Jumat

MEDITASI

* MEDITASI *

Konsep mengenai Ruh.
Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu Ruh atau Jiwa dan Raga atau Badan tempat ruh itu berdiam. Tentunya ini disamping akal pikiran yang telah diberikan Allah kepada manusia.Ruh tidak mengenal kondisi fi sik seperti sakit, berdarah karena perlukaan dsb, sedangkan raga tidak mengenal kondisi ruh yang bersifaat kejiwaan. Tetapi kedua unsur ini saling berkaitan satu sama lainnya, yang menandakan kemanunggalan antara ruh dan raga dari simanusia itu sendiri. Seperti contohnya orang yang sakit-sakitan secara fi sik, maka jiwanya cenderung lebih perasa dsb.
Dalam kondisi normal, ruh dan jiwa mendapatkan bagian yang seimbang.Sehingga upaya untuk meningkatkan kondisi tertentu seperti unsur ruh yang dominan dalam diri manusia, akan memberikan dampak yang supra rasional,seperti menghilangnya sifat material dari raga kita. Sebagai contoh, orang yang telah berhasil meningkatkan unsur ruh yang ada dalam dirinya mendekati titik dominan, maka orang tersebut akan mendapatkan kekebalan dalam artian sifat-sifat raga seperti berdarah, sakit dsb. bisa diminimalisir sedemikian rupa, sehingga unsur raganya sesungguhnya telah tergantikan oleh unsur ruh yang ada pada manusia tersebut.
Ternyata, dengan pengolahan ruh yang sedemikian rupa dalam diri manusia tersebut, disamping meminimalisir gejala raga, juga meningkatkan kadar kepekaan bathin kita. Karena bathin, yang bersemayan dalam ruh manusia, dapat dengan leluasa memanfaatkan indera-indera yang ada dalam raga untuk dapat merasakan atau menangkap gejala-gejala alam secara lebih baik dan sempurna.
Untuk konkritnya mengenai hal ini mari kita lakukan latihan peningkatan unsur ruhani dalam diri manusia dengan metode-metode berikut:

Metode I, penguasaan Ruh dalam diri manusia.
Latihan I : Mencapai ekstase dengan teknik pernafasan dan dzikir.

Ekstase adalah suatu kondisi dimana, kesadaran manusia mulai lepas secara spiritual, dan mulai memasuki kondisi nonmaterialistik.

Cara melatih:
1.Aturlah tubuh pada posisi yang paling rileks dan memungkinkan kita untuk berlama-lama pada posisi tersebut tanpa mengakibatkan efek-efek yang dapat mengganggu jalannya latihan, seperti kesemutan, kram dsb.
2.Mulailah dengan membaca doa-doa perlindungan, untuk muslim dapat membaca Ayat Kursyi, atau membaca doa lainnya menurut yang dipercayai.
3.Mulailah berdzikir Allah... Allah... dengan cara sebagai berikut: Allah yang pertama tarik nafas, Allah yang kedua buang nafas sambil dihentak.
4.Untuk meningkatkan konsentrasi, maka mata dapat ditutup, sambil berdzikir secara lantang.
5.Lakukan selama 5 sampai 10 menit. Ini untuk memasuki tahap ekstase.

Penjelasan:
Teknik pernafasan dengan dzikir ini untuk memaksa raga agar cepat merespon kekondisi ekstase, agar latihan selanjutnya, yaitu memaksimalkan unsur ruh dalam diri kita dapat terlaksana dengan mudah.

Latihan II : memaksimalkan unsur Ruh dalam diri.
Mulai “merasakan” unsur ruh.

Latihan berikut dilakukan segera setelah metode I tadi selesai kita laksanakan.

