* SEDULUR PAPAT LIMO PANCER *
menurut
ilmu kejawen (jawa))sebelum manusia lahir ketika maseh janin bayi di
temani 4 saudara dan mengikut ilmu kejawen juga qarin ada lah salah satu
sdra kita,apa kah benar kenyataan nya,mari sama2 kita selidik sejarah
dari ilmu kejawean yg sudah berusia 6000 tahun ini,namun jika terdapat
kesilapan mohon di maafkan,sekadar renungan.
Dalam adat dan ajaran jawa dikenal istilah 'SEDULUR PAPAT KELIMA PANCER'
PANCER adalah diri kita..
setiap manusia mempunyai empat saudara ketika masih berupa janin.
mereka menjaga pertumbuhan manusia didalam kandungan Ibu.
Anak pertama yaitu KETUBAN atau KAWAH,
ketika Ibu melahirkan yang pertama keluar adalah ketuban karena itu
dianggap sebagai Saudara Tua.Setelah itu saudara kandung yang lebih muda
yaitu ARI-ARI, Tembuni atau pembungkus janin dalam rahim. ARI-ARI
memayungi tindakan sang janin dalam perut Ibu yang mengantarkan sampai
ke tujuan yaitu ikut keluar bersama sang bayi. Berikutnya DARAH
inipun saudara sang janin, tanpa adanya darah janin bukan saja tak bisa
tumbuh tapi juga akan mengalami keguguran. Saudara berikutnya yaitu PUSAR ia sebagai sarana yang menghantarkan zat makanan dari sang ibu kepada janin. Umumnya orang menganggap bahwa KETUBAN, ARI-ARI, DARAH dan TALI PUSAR
adalah wahana atau alat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dalam
perut. Begitu bayi dilahirkan semua itu akan dianggap tidak berfungsi
lagi dan tak ada sangkut pautnya dalam kehidupan... dan yang demikian
ini merupakan pandangan Materialistik padahal begitu besar maknanya dan
pengertiannya bila dilihat dari sudut Metafisik. Saudara kita itulah
yang menjaga kita dalam kehidupan ini yang kembali ke anasir bumi, air ,
udara dan api hanyalah ke empat jasadnya. namun dari segi spiritualnya
masih menyertai kehidupan kita.
coba
kita bandingkan dengan kenyataan Rasulullah SAW. bahwa tatkala kita
lahir ada teman kita yg diistilahkan dia sebagai Qorin dan tatkala
ditanya oleh para sahabat Rasul
"Fa anta ya Rasulullah..? ( apakah engkau juga lahir diikuti Qorin wahai rosulullah..) "
maka dijawab:
"Na`am
fa aslama bihi" ( benar, tapi telah ku aslama kan / ku islamkan dia)
dan tidak menyeruku melainkan kepada kebaikan semata..
menurut
ilmu kejawean lagi, qorin jika tidak di aslama kan maka dia akan
membawa sifat maksiat karena jika suatu saat nanti seorang insan mau
bertobat maka si qorin tadi sudah ke enakan dialam maksiat dan akan
menggoda kita untuk balik lagi berbuat maksiat bagaimana kah cara
mengislamkan qorin. terpaksa di simpan. sementara qorin yg sudah di
aslamakan ( seperti cara anda di atas /atau cara-cara yg dihayati pihak
kejawen)
maka
jika kita tenggelam atau terjerumus di jurang maksiat datanglah si
qorin itu dengan sekuat kemampuannya untuk ikut mengangkat dan
menyadarkan kita kembali ke jalan Allah. qorin yg telah aslama tak rela
pancernya (diri kita) kemaksiatan.
itulah sebab lagi Rasul kemudian menyatakan:
"... tapi telah Ku aslama kan dia(qorin) dan dia(qorin) tidak "menyeruku" melainkan hanyalah yg baik-baik saja.."
Ayat Al Qur`an tentang Qarin:
” Wa qaala qariinuhuu haazaa maa ladayya ‘atiid ” (QS QAAF 50: 23)
Artinya:”Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku.”
“Qaala qariinuhuu Rabbanaa maa atgaituhuu wa laakin kaana fii dholaalim ba’id” (Q.S. QAAF [50]: 27)
Artinya:
“Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut :
Pada
kenyataan diatas, disebutkan bahwa “Saudara Empat” itu adalah Marmati,
Kawah, Ari – ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut
Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya
mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang
Kawah, Adhi Ari – Ari, dan Rahsa. Marmati itu artinya Samar Mati (Takut
Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya
khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu
sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari – ari, dan Rahsa. Oleh
karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua).
Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu
adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian
Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak)
Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya
si bayi, setelah itu barulah keluar Ari – ari (placenta/ tembuni).
Karena Ari – ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur
Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita
yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang
cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari
itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu
umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat
yang di simpan dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini
dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan ‘Saudara
Empat Lima Pusat’
sebab
itu dalam petua selalu orang-orang tua berpesan simpan tali pusar,jika
bayi kita demam rendamkan tali pusar dan kemudian di beri
minum....kemungkinan ini lah sejarah di sebalik tali pusar bayi.
Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Amarah :
Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu
merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya
akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk
mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Supiyah / Keindahan :
Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan
misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam
nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia.
Aluamah / Serakah :
Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari
itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin
hidup makmur sampai tujuh turunan.
Mutmainah / Keutamaan :
Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila
melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang
kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua
uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal
yang baik.
Maka
dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai
ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat
saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga
bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini,
berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi
pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai.
SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN.
Setelah
Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan
dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Izrail.
Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu
yaitu:
Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah.
Pertama Jibril .
tugas nya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi.
Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN.
Ada
pandangan yang menyatakan setelah Nabi.Muhammad wafat maka otomatik
Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir.
Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai
malaikat jibril. hakikatnya hanya ada satu Malaikt Jibril di alam raya
ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah
pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap
diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B,
si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2
setiap cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi
sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara
limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang. Jibril
akan menuntun manusia kejalan yang benar.., yang telah membersihkan
dirinya, membersihkan cerminya, membersihkan hatinya.
Jibril
lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam
khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan
diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarkan diri Nabi ke Sidratul
Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan
diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia Lainya yaitu Mikail
isrofil Izrail. Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus
janin ternyata disertai saudara-saudaranya yang lain. Ditinjau dari
kedudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau
kakang ( saudara tua ) si bayi.
begitu
bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi
exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi
tersebut sampai akhir hayat. secara extensi Jibril diciptakan setelah
malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang
membungkus janin di pintu rahim (cervix)
Yang
ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi
pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara
Kehidupan.
Dalam
hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara
pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang
mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk.
Pada
konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali
Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan
tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat
yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin.
Subhanallah.. dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya..
Mikail
dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan
dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang
akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.
Ke
Empat adalah Malaikat Izrail. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang
bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia..
Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya..
Dalam konsep sedulur papat(saudara 4)
Malaikat
maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak
akan menyalahi tugasnya.. bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak
akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia,
saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan
yang benar..
Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..?
apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang maumati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..
Izrail
disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam
kehidupan sehari hari Izrail bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika
hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan
kematian akan tak ada lagi.
Jika
ajal telah sampai maka Izrail mengorganisasi malaikat lainnya,
mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya.
Permana
yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga
tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita
lepas.. tubuh menjadi lunglai tak berdaya dan ini bentuk umum kematian
bagi manusia..
Nah
yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin
saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib..
Orang
demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia
memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang..
Semua
saudara ghaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam
rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya
ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud
Ruh.. dan Tidak terlihat Mata..
Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak..
" In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya'
Atau
"
Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza
ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >'
Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian
Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati,
maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru"