Kamis

Puncak Ilmu Kejawen

Ilmu “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah puncak Ilmu Kejawen. “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” artinya; wejangan berupa mantra sakti untuk keselamatan dari unsur-unsur kejahatan di dunia. Wejangan atau mantra tersebut dapat digunakan untuk membangkitkan gaib “Sedulur Papat” yang kemudian diikuti bangkitnya saudara “Pancer” atau sukma sejati, sehingga orang yang mendapat wejangan itu akan mendapat kesempurnaan. Secara harfiah arti dari “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah sebagai berikut; Serat = ajaran, Sastrajendra = Ilmu mengenai raja. Hayuningrat = Kedamaian. Pangruwating = Memuliakan atau merubah menjadi baik. Diyu = raksasa atau lambang keburukan. Raja disini bukan harfiah raja melainkan sifat yang harus dimiliki seorang manusia mampu menguasai hawa nafsu dan pancainderanya dari kejahatan. Seorang raja harus mampu menolak atau merubah keburukan menjadi kebaikan.Pengertiannya; bahwa Serat Sastrajendra Hayuningrat adalah ajaran kebijaksanaan dan kebajikan yang harus dimiliki manusia untuk merubah keburukan mencapai kemuliaan dunia akhirat. Ilmu Sastrajendra adalah ilmu makrifat yang menekankan sifat amar ma’ruf nahi munkar, sifat memimpin dengan amanah dan mau berkorban demi kepentingan rakyat.

Asal-usul Sastra Jendra dan Filosofinya
Menurut para ahli sejarah, kalimat “Sastra Jendra” tidak pernah terdapat dalam kepustakaan Jawa Kuno. Tetapi baru terdapat pada abad ke 19 atau tepatnya 1820. Naskah dapat ditemukan dalam tulisan karya Kyai Yasadipura dan Kyai Sindusastra dalam lakon Arjuno Sastra atau Lokapala. Kutipan diambil dari kitab Arjuna Wijaya pupuh Sinom pada halaman 26;


Selain daripada itu, sungguh heran bahwa tidak seperti permintaan anak saya wanita ini, yakni barang siapa dapat memenuhi permintaan menjabarkan “Sastra Jendra hayuningrat” sebagai ilmu rahasia dunia (esoterism) yang dirahasiakan oleh Sang Hyang Jagad Pratingkah. Dimana tidak boleh seorangpun mengucapkannya karena mendapat laknat dari Dewa Agung walaupun para pandita yang sudah bertapa dan menyepi di gunung sekalipun, kecuali kalau pandita mumpuni. Saya akan berterus terang kepada dinda Prabu, apa yang menjadi permintaan putri paduka. Adapun yang disebut Sastra Jendra Yu Ningrat adalah pangruwat segala segala sesuatu, yang dahulu kala disebut sebagai ilmu pengetahuan yang tiada duanya, sudah tercakup ke dalam kitab suci (ilmu luhung = Sastra). Sastra Jendra itu juga sebagai muara atau akhir dari segala pengetahuan. Raksasa dan Diyu, bahkan juga binatang yang berada dihutan belantara sekalipun kalau mengetahui arti Sastra Jendra akan diruwat oleh Batara, matinya nanti akan sempurna, nyawanya akan berkumpul kembali dengan manusia yang “linuwih” (mumpuni), sedang kalau manusia yang mengetahui arti dari Sastra Jendra nyawanya akan berkumpul dengan para Dewa yang mulia.


Ajaran “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” mengandung isi yang mistik, angker gaib, kalau salah menggunakan ajaran ini bisa mendapat malapetaka yang besar. Seperti pernah diungkap oleh Ki Dalang Narto Sabdo dalam lakon wayang Lahirnya Dasamuka. Kisah ceritanya sebagai berikut;

Begawan Wisrawa mempunyai seorang anak bernama Prabu Donorejo, yang ingin mengawini seorang istri bernama Dewi Sukesi yang syaratnya sangat berat, yakni;


Bisa mengalahkan paman Dewi Sukesi, yaitu Jambu Mangli, seorang raksasa yang sangat sakti.
Bisa menjabarkan ilmu “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”
Prabu Donorejo tidak dapat melaksanakan maka minta bantuan ayahandanya, Begawan Wisrawa yang ternyata dapat memenuhi dua syarat tersebut. Maka Dewi Sukesi dapat diboyong Begawan Wisrawa, untuk diserahkan kepada anaknya Prabu Donorejo.


