Jumat

2. Inna Fatahna – Kitab Maulid Diba dan Terjemahannya

02: “Inna Fatahna” Maulid Dibai

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا ، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا ، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًاعَزِيزًا
Inna fatahna laka fathan mubinan. Liyaghfiralakallahu ma taqaddama min dzanbika wama ta-akh-khara wa yutimma ni’matahu ‘alayka wa yahdiyaka shirathan mustaqima.
Sesungguhnya Kami (Allah) telah bukakan (memberikan kemenangan) kepada kamu, pembukaan (kemenangan) yang nyata. Karena Alloh akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya (Alloh) kepadamu, dan memberikan petunjuk padamu jalan yang lurus.
Dan Alloh akan memberikan pertolongan kepadamu dengan pertolongan yang nyata. (al-Fath: 1-3) 

لَقَدْ جَآءَ كُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Laqad ja-akum rasulun min anfusikum ‘azizun ‘alayhi ma ‘anittum harishun ‘alaykum bil-mukminina raufun rahim. Fain tawallaw faqul hasbiyallahu la ilaha illa huwa ‘alayhi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adhim.
Telah datang kepada kamu seorang utusan Allah dari jenis kamu sendiri, ia merasakan apa penderitaanmu, lagi sangat mengharapkan akan keselamatanmu, kepada orang yang beriman senantiasa merasa kasih sayang.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَه‘ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِيِّ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَٰنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alann nabi, ya ayyuhalladzina amanu shallu ‘alayhi wa sallimu taslima.

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bersholawat untuk Nabi, wahai orang-orang yang beriman! Bersholawat dan salamlah untuknya (Nabi Muhammad saw).


.******************************.
 

Keterangan tambahan:

Diriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori, shohih Muslim dan lainnya, ketika Perjanjian Hudaibiyah pada tahun ke-6 H bulan Dzulqo’dah, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam keluar menuju Makkah Al Mukarromah bersama 1500 kaum muslimin muslimat dengan berpakaian ihrom, dan setelah mendekati kota Makkah, orang kuffar quraisy telah melihat bahwa nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam datang bersama 1500 orang muslimin menuju ke Makkah dan mereka pun mulai waspada, setelah kabar itu sampai kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan melihat kaum quraisy tidak menerima mereka secara damai, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya mencari jalan lain untuk menuju Makkah namun tetap saja kaum quraisy mengetahuinya dan menghalangi mereka.

Dan dalam perjalanan itu kaum muslimin kehabisan air, teriwayatkan di dalam Shohihul Bukhori bahwa ketika itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meminta air kemudian para sahabat membawakan air dalam bejana yang hanya tinggal sedikit, lalu para sahabat berkata bahwa persediaan air habis dan semua sumber air yangada disekitar pun kering, maka Rosululloh memasukkan tangan beliau ke dalam bejana yang berisi air sedikit itu lalu keluarlah air dari jari-jari beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian mereka mulai minum sepuasnya dan berwudhu’ dari air tersebut, yang mana jumlah mereka di saat itu adalah 1500 orang, dan teriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori bahwa jika jumlah mereka di saat itu adalah 100.000 orang maka air itu pun akan mencukupi untuk semua, karena airkeluar dari jari-jari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dengan derasnya dan tanpa berhenti.

Demikian mu’jizat nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, karena beliau tidak ingin melihat orang yang dicintainya kesusahan. Dan di saat itu datanglah Urwah sebagai utusan kaum quraisy sebelum ia masuk Islam, dia datang untuk membuat perjanjian yang disebut dengan perjanjian Hudaibiyah, maka Urwah berbicara kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, dan setiap kali Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berbicara, urwah selalu memegang jenggot beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, karena merasa geram ingin mencelakai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, di saat itu ada salah seorang sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang berada di samping Rosululloh selalu memukul tangan Urwah setiap kali ingin memegang janggut Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam untuk berlaku sopan dihadapan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan diriwayatkan bahwa ketika Urwah berkata-kata, tidak satupun dari para sahabat yang mengangkat kepala untuk memandang wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam karena penghormatan mereka terhadap beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berwudhu, para sahabat berebut mengambil bekas air wudhu’ beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian mengusapkan ke muka dan ke tangan mereka, adapun mereka yang tidak mendapatkan bagian air bekas wudhu’ Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam maka mereka mengambil dari bekas sahabat yang lain kemudian mengusapkan ke wajah mereka, dan air bekas wudhu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam itu wangi.

