Minggu

LGBT dalam Pandangan Hukum Islam

 


LGBT dalam Pandangan Hukum Islam

Dalam hukum Islam, perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) secara tegas dilarang karena bertentangan dengan fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah. Islam mengatur hubungan antarindividu dengan kaidah yang jelas dan menempatkan pernikahan antara laki-laki dan perempuan sebagai satu-satunya hubungan yang diizinkan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan melestarikan keturunan. Berikut adalah analisis pandangan hukum Islam terhadap LGBT.


Dasar Larangan LGBT dalam Islam

1. Berdasarkan Alquran

Islam melarang perilaku LGBT melalui berbagai ayat Alquran, terutama yang mengisahkan kaum Nabi Luth. Beberapa ayat yang mendasari larangan ini:

  • QS. Al-A’raf (7:80-81):
    “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu? Sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsumu, bukan kepada perempuan.”

  • QS. Hud (11:82):
    “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”

Kisah ini menunjukkan hukuman berat bagi kaum yang melakukan hubungan sesama jenis, menjadi pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.


2. Berdasarkan Hadis

Rasulullah SAW juga memberikan penegasan terhadap perilaku homoseksual melalui hadis-hadis berikut:

  • "Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth." (HR. Ahmad)
  • "Jika kamu mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya." (HR. Abu Dawud)

Hadis ini menunjukkan bahwa perilaku homoseksual adalah dosa besar yang memiliki konsekuensi berat dalam hukum Islam.


3. Berdasarkan Ijma’ Ulama

Para ulama sepakat bahwa perilaku LGBT bertentangan dengan syariat Islam. Homoseksualitas termasuk dosa besar (kaba'ir), dan pelakunya harus dihukum sesuai dengan hukum Islam jika terbukti melakukan perbuatan tersebut secara terang-terangan.


Konsep Hukuman dalam Islam terhadap LGBT

  1. Hudud
    Dalam sistem hukum Islam, hubungan seksual sesama jenis termasuk dalam kategori zina. Hukuman zina sangat berat, baik bagi pelaku homoseksual maupun heteroseksual di luar nikah. Namun, pelaksanaan hukuman ini memerlukan bukti kuat, seperti empat saksi yang menyaksikan perbuatan tersebut secara langsung.

  2. Ta'zir
    Jika tidak memenuhi syarat hudud, pelaku perilaku LGBT dapat dijatuhi hukuman ta'zir oleh hakim. Hukuman ini bersifat fleksibel dan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan perbuatan, bertujuan untuk memberikan efek jera dan menjaga moral masyarakat.

  3. Pintu Taubat
    Islam juga memberikan kesempatan bagi pelaku LGBT untuk bertobat. Allah Maha Pengampun bagi siapa saja yang benar-benar meninggalkan perbuatan dosa dan kembali kepada jalan yang benar.

“Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.’” (QS. Az-Zumar: 53)


Pandangan Ulama Terhadap LGBT

  1. Mayoritas Ulama
    Ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali sepakat bahwa perilaku homoseksual adalah dosa besar dan termasuk ke dalam perilaku yang harus dihukum.

  2. Pendekatan Modern
    Beberapa ulama kontemporer menyarankan pendekatan yang lebih humanis dalam menangani kasus LGBT. Pendekatan ini menekankan edukasi, konseling, dan upaya membantu pelaku untuk kembali kepada fitrah.


LGBT dan Fitrah Manusia dalam Islam

Islam memandang hubungan seksual sebagai kebutuhan biologis yang harus disalurkan melalui pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Perilaku LGBT dianggap sebagai penyimpangan dari fitrah yang ditetapkan Allah:

  • QS. Ar-Rum (30:30): "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu."

Hubungan sesama jenis tidak hanya menyalahi aturan agama tetapi juga merusak tatanan sosial dan tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk melestarikan keturunan.


Tanggung Jawab Umat Islam

  1. Mencegah Penyebaran Perilaku Menyimpang
    Islam mendorong umat untuk aktif dalam mencegah normalisasi perilaku LGBT melalui edukasi, dakwah, dan penguatan nilai-nilai agama dalam masyarakat.