Selama perjalanan membawa pulang Dewi Sukesi, Begawan Wisrawa jatuh hati kepada Dewi Sukesi demikian juga Dewi Sukesi hatinya terpikat kepada Begawan Wisrawa.

“Jroning peteng kang ono mung lali, jroning lali gampang nindakake kridaning priyo wanito,” kisah Ki Dalang.


Begawan Wisrawa telah melanggar ngelmu “Sastra Jendra”, beliau tidak kuat menahan nafsu seks dengan Dewi Sukesi. Akibat dari dosa-dosanya maka lahirlah anak yang bukan manusia tetapi berupa raksasa yang menakutkan, yakni;
Dosomuko
Kumbokarno
Sarpokenoko
Gunawan Wibisono
Setelah anak pertama lahir, Begawan Wisrawa mengakui akan kesalahannya, sebagai penebus dosanya beliau bertapa atau tirakat tidak henti-hentinya siang malam. Berkat gentur tapanya, maka lahir anak kedua, ketiga dan keempat yang semakin sempurna.Laku Begawan Wisrawa yang banyak tirakat serta doa yang tiada hentinya, akhirnya Begawan Wisrawa punya anak-anak yang semakin sempurna ini menjadi simbol bahwa untuk mencapai Tuhan harus melalui empat tahapan yakni; Syariat, Tarikat, Hakekat, Makrifat.

Lakon ini mengingatkan kita bahwa untuk mengenal diri pribadinya, manusia harus melalui tahap atau tataran-tataran yakni;
Syariat; dalam falsafah Jawa syariat memiliki makna sepadan dengan Sembah Rogo.
Tarikat; dalam falsafah Jawa maknanya adalah Sembah Kalbu.
Hakikat; dimaknai sebagai Sembah Jiwa atau ruh (ruhullah).
Makrifat; merupakan tataran tertinggi yakni Sembah Rasa atau sir (sirullah).

Pun diceritakan dalam kisah Dewa Ruci, di mana diceritakan perjalanan Bima (mahluk Tuhan) mencari “air kehidupan” yakni sejatinya hidup. Air kehidupan atau tirta maya, dalam bahasa Arab disebut sajaratul makrifat. Bima harus melalui berbagai rintangan baru kemudia bertemu dengan Dewa Ruci (Dzat Tuhan) untuk mendapatkan “ngelmu”.

Bima yang tidak lain adalah Wrekudara/AryaBima, masuk tubuh Dewa Ruci menerima ajaran tentang Kenyataan “Segeralah kemari Wrekudara, masuklah ke dalam tubuhku”, kata Dewa Ruci. Sambil tertawa Bima bertanya :”Tuan ini bertubuh kecil, saya bertubuh besar, dari mana jalanku masuk, kelingking pun tidak mungkin masuk”. Dewa Ruci tersenyum dan berkata lirih:”besar mana dirimu dengan dunia ini, semua isi dunia, hutan dengan gunung, samudera dengan semua isinya, tak sarat masuk ke dalam tubuhku”.

Atas petunjuk Dewa Ruci, Bima masuk ke dalam tubuhnya melalui telinga kiri.

Dan tampaklah laut luas tanpa tepi, langit luas, tak tahu mana utara dan selatan, tidak tahu timur dan barat, bawah dan atas, depan dan belakang. Kemudian, terang, tampaklah Dewa Ruci, memancarkan sinar, dan diketahui lah arah, lalu matahari, nyaman rasa hati.