Diriwayatkan dalam kitab As-Syifaa oleh Al-Imam Qodhi ‘Iyadh bahwa ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam melewati sebuah sumur, lalu para sahabat berkata bahwa air di sumur itu rasanya pahit, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengatakan : “tidak demikian, air di sumur ini rasanya enak dan baunya wangi”, kemudian Rosululloh meminta untuk diambilkan air dari sumur itu kemudian beliau berkumur dengan air itu lalu memuntahkan air itu ke dalam sumur, dan ternyata air itu baunya lebih wangi daripada bau misik, karena telah tercampur dengan air ludah sayyidina Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Sungguh segala sesuatu yang tersentuh atau disentuh oleh sang nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam maka akan dimuliakan oleh Alloh subhanahu wata’ala, maka terlebih lagi jika itu adalah hati yang mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka di saat itu Suhail yang juga merupakan utusan musyrikin membuat perjanjian bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian Rosululloh memerintahkan kepada sayyidina Ali Kw untuk memulai dan menuliskan “Bismillahirrohmaanirrohiim”, namun Suhail menolak dan meminta untuk menulis “Bismika Allohumma”, Rosululloh terdiam dan kemudian memerintahkan untuk mengikuti kemauan musyrikin akan hal itu, lalu Rosululloh memerintahkan untuk menulis “Min Muhammad Rosululloh (dari Muhammad utusan Alloh)”, maka kaum musyrikin tidak menerimanya dan meminta untuk menghapus kalimat “Rosululloh”, karena mereka tidak meyakini bahwa nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam adalah Rosululloh, namun tangan sayyidina Ali tidak mampu untuk menghapusnya kemudian Rosululloh sendiri yang menghapusnya seraya berkata :

وَاللهِ إِنِّيْ لَرَسُوْلُ اللهِ وَإِنْ كَذَّبْتُمُوْنِيْ اُكْتُبْ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ

“ Demi Alloh, sungguh aku adalah utusan Alloh walaupun kalian mengingkariku, tulislah -Muhammad bin Abdillah- “.
Kemudian ditulislah : “Min Muhammad bin Abdillah (dari Muhammad putra Abdulloh)”. Dan butir perjanjian berikutnya amat mengagetkan muslimin, yaitu: jika ada orang muslim yang masuk Islam dari Makkah dan lari ke Madinah, maka harus dikembalikan kepada kaum musyrikin quraisy, para sahabat tidak menerima hal itu namun Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam hanya terdiam, para sahabat kebingungan, dan dalam keadaan seperti itu datanglah Jandal bin Suhal dan berkata: “Aku datang dari Makkah untuk masuk Islam”, maka Suhail berkata : “dialah orang yang pertama kali yang masuk Islam dan harus dikembalikan kepada kaum musyrikin”, lalu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meminta kepada Suhail agar kaum muslimin tidak mengembalikannya ke Makkah, hingga tiga kali Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam memohon kepada Suhail namun Suhail tetap menolaknya.

