sinilah bedanya antara Guru Laku dengan praktik paranormal yang menarik bayaran untuk bantuan yang diberikannya.
Di dalam tradisional Jawa, sebelum orang belajar ngelmu yang tertinggi yaitu Kasampurnan atau Kebatinan, terlebih dulu mempelajari pengetahuan supranatural yang tingkatannya lebih rendah. Tingkatan Ngelmu tersebut, pertama Kanoman, kemudian Kanoragan, Kadonya, lantas Kasepuhan.

Kanoman
Kanoman dari kata dasar, nom, anom, enom artinya muda. Maka kanoman biasanya diartikan sebagai “ngelmu muda”. Ilmu untuk anak-anak muda, sedangkan “ngelmu sepuh” untuk orang dewasa. Orang-orang dewasa yang jiwanya selalu muda, maka yang ingin dimiliki adalah ilmu kanoman. Ngelmunya, yang dipelajari adalah mantra-mantra yang menjadikan awet muda. Perilakunya juga seperti anak muda. Model berbusana, bersolek, berpenampilan, kendaraannya pun seperti anak muda. Bahkan yang dikumpuli juga anak-anak muda.
Pada masa lalu, mayoritas anak muda berpikiran dan berperilaku positif, sikap hidupnya dituntun oleh panduan Budi Pekerti dan sangat percaya kepada kekuasaan tertinggi dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Lingkungan kehidupan dan alam sekitarnya membuat mereka lebih peka terhadap adanya hal-hal yang tidak terlihat, tetapi sebenarnya ada, bahwa ada dimensi lain yang dikatakan gaib dalam kehidupan ini.
Pada zaman kuno, anak-anak muda belajar dengan cara nyantrik di padepokan, berguru kepada seorang guru yang mumpuni. Di perguruan ditanamkan pelajaran-pelajaran seperti Budi Pekerti, Pengetahuan Umum, Kanuragan, dan hal-hal yang mengarah ke kebatinan.
Guru yang menentukan tingkat pelajaran dari siswa, berdasarkan pengamatan dan penilaiannya terhadap kemampuan setiap siswa. Pada prinsipnya guru hanya menerima siswa yang berwatak baik dan sungguh-sungguh punya niat untuk belajar.
Persyaratan yang ditentukan adalah: Berwatak satria artinya punya rasa tanggung jawab, berani karena benar, jujur, punya rasa welas asih kepada sesama, hormat kepada guru dan sanggup menjunjung nama baik perguruan.
Sambil melakukan pekerjaan praktis setiap harinya untuk menunjang kehidupan di padhepokan seperti: bertani, berkebun, beternak, mengambil air, membersihkan rumah dan halaman; para siswa juga belajar ilmu dan ngelmu sesuai dengan tingkatnya.
Selain tetap diajarkan Budi Pekerti, tata krama, tata susila, untuk pergaulan di masyarakat, diajarkan pula pengetahuan umum dan berbagai keterampilan untuk bekal menunjang keperluan hidupnya di kemudian hari. Salah satu pelajaran dan pelatihan yang penting adalah olah supranatural yang sesuai dengan kelasnya, untuk para muda dilatih dengan kanuragan.

KANURAGAN
Dalam kanuragan, yang dilatih adalah raga sehingga orang yang mempelajari dan mempraktikkan kanuragan menjadi kuat dan bahkan dibilang sakti karena dia menjadi antara lain kuat menerima pukulan, tidak mempan senjata tajam, tembakan peluru, dan sebagainya. Kanuragan biasanya diminati oleh golongan muda, setelah mereka melihat dan mengalami hasilnya yang menakjubkan, mereka menjadi lebih percaya kepada hal-hal yang bersifat supranaturalis.
Untuk orang-orang tertentu kelebihan positif dari kanuragan, membuat mereka ingin mempelajari juga Kebatinan/Spiritualitas.
Kanuragan selain belajar seni bela diri terutama untuk mempertahankan diri bila diserang, juga untuk berlaga, menyerang lawan.
Selain itu, siswa juga mulai diberi ajaran yang berupa mantra atau aji-aji untuk keselamatan, untuk memayungi diri dari segala macam gangguan fisik dan non-fisik.

ILMU RITUAL DANA GHAIB 2

BASMALAH 7X tahan nafas
ISTIGHFAR 7X tahan nafas
SYAHADaT 7X tahan nafas
SHOLAWAT NABI 7X tahan nafas
HAWQOLAH 7X tahan nafas
TAKBIR 7X tahan nafas

