Essential XlsIO Read/Write Excel files from .NET 100x faster than Office automation XlsIO Essential XlsIO is a .NET library that can read...
Cara Menambah RAM PC/Komputer/Laptop Menggunakan Flashdisk
Written by Jamaluddin Muhammad on 9/12/2014 , Cara Menambah RAM PC/Komputer/Laptop Menggunakan Flashdisk - Flashdisk yang kita ketahui se...
Membuat Tulisan Dicoret Pada facebook, Twitter, dan sosial media lainnya
Tool Unicode untuk membuat teks strikethrough atau tek dicoret Unicode strikethrough text tool for Twitter, Facebook, internationalized doma...
Kursus Gratis Tehnisi Komputer Online: Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200
Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200
Kali ini Kang eko akan sharing pengalaman tentang Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200. Pertanyaan ini sering banget ditanyakan
dan kang Eko baru bisa jawab sekarang. Jawaban ini kang EKo dapatkan
dari teman blog kang EKo yg mau berbagi tentang pengalamannya.
Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200 :
Penyebab Canon iP2770 dan MP258, Mp287 Error B200 : adalah komponen R301, kadang R302 juga rusak, posisi bersebelahan dengan R301
Untuk Mainboard Printer, bagian yg biasanya rusak adalah Resistor R301.
Resistor ini untuk mengatasi Printer Canon ip2770, MP258, MP287 yang mengalami error B200 atau P10.
R301 ukurannya 7,5K Ohm
R302 : 15K Ohm
Lepas pasang R301 dengan menggunakan Solder Blower atau Solder biasa dengan ujung lancip.
gambar ini hanya ilustrasi.
Semoga tulisan tentang error B200 dan cara servicenya ini bermanfaat bagi semuanya.
Kursus Gratis Tehnisi Komputer Online: Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200 : Kali ini Kang eko akan sharing pengalaman tentang Ca...
Tribuana (Bagian 1, Manikmaya Jadi Raja)
Tribuana (Bagian 1, Manikmaya Jadi Raja)
Senjaberganti malam dan malam sirna berganti siang, waktu berputar menutup
hari dan kemudian berganti hari. Kini putra-putra Sang Hyang Tunggal
telah tumbuh dewasa. Sang Hyang Antaga, Sang Hyang Ismaya, dan Sang
Hyang Manikmaya, mereka sama-sama mewarisi berbagai ilmu pengetahuan
dan kesaktian dari ayahnya sehingga mereka benar-benar menjadi kesatria
dewa yang pilih tanding.
Alkisah di istana Jonggring Salaka, Kahyangan Suralaya. Sang Hyang
Tunggal yang didampingi kedua permaisurinya memanggil ketiga putranya,
Sang Hyang Antaga, Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Manikmaya. Ia
bermaksud ingin menyerahkan tahta Suralaya kepada salah putranya, namun
sebelumnya Sang Hyang Tunggal mengisahkan perihal kelahiran mereka
yang berasal dari sebutir telur hingga tercipta menjadi sosok manusia
dewa. Dan yang membuat Sang Hyang Tunggal belum bisa menentukan siapa
diantara putranya yang berhak mewarisi Kahyangan Suralaya, adalah
karena dulu Sang Hyang Tunggal menyirami tiga bagian pecahan telur itu
secara bersamaan sehingga tidak ada yang tercipta lebih dahulu dari
bagian lainnya, tidak ada istilah ter-tua diantara yang lainnya,
besarnya pun bersamaan.
Sebelum Sang Hyang Tunggal selesai bersabda, tiba-tiba Sang Hyang
Antaga berkata kepada Sang Hyang Tunggal. Ia mengatakan bahwa kulit
telur tentunya lebih awal dilahirkan, sebab kulit berada diluar isi dan
telah ditakdirkan menjadi pelindung, yaitu melindungi isi telur yang
lemah. Maka menurut Sang Hyang Antaga, kulit telurlah yang dianggap
lebih tua dibandingkan dengan isinya.