Kemudian datang sayyidina Umar bin Khottob RA kepada Rosululloh, dan berkata : “wahai Rosululloh, bukankah Engkau adalah benar-benar utusan Alloh?”, Rosululloh menjawab : “iya betul aku adalah utusan Alloh”, kemudian sayyidina Umar berkata : “Bukankah kita kaum muslimin berada pada kebenaran dan mereka dalam kesesatan?”, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab : “iya benar”, sayyidina Umar berkata : “lantas mengapa kita harus menghinakan diri kepada orang-orang yang dalam kebathilan sedangkan kita dalam kebenaran?”, kemudian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

“ Sungguh aku adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakanku selama-lamanya”

Kemudian sayyidina Umar bin Khottob RA pun terdiam lalu mendatangi sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan menceritakan perbincangannya bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang kemudian di akhir percakapan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

“ Sungguh aku adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakanku selama-lamanya”

Kemudian sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “jika demikian, maka sungguh beliau shollallohu ‘alaihi wasallam adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakannya”, maka sayyidina Umar bin Khottob pun terdiam mendengar jawaban sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA.

Setelah beberapa waktu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam keluar dari kemahnya dan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat untuk memotong rambut dan menyembelih hewan qurban, dan setelah itu beliau dan kaum muslimin kembali ke Madinah Al Munawwaroh tanpa memasuki Makkah, namun para sahabat tidak ada yang melaksanakan perintah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam hingga setelah beliau menerima pendapat Ummu Salamah untuk memulai mencukur rambut beliau dan menyembelih hewan qurban, kemudian para sahabat pun dari Muhajirin dan Anshar mengikuti langkah beliau karena cintanya kepada beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan teriwayatkan, bahwa ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam memotong rambut, tidak sehelai rambut pun yang terjatuh ke tanah kecuali telah berada di genggaman tangan para sahabat. Dan diriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori bahwa salah seorang sahabat menyimpan sehelai rambut Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang berwarna hitam kemerah-merahan kemudian beliau menceritakan pada sahabat yang lainnya, maka sahabat itu berkata :

لِأَنْ تَكُوْنَ عِنْدِيْ شَعْرَةٌ مِنْهُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Jika aku memiliki sehelai dari rambut beliau (Rosululloh) hal itu lebih aku cintai daripada dunia dan seisinya ”

Demikian cintanya para sahabat kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, dan setelah mereka selesai memotong rambut serta menyembelih hewan qurban, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengumpulkan kaum muslimin kemudian membai’at mereka di bawah sebuah pohon, sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala :

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Alloh telah ridho terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Alloh mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) .” ( QS. Al Fath : 18 )

Dan firman Alloh subhanahu wata’ala dalam surat yang sama :

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Alloh . Tangan Alloh di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh, maka Alloh akan memberinya pahala yang besar.” ( QS. Al Fath : 10 )

Kemudian turun juga ayat tentang hal tersebut firman Alloh subhanahu wata’ala:

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آَمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Alloh akan membuktikan kepada Rosul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Alloh dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat .” (QS. Al Fath : 27 )

Setelah itu sahabat bersiap-siap untuk kembali ke Madinah Al Munawwaroh, tiba-tiba di suatu pagi sayyidina Umar bin Khottob dipanggil oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, maka sayyidina Umar bin Khottob merasa khawatir jika perkataannya kemarin telah menyinggung perasaan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam sehingga turun ayat sebagai teguran untuk sayyidina Umar bin Khattab, maka beliau datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian Rosululloh berkata : “Wahai Umar, semalam telah turun ayat yang mana ayat itu lebih aku cintai dari terbitnya matahari”, ayat itu adalah firman Alloh subhanahu wata’ala:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا ، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا ، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata , supaya Alloh memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Alloh menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” ( QS. Al Fath :1-3 )

Maka setelah mendengar hal itu, wajah sayyidina Umar bin Khattab menjadi cerah dan berkata : “wahai Rosululloh, apakah kelak kita akan masuk ke Masjidil Haram?”, Rosululloh menjawab : “iya betul wahai Umar”, maka dua tahun kemudian di bulan Romadhon tahun 8-H masuklah kaum muslimin ke kota Makkah dengan aman dan damai, dan tidak ada lagi kaum musyrikin yang bisa melawan atau menghalangi pasukan kaum muslimin yang berjumlah 10.000 dari golongan muhajirin dan anshor, dan tidak ada lagi gencatan senjata dan ketika itu Abu Sofyan pun kemudian menyerah dan masuk Islam dan berkata kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rosululloh, kuserahkan semua kekuasaan quraisy dan tidak ada lagi kekuasaan quraisy setelah hari ini”. Demikianlah kejadian perjanjian Hudaibiyyah pada tahun ke-6 bulan Dzulqo’dah.