1.     Atur pernafasan agar kembali normal, dan tubuh kembali rileks.
2.     Atur tangan kita ditengadahkan keatas seperti hendak berdoa dalam cara Is lam.
3.     Tutup mata, sambil merasakan getaran yang sangat halus pada ujungujung jari tangan kita, dimana semakin dirasakan, getaran-getaran tersebut makin menguat seperti aliran setrum yang sangat kecil tetapi dapat kita rasakan. Getaran ini seperti denyut-denyut halus pada pembuluh darah ujung jari kita.
4.     Mulailah menarik getaran tersebut kepangkal lengan, pundak, leher, kepala, kemudian jalarkan keseluruh tubuh.
5.     Gejala awal yang umumnya terjadi adalah tubuh terasa kebas, baal, atau yang sejenisnya, dimana menandakan sifat raga yang materialistik tersebut mulai tergantikan.
6.     Yakinkan dengan mencubit atau menusukkan dengan jarum, atau bahkan melakukan irisan dengan silet pada tubuh kita dimulai dari rambut dan kebagian tubuh lainnya. Bila kita masih merasakan sakit, atau terjadi perlukaan yang mengakibatkan terjadi pendarahan, maka latihan kita belum sempurna, maka ulangilah dari latihan I diatas.
7.     Proses diatas bisa saja dihilangkan, bila keyakinan kita dengan menjalarkan getaran tersebut keseluruh tubuh kita anggap telah cukup.

Penjelasan:
Pada latihan ini, sesungguhnya kita sedang mengerjakan proses pemaksimalan unsur ruh yang ada dalam diri manusia. Getaran yang kita rasakan tersebut adalah gejala dimana unsur-unsur materialistik sedang berangsur berkurang, sehingga pada akhirnya unsur ruh menguasai seluruh diri kita.

Tujuan:
Tujuan latihan ini adalah membangkitkan unsur dominan ruh pada diri manusia sehingga tercapai kondisi nonmaterialistik, dimana sifat-sifat raga pada diri mulai tergantikan oleh nilai-nilai ruh. Dengan dapat merasakan unsur ruh, maka kepekaan kita akan meningkat pada titik maksimal, yang nantinya
akan kita pergunakan untuk latihan disesi berikutnya.
Konsep mengenai Aura

Banyak pemahaman mengenai aura ini, tetapi mari kita sederhanakan saja agar sesuai dengan maksud pelatihan kita. Aura bisa diartikan sebagai perbawa, yaitu sifat-sifat manusia yang memang merupakan bawaan sejak kita dilahirkan. Aura seseorang bisa saja dirasakan oleh orang lain tanpa disadari oleh orang tersebut. Sebagai contoh, orang yang sedang marah, maka hawa amarahnya dapat dirasakan oleh orang lain, walaupun orang yang sedang marah tersebut tidak menampakkan ekspresi marah, tetapi hawanya telah membuat orang disekitarnya merasa takut atau enggan. Begitupun orang yang memiliki aura menyejukkan, maka orang-orang yang ada disekitar orang yang
memiliki karakter aura tersebut akan merasa sejuk dan tenang, walaupun orang tersebut tidak berkata-kata atau mengeluarkan senyum sekalipun.

Aura pada kondisi normal, dimana orang tersebut sedang rileks dan tidak dalam suatu kondisi apapun akan dapat menampilkan sifat asli dari orang tersebut, yang memang sesungguhnya bawaan dari sejak lahir. Dengan kombinasi pemaksimalan ruh yang baik, maka kondisi bawaan aura
seseorang dapat dirubah sedemikian rupa hingga memancarkan sifat-sifatAl lah yang baik-baik, yang dapat dirasakan oleh orang lain disekitarnya.

Aura, tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi semua ciptaan Allah memiliki aura. Entah itu benda mati, binatang atau apapun memiliki aura yang berbeda dan bersifat unik satu dengan yang lainnya. Karena keunikannya itulah kita dapat “menggambar” getaran aura yang dimiliki oleh manusia, benda atau makhluk lain bahkan suatu kejadian disuatu lokasi, dengan latihan yang benar tentunya.

Metode I, “merasakan” Aura.
Latihan I : Membaca aura orang lain.
Membaca aura orang lain dapat kita lakukan bilamana kita telah menguasai latihan pada sesi I secara sempurna. Konsepnya adalah dengan dapat merasakan diri sendiri, tentunya merasakan sesuatu diluar diri sendiri menjadi mudah. Merasakan getaran aura orang lain misalnya, dapat saja kita laksanakan bilamana pengaruh kepekaan diri kita telah berhasil kita tingkatkan. Sehingga sekecil apapun getaran yang terasa diluar diri kita dapat terdeteksi secara mudah.