  2. Meningkatkan Kesadaran Moral
    Umat Islam wajib menjaga moralitas dengan memperkuat nilai keluarga, pendidikan agama, dan pengawasan terhadap pengaruh budaya asing yang dapat merusak fitrah manusia.

  3. Membantu Pelaku Bertobat
    Islam tidak hanya mengecam perilaku LGBT tetapi juga membuka pintu taubat bagi pelakunya. Pendekatan kasih sayang dan dukungan spiritual sangat penting untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar.


Kesimpulan

Dalam hukum Islam, perilaku LGBT dilarang keras karena bertentangan dengan syariat, fitrah manusia, dan tujuan penciptaan. Kisah kaum Nabi Luth menjadi bukti nyata bahwa perilaku ini membawa dampak buruk, baik secara individu maupun sosial. Meski demikian, Islam selalu membuka pintu tobat bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan yang benar, memberikan harapan bahwa perubahan dan perbaikan selalu mungkin dilakukan.

Sebagai umat Islam, tanggung jawab kita adalah menjaga nilai-nilai agama, mencegah penyebaran perilaku menyimpang, dan membantu mereka yang ingin kembali kepada fitrah. Islam mengajarkan keseimbangan antara ketegasan hukum dan kasih sayang terhadap sesama.


Bahaya Perilaku LGBT dan Kisah Tragis Umat Nabi Luth yang Diabadikan dalam Alquran

 


Bahaya Perilaku LGBT dan Kisah Tragis Umat Nabi Luth yang Diabadikan dalam Alquran

Perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) sering kali menjadi pembahasan yang kontroversial dalam berbagai masyarakat. Dalam pandangan Islam, perilaku ini dilarang keras, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran melalui kisah umat Nabi Luth. Kisah ini menjadi pelajaran abadi tentang bahaya moral, sosial, dan spiritual dari perilaku menyimpang, serta hukuman Allah atas kaum yang melampaui batas.


Bahaya Perilaku LGBT dalam Perspektif Islam

  1. Merusak Fitrah dan Tatanan Keluarga
    Islam menegaskan pentingnya hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam pernikahan untuk membangun keluarga yang harmonis. LGBT dianggap menyimpang dari fitrah manusia yang diciptakan oleh Allah. Perilaku ini mengancam keberlangsungan keluarga sebagai fondasi masyarakat.

  2. Mengundang Azab Allah
    Perilaku LGBT, sebagaimana diceritakan dalam Alquran, menjadi salah satu sebab turunnya azab Allah. Hal ini memperlihatkan bahwa perilaku tersebut tidak hanya merusak secara individu tetapi juga komunitas secara keseluruhan.

  3. Bahaya Psikologis dan Kesehatan
    Studi medis menunjukkan bahwa perilaku seksual menyimpang dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Selain itu, tekanan sosial dan konflik batin sering kali menimbulkan gangguan kesehatan mental.

  4. Merusak Moralitas Sosial
    Normalisasi perilaku LGBT dapat menurunkan standar moral masyarakat, membuka pintu untuk berbagai perilaku menyimpang lainnya, dan merusak nilai-nilai agama dan budaya.


Kisah Tragis Umat Nabi Luth dalam Alquran

Kisah Nabi Luth diabadikan dalam beberapa surah, seperti Al-A'raf, Hud, Asy-Syu'ara, Al-Hijr, dan An-Naml. Nabi Luth diutus kepada kaumnya di Sodom dan Gomorah untuk mengingatkan mereka agar meninggalkan perilaku keji, yaitu hubungan sesama jenis. Namun, mereka menolak dakwah Nabi Luth bahkan mengejeknya.