Sang Hyang Ismaya menepis perkataan Sang Hyang Antaga. Menurutnya,
bahwa kulit dan isi telur adalah satu kesatuan yang terlahir bersamaan.
Tanpa adanya putih dan merah telur yang menjadi isi, maka kulit telur
pun tidak akan ada. Tidaklah mungkin telur terlahir hanya kulitnya saja
tanpa ada isi yang telah ikut menyempurnakan keadaannya. Dan Sang
Hyang Ismaya mengingatkan kepada Sang Hyang Antaga, bahwa putih dan
merah telur yang menjadi isi adalah cikal bakal yang menjadi adanya
tanda-tanda kehidupan. Kulit hanya ragangannya saja, tetapi isilah yang
menjadi sumber dan keutamanya.
Sang Hyang Antaga tersinggung mendengar kata-kata Sang Hyang Ismaya. Ia
yang tercipta dari kulit telur merasa dihina, tidak dianggap memiliki
keutamaan, hanya ragangan yang berarti benda kosong yang tidak memiliki
arti. Sang Hyang Antaga pun berjumawa, ia menganggap kulit telur
adalah yang terkuat dengan wujud keras dibandingkan isi. Sang Hyang
Ismaya membantah, bagaimana bisa disebut kuat kalau kulit telur bisa
retak dan pecah. Adu mulut antara Sang Hyang Antaga dan Sang Hyang
Ismaya kian memanas, mereka berdua sama-sama telah terbakar amarah.
Kita adu kesaktian! Siapa yang kuat diantara kita!
Adigang, adigung, adiguna. Sang Hyang Antaga menunjukan perwatakannya
yang secara lahir tercipta dari kulit telur, keras, jumawa dan selalu
merasa dirinya yang paling hebat.
Sang Hyang Ismaya yang sudah merasa jengah dengan segala perkataan dan
sikap saudaranya, menanggapi tantangan. Bagi Sang Hyang Ismaya menolak
tantangan adalah tindakan seorang pengecut. Sekaligus akan memberi
pelajaran kepada Hyang Antaga bahwa “girilusi jalmo tan keno ing ngino”
di atas langit masih ada langit, jangan menganggap diri paling sakti
di atas muka bumi.
Melihat perselisihan yang kian memanas diantara kedua putranya, Sang
Hyang Tunggal segera melerai. Ia menasehati putra-putranya agar bisa
lebih berpikir secara jernih dan terbuka, sebab semua masalah akan ada
jalan keluarnya bila tanggapi dengan jiwa yang bersih. Tapi sudah
terlanjur, keduanya sudah merasa saling dihinakan satu sama lainnya,
maka keduanya pun sudah tidak menghiraukan lagi nasehat ayahandanya.
Bertikai dengan saudara sendiri, apakah kalian tidak akan menyesal nantinya?
Guntur menggelegar dan kilat menyambar. Awan hitam berarak berkejaran
menutupi langit, bumi pun bergetar. Candradimuka bergolak menyemburkan
lahar api yang sangat panas. Sabda Sang Hyang Tunggal telah menjadi
kutukan bagi mereka, namun karena keduanya sudah sama dirasuki nafsu
angkara murka, maka keduanya sudah tidak mampu berfikir dengan hati
nuraninya. Hyang Antaga segera melesat meninggalkan Jonggring Salaka,
dan kemudian disusul oleh Sang Hyang Ismaya.
Dilain pihak Sang Hyang Manikmaya hanya diam membisu. Dia tidak mau
melibatkan diri dalam pertikaian kedua saudaranya, terkesan tidak ingin
ikut campur. Akan tetapi ‘diam’ yang dilakukan Sang Hyang Manikmaya
bukanlah sebab halus budi pekertinya. Disinilah perbedaan perwatakan
diantara mereka. Sang Hyang Manikmaya lebih cerdik dibandingkan kedua
saudaranya, ia licik dan otaknya mampu bekerja dengan baik dibandingkan
nafsunya. Sang Hyang Manikmaya akan membiarkan kedua saudaranya yang
bertikai. Ia tahu bahwa diantara mereka mempunyai kesaktian yang
berimbang, jadi untuk apa harus membuang tenaga ikut mengadu kesaktian
dengan mereka. Yang terlintas dalam pikirannya adalah, ini kesempatan
baik untuk bisa merebut hati ayahandanya dan mengincar singgasana
Suralaya.