Latihan berikut ini dapat kita pakai untuk dapat membaca sifat-sifat dominan dari orang lain yang memang merupakan sifat bawaan. Untuk memudahkan latihan kita, maka kita dapat menyamakan konsep kita mengenai sifat-sifat yang umumnya dimiliki oleh orang lain, yaitu :

1.     Bijaksana - Mutmainah, kita lambangkan dengan warna Kuning, posisinya ada di Jari Jempol tangan dan daerah sekitar Paru-paru. Posisi ini maksudnya adalah ketika kita merasakan aura seseorang, maka getaran aura yang terbesar adalah dari daerah tersebut.
2.     Pintar - Mulhimah - Hijau - Jantung atau diatas Perut.
3.     Kaya - Aluamah - Hitam - Perut atau Jari Telunjuk Tangan.
4.     Berkedudukan - Sufi yah - Putih - Ginjal atau Jari Manis Tangan.
5.     Semangat/Ambisius - Amarah - Merah - Hati, telinga atau Jari Kelingking tangan.

Maksud dari menyamakan konsep kita mengenai warna dan aura ini sematamata agar terjadi persamaan pandangan mengenai arti masing-masing warna pada arti aura yang akan menjadi latihan kita nantinya, juga konsep warna itu kita pakai untuk latihan kita pada sesi-sesi selanjutnya.

Cara berlatih :

1.     Kerjakan latihan pada Sesi I secara keseluruhan.
2.     Kalau tadinya unsur ruh dominan pada seluruh tubuh, kali ini pusatkan getaran ruh kita tersebut hanya pada telapak tangan bagian dalam saja. Ciricirinya adalah telapak tangan kita terasa kebas, baal dsb. yang menandakan konsentrasi ruh kita terpusat pada telapak tangan tersebut, dan juga berarti menunjukkan lokasi kepekaan kita yang paling tinggi.
3.     Arahkan telapak tangan kita keseluruh tubuh orang yang akan kita deteksi. Rasakan perbedaan rasa yang ada ditelapak tangan tersebut pada lokasilokasi yang disebutkan diatas.

Tujuan :
Dengan mengkonsentrasikan titik kepekaan ketempat yang terbatas, maka pusat kepekaan dapat kita tingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Latihan 2 : Merasakan aura makhluk gaib yang
ada dipusaka.
Pancaran aura makhluk gaib berbeda dengan aura yang ada dialam kita. Makhluk gaib hampir tidak dapat dirasakan dengan menggunakan kepekaan biasa, tetapi kita mulai mengerahkan seluruh kemampuan indera kita untuk dapat menangkap getaran makhluk gaib tersebut. Yang umumnya terjadi dan dapat kita lakukan untuk latihan kita adalah merasakan debaran jantung yang mengiringi rasa yang diterima oleh sensor kita, seperti telapak tangan contohnya. Debaran ini bahkan biasanya diikuti dengan terbangunnya bulu-bulu disekitar daerah sensor kita. Umpama bila kita menggunakan telapak tangan untuk mendeteksi keberadaannya, maka bulu-bulu disekitar tangan akan bangun/merinding, diikuti dengan debaran jantung yang meningkat secara tiba-tiba.

Cara latihan :

1.     Lakukan latihan seperti pada sesi I & II.
2.     Arahkan sensor kita, dalam hal ini telapak tangan, pada pusaka yang hendak kita deteksi.
3.     Tutup mata, untuk meningkatkan kepekaan rasa kita, dan rasakan bagaimana getaran dan detak jantung yang tiba-tiba meningkat diikuti merinding/ bangunnya bulu-bulu disekitar tangan kita.
4.     Bila kita merasakan sensasi atau fenomena tertentu segera buka mata kita.Untuk muslim segera membaca Istighfar, untuk non muslim bisa segera menahan nafas untuk beberapa saat.

Tujuan :
Pada latihan ini, kita belajar mendeteksi aura dari makhluk gaib dimana manfaat pusaka tersebut dapat kita ketahui berdasar arti/warna yang terdeteksi.

Meningkatkan kualitas kepekaan dengan dzikir atau cara lain.

Kualitas kepekaan dapat terus kita tingkatkan dengan berlatih secara rutin dan terus menerus, maupun dengan menggunakan cara-cara khusus. Cara-cara khusus yang dimaksud adalah suatu metode untuk meningkatkan kualitas kepekaan maupun kadar kemampuan bathin dalam mengolah getaran yang diterima.