1. Perilaku Menyimpang Kaum Nabi Luth

Kaum Nabi Luth dikenal sebagai pelopor perilaku homoseksual yang terbuka dan terang-terangan. Mereka mendatangi sesama jenis untuk memuaskan nafsu, padahal Allah telah menciptakan perempuan sebagai pasangan yang halal. Perilaku ini dianggap sebagai bentuk kedurhakaan yang melampaui batas:

"Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia, dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhanmu untukmu? Bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas." (QS. Asy-Syu'ara: 165-166)


2. Dakwah Nabi Luth yang Ditolak

Nabi Luth berulang kali mengingatkan kaumnya untuk bertakwa kepada Allah, tetapi mereka mengabaikannya. Bahkan, ketika tamu-tamu malaikat datang kepada Nabi Luth dalam rupa manusia, kaum tersebut mencoba mendatangi mereka dengan niat buruk:

"Dan kaumnya datang bergegas kepadanya (untuk mendatangi tamu-tamu Luth). Dan sejak dahulu mereka (kaum itu) selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji." (QS. Hud: 78)

Nabi Luth sampai menawarkan putri-putrinya untuk dinikahi sebagai alternatif yang suci, tetapi mereka menolaknya.


3. Hukuman Allah atas Kaum Luth

Ketika kaum tersebut tetap keras kepala, Allah menurunkan azab yang sangat dahsyat:

  • Gempa bumi dahsyat: Negeri mereka dijungkirbalikkan oleh Allah.
  • Hujan batu: Mereka dihujani dengan batu dari tanah yang keras sebagai hukuman.

"Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Lalu Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras." (QS. Al-Hijr: 73-74)

Hanya Nabi Luth dan keluarganya yang beriman yang selamat, kecuali istrinya yang termasuk golongan orang durhaka.


Pelajaran dari Kisah Nabi Luth

  1. Pentingnya Menjaga Moral dan Fitrah
    Allah menciptakan manusia dengan fitrah tertentu, termasuk hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menyimpang dari fitrah ini tidak hanya merusak individu tetapi juga mengundang murka Allah.

  2. Menghindari Normalisasi Perilaku Menyimpang
    Masyarakat harus menjaga nilai-nilai agama dan budaya agar tidak terpengaruh oleh normalisasi perilaku yang dilarang agama.

  3. Pentingnya Dakwah dan Keteguhan Iman
    Nabi Luth memberikan teladan tentang bagaimana menyampaikan dakwah meskipun ditentang oleh mayoritas. Dakwah ini menjadi pengingat bagi semua umat Islam untuk terus menegakkan kebenaran.

  4. Hukuman Allah itu Nyata
    Kisah umat Nabi Luth menunjukkan bahwa Allah memberikan hukuman yang nyata bagi kaum yang melanggar syariat-Nya. Hal ini menjadi peringatan bahwa perilaku menyimpang memiliki konsekuensi besar.


Kesimpulan

Perilaku LGBT bukan hanya bertentangan dengan nilai-nilai Islam tetapi juga berpotensi membawa dampak buruk secara moral, sosial, dan kesehatan. Kisah umat Nabi Luth adalah pelajaran penting yang harus diambil hikmahnya agar manusia tetap berada di jalan yang lurus sesuai ajaran Allah.

Islam mengajarkan kasih sayang dan selalu membuka pintu tobat bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan yang benar. Dengan mendalami kisah Nabi Luth, umat Islam diingatkan untuk menjaga fitrah, menghindari perilaku menyimpang, dan terus memperjuangkan nilai-nilai moral dalam masyarakat.

Tujuh Ayat Alquran tentang Larangan LGBT

Tujuh Ayat Alquran tentang Larangan LGBT

Berikut ini adalah tujuh ayat Alquran yang sering dirujuk terkait larangan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Ayat-ayat ini memberikan panduan mengenai sikap Islam terhadap perilaku homoseksual dan perilaku menyimpang lainnya, dengan kisah umat Nabi Luth sebagai fokus utama.


 

1.     Surat Al-A'raf (7:80-81)

 

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ۝٨٠

wa lûthan idz qâla liqaumihî a ta'tûnal-fâḫisyata mâ sabaqakum bihâ min aḫadim minal-‘âlamîn

(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?

 

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ۝٨١

innakum lata'tûnar-rijâla syahwatam min dûnin-nisâ', bal antum qaumum musrifûn 

Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

 Ayat ini menjelaskan perilaku keji yang dilakukan kaum Nabi Luth, yaitu hubungan sesama jenis, yang dilarang oleh Allah.