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
  1. ILA HADROTIN NABIYYIL MUSTHOFA SAYYIDINA WAMAULANA MUHAMMADIN ROSULLILAAHI S.A.W AL-FATIHAH 1X
  2. WA ILA HADROTI SAYYIDINA ABU BAKAR,UMAR,USMAN,ALI R.A AL-FATIHAH 1X 
  3. WA ILA HADROTI SAYYIDINA MALAIKAT JIBRIL,MIKAIL,ISROFIL,IZROIL A.S AL-FATIHAH 1X
  4. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH DAWUD A.S AL-FATIHAH 1X
  5. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH SULAIMAN A.S AL-FATIHAH 1X
  6. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH KHIDIR A.S AL-FATIHAH 1X
  7. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH ABDUL QODIR JAILANI AL-BAGDADI R.A AL-FATIHAH 1X
  8. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH IBNU SINA R.A AL-FATIHAH 1X
  9. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH SYARIF HIDAYATULLOH SUNAN GUNUNG JATI CIREBON AL-FATIHAH 1X
  10. WA ILA HADROTI EMBAH KUWU SANGKAN CIREBON AL-FATIHAH 1X
  11. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH NUR JATI CIREBON AL-FATIHAH 1X
  12. WA ILA HADROTI SYEKH KYAI EMBAH KHOLIL BANGKALAN MADURA AL-FATIHAH 1X
  13. WA KUSUSON ILA RUHI ABI WA UMMI WA ILA JAMI’IL MUSLIMINA WALMUSLIMATI WALMUKMININA WALMUKMINATI AL AHYAI MINHUM WAL AMWAT AL-FATIHAH 1X
  14. WA KUSUSON ILA HADROTI SHOKHIBUL IJAZAH ABAH RAFFI CIREBON AL-FATIHAH 1X
  15. WA KUSUSON ILA RUHI WAJASADI SHOKHIBUL HAJAT….(NAMA ANDA)…BIN/BINTI……(NAMA IBU KANDUNG) AL-FATIHAH 1X
 
BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

INNAHU MIN SULAIMANA WAINNAHU BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ALLA TA’LU ALAYYA WA’TUNI MUSLIMIN.MUSRI’INA THOI’INA LILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN.AINAMA TAKUNU YA’TI BIKUMULLOOHU JAMI’AN.YA QOWMANA AJIBU DA’IYALLOOHI WA AMINU BIHI YAGHFIRLAKUM MIN DZUNUBIKUM WAYUJIRKUM MIN ‘ADZABIN ALIIM.WAMAN LA YUJIB DA’IYALLOOHI FALAISA BIMU’JIZIN FIL ARDHI WALAISA LAHU MIN DUNIHI AULIYAU ULAIKA FI DHOLALIM MUBIN.ALUHAN ALUHAN AL ‘AJAL AL ‘AJAL AS-SA’AH AS-SA’AH.BAROKALLOOHU FIKUM WA ‘ALAIKUM WAJA’ALALLOOHU SA’YAKUM MASYKURON WADZUNUBAKUM MAGHFURO 1OO2X

Puasa mutih 3 hari mulai hari selasa.hari terakhir tidak makan minum dan tidur selama ritual puasa tidak boleh bicara pada siapapun ( mbisu ) amalan dibaca jam 12 malam.selengkapnya tata cara dan syarat ritual harap hub sy. wassalam.

Ritual Dana Gaib

ILMU RITUAL HIBAH DANA GHOIB

BASMALAH 7X tahan nafas
ISTIGHFAR 7X tahan nafas
SYAHADAT 7X tahan nafas
SHOLAWAT NABI 7X tahan nafas
HAWQOLAH 7X tahan nafas
TAKBIR 7X tahan nafas

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

1. ILA HADROTIN NABIYYIL MUSTHOFA SAYYIDINA WAMAULANA MUHAMMADIN ROSULLILAAHI S.A.W AL-FATIHAH 1X
2. WA ILA HADROTI SAYYIDINA ABU BAKAR,UMAR,USMAN,ALI R.A AL-FATIHAH 1X
3. WA ILA HADROTI SAYYIDINA MALAIKAT JIBRIL, MIKAIL, ISROFIL, IZROIL A.S AL-FATIHAH 1X
4. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH DAWUD A.S AL-FATIHAH 1X
5. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH SULAIMAN A.S AL-FATIHAH 1X
6. WA ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH KHIDIR A.S AL-FATIHAH 1X
7. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH ABDUL QODIR JAILANI AL-BAGDADI R.A AL-FATIHAH 1X
8. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH ABIL HASAN ASY-SYADZILI R.A AL-FATIHAH 1X
9. WA ILA HADROTI SYEKH MAULANA MALIK IBROHIM,SUNAN KALIJAGA,SUNAN BONANG,SUNAN AMPEL,SUNAN KUDUS,SUNAN DRAJAT,SUNAN GIRI,SUNAN MURIA,SYEKH SYARIF HIDAYATULLOH SUNAN GUNUNG JATI CIREBON R.A AL-FATIHAH 1X
10. WA ILA HADROTI EMBAH KUWU SANGKAN CIREBON AL-FATIHAH 1X
11. WA ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH NUR JATI CIREBON AL-FATIHAH 1X
12. WA ILA ARWAHI JAMI’I MASYAYIKHINA WA USTADZINA WAJAMI’I WALIDINA WAJADADINA KUSUSON KYAI KHOTIB KRIYAN CIREBON,KYAI MARZUKI,KYAI HAJI ABDUL HANNAN,KYAI HAJI ABDUL KARIM,KYAI RU’YAT,KYAI AMIN AL-HALIM,KYAI BUSERI,WAJAMI’I AHLI QORYATI JADDANI WAJADDATI KUSUSON ABI WA UMMI WA USHULIHIM WAFURU’IHIM WAJAMI’I MASYAYIKHIHIM AL-FATIHAH 1X