Meningkatkan kualitas kepekaan, berarti akan memudahkan kita untuk mengikuti kelas pelatihan berikutnya, sehingga sesi ini dianggap penting untuk dapat dilaksanakan oleh seluruh peserta pelatihan.


Metode I : Meningkatkan kepekaan dengan
berdzikir.
Dzikir dipercaya dapat meningkatkan kualitas keimanan kita, orang yang suka berdzikir secara istiqomah, terus menerus dan rutin dikerjakan, dipercaya akan memperoleh hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa pengetahuan yang tersembunyi. Berdzikir tentunya harus dimulai dengan niat. Niat disini menentukan hikmah yang ingin kita dapatkan. Dzikir yang biasanya dibaca untuk meningkatkan kepekaan adalah membaca dzikir Hawqollah yaitu: La Hawla Walaa Quwwaata Illa Billaahil Aliyyul
Adzhiim.

Mengenai jumlahnya tidak ditentukan, selama mengikuti pelatihan ini, sekiranya dapat, maka bacalah dzikir ini diwaktu senggang, setelah sholat, atau memang meluangkan waktu khusus untuk membacanya, seperti setelah selesai sholat tengah malam, misalnya. Bacalah sebanyak yang kita mampu, jangan meneruskan bacaan bilamana hati kita sudah mulai berkurang keikhlasannya, dan selalu memulai dzikiran ini dengan niat. Niat yang dibaca disarankan sebagai berikut :

Ya Allah, dzikirku ini untuk meningkatkan iman dan taqwaku kepada Mu,
juga berikanlah aku hikmah berupa pengetahuan yang gaib.

Metode II : Mengerjakan latihan ditempat
terbuka.
Bagi yang biasa mengerjakan latihan-latihan pada sesi sebelumnya, tentunya kita mengerjakan ditempat tertutup atau dalam bangunan. Entah itu dikamar kita, dimasjid atau musholla, atau tempat lain yang memang tertutup, maka membiasakan mengerjakan latihan ditempat terbuka seperti dihalaman rumah, pegunungan, pantai, ditengah lautan atau tempat-tempat lain yang intinya ditempat atau alam terbuka. Kegiatan tirakatan yang biasa dikerjakan ditempat kami merupakan cara yang efektif untuk melatih peningkatan kualitas kepekaan kita. Karena kegiatan tirakatan tersebut biasanya diadakan ditempat/alam terbuka, dan dalam kondisi yang cukup ekstreem seperti dingin yang sangat atau panas yang cukup.

Tujuan :
Kegiatan latihan yang kita kerjakan diluar ruangan, khususnya di alam terbuka akan merangsang radar kepekaan kita ketingkat yang lebih tinggi. Alam terbuka mengandung jutaan getaran yang berbeda, dimana bathin kita secara otomatis akan terlatih untuk memisahkan getaran-getaran yang kita tangkap tersebut kebentuk pengetahuan yang berguna untuk kita.

Penutup
Melatih kepekaan rasa, merupakan dasar untuk meningkat ke pelatihanpelatihan kita selanjutnya. Dengan kepekaan rasa yang cukup, kita dapat mengetahui, menganalisa, dan memanfaatkan informasi yang kita dapat dari penginderaan/pendeteksian berdasar kepada kepekaan bathin yang kita miliki. Setelah pelatihan ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan pendeteksian atas keberadaan benda-benda, keberadaan makhluk gaib, aura/ perbawa yang dominan pada seseorang, maupun mengetahui manfaat pusaka. Bahkan hal-hal lain yang tanpa kita sadari telah kita peroleh, yang semata-mata karena rahmat yang kita terima dari Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi perlu disadari, bahwa kemampuan yang kita miliki ini haruslah kita pergunakan untuk hal-hal yang baik, serta tidak bertentangan dengan kaidah agama, serta harus jauh dari kemungkinan untuk bersifat fi tnah, syirik apalagi murtad kepada agama yang kita anut. Semua ini harus disadari sebagai upaya kita untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelatihan kepekaan rasa ini masih jauh dari selesai. Karena setelah rasa maka kita dapat meningkat kepelatihan kepekaan gerak, asa/hati, menyalurkan kehendak dst. sehingga apa yang kita harapkan dari pelatihan kepekaan ini
dapat kita peroleh secara maksimal.