 

2. Surat Hud (11:78)

وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ ۝٧٨

wa jâ'ahû qaumuhû yuhra‘ûna ilaîh, wa ming qablu kânû ya‘malûnas-sayyi'ât, qâla yâ qaumi hâ'ulâ'i banatî hunna ath-haru lakum fattaqullâha wa lâ tukhzûni fî dlaifî, a laisa mingkum rajulur rasyîd 

Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri (negeri)-ku. Mereka lebih suci bagimu (untuk dinikahi). Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)-ku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?”

Kaum Nabi Luth mencoba melakukan perbuatan keji kepada tamu laki-laki yang datang, menunjukkan kebiasaan buruk mereka.


 

3. Surat Al-Hijr (15:72-74)

لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ۝٧٢

la‘amruka innahum lafî sakratihim ya‘mahûn 

(Allah berfirman,) “Demi umurmu (Nabi Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (demi melampiaskan hawa nafsu).”

 

فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِيْنَۙ ۝٧٣

fa akhadzat-humush-shaiḫatu musyriqîn

Maka, mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit.

 

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ ۝٧٤

fa ja‘alnâ ‘âliyahâ sâfilahâ wa amtharnâ ‘alaihim ḫijâratam min sijjîl

Maka, Kami menjungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami menghujani mereka dengan tanah yang membatu. 

 

Kaum Nabi Luth dihukum dengan keras oleh Allah karena terus-menerus melakukan perbuatan keji.


 

4. Surat Asy-Syu’ara (26:165-166)

اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَۙ ۝١٦٥

a ta'tûnadz-dzukrâna minal-‘âlamîn 

Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks)?

 

وَتَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُوْنَ ۝١٦٦

wa tadzarûna mâ khalaqa lakum rabbukum min azwâjikum, bal antum qaumun ‘âdûn

Sementara itu, kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istrimu? Kamu (memang) kaum yang melampaui batas.”  

Allah mengingatkan bahwa hubungan sesama jenis bertentangan dengan fitrah manusia dan aturan Allah.


 

5. Surat An-Naml (27:54-55)

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ ۝٥٤

wa lûthan idz qâla liqaumihî a ta'tûnal-fâḫisyata wa antum tubshirûn 

(Ingatlah kisah) Lut ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, padahal kamu mengetahui (kekejiannya)?”

 

اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ ۝٥٥

a innakum lata'tûnar-rijâla syahwatam min dûnin-nisâ', bal antum qaumun taj-halûn 

Mengapa kamu mendatangi laki-laki, bukan perempuan, untuk (memenuhi) syahwat(-mu)? Sungguh, kamu adalah kaum yang melakukan (perbuatan) bodoh.”

Ayat ini menunjukkan bahwa perilaku homoseksual bertentangan dengan akal sehat dan hukum syariat.


 

6. Surat Al-Ankabut (29:28-29)

 

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَۖ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ۝٢٨

wa lûthan idz qâla liqaumihî innakum lata'tûnal-fâḫisyata mâ sabaqakum bihâ min aḫadim minal-‘âlamîn 

(Ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di alam semesta. 

 

اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَۗ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۝٢٩

a innakum lata'tûnar-rijâla wa taqtha‘ûnas-sabîla wa ta'tûna fî nâdîkumul-mungkar, fa mâ kâna jawâba qaumihî illâ ang qâlu'tinâ bi‘adzâbillâhi ing kunta minash-shâdiqîn 

Pantaskah kamu mendatangi laki-laki (untuk melampiaskan syahwat), menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka, jawaban kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah jika engkau termasuk orang-orang benar!”

Kaum Nabi Luth tidak hanya melakukan perbuatan homoseksual, tetapi juga kemaksiatan lainnya, seperti perampokan.


 

7. Surat Al-Ahzab (33:73)

لِّيُعَذِّبَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكٰتِ وَيَتُوْبَ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ ۝٧٣

liyu‘adzdziballâhul-munâfiqîna wal-munâfiqâti wal-musyrikîna wal-musyrikâti wa yatûballâhu ‘alal-mu'minîna wal-mu'minât, wa kânallâhu ghafûrar raḫîmâ 

Dengan demikian, Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah selalu membuka pintu tobat bagi mereka yang ingin kembali ke jalan yang benar, termasuk bagi pelaku dosa-dosa besar.