13. WA ILA JAMI’IL MUSLIMINA WAL MUSLIMATI WAL MU’MININA WAL MUKMINATI AL AHYAI MINHUM WAL AMWAT AL-FATIHAH 1X

14. WA KUSUSON ILA HADROTI SHOKHIBUL IJAZAH ABAH RAFFI CIREBON AL-FATIHAH 1X

15. WA KUSUSON ILA RUHI WAJASADI SHOKHIBUL HAJAT….(NAMA ANDA)…BIN/BINTI……(NAMA IBU KANDUNG) AL-FATIHAH 1X

16. KUSUSON ILA RUHI RIJALUL GHOIB ASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH YA RIJALUL GHOIB AL-FATIHAH 1X

1. ASTAGHFIRULLOOHAL ‘AZHIIM
2. ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMAD3. LAA ILAAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIIN

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
BAYEM GATEL KEMADU KAYU LELEMBUTAN GENI JIN SYETAN IBLIS MERKAYANGAN KIGEDE TEPAK GUNUNG JATI, NYI GEDE JONGKARA MENARA INDRAMAYU, NYI GEDE PULO MAS CANTIGI, NYI GEDE PERMONI ERETAN, NYI GEDE BUTIK MANUKAN, NYI GEDE RANGDA GADING PETIMBAN, NYI GEDE GEDE TILAM RANI,

INGSUN NGERSAYA SIRA KABEH JUKUTNANG DUWIT RUPIAH NYATA HARTA DUNYA WONG KAFIR ORA ZAKAT SEKIYEN KONTAN MARING INGSUN,SUAN KENA BENDUNE KI KRIYAN CIREBON.AL-FATIHAH 1X
SAYATHRUBIN HIBURIN SAHUWHIN MAISIRIN

caranya; puasa mutih 3 hari,mulai hari selasa.hari terakhir tidak makan minum tidak tidur,selama puasa tidak boleh bicara pada siapapun (mbisu)amalan dibaca habis sholat magrib didepan kamar kusus yg gelap dan sunyi.badan,pakaian,tempat harus bersih dan memakai wewangian.bakar hio gunung kawi atau lebih utama dicampur membakar madat atau candu.insya ALLAH,7 raja/ratu jin siluman kusus pasugihan akan datang dan meminta anda menghentikan ritual/amalan karna mereka dtang merasa kraton istana tempatnya terbakar oleh kunci amalan yg sedang anda baca,dan mereka meminta apa yg hrus dilakukan mereka asalkan anda menghentikan amalannya.baru anda mengatakan saya mau berhenti asal kamu semua mau menuruti perintah saya ambilkan sejumlah uang rupiah nyata kepada saya sekarang. kunci hitungan ilmu atau lebih jelasnya tata cara lengkapnya hub saya via


Aji Panji Ajom Sumunar : Mantera pembuat wajah lebih awet muda

Berkaitan dengan keinginan untuk awet muda ini, nenek moyang kita zaman dahulu telah menemukan banyak rahasia. Di samping dengan menggunakan berbagai jenis ramuan dan rempah-rempah, mereka juga telah menciptakan sejenis amalan sugestrif berupa mantera yang kemudian dikenal dengan nama Aji Panji Anom Sumunar.
Untuk menambah wawasan pembaca tentang rahasia Aji Panji Ajom Sumunar tersebut, berikut cara ritualnya:
“Sallalahu ‘alaihi wassalam, panji anom sumunar,
Telaga kal-kausar asung banyu sejati,
Sun siramake sepisan,
Mancur guwayaku kaya srengenge,
Ping Pindo kaya rembulan,
Ping telu murub cahyaku pindo lintang cahya,
Sumunar byar, mencorong cahyaku,
Guwayaku mencorong resik,
Sang hyang kamajaya (utk. pria) kalau untuk Wanita
sang Dewi Ratih manjing ana ing badan saliraku,
Awet anom salawase,
Wong sak buwana asih karo aku,
Saka kersaning Allah,
Laillaha ilallah Muhammadu Rasulullah”.

Syarat lelakunya:
Puasa mutih 3 hari 3 malam dimulai dari Selasa Kliwon. Selama menjalani laku, tiap hari mandi kramas 7 kali. Setiap kali mandi mantranya dibaca 3 kali berturut-turut.
Cara mengamalkannya:
Setalah usai lelaku mantra dibaca bila akan mandi pagi dan sore. Mandi pagi sebelum matahari terbit dan mandi sore sebelum matahari terbenam. Jika tekun melakukannya, Insya Allah akan Anda rasakan pengaruhnya.

Ilmu AMALAN UNTUK KEJAYAAN BISNIS

Persaingan dalam dunia bisnis penuh dengan sejuta warna. Dari yang wajar, sampai yang tidak wajar. Nah, agar Anda selalu menang dalam persaingan tersebut, cobalah tekun menjalankan amalan ini. Selagi Anda berjalan pada arah yang benar, maka dapat dipastikan keuntungan yang besar dan barokah akan Anda peroleh. 
 