Sementara itu, jauh di luar gerbang gaib Selamatangkep, dua kesatria
dewa telah saling beradu kesaktian. Masing-masing dari keduanya
menunjukan keluhuran ilmunya. Saling mengeluarkan aji jaya kawijaya dan
saling menghunus pusaka kadewatan. Mereka saling serang, saling pukul,
saling tusuk dan saling banting hingga mengakibatkan guncangan hebat
bagi bumi tempat mereka bertarung. Gunung longsor, bukit rug-rug.
Candradimuka tidak henti-hentinya mengeluarkan semburan api panas yang
menyala, asap hitamnya menggumpal melingkupi puncak Himalaya (Kahyangan
Suralaya).
Tidak disangsikan lagi kehebatan dari kedua putra Sang Hyang Tunggal
itu, keduanya sama-sama sakti, tidak ada yang kalah dan tidak ada yang
menang. Palagan yuda tempat bertarung mereka tidak hanya di atas
lapisan bumi, tapi juga masuk ke dalam perut bumi, bertarung di dasar
samudera dan bahkan berdirgantara di angkasa.
Pertempuran dua kesatria dewa yang berlangsung dahsyat ini mengundang
rasa keprihatinan bagi kakek-kakek mereka, baik Sang Hyang Wenang yang
bersemayam di alam ‘sunyaruri’, ataupun Sah Hyang Rekatama (Sang Hyang
Yuyut) yang bersemayam di Samudralaya. Telah banyak yang menjadi korban
karena dampak dari pertarungan kedua cucunya. Rusaknya gunung, hutan
dan lautan, juga mahluk-mahluk lain baik yang berada di alam maya
ataupun di alam nyata.
Pertarungan antara Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga telah
memakan waktu yang cukup lama, tanpa berhenti dan tanpa mengenal rasa
lelah. Dan saat pertarungan menginjak waktu yang ke-empat puluh hari,
Sang Hyang Tunggal memutuskan untuk menyelesaikan pertarungan dengan
mengajukan syarat sayembara kepada kedua putranya. Barang siapa yang
mampu menelan gunung Jamurdipa dan lalu memuntahkannya kembali, maka
dialah yang akan diakui sebagai yang tertua dan dinobatkan sebagai Raja
Tribuana, mewarisi seluruh Kahyangan Suralaya.
Sang Hyang Antaga dan Sang Hyang Ismaya menyanggupi sayembara tersebut.
Keduanya lalu mempersiapkan diri. Didahului oleh Sang Hyang Antaga, ia
bertiwikrama menjadi berhala sewu yang besarnya melebihi gunung. Dan
lalu gunung Jamurdipa dicabut dan dimasukan ke dalam mulutnya. Ia
memaksa untuk menelan, namun ia merasa sangat kesusahan untuk
menelannya, Gunung Jamurdipa itu masih berukuran lebih besar dari
mulutnya, tapi karena nafsunya yang besar, maka ia terus mencoba
memasukan gunung itu ke dalam mulutnya hingga mulutnya robek besar.
‘Kegedhen empyak kurang cagak’, besar keinginannya namun kurang
mempunyai perhitungan.
Melihat
Sang Hayang Antaga yang sedang bersusah payah ingin menelan gunung,
Sang Hyang Ismaya segera melakukan tiwikrama. Tubuhnya seketika
meninggi dan membesar, wujudnya seketika itu juga berubah menjadi
berhala sewu. Akan tetapi wujud reksa denawa Sang Hyang Ismaya lebih
tinggi besar dibandingkan dengan wujud raksasa jelmaan Sang Hyang
Antaga. Tingginya melebihi tujuh kali puncak Himalaya. Kemudian Berhala
Sewu perwujudan dari Sang Hyang Ismaya dengan cepat merebut gunung
yang hendak ditelan oleh Sang Hyang Antaga. Dalam keadaan seperti itu
Sang Hyang Antaga menjadi limbung, pandangan matanyapun dengan serta
merta menjadi gelap, tidak sadarkan diri. Tubuhnya sekejap berubah
kembali menjadi kecil dan luruh ambruk di atas bumi.