Sering-seringlah berdiskusi dengan pelatih, untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Juga, banyaklah berlatih secara konsisten dan terus menerus. Memperbanyak dzikir, secara signifi kan akan memberikan dampak yang luar biasa kepada kepekaan kita, disamping tentunya meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Memahami Sosok Pandawa & Kurawa di Tubuh Manusia

* Memahami Sosok Pandawa & Kurawa di Tubuh Manusia *

Pernahkah Anda mendengar nama Pendawa Lima. Sesuai dengan namanya, maka sosok Pendawa juga berjumlah 5 orang. Mereka adalah Yudhistira, Bima / Werkudara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Bagi para pelaku spiritual, umumnya sudah mengetahui adanya jagad ageng ( alam semesta ) dan jagad alit ( yang ada dalam tubuh manusia ). Bahkan bagi pelaku spiritual juga sudah memahami bahwa dalam jagad alit tersebut juga terdapat jagad ageng. Biasanya pengenalan itu berlanjut dengan menggulung jagad ageng ke dalam jagad alit.

Nah, berkaitan dengan menggulung jagad ageng ke dalam jagad alit, maka para pelaku spiritual juga akan memahami bahwa sosok-sosok pendawa lima yang disebutkan di atas juga terdapat dalam tubuh kita. Bisa juga diartikan bahwa Pendawa lima merupakan simbol yang diberikan GUSTI ALLAH pada manusia. Bahkan setiap manusia memiliki Pendawa Lima di dalam tubuh mereka masing-masing. Dimanakah posisi sosok-sosok Pandawa Lima itu dalam tubuh manusia?

Yudhistira - sebagai pemimpin Pandawa - adalah merupakan simbol dari OTAK manusia. Dapat diartikan bahwa manusia itu dipimpin oleh otaknya. Jika ingin hidup tenang dan mulia maka pergunakanlah otak kita untuk berpikir dan mencapai derajad ketenangan dalam hidup.

Bima/Werkudara - sosok kedua Pandawa - adalah sosok yang tinggi besar dan penuh keberanian. Sosok Bima tersebut merupakan simbol dari MATA manusia. Apabila seseorang memandang orang lain dengan tajam, maka ia akan tampak lebih berani menghadapi kehidupan ini. Siapa orang yang nggak merasa takut jika kita dipelototi oleh orang lain.

Arjuna - Sosok Arjuna juga dikenal sebagai sosok penengah Pandawa. Dimana lokasi Arjuna dalam tubuh manusia. Arjuna dikenal sangat gemar untuk bertapa, menyendiri, bersamadhi. Ia senantiasa rajin untuk mengheningkan ciptanya di hutan-hutan belantara. Nah, sosok Arjuna tersebut juga ada dalam diri tepatnya di HATI KECIL setiap manusia atau yang umum disebut hati nurani. Manusia diharapkan untuk senantiasa mendengarkan hati kecilnya guna memahami kebenaran dalam hidup ini. Hati kecil manusia tidak pernah berbohong. Ia akan senantiasa mengatakan sejujurnya seperti perilaku Arjuna.

Nakula dan Sadewa - adalah sosok Pandawa yang kembar. Hal itu adalah merupakan simbol dari kembarnya BUAH ZAKAR (pelir) manusia laki-laki dan INDUNG TELUR bagi perempuan. Tanpa adanya buah zakar maka manusia tidak akan pernah bisa membuahi pasangannya guna memiliki keturunan. Buah Zakar sangat penting untuk menyebarkan benih-benih keturunan manusia.

Timbul pertanyaan, jika sosok-sosok Pandawa Lima dapat disimbolkan dalam tubuh manusia, bagaimana dengan sosok Kurawa?

Seperti diketahui Kurawa adalah berjumlah 100 orang. Sosok Kurawa tersebut dikenal sebagai sosok yang bersifat negatif. Mereka suka menghasut, menimbulkan kebencian, menciptakan rasa iri dan dengki dan lain-lain yang memiliki sifat negatif. Dimanakah sosok-sosok Kurawa tersebut dalam tubuh manusia? Sosok Kurawa itu berada dalam HATI BESAR manusia. Hati besar manusia senantiasa dipenuhi dengan sifat-sifat negatif dan hawa nafsu yang senantiasa membuat kerusakan.