Berikut amalannya:

- Biasakanlah membaca surat AL WAQI’AH (minimal satu minggu sekali pada malam Jum’at)
- Pada ayat-ayat tertentu surat AL WAQI’AH bacalah sebanyak 21 kali; ayat 32, 33, dan 89
- Setelah selesai membaca surat AL WAQI’AH bacalah doa ini sebanyak 7 kali; “ALLAHUMMA YASSIRLII RIZQII HALALAN TOYYIBAN WAJMA’ BAINII WA BAINAHU MIN HALALIKA WAJ’ALHU NASIIBII FILHALALI YA DZALJALALI WAL IKROM”

Biasakanlah bersedekah jika mempunyai “milik” lebih. Sebagai catatan, amalan ini amat baik dijalankan bagi mereka yang mendambakan sukses dalam karier, rezeki melimpah, dan ingin mencapai kejayaan dalam hidup.

Ilmu Mendatangkan Bala Tentara Gaib

Amalan mendatangkan Bala Tentara Gaib ini :
“YA MALIKAYAUMIDDIN IYYAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASTA’IIN”
Jika Anda sedang dalam terancam bahaya yang mengancam keselamatan (nyawa), baik karena ancaman kejahatan atau musibah/kecelakaan, maka bacalah mantera di atas. Cukup 1 kali saja. Insya Allah akan segera datang bala bantuan dari Malaikat yang diturunkan oleh Allah SWT.

Hakekat Hidup adalah Mencari Ketentraman

Ternyata hakekat kita hidup ini adalah mencari ketentraman. Kita makan agar kita merasa tenteram. Kita tidur, agar merasa tenteram. Semua yang kita lakukan intinya adalah agar kita merasa tenteram. Oleh karena itu, bagi masyarakat Jawa yang berpaham Kejawen, katentreman itu merupakan piwulang kautaman.
Piwulang Kautaman
Iyo iku pituduh saka para leluhur
supaya Wong Jowo tansah marsudi kautamaning budi
pinuju ing katentremaning urip
bebrayan bebarengan titah GUSTI sing liya-liyane.

(Ajaran Keutamaan)Iya itu petunjuk dari para leluhur
supaya orang Jawa senantiasa mengusahakan keutamaan budi
menuju ketentraman hidup
Hidup bersama manusia lainnnya yang diciptakan GUSTI ALLAH.


Dalam Agama Islam, manusia juga diajarkan untuk mencari ketenteraman. Bagaimana caranya? Caranya dengan sering mengingat GUSTI ALLAH.

“….[yaitu] Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir hati menjadi tentram.”

Senin

Kejawen Hakekat Hidup A-I-U

Dalam kitab suci manapun telah disebutkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Demikian pula dalam kitab suci Al Qur’an. Kematian merupakan suatu hal yang wajib bagi makhluk yang ada di dunia ini. Setiap insan pun akan mengalami kematian. Kematian yang disini adalah kematian jasad (secara raga).

Namun hakekatnya, setiap makhluk hidup tidak akan pernah mengalami kematian. Bahkan Syekh Siti Jenar telah mengajarkan hakekat dari zikir A-I-U. Apa arti dari A-I-U? A-I-U memiliki arti “AKU IKI URIP” (Aku Ini Hidup).

Meskipun hanya tiga huruf A-I-U, namun memiliki arti yang cukup dalam. Pasalnya, pada hakekatnya setiap makhluk yang telah mati, maka hanya kehilangan jasadnya saja. Namun rohnya tetap hidup untuk selamanya. Ia akan mengalami pengembaraan hingga akhirnya menghadap GUSTI ALLAH.

Tetapi proses untuk kembali pada GUSTI ALLAH itu tidak semudah yang dibayangkan. Seseorang yang telah meninggal dunia, maka ia hanya kehilangan raganya. Setelah itu orang tersebut akan melakukan perjalanan untuk menuju ke GUSTI ALLAH. Rintangan dan halangan untuk menghadap GUSTI ALLAH sangatlah banyak sebelum mencapai haribaan GUSTI ALLAH atau yang di dalam Islam disebut ‘Inna lillahi Wa Innailaihi

Rojiun’ (dari ALLAH kita berasal dan akan kembali ke ALLAH).  Dalam perjalanan tersebut tidak ada lagi materi, jadi tidak mungkin kita mendapatkan kemudahan dengan menyogok seperti yang kita lakukan di

dunia. Semuanya serba murni dari hasil perbuatan kita selama kita di dunia. Nah, A-I-U adalah simbol bahwa manusia meskipun mati karena sakit atau dibunuh, maka hanyalah kehilangan jasad semata.

Orang Jawa pasti sering mendengar kalimat “Urip Iku Ibarat Wong Mampir Ngombe”. Nah, dalam kalimat itu kita disuruh untuk memahami dan belajar bahwa sebelumnya kita pernah hidup, dan ketika kita hidup di dunia maka kita hakekatnya adalah beristirahat sebentar.

Oleh karena itu, Syekh Siti Jenar mengajarkan bahwa hakekatnya orang hidup di dunia itu sebenarnya adalah mati. Setelah mati, maka hakekatnya kita melanjutkan perjalanan dan disebut oleh Syekh Siti Jenar bahwa manusia akan mengalami hidup yang sejati setelah proses kematiannya.
Kivandanu.

