Leluhur
Jawa sudah lebih paham akan spiritualitas daripada orang-orang modern
sekarang. Dari sebait tembang PANGKUR dibawah ini jelas sudah kesadaran
macam apa yang telah dicapai leluhur Jawa -yang konon katanya penyembah
berhala dan mengamalkan kemusyrikan- dibanding kesadaran yang dimiliki
orang-orang modern sekarang, yang konon katanya paling bersih dan
paling murni lakunya :
Mangkono ngelmu kang nyata,
Saknyatane aweh têntrêming ati,
Sirna kang watak kumingsun,
Gawe sugênging sasama,
Hamêmayu rahayuning jagad agung,
Linambaran sih lan trêsna,
Trêsna sagunging dumadi
“Demikianlah spiritualitas yang sesungguhnya,
Sungguh akan mampu menciptakan kedamaian di dalam hati,
Hilang watak ke-aku-an,
Memberikan kehidupan bagi sesama,
Ikut menebarkan keselamatan kepada semesta raya,
Dengan dilambari Cinta Kasih,
Cinta Kasih kepada seluruh makhluk tanpa kecuali."
Jika sebuah ajaran spiritualitas malah memicu hati yang panas penuh dendam, memicu ke-aku-an yang semakin tebal, tiada mampu memberi kehidupan, bahkan nyawa sesama dianggap selayaknya nyawa binatang, tak terlihat ikut menebar kedamaian dan keselamatan di atas semesta raya, kering dari Cinta Kasih dan kalaupun ada Cinta Kasih hanya teruntuk bagi golongannya sendiri, maka jelas sudah spiritualitas seperti ini adalah spiritualitas palsu!
0 comments:
Posting Komentar