Surat Al Fatihah
dikenal dengan sebutan As Sab’ul Matsani (tujuh yang diulang-ulang).
Mengapa demikian? Karena disebabkan surat ini dibaca berulang-ulang pada
setiap raka’at dalam shalat.
Dinamakan juga dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokok-pokok
Al Quran, seperti aqidah dan ibadah.
Surat
Al Fatihah memiliki berbagai macam keutamaan dan keistimewaan dibanding
dengan surat-surat yang lain. Di antaranya adalah Al Fatihah merupakan
surat yang paling agung.
Imam Bukhari pernah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Mu’alla, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh
aku akan ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam Al Quran
sebelum engkau keluar dari masjid? Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam memegang tanganku. Disaat Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam
hendak keluar dari masjid, aku bertanya: “Ya Rasulullah! Bukankah
engkau akan mengajariku tentang surat yang paling agung dalam Al Quran?
Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata: Ya adalah As Sab’u
Al Matsani dan Al Qur’anul ‘Azhim (Al Qur’an yang
Agung) yang diwahyukan
kepadaku.” (HR. Al Bukhari no. 4474)
Al Fatihah merupakan surat
istimewa yang tidak ada pada kitab-kitab terdahulu selain Al Qur’an.
Dari shahabat Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya:
“Maukah engkau
aku beritahukan sebuah surat yang tidak ada dalam kitab Taurat, Injil,
Zabur, dan demikian pula tidak ada dalam
Al Furqan (Al Qur’an) surat
yang semisalnya? Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
memberitakan surat itu adalah Al Fatihah”. (HR. At Tirmidzi no. 2800)
Al
Fatihah sebagai obat dengan izin
Allah suhanahu wata’ala. Al Imam Al
Bukhari meriiwayatka dari shahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu
tentang kisah kepala kampung yang tersengat kalajengking. Lalu beberapa
shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meruqyahnya dengan membacakan
surat Al Fatihah kepadanya. Dengan sebab itu Allah subhanahu wata’ala
menyembuhkan penyakit kepala kampung itu.
Terkait dengan shalat
sebagai rukun Islam yang kedua, Al Fatihah merupakan unsur terpenting
dalam ibadah itu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang
siapa shalat dalam keadaan tidak membaca AlFatihah, maka shalatnya
cacat (Rasulullah shalallahu ‘al wasallam) mengulanginya sampai tiga
kali tidak sempurna.” HR. Muslim no. 395, dari shahabat
Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu
Bahkan membaca Al Fatihah termasuk rukun dalam shalat, sebagaimana riwayat diatas.
Surat Al-Fatihah juga memiliki kandungan faidah yang banyak dan agung, berikut ini ada beberapa di antaranya:
Pertama,
Surat ini terkandung di dalamnya tiga macam tauhid, yakni Tauhid
Rububiyyah, yaitu beriman bahwa hanya Allah suhanahu wata’ala yang
menciptakan, mengatur dan memberi rizqi, sebagaimana yang terkandung di
dalam penggalan ayat: “Rabbul ‘alamin “.
Tauhid Asma’ wa Shifat,
yaitu beriman bahwa Allah suhanahu wata’ala mempunyai nama-nama serta
sifat-sifat yang mulia dan sesuai dengan keagungan-Nya. Diantaranya Ar
Rahman dan
Ar Rahim.
Tauhid Uluhiyyah, yaitu beriman bahwa tiada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah suhanahu wata’ala semata.
Adapun sesembahan selain Allah suhanahu wata’ala adalah batil. Diambil
dari penggalan ayat: “
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan memohon
pertolongan”.
Kedua, Penetapan adanya hari kiamat dan hari pembalasan, sebagaimana potongan ayat: “Penguasa hari pembalasan”.
Ketiga, Perintah untuk menempuh jalan orang-orang yang shalih.
Keempat,
Peringatan dan ancaman dari enggan untuk mengamalkan ilmu yang telah
diketahui. Karena hal ini mendatangkan murka Allah suhanahu wata’ala.
Demikian pula, hendaklah kita berilmu sebelum berkata dan beramal.
karena kebodohan akan mengantarkan pada jalan kesesatan.