KEJAWEN : Ajaran Luhur Yang Dicurigai & Dikambinghitamkan

KEJAWEN
“Permata” Asli Bumi Nusantara yang Selalu Dicurigai
Dan Dikambinghitamkan


Kearifan Lokal yang Selalu Dicurigai

Ajaran kejawen, dalam perkembangan sejarahnya mengalami pasang surut. Hal itu tidak lepas dari adanya benturan-benturan dengan teologi dan budaya asing (Belanda, Arab, Cina, India, Jepang, AS). Yang paling keras adalah benturan dengan teologi asing, karena kehadiran kepercayaan baru disertai dengan upaya-upaya membangun kesan bahwa budaya Jawa itu hina, memalukan, rendah martabatnya, bahkan kepercayaan lokal disebut sebagai kekafiran, sehingga harus ditinggalkan sekalipun oleh tuannya sendiri, dan harus diganti dengan “kepercayaan baru” yang dianggap paling mulia segalanya. Dengan naifnya kepercayaan baru merekrut pengikut dengan jaminan kepastian masuk syurga. Gerakan tersebut sangat efektif karena dilakukan secara sistematis mendapat dukungan dari kekuatan politik asing yang tengah bertarung di negeri ini.

Selain itu “pendatang baru” selalu berusaha membangun image buruk terhadap kearifan-kearifan lokal (baca: budaya Jawa) dengan cara memberikan contoh-contoh patologi sosial (penyakit masyarakat), penyimpangan sosial,  pelanggaran kaidah Kejawen, yang terjadi saat itu, diklaim oleh “pendatang baru” sebagai bukti nyata kesesatan ajaran Jawa. Hal itu sama saja dengan menganggap Islam itu buruk dengan cara menampilkan contoh perbuatan sadis terorisme, menteri agama yang korupsi, pejabat berjilbab yang selingkuh, kyai yang menghamili santrinya, dst.

Tidak berhenti disitu saja, kekuatan asing terus mendiskreditkan manusia Jawa dengan cara memanipulasi atau memutar balik sejarah masa lampau. Bukti-bukti kearifan lokal dimusnahkan, sehingga banyak sekali naskah-naskah kuno yang berisi ajaran-ajaran tentang tatakrama, kaidah, budi pekerti yang luhur bangsa (Jawa) Indonesia kuno sebelum era kewalian datang, kemudian dibumi hanguskan oleh para “pendatang baru” tersebut. Kosa kata Jawa juga mengalami penjajahan, istilah-istilah Jawa yang dahulu mempunyai makna yang arif, luhur, bijaksana, kemudian dibelokkan maknanya menurut kepentingan dan perspektif subyektif disesuaikan dengan kepentingan “pendatang baru” yang tidak suka dengan “local wisdom”. Akibatnya; istilah-istilah seperti; kejawen, klenik, mistis, tahyul mengalami degradasi makna, dan berkonotasi negatif. Istilah-istilah tersebut “di-sama-makna-kan” dengan dosa dan larangan-larangan dogma agama; misalnya; kemusyrikan, gugon tuhon, budak setan, menyembah setan, dst. Padahal tidak demikian makna aslinya, sebaliknya istilah tersebut justru mempunyai arti yang sangat religius sbb;

Klenik :    merupakan pemahaman terhadap suatu kejadian yang dihubungkan dengan hukum sebab akibat yang berkaitan dengan kekuatan gaib (metafisik) yang tidak lain bersumber dari Dzat tertinggi yakni Tuhan Yang Maha Suci. Di dalam agama manapun unsur “klenik” ini selalu ada.
Mistis :    adalah ruang atau wilayah gaib yang dapat dirambah dan dipahami manusia, sebagai upayanya untuk memahami Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam agama Islam ruang mistik untuk memahami sejatinya Tuhan dikenal dengan istilah tasawuf.
Takhayul : adalah kepercayaan akan hal-hal yang gaib yang berhubungan dengan makhluk gaib ciptan Tuhan. Manusia Jawa sangat  mempercayai adanya kekuatan gaib yang dipahaminya sebagai wujud dari kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta.  Kepercayaan kepada yang gaib ini juga terdapat di dalam rukun Islam.
Tradisi : dalam tradisi Jawa, seseorang dapat mewujudkan doa dalam bentuk lambang atau simbol. Lambang dan simbol dilengkapi dengan sarana ubo rampe sebagai pelengkap kesempurnaan dalam berdoa. Lambang dan simbol juga mengartikan secara kias bahasa alam yang dipercaya manusia Jawa sebagai bentuk isyarat akan kehendak Tuhan. Manusia Jawa akan merasa lebih dekat dengan Tuhan jika doanya tidak sekedar diucapkan di mulut saja (NATO: not action talk only), melainkan dengan diwujudkan dalam bentuk tumpeng, sesaji dsb sebagi simbol kemanunggalan tekad bulat. Maka manusia Jawa dalam berdoa melibatkan empat unsur tekad bulat yakni hati, fikiran, ucapan, dan tindakan. Upacara-upacara tradisional sebagai bentuk kepedulian pada lingkungannya, baik kepada lingkungan masyarakat manusia maupun masyarakat gaib yang hidup berdampingan, agar selaras dan harmonis dalam manembah kapada Tuhan. Bagi manusia Jawa, setiap rasa syukur dan doa harus diwujudkan dalam bentuk tindakan riil (ihtiyar) sebagai bentuk ketabahan dan kebulatan tekad yang diyakini dapat membuat doa terkabul. Akan tetapi niat dan makna dibalik tradisi ritual tersebut sering dianggap sebagai kegiatan gugon tuhon/ela-elu, asal ngikut saja,  sikap menghamburkan, dan bentuk kemubadiran, dst.
Kejawen : berisi kaidah moral dan budi pekerti luhur, serta memuat tata cara manusia dalam melakukan penyembahan tertinggi kepada Tuhan Yang Maha Tunggal. Akan tetapi, setelah abad 15 Majapahit runtuh oleh serbuan anaknya sendiri, dengan cara serampangan dan subyektif, jauh dari kearifan dan budi pekerti yg luhur, “pendatang baru” menganggap ajaran kejawen sebagai biangnya kemusyrikan, kesesatan, kebobrokan moral, dan kekafiran. Maka harus dimusnahkan. Ironisnya, manusia Jawa yang sudah “kejawan” ilang jawane, justru mempuyai andil besar dalam upaya cultural assasination ini. Mereka lupa bahwa nilai budaya asli nenek moyang mereka itulah yang pernah membawa bumi nusantara ini menggapai masa kejayaannya di era Majapahit hingga berlangsung selama lima generasi penerus tahta kerajaan.