Kini gilliran Sang Hyang Ismaya, dengan kekuatan luar biasa Sang Hyang
Ismaya memaksakan gunung Jamurdipa masuk ke dalam mulutnya. Oleh sebab
tubuhnya lebih besar dari reksa denawa jelmaan Sang Hyang Antaga, maka
dengan kekuatannya Sang Hyang Ismaya berhasil memasukan gunung
Jamurdipa ke dalam mulutnya, dan lalu ditelan. Sang Hyang Ismaya sempat
tercekat, ia merasa seperti tercekik dan sulit bernafas saat gunung
Jamurdipa tertelan masuk di kerongkongannya. Ia mengerahkan seluruh
tenaga dan kesaktiannya hingga gunung itu pun langsung amblas ke dalam
perutnya.
Seperi juga Hyang Antaga, Sang Hyang Ismaya sudah kehabisan seluruh
tenaganya, ia merasa sudah tidak mampu lagi untuk mencoba memuntahkan
kembali gunung Jamurdipa. Tubuhnya dingin dan lunglai, lalu seketika
berubah kembali menjadi kecil, jatuh terkapar tidak sadarkan diri.
Sementara di Jonggring Salaka, Sang Hyang Tunggal yang sudah mengetahui
peristiwa yang telah dialami kedua putranya hanya merenung. Ia pun
menyesali atas kesalahannya waktu dulu, saat menyempurnakan wujud telur
yang menjadi asal muasal mereka. Seharusnya mereka tidak disempurnakan
secara bersamaan, sehingga bisa dibedakan mana yang lebih awal
tercipta dan untuk dituakan. Namun yang lebih disesalkan lagi adalah
mereka sudah tidak mau mendengarkan nasehatnya sebagai orang tua, apa
mau dikata, semuanya sudah terlanjur, dan mereka telah memilih jalannya
masing-masing.
Alam kembali menjadi tenang, burung-burung berkicau dikegelapan pagi,
dan angin berhembus semilir meniupkan nafasnya yang gemulai. Diantara
basahnya embun pagi di atas dedaunan, dua sosok mahluk yang terkapar di
atas tanah kini mulai bergerak hidup, menunjukan bahwa keberadaan
mereka masih memiliki nafas.
Mereka yang tidak lain adalah Sang Hyang Antaga dan Sang Hyang Ismaya
yang telah tidak sadarkan diri untuk beberapa saat lamanya, dan kini
mulai terbangun dari sadarnya. Keduanya masih terlihat bingung dan
seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Baik Sang Hyang Antaga maunpun
Sang Hyang Ismaya belum pulih total kesadarannya, mereka sama
terkejutnya saat saling berhadapan. Dan Salah satu dari mereka lalu
bertanya.
Siapa andika?
Yang ditanya menjawab sebagai Sang Hyang Antaga. Yang bertanya sontak
terkejut seperti mendengar petir disiang bolong.Betapa tidak, yang
mengaku sebagai Sang Hyang Antaga itu berpenampilan buruk rupa.
Penampilan dan mukanya sangat jauh dari Sang Hyang Antaga yang sangat
ia kenal. Sang Hyang Antaga yang sangat ia kenali adalah sosok kesatria
perkasa, sedangkan yang dihadapinya bisa dibilang lebih mirip dengan
mahluk jadi-jadian sebangsa Jin atau Dedemit. Tubuhnya pendek buncit,
mukanya tidak seimbang dengan mulutnya yang sangat lebar menyerupai
mulut angsa. Belum lagi habis rasa herannya, yang tadi mengaku bernama
Sang Hyang Antaga balik bertanya.
Lah! Andika sendiri siapa?