Selanjutnya kita berdoa kepada Alloh subhanahu wata’ala semoga kita termasuk dalam kelompok ahli Hudaibiyyah yang bersumpah kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam untuk membantu sunnah beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, dan cinta kepada beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, membantu sunnah beliau shollallohu ‘alaihi wasallam semampunya, dan menjauhi larangan Alloh semampunya, serta mematuhi perintah Alloh semampunya, dan semoga Alloah subhanahu wata’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk taat pada seluruh perintah Alloh dan untuk mampu menjauhi seluruh larangan Alloh, semoga Alloh mengangkat seluruh kesulitan kita
yang sedang terjadi dan yang akan terjadi di dunia dan di akhiroh, semoga Alloh menjaga kita dari segala musibah yang akan terjadi Ya Rohman Ya Rohiim.

Wallohu a’lam.

Maulid Diba 1. Ya Robbi Sholli Ala Muhammad

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 

يَارَبِّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدْ ○ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Ya Alloh, tetapkanlah limpahan sholawat kepada Nabi Muhammad
Ya Alloh, tetapkanlah limpahan sholawat dan salam kepadanya 

يَارَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْلَةْ ○ يَارَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْلَةْ
Ya Alloh, sampaikanlah kepadanya sebagai perantara
Ya Alloh, khususkanlah kepadanya dengan keutamaan 

يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ ○ يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلاَلَةْ
Ya Alloh, anugerahkanlah keridhon kepada sahabatnya
Ya Alloh, anugerahkanlah keridhon kepada keturunannya 

يَارَبِّ وَرْاضَ عَنِ الْمَشَايِخْ ○ يَارَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْنَا
Ya Alloh, anugerahkanlah keridhon kepada para guru
Ya Alloh, rahmatilah orang-orang tua kami 

يَارَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْعًا ○ يَارَبِّ وَارْحَمْ كُلَّ مُسْلِمْ
Ya Alloh, rahmatilah kami semua.
Ya Alloh, rahmatilah semua orang islam 

يَارَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِبْ ○ يَارَبِّ لاَ تَقْطَعْ رَجَانَا
Ya Alloh, ampunilah semua orang yang berbuat dosa.
Ya Alloh, janganlah Engkau putuskan harapan kami. 

يَارَبِّ يَا سَامِعْ دُعَانَا ○ يَارَبِّ بَلِّغْنَا نَزُوْرُهْ
Ya Alloh, wahai Zat Yang Maha Mendengar doa kami.
Ya Alloh, sampaikan kami ziarah ke makamnya 

يَارَبِّ تَغْشَانَا بِنُوْرِهْ ○ يَارَبِّ خِفْظَانَكْ وَاَمَانَكْ 
Ya Alloh, sinarilah kami dengan nurnya.
Ya Alloh, aku selalu mengharap pemeliharaan dan keamanan-Mu. 
 
يَارَبِّ وَاسْكِنَّا جِنَانَكْ ○ يَارَبِّ اَجِرْنَا مِنْ عَذَابِكْ   
 Ya Alloh, tempatkanlah kami dalam surga-Mu.
Ya Alloh, selamatkanlah kami dari siksa-Mu. 

يَارَبِّ وَارْزُقْنَا الشَّهَادَةْ ○ يَارَبِّ حِطْنَا بِالسَّعَادَةْ  
Ya Alloh, anugerahilah kematian kami dengan syahid.
Ya Alloh, liputilah kehidupan kami dengan penuh kebahagiaan 

يَارَبِّ وَاصْلِحْ كُلَّ مُصْلِحْ ○ يَارَبِّ وَاكْفِ كُلَّ مُؤْذِيْ  
Ya Alloh, balaslah kebaikan orang yang berbuat kebaikan.
Ya Alloh, hindarkanlah dari semua orang yang menyakiti. 