Ajaran Tentang Budi Pekerti, Menggapai Manusia Sejati

Dalam khasanah referensi kebudayaan Jawa dikenal berbagai literatur sastra yang mempunyai gaya penulisan beragam dan unik. Sebut saja misalnya; kitab, suluk, serat, babad, yang biasanya tidak hanya sekedar kumpulan baris-baris kalimat, tetapi ditulis dengan seni kesusastraan yang tinggi, berupa tembang yang disusun dalam bait-bait atau padha yang merupakan bagian dari tembang misalnya; pupuh, sinom, pangkur, pucung, asmaradhana dst. Teks yang disusun ialah yang memiliki kandungan unsur pesan moral, yang diajarkan tokoh-tokoh utama atau penulisnya, mewarnai seluruh isi teks.
Pendidikan moral budi pekerti menjadi pokok pelajaran yang diutamakan. Moral atau budi pekerti di sini dalam arti kaidah-kaidah yang membedakan baik atau buruk segala sesuatu, tata krama, atau aturan-aturan yang melarang atau menganjurkan seseorang dalam menghadapi lingkungan alam dan sosialnya. Sumber dari kaidah-kaidah tersebut didasari oleh keyakinan, gagasan, dan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat yang bersangktan. Kaidah tersebut akan tampak dalam manifestasi tingkah laku dan perbuatan anggota masyarakat.
Demikian lah makna dari ajaran Kejawen yang sesungguhnya, dengan demikian dapat menambah jelas  pemahaman terhadap konsepsi pendidikan budi pekerti yang mewarnai kebudayaan Jawa. Hal ini dapat diteruskan kepada generasi muda guna membentuk watak yang berbudi luhur dan bersedia menempa jiwa yang berkepribadian teguh. Uraian yang memaparkan nilai-nilai luhur dalam kebudayaan masyarakat Jawa yang diungkapkan diatas dapat membuka wawasan pikir dan hati nurani bangsa bahwa dalam masyarakat kuno asli pribumi telah terdapat seperangkat nilai-nilai moralitas yang dapat diterapkan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup manusia.


Dua Ancaman Besar dalam Ajaran Kejawen

Dalam ajaran kejawen, terdapat dua bentuk ancaman besar yang mendasari sikap kewaspadaan (eling lan waspada), karena dapat menghancurkan kaidah-kaidah kemanusiaan, yakni; hawanepsu dan pamrih. Manusia harus mampu meredam hawa nafsu atau nutupi babahan hawa sanga. Yakni mengontrol nafsu-nafsunya yang muncul dari sembilan unsur yang terdapat dalam diri manusia, dan melepas pamrihnya.
Dalam perspektif kaidah Jawa, nafsu-nafsu merupakan perasaan kasar karena menggagalkan kontrol diri manusia, membelenggu, serta buta pada dunia lahir maupun batin. Nafsu akan memperlemah manusia karena menjadi sumber yang memboroskan kekuatan-kekuatan batin tanpa ada gunanya. Lebih lanjut, menurut kaidah Jawa nafsu akan lebih berbahaya karena mampu menutup akal budi. Sehingga manusia yang menuruti hawa nafsu tidak lagi menuruti akal budinya (budi pekerti). Manusia demikian tidak dapat mengembangkan segi-segi halusnya, manusia semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik, ketegangan, dan merusak ketrentaman yang mengganggu stabilitas kebangsaan