Kini giliran dia menjawab dan mengaku bernama Sang Hyang Ismaya.
Seperti juga Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Antaga pun terkejut bukan
kepalang. Sang Hyang Ismaya seharusnya berwajah elok dan bersinar
seperti matahari, tapi yang mengaku Ismaya ini bertubuh gemuk berpantat
besar, wajahnya pun sama sekali tidak mirip, sangat lebih tua.
Mereka berdua saling meyakinkan siapa mereka, dan baru tersadar saat
mereka mencoba untuk mengenali bentuk tubuh masing-masing, merabai
seluruh wajah dan tubuhnya. Mereka sama-sama terkejut dan menjadi sadar
bahwa mereka berdua telah terkena kutukan orang tua mereka, Sang Hyang
Tunggal. Lalu mereka berdua menangis sejadi-jadinya sambil berangkulan
seperti anak kecil. Dan kemudian memutuskan untuk kembali pulang ke
Kahyangan Suralaya, menghadap Sang Hyang Tunggal.
Di Jonggring Salaka, di hadapan Sang Hyang Tunggal. Sang Hyang Ismaya
dan Sang Hyang Antaga masih terus menangis memohon ampunan, mereka
memohon ayahandanya untuk merubah kembali wujud mereka seperti semula.
Namun Sang Hyang Tunggal tidak dapat mengabulkan permohonan mereka.
Menurutnya ini sudah takdir dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Sang Hyang Tunggal bersabda kepada para putranya bahwa dirinya akan
segera mokswa ke alam sunyaruri, namun sebelumnya ia akan menunjuk
salah satu dari putranya untuk menggantikannya menjadi Raja Tribuana di
Kahyangan Suralaya. Lalu Sang Hyang Tunggal menunjuk dan menobatkan
Sang Hyang Manikmaya menjadi Raja Tribuana, dan kepada Sang Hyang
Antaga juga Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Tunggal menyarankan mereka
untuk turun ke marcapada apabila Sang Hyang Manikmaya kelak menurunkan
keturunannya di Marcapada.
Sebagai Raja Tribuana, Sang Hyang Manikmaya diberi tugas untuk
menentramkan marcapada. Sedangkan Sang Hyang Antaga bila saatnya nanti
turun ke marcapada harus merubah namanya menjadi Togog (Togog
Wijomantri). Ia ditugaskan untuk mengasuh, mendidik dan memberi nasehat
budi pekerti yang baik kepada para raja keturunan Sang Hyang Manikmaya
yang berwujud raksasa. Kelak dikehidupannya nanti Togog akan menghamba
dan ikut kepada para raja raksasa seperti raja-raja Lokapala hingga
Alengka yang berasal dari keturunan Batara Sambu, putra sulung Sang
Hyang Manikmaya.
Dan kepada Sang Hyang Ismaya, bila saatnya turun ke marcapada harus
berganti nama menjadi Semar (Semar Badranaya). Ia ditugaskan untuk
mengasuh para raja, brahmana, dan kesatria yang masih keturunan Sang
Hyang Manikmaya.
Sebenarnya yang paling berat adalah tugas Sang Hyang Antaga, sebab ia
disuruh memberi pelajaran budi pekerti, menasehati serta meluruskan
para raja raksasa yang kebanyakan sifat dan perwatakannya penuh dengan
angkara murka.
Kumpulan Cerita Wayang: Tribuana (Bagian 1, Manikmaya Jadi Raja): Senja berganti malam dan malam sirna berganti siang, waktu berputar menutup hari dan kemudian berganti hari. Kini putra-putra Sang Hyang T...
Tribuana (Bagian 1, Manikmaya Jadi Raja) Senja berganti malam dan malam sirna berganti siang, waktu berputar m...
Petruk Dadi Ratu
Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu adalah perantara,
yang nantinya akan mewariskan dampar (tahta) Palasara, pendiri Astina,
kepada Parikesit, anaknya. Bersamaan dengan sakitnya, pergilah ketiga
wahyu yang dimilikinya, yakni wahyu Maningrat, yang menyebarkan benih
keratuan, wahyu Cakraningrat, yang menjaga keberadaannya sebagai ratu,
dan wahyu Widayat, yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.