Ada empat macam benda yang tampak oleh Bima, yaitu hitam, merah kuning dan putih. Lalu berkatalah Dewa Ruci:”Yang pertama kau lihat cahaya, menyala tidak tahu namanya, Pancamaya itu, sesungguhnya ada di dalam hatimu, yang memimpin dirimu, maksudnya hati, disebut muka sifat, yang menuntun kepada sifat lebih, merupakan hakikat sifat itu sendiri. Lekas pulang jangan berjalan, selidikilah rupa itu jangan ragu, untuk hati tinggal, mata hati itulah, menandai pada hakikatmu, sedangkan yang berwarna merah, hitam, kuning dan putih, itu adalah penghalang hati.

Yang hitam kerjanya marah terhadap segala hal, murka, yang menghalangi dan menutupi tindakan yang baik. Yang merah menunjukkan nafsu yang baik, segala keinginan keluar dari situ, panas hati, menutupi hati yang sadar kepada kewaspadaan. Yang kuning hanya suka merusak. Sedangkan yang putih berarti nyata, hati yang tenang suci tanpa berpikiran ini dan itu, perwira dalam kedamaian. Sehingga hitam, merah dan kuning adalah penghalang pikiran dan kehendak yang abadi, persatuan Suksma Mulia.

Lalu Bima melihat, cahaya memancar berkilat, berpelangi melengkung, bentuk zat yang dicari, apakah gerangan itu ?! Menurut Dewa Ruci, itu bukan yang dicari (air suci), yang dilihat itu yang tampak berkilat cahayanya, memancar bernyala-nyala, yang menguasai segala hal, tanpa bentuk dan tanpa warna, tidak berwujud dan tidak tampak, tanpa tempat tinggal, hanya terdapat pada orang-orang yang awas, hanya berupa firasat di dunia ini, dipegang tidak dapat, adalah Pramana, yang menyatu dengan diri tetapi tidak ikut merasakan gembira dan prihatin, bertempat tinggal di tubuh, tidak ikut makan dan minum, tidak ikut merasakan sakit dan menderita, jika berpisah dari tempatnya, raga yang tinggal, badan tanpa daya. Itulah yang mampu merasakan penderitaannya, dihidupi oleh suksma, ialah yang berhak menikmati hidup, mengakui rahasia zat.

Kehidupan Pramana dihidupi oleh suksma yang menguasai segalanya, Pramana bila mati ikut lesu, namun bila hilang, kehidupan suksma ada. Sirna itulah yang ditemui, kehidupan suksma yang sesungguhnya, Pramana Anresandani.

Jika ingin mempelajari dan sudah didapatkan, jangan punya kegemaran, bersungguh-sungguh dan waspada dalam segala tingkah laku, jangan bicara gaduh, jangan bicarakan hal ini secara sembunyi-sembunyi, tapi lekaslah mengalah jika berselisih, jangan memanjakan diri, jangan lekat dengan nafsu kehidupan tapi kuasailah.

Tentang keinginan untuk mati agar tidak mengantuk dan tidak lapar, tidak mengalami hambatan dan kesulitan, tidak sakit, hanya enak dan bermanfaat, peganglah dalam pemusatan pikiran, disimpan dalam buana, keberadaannya melekat pada diri, menyatu padu dan sudah menjadi kawan akrab.

Sedangkan Suksma Sejati, ada pada diri manusia, tak dapat dipisahkan, tak berbeda dengan kedatangannya waktu dahulu, menyatu dengan kesejahteraan dunia, mendapat anugerah yang benar, persatuan manusia/kawula dan pencipta/Gusti. Manusia bagaikan wayang, Dalang yang memainkan segala gerak gerik dan berkuasa antara perpaduan kehendak, dunia merupakan panggungnya, layar yang digunakan untuk memainkan panggungnya.

Bila seseorang mempelajari “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” berarti harus pula mengenal asal usul manusia dan dunia seisinya, dan haruslah dapat menguraikan tentang sejatining urip (hidup), sejatining Panembah (pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa), sampurnaning pati (kesempurnaan dalam kematian), yang secara gamblang disebut juga innalillahi wainna illaihi rojiuun, kembali ke sisi Tuhan YME dengan tata cara hidup layak untuk mencapai budi suci dan menguasai panca indera serta hawa nafsu untuk mendapatkan tuntunan Sang Guru Sejati.