Nah, dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan, bagaimana manusia bisa menonjol sifat-sifat negatif dalam diri mereka, karena HATI KECIL sebagai tempat Arjuna harus berperang melawanHATI BESAR sebagai tempat Kurawa. Oleh karena itu, manusia kebanyakan lebih suka mendengarkan hati besarnya saja karena hati kecil hanya ada satu orang yaitu Arjuna yang harus menghadapi sosok 100 orang Kurawa.

MENEMBUS RUANG GAIB YANG TERSUCI DI LAPISAN CAHAYA MAHA CAHAYA

* MENEMBUS RUANG GAIB YANG TERSUCI DI LAPISAN CAHAYA MAHA CAHAYA *

Meneruskan laku spiritual hingga tingkat tertinggi tidak boleh meninggalkan syariat. Misalnya, saat saya memeluk agama Islam, untuk mencapai taraf makrifat maka saya tidak boleh meninggalkan syariat sholat lima waktu. Banyak orang berpendapat, bila sudah mencapai taraf spiritual yang tinggi maka diperkenankan untuk meninggalkan syariat yang merupakan “kulit” untuk meraih makrifat atau “isi”. Bagi saya, orang yang demikian berarti belum mampu menghayati dan menyelami hakikat “sangkan paraning dumadi” yang sejati.

Hidup adalah proses belajar. Belajar menghayati semua fenomena hidup sehingga kita akhirnya bisa meminum segarnya menjadi wakil dan utusan Tuhan di bumi.Tubuh fisik kita terbuat dari empat anasir (air, api, udara, tanah) dan panca skanda. Untuk mencapai pencerahan sempurn, kita (orang-orang yang membina diri) menggunakan tubuh fisik (bagian dari diri kita yang semu) untuk menemukan diri kita yang sejati (diri sejati/guru sejati). Kita melahih diri kita terus menerus sehingga sifat diri sejati kita menampakkan diri. Penekanannya adalah kata MEMBINA DIRI.

Makrifat adalah satu momentum. Bukan kondisi yang berlangsung tetap. Meskipun kondisi spiritual kita telah mencapi tahap ini, namun itu tidak berlangsung tetap melainkan terjadi pada saat-saat khusus. Sementara tubuh fisik kita harus terus dilatih untuk mencicipi saat-saat untuk ekstasis itu. Sholat adalah bentuk meditasi (visualisasi) tertinggi dalam Islam. Dengan sholat, diri sejati akan menampakkan diri di hadapan kita dalam bentuk gerakan-gerakan sholat. Maka, sholat sebenarnya adalah bentuk latihan fisik dengan metode “menggunakan jasad fisik yang palsu untuk melatih yang asli.”

Penolakan para spiritualis untuk sholat, karena mereka secara epistemologis salah anggapan. Mereka beranggapan bahwa dunia ini sesungguhnya sesuatu yang riil dan terlepas dari pengamatan kita (realisme mutlak). Padahal dunia adalah berasal dari pikiran (idealisme) sehingga secara filsafati, tidak akan muncul kontroversi apabila kita melakukan syariat dengan benar.

Ya, syariat dengan tetek bengek ritualnya adalah sesuatu yang semu. Begitu juga dengan KEBENARAN sebenarnya adalah sesuatu yang semu. Namun dengan membayangkan bahwa hal tersebut tidak semu, maka benar-benar terjadi bahwa hal tersebut tidak semu. Supaya hal itu menjadi efektif, maka kita harus memiliki KEYAKINAN bahwa sholat, zakat, puasa, pergi haji dan syariat Islam lainnya adalah suatu hal yang bernilai dan nyata. Perlu diketahui bahwa Tuhan sebagai subyek persembahan kita sebenarnya.