يَارَبِّ نَخْتِمْ بِالْمُشَفَّعْ ○ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ  
Ya Alloh, akhirilah kami dengan mendapat syafaat Nabi Muhammad saw.
Ya Alloh, tetapkanlah limpahan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad
.******************************

Maulid Diba Full Lengkap dengan Teks Terjemah Bahasa Indonesia


Teks Maulid diba banyak sekali yang sehingga para pembaca bisa membuka link yang ada dibawah. Maulid Diba dan Terjemahannya

Sebagaimana kami ketahui, bahwa para ulama salaf banyak sekali yang menulis kitab, buku atau postingan singkat yang memuat bacaan shalawat. Hal itu dikerjakan untuk mewujudkan sebuah bukti kecintaan mereka kepada Nabi yang disanjungnya. Bacaan shalawat yang berupa buku atau kitab antara lain : shalawat Dala’il, shalawat Bakriyah, shalawat Diba’iyyah dan lain-lain. Sedangkan yang berupa postingan singkat antara lain shalawat Nariyah, shalawat Rajabiyah, shalawat Munjiyat, shalawat Fatih, shalawat Sa’adah. shalawat Badriyah dan lain- lain.

Dari sekian banyak kitab yang memuat bacaan shalawat berikut tersedia yang palingterkenal dan sering dibaca yang diadakan oleh warga Nahdliyyin, antara lain adalah shalawat Diba’iyyah. Jadi pengertian Diba’an adalah : membaca kitab yang memuat bacaan shalawat dan riwayat hidup Nabi secara singkat yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman ad-Diba’i. Daftar isi dari Maulid Diba sebagai berikut:
Ya Rabbi Sholli Ala Muhammad
Inna Fatahna
Alhamdulillahil Qowiyyil Gholib
Qiila Huwa Adam
Yub’atsu min Tihamah
Tsumma Arudduhu minal Arsy & Lirik Sholatullahimaa
Fasubhana man Khoshshohu
Al-Haditsul Awwal
Al-Hadistu Tsaniy
Fayaquulu Haq
Ahdhiruu Quluubakum
Fahtazzal Arsyu
Mahallul Qiyam
Wawulida Shollallohu ‘Alaihi Wasallam
Tsumma a’rodho ‘anhu
Fabainama Huwa
Fabainamal Habib
Falamma Roathu Halimah
Wa Kaana Sholla Allahu ‘Alaihi Wa Sallam
Wa Qiila Liba’dhihim
Wa Maa ‘Asaa

Pengarang Maulid Diba’

Maulid Diba’ adalah satu karya maulid yang masyhur didalam Islam adalah maulid yang dikarang oleh seorang ulama besar dan ahli hadits, yaitu Imam Wajihuddin ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba`ie asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi`i.

Sebagaimana yang udah disebutkan, kitab ini sering dicetak dan dibukukan sejalan dengan dua kitab maulid di atas, Syaroful Anam dan Al-Barjanzi. Pengarangnya adalah Imam Wajihuddin Abdu Ar-Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibai (866H-944H), beliau berasal Zabid, keliru satu kota di Yaman. Selain ulama yang produktif mengarang kitab, beliau juga dikenal sebagai ahli hadits, bahkan mencapai derajat Al-Hafiz, yaitu hafal 100.000 hadits dengan sanadnya.

Sanad Pengarang Maulid Diba

Syaikh Abdurrahman Ad Dibai dilahirkan pada 4 Muharram 866 H dan wafat pada hari Jumat 12 Rajab tahun 944H. Pada masanya, beliau adalah seorang ulama hadits yang tenar dan tak ada bandingannya. Beliau mengajar kitab Shohih Imam al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai darjat Hafidz didalam pengetahuan hadits yaitu seorang yang menghafal 100,000 hadits dengan sanadnya dan setiah hari beliau mengajar para santrinya hadits dari masjid ke masjid. .