NAFSU

Hawa nafsu (lauwamah, amarah, supiyah) secara kejawen diungkapkan dalam bentuk akronim, yakni apa yang disebut M5 atau malima; madat, madon, maling, mangan, main; mabuk-mabukan, main perempuan, mencuri, makan, berjudi. Untuk meredam nafsu malima, manusia Jawa melakukan laku tapa atau “puasa”. Misalnya; tapa brata, tapa ngrame, tapa mendhem, tapa ngeli.
Tapa brata ; sikap perbuatan seseorang yang selalu menahan/puasa hawa nafsu yang berasal dari lima indra. Nafsu angkara yang buruk yakni lauwamah, amarah, supiyah.
Tapa ngrame; adalah watak untuk giat membantu, menolong sesama tetapi “sepi” dalam nafsu pamrih yakni golek butuhe dewe.
Tapa mendhem; adalah mengubur nafsu riak, takabur, sombong, suka pamer, pamrih. Semua sifat buruk dikubur dalam-dalam, termasuk “mengubur” amal kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain, dari benak ingatan kita sendiri. Manusia suci adalah mereka yang tidak ingat lagi apa saja amal kebaikan yang pernah dilakukan pada orang lain, sebaliknya selalu ingat semua kejahatan yg pernah dilakukannya. 
Tapa ngeli, yakni menghanyutkan diri ke dalam arus “aliran air sungai Dzat”, yakni mengikuti kehendak Gusti Maha Wisesa. “Aliran air” milik Tuhan, seumpama air sungai yang mengalir menyusuri sungai, mengikuti irama alam, lekuk dan kelok sungai, yang merupakan wujud bahasa “kebijaksanaan” alam. Maka manusia tersebut akan sampai pada muara samudra kabegjan atau keberuntungan. Berbeda dengan “aliran air” bah, yang menuruti kehendak nafsu akan berakhir celaka, karena air bah menerjang wewaler kaidah tata krama, menghempas “perahu nelayan”, menerjang “pepohonan”, dan menghancurkan “daratan”.


PAMRIH

Pamrih merupakan ancaman ke dua bagi manusia. Bertindak karena pamrih berarti hanya mengutamakan kepentingan diri pribadi secara egois. Pamrih, mengabaikan kepentingan orang lain dan masyarakat. Secara sosiologis, pamrih itu mengacaukan (chaos) karena tindakannya tidak menghiraukan keselarasan sosial lingkungannya.  Pamrih juga akan menghancurkan diri pribadi dari dalam, kerana pamrih mengunggulkan secara mutlak keakuannya sendiri (istilahnya Freud; ego). Karena itu, pamrih akan membatasi diri atau mengisolasi diri dari sumber kekuatan batin. Dalam kaca mata Jawa, pamrih yang berasal dari nafsu ragawi akan mengalahkan nafsu sukmani (mutmainah) yang suci. Pamrih mengutamakan kepentingan-kepentingan duniawi, dengan demikian manusia mengikat dirinya sendiri dengan dunia luar sehingga manusia tidak sanggup lagi untuk memusatkan batin dalam dirinya sendiri. Oleh sebab itu pula, pamrih menjadi faktor penghalang bagi seseorang untuk mencapai “kemanunggalan” kawula gusti.

Pamrih itu seperti apa, tidak setiap orang mampu mengindentifikasi. Kadang orang dengan mudah mengartikan pamrih itu, tetapi secara tidak sadar terjebak oleh perspektif subyektif yang berangkat dari kepentingan dirinya sendiri untuk melakukan pembenaran atas segala tindakannya. Untuk itu penting Sabdalangit kemukakan bentuk-bentuk pamrih yang dibagi dalam tiga bentuk nafsu dalam perspektif KEJAWEN :
  1. Nafsu selalu ingin menjadi orang pertama, yakni; nafsu golek menange dhewe; selalu ingin menangnya sendiri.
  2. Nafsu selalu menganggap dirinya selalu benar; nafsu golek benere dhewe.
  3. Nafsu selalu mementingkan kebutuhannya sendiri; nafsu golek butuhe dhewe. Kelakuan buruk seperti ini disebut juga sebagai aji mumpung. Misalnya mumpung berkuasa, lantas melakukan korupsi, tanpa peduli dengan nasib orang lain yang tertindas.
Untuk menjaga kaidah-kaidah manusia supaya tetap teguh dalam menjaga kesucian raga dan jiwanya, dikenal di dalam falsafah dan ajaran Jawa sebagai lakutama, perilaku hidup yang utama. Sembah merupakan salah satu bentuk lakutama, sebagaimana di tulis oleh pujangga masyhur (tahun 1811-1880-an) dan pengusaha sukses, yang sekaligus Ratu Gung Binatara terkenal karena sakti mandraguna, yakni Gusti Mangkunegoro IV dalam kitab Wedhatama (weda=perilaku, tama=utama) mengemukakan sistematika yang runtut dan teratur dari yang rendah ke tingkatan tertinggi, yakni catur sembah; sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. Catur sembah ini senada dengan nafsul mutmainah (ajaran Islam) yang digunakan untuk meraih ma’rifatullah, nggayuh jumbuhing kawula Gusti. Apabila seseorang dapat menjalani secara runtut catur sembah hingga mencapai sembah yang paling tinggi, niscaya siapapun akan mendapatkan anugerah agung menjadi manusia linuwih, atas berkat kemurahan Tuhan Yang Maha Kasih, tidak tergantung apa agamanya.