memang menginginkan agar kita menyadari obyektivitas diri kita. Bahwa kita adalah obyek-Nya, merasa “diamati” oleh Sang Maha Subyek, sehingga secara etis dan filosofis adalah sebuah tindakan yang benar bilakita melaksanakan syariat untuk menyampaikan rasa hormat dan ikhlas kita kepada Tuhan.
Maka, dalam konteks itu akan terpetakan dua hal: OBYEK (hamba/kawulo) dan SUBYEK (Tuhan/Gusti./Ingsun). Keduanya memiliki tujuan dan kehendak yang berbeda. Sehingga untuk mencapai MANUNGGALING KAWULO GUSTI, tidak ada cara lain selain harus ada KESEPAKATAN antara subyek dan obyek. Kesepakatan itu bisa terjadi saat sang obyek harus manembah/sujud kepada subyek karena hanya subyeklah semua ini KUN atau terjadi. Obyek ada karena diadakan oleh Subyek. Subyek satu-satunya dasar kenyataan sehingga ketika kita (Obyek) melakukan dan menjalankan syariat, yang terjadi sesungguhnya yang terjadi adalah kita meluluhkan obyektivitas kita untuk bermanunggal menjadi subyek sejati.
Menundukkan kepala, menempelkan wajah di sajadah, menyebut nama Allah dan membayangkan bertemu serta berkomunikasi dengan Allah, semuanya itu agar mempunyai tujuan yang sama yaitu melatih kekuatan kemauan dan pikiran kita.  Bersujud saat sholat dengan menggunakan kekuatan pikiran secara hakiki adalah sebuah kunci pembuka hijab mata kita agar terbuka pada Kehadiran-Nya yang Maha Dekat di dalam ruang gaib yang tersuci di lapisan Cahaya Maha Cahaya.

http://kspiritual.blogspot.com/2011/12/menembus-ruang-gaib-yang-tersuci-di.html

SEDULUR PAPAT LIMO PANCER

* SEDULUR PAPAT LIMO PANCER *

menurut ilmu kejawen (jawa))sebelum manusia lahir ketika maseh janin bayi di temani 4 saudara dan mengikut ilmu kejawen juga qarin ada lah salah satu sdra kita,apa kah benar kenyataan nya,mari sama2 kita selidik sejarah dari ilmu kejawean yg sudah berusia 6000 tahun ini,namun jika terdapat kesilapan mohon di maafkan,sekadar renungan.
Dalam adat dan ajaran jawa dikenal istilah 'SEDULUR PAPAT KELIMA PANCER'

PANCER adalah diri kita..
setiap manusia mempunyai empat saudara ketika masih berupa janin.
mereka menjaga pertumbuhan manusia didalam kandungan Ibu.
Anak pertama yaitu KETUBAN atau KAWAH, ketika Ibu melahirkan yang pertama keluar adalah ketuban karena itu dianggap sebagai Saudara Tua.Setelah itu saudara kandung yang lebih muda yaitu ARI-ARI, Tembuni atau  pembungkus janin dalam rahim. ARI-ARI memayungi tindakan sang janin dalam perut Ibu yang mengantarkan sampai ke tujuan yaitu ikut keluar bersama sang bayi. Berikutnya DARAH inipun saudara sang janin, tanpa adanya darah janin bukan saja tak bisa tumbuh tapi juga akan mengalami keguguran. Saudara berikutnya yaitu PUSAR ia sebagai sarana yang menghantarkan zat makanan dari sang ibu kepada janin. Umumnya orang menganggap bahwa KETUBAN, ARI-ARI, DARAH dan TALI PUSAR adalah wahana atau alat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dalam perut. Begitu bayi dilahirkan semua itu akan dianggap tidak berfungsi lagi dan tak ada sangkut pautnya dalam kehidupan... dan yang demikian ini merupakan pandangan Materialistik padahal begitu besar maknanya dan pengertiannya bila dilihat dari sudut Metafisik. Saudara kita itulah yang menjaga kita dalam kehidupan ini yang kembali ke anasir bumi, air , udara dan api hanyalah ke empat jasadnya. namun dari segi spiritualnya masih menyertai kehidupan kita.

coba kita bandingkan dengan kenyataan Rasulullah SAW. bahwa tatkala kita lahir ada teman kita yg diistilahkan dia sebagai Qorin dan tatkala ditanya oleh para sahabat Rasul
"Fa anta ya Rasulullah..? ( apakah engkau juga lahir diikuti Qorin wahai rosulullah..) "
maka dijawab:
"Na`am fa aslama bihi" ( benar, tapi telah ku aslama kan / ku islamkan dia) dan tidak menyeruku melainkan kepada kebaikan semata..