Guru-guru beliau di antaranya adalah Imam al-Hafidz as-Sakhawi, Imam Ibnu Ziyad, Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Imam al-Hafiz Tahir bin Husain al-Ahdal dan banyak lagi. Selain itu, beliau juga merupakan seorang yakni ahli sejarah. Adapun kitab karangannya adalah sebagai berikut:
“Taisirul Wusul ila Jaami`il Usul min Haditsir Rasul” yang memiliki kandungan himpunan hadits yang dinukil dari pada kitab hadits yang 6.
“Tamyeezu at-Thoyyib min al-Khabith mimma yaduru ‘ala alsinatin naasi minal hadits” sebuah kitab yang membedakan 3. hadits sohih dengan yang lainnya seperti dhoif dan maudhu.
“Qurratul ‘Uyun fi akhbaril Yaman al-Maimun”
“Bughyatul Mustafid fi akhbar madinat Zabid”.
“Fadhail Ahl al-Yaman”.

Hukum Membaca Maulid Diba

Membaca shalawat ad dibai atau shalawat yang lain menurut pendapat Jumhurul Ulama adalah sunnah Muakkad. Kesunatan membaca shalawat ini didasarkan pada lebih dari satu dalil, antara lain:

Firman Allah SWT.
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah anda untuk Nabi dan sampaikanlan salatu penghormatan kepadanya. (QS. AI-Ahzab : 56)

Sabda Nabi SAW.:

صلوا علي، فإن الصلاة علي كفارة لكم وزكاة. [رواه ابن ماجه]

Artinya : “Bershalawatlah anda untukku, karena membaca shalawat untukku bisa mengahapus dosamu dan bisa membersihkan pribadimu”. (HR. lbnu Majah)

Sabda Nabi SAW. :

زينوا مجالسكم بالصلاة علي، فإن صلاتكم علي نور لكم يوم القيامة

Artinya: “Hiasilah tempat-tempat pertemuanmu dengan bacaan shalawat untukku, karena sesungguhnya bacaan shalwat untukku itu menjadi cahaya bagimu pada hari kiamat”. (HR. Ad-Dailami).

Keutamaan Maulid Diba

Seseorang yang ahli membaca shalawat bakal diberi anugerah oleh Allah, antaralain :

1. Dikabulkan do’anya

الدعاء كله محجوب حتى يكون أوله ثناء على الله عز وجل وصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو فيستجاب له لدعاءه

Artinya: “Setiap do’a adalah terhalanh, sehingga dimulai dengan memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi, sesudah itu baru berdo’a dan bakal dikabulkan do’a itu”. (HR. Nasa’i).

2. Peluang untuk mendapat syafa’at Nabi pada hari kiamat.
3. Dihilangkan ada problem dan kesulitannya.

Cara Membaca Diba’iyyah

Dibaca dengan kesungguhan dan keikhlasan hati dan juga diiringi rasa hormat dan mahabbah/cinta kepada Rasulullah SAW.

Jelas sekali dalalah ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi berikut bahwa kami sebagai ummat Muhammad diperintahkan untuk membacakan shalawat kepada Nabi SAW. agar dapat mengagungkannya sekaligus mengharapkan barokahnya sewaktu kami masih hidup di dunia dan sehingga mendapat syafa’atul udzma dikala kami berada di alam mahsyar kelak.