Kesimpulan:
Alquran melarang perilaku LGBT melalui kisah kaum Nabi Luth yang dijadikan peringatan bagi umat manusia. Selain larangan, Alquran juga menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun bagi siapa saja yang mau bertobat dan kembali kepada fitrah yang benar.

 

al Qur'an Surat : Al-A'raf - Ayat 80.

(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan ... 

al Qur'an Surat : Al-A'raf - Ayat 80.

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ۝٨٠
 
artinya:
(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?


Tafsir Wajiz:

Setelah menuturkan kisah kaum Samud yang binasa disambar petir akibat kedurhakaan mereka, selanjutnya Allah menyebutkan kisah yang lain, yakni Nabi Lut beserta kaumnya. Dan Kami juga telah mengutus Nabi Lut. Ingatlah ketika dia berkata dengan nada keras kepada kaumnya yang ketika itu melakukan kedurhakaan besar, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yakni perbuatan teramat buruk, yaitu homoseksual, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun di zaman apa pun sebelum kamu di dunia ini?" Nabi Lut berharap dengan ucapannya, mereka sadar dan meninggalkan perbuatan itu.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan agama kepada kaumnya agar mereka menyembah Allah, dan Nabi Lut bertanya kepada mereka dengan nada keras, "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu" dengan harapan mereka sadar untuk meninggalkan prilaku keji itu. 

Kaum Nabi Lut adalah orang yang pertama kali melakukan sodomi (homoseks) maka mereka mendapatkan dosa seperti dosa orang yang menirunya, sebagaimana diterangkan dalam hadis: "Orang yang membuat suatu kebiasaan buruk dalam Islam, lalu kebiasaan buruk itu dikerjakan sesudahnya, maka ia akan menanggung seperti dosa orang yang melakukan kebiasaan buruk itu." (Riwayat Muslim) 

Hadis lain menerangkan: "Orang yang mengajak kepada jalan yang benar maka ia mendapat ganjaran sama banyaknya dengan ganjaran yang diberikan kepada pengikut-pengikutnya dan hal itu tidak sedikit pun mengurangi ganjaran mereka itu, dan orang yang mengajak berbuat kejahatan maka ia mendapat dosa sama banyaknya dengan dosa pengikut-pengikutnya dan hal itu tidak dikurangi sedikit pun dari dosa mereka itu." (Riwayat Muslim) 

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan mengembangkan keturunan manusia guna memakmurkan alam ini. Pada masing-masing jenis memiliki nafsu birahi yang mendorong terwujudnya kebutuhan bertemunya kedua jenis manusia ini sebagai sarana untuk mengembangbiakan manusia. Perempuan dalam bentuk kejadiannya adalah indah, halus dan menarik. Antara laki-laki dan perempuan terjadi saling tarik-menarik laksana tarikan antara positif dan negatif. 

Jika manusia seperti itu, alangkah ganjilnya bila ada golongan manusia yang menyimpang dari ketentuan Allah itu. Alangkah besarnya pelanggaran terhadap kemanusiaan yang dilakukan seseorang laki-laki dengan menggauli laki-laki lain dengan tujuan bukan untuk mengembangkan keturunan. Jika saling membunuh dinilai sebagai sesuatu yang buruk, maka perbuatan kaum Nabi Lut ini dapat dikatakan lebih buruk dan dapat menjatuhkan derajat manusia dan kemanusiaan sehingga lebih rendah dari hewan. Hal ini karena hewan jantan tidak ada yang berhubungan dengan jantan pula sebagaimana yang dilakukan umat Nabi Lut. Ketetapan Allah berkaitan dengan hal ini, adalah laki-laki untuk perempuan dan perempuan untuk laki-laki. 