Ketiga wahyu itu kemudian hinggap pada diri Petruk. Ia pun akhirnya
dapat menjadi raja di negara yang dinamainya Lojitengara. Ia menggelari
dirinya Prabu Wel-Geduwel Beh!. Untuk kukuh menjadi raja, ternyata ia
membutuhkan damper kerajaan Astina, warisan Palasara. Petruk
memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan
Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta
Palasara itu.
Kedua utusan itu berhasil membawa pulang tahta
tersebut. Prabu Wel-geduwel Beh mencoba duduk di atasnya. Begitu duduk,
ia pun terjungkal. Ia coba lagi berulangkali. Sang Prabu akhirnya
menyerah dan memperoleh bisikan melalui penasihat kerajaan bahwa supaya
tidak terjungkal, ia harus memperoleh boneka yang bisa dililing (dilihat
dan ditimang).
Petruk kembali menyuruh kedua utusannya,
Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencari boneka yang dimaksud. Tanpa
memperoleh rintangan yang berarti, kedua utusannya berhasil membawa
boneka itu yang tak lain adalah Abimanyu yang sedang sakit.
Ketika dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh, Abimanyu sembuh.
Dan Abimanyu berkata, "Kamu takkan bisa menduduki tahta itu, jika kamu tidak memangku aku".
"Pada saat itulah saya mengalami, bahwa saya ini hanyalah kawula. Dan
saya sadar, saya akan tetap tinggal sebagai kawula, tak mungkinlah saya
bisa duduk sebagai raja. Tugas saya hanyalah memangku raja, agar ia
dapat menduduki tahtanya. Tuanku Abimanyu dapat duduk di tahta raja
karena saya memangkunya. Jadi raja itu takkan bisa menjadi raja, kalau
tidak dipangku kawula, rakyat jelata seperti saya ini", kata Petruk
sambil memandang tanah datar di hadapannya.
Dulu Petruk tidak
tahu, mengapa ketiga wahyu itu pergi meninggalkan tuannya dan hinggap
padanya. Sekarang ia paham, wahyu sebenarnya hanya pergi untuk
sementara. Ia pergi hanya untuk nitik, menengok siapakah yang memangku
orang yang kedunungan (dihinggapi) wahyu. Wahyu itu tidak asal hinggap.
Dia akan hinggap pada orang yang layak dihinggapi, dan orang yang layak
itu haruslah orang yang dipangku Petruk, sang rakyat dan sang kawula
ini. Maka setelah tahu, bahwa Petruklah yang memangku Abimanyu, wahyu
itupun berhenti menitik dan ketiganya kembali kapada Abimanyu.
Di hadapan tanah datar itu, pikiran Petruk melayang lagi. Ia sedih
mengingat gugurnya Abimanyu dalam Perang Bharata Yudha. Petruklah yang
menggendong jenazah Abimanyu. Petruk pula yang membakar mayat Abimanyu
menuju alam Mokshaya. "Saya ini hanyalah rakyat. Betapa pun hinanya diri
saya, hanya saya yang bisa mengantarkan Sang Raja menuju alam
kesempurnaannya. Sampai ke Moksha pun, raja itu bergantung pada kawula.
Hanya rakyatlah yang dapat menyempurnakan hidup raja, bahkan ketiak ia
berhadapan dengan akhiratnya", ujar Petruk.
"Memang, kawula,
sang rakyat ini ada sepanjang zaman. Sementara raja itu tidaklah abadi.
Ia bertahta hanya dalam masa tertentu. Ketika masa itu lewat, ia harus
turun atau binasa. Sementara rakyat terus ada. Buktinya, saya ini ada di
sepanjang zaman. Menjadi punakawan, hamba yang menemani penguasa dari
masa ke masa, sampai hari ini. Kawula iku ana tanpa wates, ratu kuwi
anane mung winates ( rakyat itu ada tanpa batas, sedangkan raja itu ada
secara terbatas)", kata Petruk.