Tata Cara menghadiri Majlis Maulid Nabi SAW

(Diringkaskan dari kitab Azzahrul Baasim karya Mufti Betawi zaman Hindia Belanda, al-Habib Utsman bin ‘Abdillah bin Yahya rohimahullohu ta’ala):
Dilaksanakan pada tempat-tempat yang terhormat seperti masjid, musholla, majelis-majelis, atau perkumpulan mulia, dan sebagainya.
Tidak boleh tersedia pada tempat berikut suatu patung-patung binatang atau manusia yang menjadi simbol pengagungan dan penyembahan terhadapnya (misal patung dewa, bunda maria, dan sejenisnya), karena hal berikut dibenci oleh beliau (SAW) dan para Malaikat.
Ketika membaca shirohnya (sejarahnya) yang terkandung didalam Kitab Maulid, tidak boleh bercampur didalamnya antara laki-laki dengan perempuan. Kecuali adanya hijab (batas/dinding) yang mengatasi antara perempuan dan laki-laki, sehingga aman dari fitnah.
Jangan pula tersedia pada tempat diselenggarakannya, suatu permainan yang HARAM (misal judi dan sejenisnya). Sebab, hal itu bakal mengantarkan pada kedurhakaan besar melanggar larangan Rosululloh SAW.
Jangan pula tersedia pada tempat itu segala sesuatu yang beraroma busuk. Seperti rokok, cerutu, kandang binatang, dan sejenisnya. Maka hendaklah tersedia pada tempat itu segala sesuatu wewangian yang harum seperti dupa (gaharu bakar) atau bunga-bungaan.
Hendaklah yang hadir pada tempat penyelenggaran itu membaca sholawat, dan janganlah satu sama lain saling bercerita, masing-masing “pasang” telinga mendengar kisah maulid yang dibacakan sambil membaca sholawat.
Apabila nanti disebut bakal dzohir (lahir dan hadir)-nya sang Nabi SAW ke dunia, maka semua yang hadir bersegera untuk bangun dan berdiri. Bukan atas basic paksaan, tapi karena TAKDZIM (HORMAT), BAHAGIA, dan ANTUSIAS pada kehadiran beliau (SAW).
Sehingga pada selanjutnya segenap hadirin yang mematuhi aturan-aturan berlaku, kelak bakal memperoleh syafa’at (pertolongan) dari beliau (SAW) di yaumil akhir dan juga memperoleh balasan yang berlipat ganda dunia wal-akhiroh. InsyaAlloh.

اللهمّ صلّ على سيّدنا و شفيعنا محمّد وعلى آله وصحبه و سلّم واجعلنا من خيار امّته و من اهل شفاعته برحمتك يا ارحم الرّاحمين آمين

“Allohumma Sholli ‘ala Sayyidina wa Syafi’ina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shohbihi wa Sallim waj’alnaa min khiyaari ummatihi wa min ahli syafaa’atihi, birohmatika Yaa Arhamarrohimiin, aamiin“

(Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat atas junjungan kami, Nabi kami yang memberi syafa’at bagi kami, yaitu Nabi Muhammad SAW dan atas keluarganya, dan sahabatnya, dan juga salam penghormatan atasnya, dan jadikanlah kami daripada umatnya yang paling baik dan yang mendapat syafa’atnya di hari sesudah itu dengan Rahmat-Mu wahai Tuhan yang punyai cii-ciri Kasih Sayang melebihi semua yang punyai cii-ciri kasih sayang, aamiin)

Rabu

Belajar Metode Baghdadiyah Hal 1: Metode Cepat Bisa Membaca Alquran secara Otodidak

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh setelah kemarin abanaonline.com menjelaskan apa pengertian dan sejarah metode baghdadiyah, maka saat ini kita akan langsung praktek Bagaimana mengeja baghdadiyah dari halaman 1. Insyaallah kedepannya akan terus di-update sehingga selesai sampai akhir.

Seperti yang kita ketahui bahwa metode baghdadiyah merupakan salah satu wasilah untuk bisa membaca al-quran dengan cepat. Meskipun banyak sekali metode-metode membaca al-quran di Indonesia seperti Iqro atau Syafi'iyah, namun istimewanya metode baghdadiyah ini dikarang oleh ulama terdahulu di masa lalu dan sudah melahirkan banyak ulama. Yang menjadi keberkahan dari buku ini adalah pengarangnya yang tidak diketahui siapa namanya.