Kaum Lut bukan saja ingkar kepada Allah dan tidak bersyukur atas nikmat-Nya, tetapi juga melakukan homoseksual yang akhirnya juga mendorong para wanita melakukan lesbian (saling berhubungan sesamanya). Allah mengutus Nabi Lut kepada kaum seperti ini untuk menyampaikan ajaran Allah agar mereka kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan kelakuan yang buruk dan bertentangan dengan sunatullah. Karena mereka menolak seruan Lut, maka Allah membinasakan kaum tersebut. 

Nabi Lut adalah anak Haran bin Tarikh. Tarikh adalah saudara Nabi Ibrahim. Lut dilahirkan di daerah tepian timur dari selatan Irak yang dahulunya dinamakan Babilon. Atas kehendak Nabi Ibrahim, Lut berdiam di kota Sodom salah satu kota di daerah Yordania. Lut wafat di sekitar Yordan dahulu terkenal dengan nama Laut Lut.


Penjelasan:

Surah Al-A'raf ayat 80 menyajikan kisah Nabi Lut AS dan peringatan yang disampaikan kepada kaumnya atas perbuatan keji yang mereka lakukan, yaitu homoseksual, sebuah tindakan yang belum pernah dilakukan oleh umat sebelumnya. Ayat ini menjadi pengingat tentang bagaimana pelanggaran terhadap fitrah manusia dan hukum Allah membawa kehancuran.

 

Makna Ayat

Allah mengutus Nabi Lut AS untuk menyeru kaumnya agar meninggalkan perbuatan yang melanggar fitrah kemanusiaan. Nabi Lut menegur mereka dengan nada tegas, mempertanyakan alasan di balik tindakan mereka yang sangat menyimpang dan belum pernah terjadi sebelumnya. Allah menciptakan manusia dengan pasangan, laki-laki dan perempuan, untuk saling melengkapi dan mengembangkan keturunan, bukan untuk melanggar aturan-Nya dengan berhubungan sesama jenis.

 

Pelajaran dari Kisah Nabi Lut

  1. Peringatan terhadap Penyimpangan
    Perbuatan homoseksual yang dilakukan oleh kaum Nabi Lut menjadi contoh dari pelanggaran besar terhadap fitrah manusia. Allah menciptakan hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan keberlangsungan umat manusia. Menyimpang dari fitrah ini bukan hanya melanggar aturan agama, tetapi juga merusak kemanusiaan itu sendiri.

  2. Dosa yang Berlanjut
    Dalam hadis, disebutkan bahwa orang yang memulai kebiasaan buruk akan menanggung dosa dirinya dan orang-orang yang mengikutinya. Begitu pula, seseorang yang memulai kebaikan akan mendapat pahala yang terus mengalir dari mereka yang mengikutinya. Kaum Nabi Lut menjadi pelopor dalam perbuatan keji tersebut, sehingga mereka memikul dosa yang sangat besar.

  3. Pentingnya Menjaga Fitrah
    Allah telah menetapkan hukum alam untuk setiap makhluk, termasuk manusia. Ketika manusia menyimpang dari ketentuan tersebut, mereka akan merusak tatanan kehidupan. Kaum Nabi Lut menjadi contoh bagaimana penyimpangan membawa kehancuran moral dan fisik.

  4. Ketegasan Nabi Lut
    Nabi Lut tidak ragu menyampaikan kebenaran meskipun ia menghadapi tantangan besar. Sebagai utusan Allah, ia menyeru dengan penuh keberanian agar kaumnya meninggalkan tindakan keji mereka dan kembali kepada jalan yang benar.

 

Kehancuran Kaum Nabi Lut

Kehancuran Kaum Nabi Lut

Ketika kaum Nabi Lut tetap dalam pembangkangan, Allah memberikan azab yang mengerikan sebagai ... 

Ketika kaum Nabi Lut tetap dalam pembangkangan, Allah memberikan azab yang mengerikan sebagai peringatan bagi umat manusia. Azab tersebut berupa gempa bumi yang dahsyat, disertai hujan batu dari tanah yang terbakar. Kota mereka dibalikkan hingga menjadi tanda kehancuran yang abadi, yang kini dikenal sebagai Laut Mati atau Laut Lut.