Petruk makin menyadari, siapa
diri rakyat itu sebenarnya. Hanyalah rakyat yang dapat membantu penguasa
untuk menuliskan sejarahnya. "Maka seharusnya penguasa itu menghargai
kawula. Penguasa itu harus berkorban demi kawula, tidak malah ngrayah
uripe kawula (menjarah hidup rakyat). Kwasa iku kudu ana lelabuhane
(kuasa itu harus mau berkorban). Kuasa itu bahkan hanyalah sarana buat
lelabuhan, kendati ia masih berkuasa, ia tidak akan di-petung (dianggap)
oleh rakyat. Raja itu bukan raja lagi , kalau sudah ditinggal kawula.
Siapa yang dapat memangkunya, agar ia bisa menduduki tahta, kalau bukan
rakyat? Raja yang tidak dipangku rakyat adalah raja yang koncatan
(ditinggalkan) wahyu," kata Petruk.
Tapi Ki Petruk, mengapa
banyak penguasa yang tak memperhatikan kawula,menginjak-injak dan
menghina kawula, toh tetap dapat duduk di tahtanya?
"Dalam
pewayangan pun ada penguasa yang tak dipangku rakyat seperti saya. Dia
adalah Dasamuka yang lalim. Dia adalah Duryudana yang serakah. Seperti
halnya hanya ada satu tahta Palasara, demikian pula hanya ada satu tahta
rakyat. Duryudana berkuasa, tapi tak pernah berhasil menduduki tahta
Palasara. Banyak penguasa berkuasa, tapi mereka sebenarnya tidak
bertahta di dampar yang sebenarnya, yakni dampar rakyat ini", jawab
Petruk.
Tiba-tiba Petruk mendengar, tanah datar di hadapannya
itu bersenandung. Makin lama semakin keras bahkan menjadi senandung
Panitisastra: dulu tanah itu adalah hutan lebat yang bersinga. Singa
bilang, kalau hutan tak kujaga tentu ia akan dibabat habis oleh manusia.
Dan hutan bilang, kalau singa tak kunaungi dan pergi dariku, pasti ia
akan ditangkap oleh manusia. Akhirnya singa dan hutan sama-sama binasa.
Singa yang tak berhutan dibunuh manusia, hutan yang tak bersinga dibabat
manusia….
"Raja dan rakyat harus wengku-winengku (saling
memangku), rangkul-merangkul, seperti singa dan hutan, seperti Abimanyu
dan Petruk", kata Ki petruk menyenandung tembang Panitisastra.
Petruk mengenang, bagaimana ia sampai menjadi raja. Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu adalah perantara, yang nantiny...
ZenVPN Akses Internet Aman dan Tanpa Sensor
Akses Internet Aman dan Tanpa Sensor
Membuka blokir situs dan lindungi privasi Anda menggunakan
ZenVPN layanan VPN cepat dan murah.
Tanpa konfigurasi
Ya, kami sungguh-sungguh. Hanya unduh dan instal paket kami dan Anda seketika terkoneksi.
Bisa coba gratis
Kami tidak akan membebani biaya sepeser pun hingga Anda mencoba sendiri jaringan kami dan merasakan kualitas koneksi kami.
Murah
ZenVPN is among the cheapest VPN services out there. Our premium packages start from as little as $2.95 and if that's too much we have a FREE plan!
Super cepat
ZenVPN menawarkan koneksi luar biasa, berkat distribusi jaringan global dan alokasi bandwith dinamis kami.
Aman
Kami menggunakan standar industri penyandian yang kokoh guna menjamin lalu lintas data Anda tidak dapat dicegat pada titik akses dan level ISP.
Tak ada Pencatatan
Kami tidak mengawasi aktifitas online Anda dan tidak menyimpan catatan apapun.
Belum tahu apa itu VPN?