Inilah alasan mengapa metode ini sangat diberkahi, berkat keikhlasan penulis (Insyaallah) sehingga tidak ingin mencantumkan namanya. Saat ini buku ejaan Baghdadiyah banyak dipakai oleh kaum muslimin di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Salah satu yang memakai metode ini adalah Kuttab al-fatih.

Sebagai guru Kuttab al-fatih Insyaallah ana akan memulai berbagi teknik mengeja Baghdadiyah dari yang dasar sampai terakhir. Harapannya video dan tulisan saya ini bisa dijadikan landasan dalam belajar membaca al-quran secara online dan otodidak. Baiklah langsung saja mari simak metode membaca Alquran dengan baik secara cepat untuk pemula.

Belajar Metode Baghdadiyah (mengenal huruf hijaiyah tanpa harakat)


Belajar Metode Baghdadiyah Hal 1, Metode Cepat Bisa Membaca Alquran secara Otodidak

Cara cepat bisa membaca Alquran bisa Anda mulai dari sini. Halaman pertama dari buku baghdadiyah merupakan halaman yang paling penting, apabila anak anak didik anda tidak bisa menguasai halaman pertama ini, tentu saja akan kesulitan dalam mengajar di halaman halaman berikutnya.

1. Hafal huruf-huruf hijaiyah tanpa harakat


Silakan pertama Anda harus menghafal huruf hijaiyah yang tidak berharakat dhammah, kasrah maupun Fathah. Karena kebanyakan anak-anak membaca huruf hijaiyah tanpa harakat dibaca seperti ada harokatnya. Misalnya huruf jiim (ج) dibacanya "Ja". Kan salah banget. Saya sudah membuat videonya dibawah ini silahkan ditonton:

judul artikel/video




و
=
(واوُ)
Wawu
ط
=
(طاء)
Tho’
د
=
(دال)
Dal
أ
=
(ألف)
Alif
ه
=
(هاء)
Ha’
ظ
=
(ظاء)
Dzo’
ذ
=
(ذال)
Dhal
ب
=
(باء)
Ba’
لا
=
(لام ألف)
Lam Alif
ع
=
(عين)
'ngain
ر
=
(راء)
Ro’
ت
=
(تاء)
Ta’
ء
=
(همزة)
Hamzah
غ
=
(غين)
Ghiin
ز
=
(زي)
Za
ث
=
(ثاء)
Sa’
ي
=
(ياء)
Yaa’
ف
=
(فاء)
Fa’
س
=
(سين)
Siin
ج
=
(جيم)
Jim




ق
=
(قاف)
Qof
ش
=
(شين)
Syiin
ح
=
(حاء)
Kha’




ك
=
(كاف)
Kaf
ص
=
(صاد)
Syod
خ
=
(خاء)
Kho’




ل
=
(لام)
Lam
ض
=
(ضاد)
Dhod








م
=
(ميم)
Miim












ن
=
(نون)
Nuun











Kalau ingin tahu bagaimana mengejanya anda memang harus melihat videonya. jangan takut kehabisan kata dengan ilmu hehe

2. Catatan Alif


Ada beberapa catatan penting untuk huruf alif.
  • Pertama huruf alif dibaca Alif manakala huruf tersebut tidak kemasukan harokat seperti dhommah, fathah atau kasrah. Namun apabila huruf alif kemasukan harakat maka dibaca atau diejanya Hamzah.
  • Huruf alif tidak boleh dipanjangkan seperti, أليف.

ألف = صحيح، أليف = خطأ

Demikianlah catatan penting dari metode baghdadiyah di halaman pertama. Jangan lupa ikuti channel YouTube kami biar kalian bisa mendapatkan update dari metode baghdadiyah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baca selanjutnya:

Krisis Moral di Era Digital: Analisis Kritis dan Strategi Penguatan Nilai Kemanusiaan dalam Ruang Siber

  Krisis Moral di Era Digital: Analisis Kritis dan Strategi Penguatan Nilai Kemanusiaan dalam Ruang Siber   Ringkasan Eksekutif Laporan ini ...