 

Pesan Moral

  1. Menghormati Ketetapan Allah
    Perintah dan larangan Allah selalu bertujuan untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Melanggar fitrah tidak hanya membawa kerusakan bagi individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

  2. Pentingnya Dakwah
    Kisah Nabi Lut mengajarkan pentingnya menyampaikan kebenaran dengan tegas, meskipun menghadapi resistensi dari masyarakat.

  3. Kehidupan Sesuai Sunnatullah
    Allah menetapkan hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk menjaga kelangsungan umat manusia. Menyimpang dari ketentuan ini berarti menentang hukum alam dan perintah Allah.

Ayat ini menjadi peringatan bagi semua umat manusia untuk menjaga fitrah, mematuhi perintah Allah, dan menjauhi perbuatan dosa yang mengundang azab. Kehancuran kaum Nabi Lut menjadi pelajaran abadi tentang bahaya penyimpangan dan pentingnya mengikuti ajaran Allah SWT.

Jumat

Cinta dalam hati


Cinta dalam hati

Lyrics

[Verse 1]
Asmara bersemi
Ada dalam hati
Senandung jiwa ini
(Dangdut-dangdut)
Hadirlah segera
Ku tak sabar lagi
Yang indah kan terjadi
(Dangdut-dangdut)

[Chorus]
Cinta membelenggu
Rindu menyatu
Hatiku terpadu
Bersamamu

[Verse 2]
Rembulan bersinar
Menghiasi malam
Berdua kita jalan
(Dangdut-dangdut)
Bersama dirimu
Aku takkan ragu
Janji ini bersatu
(Dangdut-dangdut)

[Chorus]
Cinta membelenggu
Rindu menyatu
Hatiku terpadu
Bersamamu

[Bridge]
Tiada lagi sepi
Kau jadi pelipur
(Cinta dalam hati)
Bersandarlah kini

[Chorus]
Cinta membelenggu
Rindu menyatu
Hatiku terpadu
Bersamamu

HARMONI CINTA

 HARMONI CINTA
Lyrics

[Verse 1]
Berjalan di jalan setapak,
Mentari pagi menyinar,
Bunga-bunga warna-warni,
Angin terasa lembut,
Jiwaku merindu,
Rasanya cinta ini.

[Chorus]
Dangdut berdendang ceria,
Hatiku pun ikut menari,
Nada-nada penuh cinta,
Bersama dalam harmoni.

[Verse 2]
Suara gitar mengalun,
Merdu hingga di hati,
Langkahku menapak bersemangat,
Menyaksikan wajahmu,
Di sana kau tersenyum,
Bersama kasih dan rindu.

[Chorus]
Dangdut berdendang ceria,
Hatiku pun ikut menari,
Nada-nada penuh cinta,
Bersama dalam harmoni.

[Bridge]
Musik ini bagaikan mimpi,
Semangat tak kan berhenti,
Bawa aku bersamamu,
Seiring dalam hidup ini.

[Chorus]
Dangdut berdendang ceria,
Hatiku pun ikut menari,
Nada-nada penuh cinta,
Bersama dalam harmoni.

Indah terang bulan

 Lyrics

[Verse]
Indah terang bulan, lihat terang
Cahaya cinta, terangilah jalan
Berdansaku mesra, dalam hatimu
Irama ceria, selamanya, oh

[Chorus]
Syahdu malam ini, kita menari
Getar suara hati, berseru serasi
Cinta dalam langkah, berdua kita
Melodi asmara, alunan jiwa

[Verse 2]
Dibawah bintang-bintang, kita berdansa
Suara hati kita, seperti simfoni
Dalam pelukanmu, lupalah waktu
Dirimu dan diriku, kita satu

[Chorus]
Indah malam ini, kita abadi
Langkah seiringan, cinta tak terbagi
Lantunan nada cinta, bergema ceria
Dalam genggamanmu, dunia sempurna

Di Hutan Terlupakan

Di Hutan Terlupakan

(Verse 1)
Di altar batu, tempat anggun kau duduk,
Dengan rambut panjang, menjuntai menelusup.
Bibir merah, mencolok di antara bayangan,
Dalam hutan mistis, aku terpesona,
Akar bengkok, pohon yang kuno berbisik,
Jamur berkilau, menyala dalam langkahmu yang anggun.