menurut ilmu kejawean lagi, qorin jika tidak di aslama kan maka dia akan membawa sifat maksiat karena jika suatu saat nanti seorang insan mau bertobat maka si qorin tadi sudah ke enakan dialam maksiat dan akan menggoda kita untuk balik lagi berbuat maksiat bagaimana kah cara mengislamkan qorin. terpaksa di simpan. sementara qorin yg sudah di aslamakan ( seperti cara anda di atas /atau cara-cara yg dihayati pihak kejawen)
maka jika kita tenggelam atau terjerumus di jurang maksiat datanglah si qorin itu dengan sekuat kemampuannya untuk ikut  mengangkat dan menyadarkan kita kembali ke jalan Allah. qorin yg telah aslama tak rela pancernya (diri kita) kemaksiatan.
itulah sebab lagi Rasul kemudian menyatakan:
"... tapi telah Ku aslama kan dia(qorin) dan dia(qorin) tidak "menyeruku" melainkan hanyalah yg baik-baik saja.."
Ayat Al Qur`an tentang Qarin:
” Wa qaala qariinuhuu haazaa maa ladayya ‘atiid ” (QS QAAF 50: 23)
Artinya:”Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku.”

“Qaala qariinuhuu Rabbanaa maa atgaituhuu wa laakin kaana fii dholaalim ba’id” (Q.S. QAAF [50]: 27)
Artinya: “Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".


Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut :

Pada kenyataan diatas, disebutkan bahwa “Saudara Empat” itu adalah Marmati, Kawah, Ari – ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari – Ari, dan Rahsa. Marmati itu artinya Samar Mati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari – ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari – ari (placenta/ tembuni). Karena Ari – ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang di simpan dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan ‘Saudara Empat Lima Pusat’

sebab itu dalam petua selalu orang-orang tua berpesan simpan tali pusar,jika bayi kita demam rendamkan tali pusar dan kemudian di beri minum....kemungkinan ini lah sejarah di sebalik tali pusar bayi.

Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia.

Aluamah / Serakah : Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan.

Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik.

Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai.

SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN.

Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Izrail. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu:
Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah.

Pertama Jibril .
tugas nya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi.
Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN.
Ada pandangan yang menyatakan setelah Nabi.Muhammad wafat maka otomatik Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir. Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai malaikat jibril. hakikatnya hanya ada satu Malaikt Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiap  cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang. Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar.., yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminya, membersihkan hatinya.
Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarkan diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia Lainya yaitu Mikail isrofil Izrail. Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara-saudaranya yang lain. Ditinjau dari kedudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang ( saudara tua ) si bayi.
begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat. secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix)
Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan.
Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk.

Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin.
Subhanallah.. dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya..

Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.

Ke Empat adalah Malaikat Izrail. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya..

Dalam konsep sedulur papat(saudara 4)
Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya.. bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar..
Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..?
apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang maumati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..

Izrail disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Izrail bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi.

Jika ajal telah sampai maka Izrail mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya.
Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai tak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia..
Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib..
Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang..

Semua saudara ghaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh.. dan Tidak terlihat Mata..

Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak..
" In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya'
Atau
" Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >' Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru"

AJIAN SUKET KALANJANA / MELIHAT ALAM GAIB

*AJIAN SUKET KALANJANA / MELIHAT ALAM GAIB *


Untuk memiliki ajian ini maka orang harus menjalani laku yang berat yaitu puasa 40 hari, patigeni sehari semalam mulai hari Kamis Kliwon. Mantra dibaca setiap jam 12 malam selama menjalani puasa dan patigeni.

Mantranya sebagai berikut :

“ Niat ingsun amatek ajiku si suket kalanjana, aji pengawasan soko sang hyang pramana, byar padhang jumengglang paningalingsun, sakabehing sipat podho katon saking kersaning Allah ”

Cara matek aji kalanjana: mantra dibaca dalam hati.  Tangan kanan ditempelkan di ulu hati dan tangan kiri diusapkan ke mata 3 X

Buku Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof: Dasar-Dasar Bahasa Arab yang Diperkaya

Buku Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof: Dasar-Dasar Bahasa Arab yang Diperkaya Pengantar Selamat datang kembali di buku pelajaran Ilmu Nahwu Shoro...