Kejawen Belajar Lelaku Puasa dan Ngelmu dari Serat Wedharaga

Kejawen (bahasa Jawa Kejawèn) adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kata “Kejawen” berasal dari kata Jawa, sebagai kata benda yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu segala yg berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa (Kejawaan). Penamaan “kejawen” bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen merupakan bagian dari agama lokal Indonesia. Seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Java atau dalam bahasa lain, Kejawen disebut “Agami Jawi”.
Kejawen dalam opini umum berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau spiritualistis suku Jawa.
Penganut ajaran kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian seperti agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku (mirip dengan “ibadah”). Ajaran kejawen biasanya tidak terpaku pada aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep “keseimbangan”. Dalam pandangan demikian, kejawen memiliki kemiripan dengan Konfusianisme atau Taoisme, namun tidak sama pada ajaran-ajarannya. Hampir tidak ada kegiatan perluasan ajaran (misi) namun pembinaan dilakukan secara rutin.
Simbol-simbol “laku” biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya. Akibatnya banyak orang (termasuk penghayat kejawen sendiri) yang dengan mudah mengasosiasikan kejawen dengan praktik klenik dan perdukunan.
Ajaran-ajaran kejawen bervariasi, dan sejumlah aliran dapat mengadopsi ajaran agama pendatang, baik Hindu, Buddha, Islam, maupun Kristen. Gejala sinkretisme ini sendiri dipandang bukan sesuatu yang aneh karena dianggap memperkaya cara pandang terhadap tantangan perubahan zaman.
Terdapat ratusan aliran kejawen dengan penekanan ajaran yang berbeda-beda. Beberapa jelas-jelas sinkretik, yang lainnya bersifat reaktif terhadap ajaran agama tertentu. Namun biasanya ajaran yang banyak anggotanya lebih menekankan pada cara mencapai keseimbangan hidup dan tidak melarang anggotanya mempraktikkan ajaran agama (lain) tertentu.
Beberapa aliran dengan anggota besar:
Padepokan Cakrakembang
Sumarah
Budi Dharma
Maneges
Aliran yang bersifat reaktif misalnya aliran yang mengikuti ajaran Sabdopalon, atau penghayat ajaran Syekh Siti Jenar : Wikipedia


BULAN Ramadan adalah bulan penuh hikmah bagi siapa yang bisa mengambil pelajaran. Yang dimaksud dengan pelajaran adalah dalam laku puasa yang biasa dilaksanakan pada bulan Ramadan. Di dalam laku puasa, terdapat beraneka hikmah dan ilmu yang bisa dipetik. Lelaku puasa itu pun juga diajarkan dalam ilmu Kejawen.
Salah satu serat yang menyatakan pentingnya puasa dan hikmah yang terkandung di dalamnya adalah lewat serat Wedharaga. Disebut serat Wedharaga karena serat ini lebih menitik-beratkan pada latihan ragawi, salah satunya adalah dengan lelaku puasa. Apa saja isi dari serat Wedharaga yang berkaitan dengan puasa dan kewajiban kaum muda untuk mencari ilmu tersebut?
Serat Wedharaga
R. Ng. Ronggowarsito
Pupuh Gambuh
Mangkene patrapipun
Wiwit anem amandenga laku
Ngengurangi pangan turu sawatawis
Amekak hawa nepsu
Dhasarana andhap asor.

Makanya yang tepat
Sejak muda saatnya untuk lelaku
Mengurangi makan tidur sementara
Menahan hawa nafsu
Dengan didasari sifat sopan santun
Akanthi awas emut
Aja tingal weweka ing kalbu
Mituhua wewaruh kang makolehi
Den taberi anggeguru, aja isin tetakon.
Oleh karena itu harus diingat
Jangan meninggalkan kalbu
Carilah ilmu yang bermanfaat
Kalau perlu bergurulah, jangan malu bertanya
Wong amarsudi kaweruh
Tetirona ing reh kang rahayu
Aja kesed sungkanan sabarang kardi
Sakadare anggenipun
Nimpeni kagunganing wong.

Orang mencari ilmu
Carilah ilmu keselamatan
Janganlah malas dan malu untuk mengupayakan
Sekedarnya untuk
Mendapatkan (ilmu) milik orang
Tinimbang lan angenganggur
Boya becik ipil-ipil kaweruh
Angger datan ewan panasaten sayekti
Kawignyane wuwuh-wuwuh
Wekasan kasub kinaot.

Daripada menganggur
Lebih baik mencari ilmu
Asalkan tidak malu nasehat sejati
Hingga penuh ilmu
Akhirnya nanti berguna
Lamun wus sarwa putus
Kapinteran sinimpen ing pungkur
Bodhonira katakokna ing ngarsa yekti,
Gampang traping tindak tanduk
Amawas pambekaning wong.

Jika sudah memiliki kepandaian
Simpanlah kepandaian itu
Perlihatkanlah kebodohan,
Itu akan mempermudah dalam bertindak tanduk
Memahami sikap orang lain.
KAWRUH KEJAWEN

🏺 "Bango Banteng, Tiba Melongo, Dijunjung Enteng"

🏺 "Bango Banteng, Tiba Melongo, Dijunjung Enteng": Menelusuri Makna di Balik Gerabah yang Pecah Kisah Pedagang Gerabah Jawa: Anta...