(Chorus)
Oh, keindahan tersembunyi di tengah malam,
Bercerita dalam sunyi, dalam cahaya lembut yang temaram.
Suara alam memudar, melodi melankolis,
Memanggil jiwa kita, untuk temukan keajaiban dalam kisah ini.

(Verse 2)
Gaun hijau megah, dengan pola yang berputar,
Seperti lukisan, hidup di dalam cahaya yang menari.
Mata berbentuk almond, telinga runcing menawan,
Fitur halusmu mengukir kebangkitan dalam khayalan,
Keanggunan misteri, dalam dunia yang megah,
Kita adalah penjaga rahasia, dalam setiap langkah indah.

(Chorus)
Oh, keindahan tersembunyi di tengah malam,
Bercerita dalam sunyi, dalam cahaya lembut yang temaram.
Suara alam memudar, melodi melankolis,
Memanggil jiwa kita, untuk temukan keajaiban dalam kisah ini.

(Bridge)
Kita melangkah, di bawah sinar bulan,
Menggenggam kebahagiaan, saat waktu melamban.
Fantasi berkilau, menggoda jiwa kita,
Dari dongeng yang aneh, hingga keagungan yang megah.

(Chorus)
Oh, keindahan tersembunyi di tengah malam,
Bercerita dalam sunyi, dalam cahaya lembut yang temaram.
Suara alam memudar, melodi melankolis,
Memanggil jiwa kita, untuk temukan keajaiban dalam kisah ini.

(Outro)
Di hutan yang terlupakan, kita menari dalam mimpi,
Misteri abadi, bersama kami, di sini.
Setiap detik berharga, kita abadikan dalam lagu,
Menyanyikan keindahan, yang tersembunyi selamanya, tanpa ragu.


Keindahan yang Tersembunyi

 Judul: Keindahan yang Tersembunyi

(Verse 1)
Di hutan yang terlupakan,
Dimana waktu seakan berhenti,
Bayangan pepohonan kuno,
Simpan rahasia dalam senyap malam.

(Pre-Chorus)
Cahaya emas menembus gelap,
Altar suci, menanti jiwa yang berani,
Dia duduk, anggun dan bersinar,
Bagai bintang dalam kegelapan.

(Chorus)
Oh, keindahan yang tersembunyi,
Di balik tatapannya, misteri menanti,
Seperti bunga liar di tengah hutan,
Menggoda hati yang berani mendekat.
Di sini, semua kisah akan terungkap,
Dalam pelukan cahaya dan bayangan.

(Verse 2)
Rambut panjangnya tergerai,
Mengalir indah, bulan jadi saksi,
Dengan gaun hijau kilauan,
Setiap langkahnya, dunia bergetar.

(Pre-Chorus)
Alam berbicara dalam bisik lembut,
Jamur bersinar, akar menjalar,
Pohon tua berdiri kokoh,
Menjadi saksi dari rahasia seumur hidup.

(Chorus)
Oh, keindahan yang tersembunyi,
Di balik tatapannya, misteri menanti,
Seperti bunga liar di tengah hutan,
Menggoda hati yang berani mendekat.
Di sini, semua kisah akan terungkap,
Dalam pelukan cahaya dan bayangan.

(Bridge)
Melodi melankolis menggema,
Menarik jiwa yang tersesat,
Kisah ini adalah cerita untuk ditemukan,
Dalam keheningan yang tak ternilai.

(Chorus)
Oh, keindahan yang tersembunyi,
Di balik tatapannya, misteri menanti,
Seperti bunga liar di tengah hutan,
Menggoda hati yang berani mendekat.
Di sini, semua kisah akan terungkap,
Dalam pelukan cahaya dan bayangan.

(Outro)
Keindahan yang tersembunyi,
Dalam hutan, altar, dan wanita,
Satu cerita menunggu ditemukan,
Dongeng yang membawa kita kembali.


Template Storyboard & Shot List Video Viral

Template Storyboard & Shot List Video Viral Ubah ide brilian Anda menjadi video viral yang terstruktur. Template storyboard ini adalah j...