Singkatnya, ini adalah teknologi yang dapat membuat akses Internet Anda benar-benar nyaman dengan menghilangkan semua blokir situs, ancaman dan kegelisahan. Layanan ZenVPN memberi Anda identitas anonim baru, menyembunyikan lokasi dan menyandikan semua lalu-lintas data Anda hanya dengan satu klik. Setelah itu, Penyedia Layanan Internet Anda atau operator jaringan dan bahkan Pemerintah tidak akan mampu mengawasi atau menyaring aktifitas Anda di web. Untuk detil teknis lihat halaman ini.
Masih belum yakin apa intinya? Nah, ini lagi.
Akses layanan dengan pembatasan wilayah
Merasa perlu mengakses sebuah situs yang hanya untuk negara tertentu saja? Kini Anda bisa! Dengan ZenVPN, Anda bisa muncul dari lokasi di berbagai negara yang ada server kami dan akses Netflix, Hulu atau segala website geografis-terbatas sehubungan dengan lokasi fisik Anda.
Lolos dari penyaringan atas perintah negara
Tidak ada lagi yang namanya "blokir situs" ketika Anda terkoneksi dengan ZenVPN. Diktator bisa memaksakan idenya akan apa yang boleh dan tidak boleh anda lihat.
Silahkan coba gratis
Tetap aman di Wi-Fi untuk publik
Setiap orang suka dengan akses Intenet gratis lewat hotspot Wi-Fi untuk publik. Tapi coba tebak siapa yang paling doyan Wi-Fi untuk publik? Penipu! Karena tidak ada lagi yang semudah mencuri kata sandi dan nomor kartu kredit Anda atau menginfeksi komputer Anda dengan malware selain dari koneksi Wi-Fi yang tak terlindungi.
Dengan VPN, lalu lintas data Anda melalui udara (dan selanjutnya) disandikan dan tidak terbaca atau dialihkan oleh penyerang lokal.
Memakai BitTorrent tanpa pembatasan
Tidak seperti banyak ISP (dan, lebih memilukan, penyedia VPN palsu) kami tidak mem-blokir atau menurunkan koneksi BitTorrent. Dengan ZenVPN Anda bisa sepuas-puas yang Anda mau sesuai batas paket pilihan Anda.
Harap diingat bahwa bagaimanapun menggunakan VPN tidak berarti Anda bebas mengabaikan hukum negara.
Silahkan coba gratis
Akses Internet Aman dan Tanpa Sensor Membuka blokir situs dan lindungi privasi Anda menggunakan ZenVPN layanan VPN cepat dan murah. Tanpa k...
Squid Proxy
No | IP | Port | Type | Location | Access For | Check |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 45.64.96.164 | 80 | HTTP | Indonesia | Only For Indonesia | Check |
2 | 195.154.7.110 | 80 | HTTP | France | For ALL Servers | Check |
3 | 128.199.150.25 | 80 | HTTP | Singapore | For ALL Servers | Check |
4 | 128.199.150.25 | 8080 | HTTP | Singapore | For ALL Servers | Check |
5 | 146.185.253.18 | 80 | HTTP | Netherlands | Only For Netherlands | Check |
6 | 95.215.47.168 | 80 | HTTP | Sweden | For ALL Servers | Check |
7 | 212.117.180.109 | 80 | HTTP | Luxembourg | For ALL Servers | Check |
These Proxies only work for our SSH and OpenVPN Server |
No IP Port Type Location Access For Check 1 45.64.96.164 80 HTTP Indonesia Only For Indonesia Check 2 195.154.7.110 80 HTTP France For ALL S...
Virtual Private Server 1 Singapore
Here are some free secure shell account :
Secure Shell We can be in use for multy login . However , we suggest to use a single account login . This is because of to keep the servers remain stable and also keep the server remains online . Secure shell server is able to accommodate login to hundreds of people . Download and Upload Speed Secure shell is very high and stable . Secure Shell we update by replacing Password Secure Shell every day . So this page will be updated every day . Therefore , continues every day Visit this page to get the latest free secure shell .
Here are some free secure shell account : Secure Shell Account 1 Singapore Secure Shell Account 2 Singapore Secure Shell Account 3 Singapore...