Uraian tersebut dapat menjelaskan bahwa sasaran utama mengetahui “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah untuk mencapai Kasampurnaning Pati, dalam istilah RNg Ronggowarsito disebut Kasidaning Parasadya atau pati prasida, bukan sekedar pati patitis atau pati pitaka. “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” seolah menjadi jalan tol menuju pati prasida.

Bagi mereka yang mengamalkan “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” dapat memetik manfaatnya berupa Pralampita atau ilham atau wangsit (wahyu) atau berupa “senjata” yang berupa rapal. Dengan rapal atau mantra orang akan memahami isi Endra Loka, yakni pintu gerbang rasa sejati, yang nilainya sama dengan sejatinya Dzat YME dan bersifat gaib. Manusia mempunyai tugas berat dalam mencari Tuhannya kemudian menyatukan diri ke dalam gelombang Dzat Yang Maha Kuasa. Ini diistilahkan sebagai wujud jumbuhing/manunggaling kawula lan Gusti, atau warangka manjing curiga. Tampak dalam kisah Dewa Ruci, pada saat bertemunya Bima dengan Dewa Ruci sebagai lambang Tuhan YME. Saat itu pula Bima menemukan segala sesuatu di dalam dirinya sendiri.

Itulah inti sari dari “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” sebagai Pungkas-pungkasaning Kawruh. Artinya, ujung dari segala ilmu pengetahuan atau tingkat setinggi-tingginya ilmu yang dapat dicapai oleh manusia atau seorang sufi. Karena ilmu yang diperoleh dari makrifat ini lebih tinggi mutunya dari pada ilmu pengetahuan yang dapat dicapai dengan akal.

Dalam dunia pewayangan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” dimaksudkan untuk lambang membabarkan wejangan sedulur papat lima pancer. Yang menjadi tokoh atau pelaku utama dalam lakon ini adalah sbb;

Begawan Wisrawa menjadi lambang guru yang memberi wejangan ngelmu Sastrajendra kepada Dewi Sukesi. Ramawijaya sebagai penjelmaan Wisnu (Kayun; Yang Hidup), yang memberi pengaruh kebaikan terhadap Gunawan Wibisono (nafsul mutmainah), Keduanya sebagai lambang dari wujud jiwa dan sukma yang disebut Pancer. Karena wejangan yang diberikan oleh Begawan Wisrawa kepada Dewi Sukesi ini bersifat sakral yang tidak semua orang boleh menerima, maka akhirnya mendapat kutukan Dewa kepada anak-anaknya.


Dasamuka (raksasa) yang mempunyai perangai jahat, bengis, angkara murka, sebagai simbol dari nafsu amarah.


Kumbakarna (raksasa) yang mempunyai karakter raksasa yakni bodoh, tetapi setia, namun memiliki sifat pemarah. Karakter kesetiannya membawanya pada watak kesatria yang tidak setuju dengan sifat kakaknya Dasamuka. Kumbakarno menjadi lambang dari nafsu lauwamah.


Sarpokenoko (raksasa setengah manusia) memiliki karakter suka pada segala sesuatu yang enak-enak, rasa benar yang sangat besar, tetapi ia sakti dan suka bertapa. Ia menjadi simbol nafsu supiyah.


Gunawan Wibisono (manusia seutuhnya); sebagai anak bungsu yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan semua kakaknya. Dia meninggalkan saudara-saudaranya yang dia anggap salah dan mengabdi kepada Romo untuk membela kebenaran. Ia menjadi perlambang dari nafsul mutmainah.


Gambaran ilmu ini adalah mampu merubah raksasa menjadi manusia. Dalam pewayangan, raksasa digambarkan sebagai mahluk yang tidak sesempurna manusia. Misal kisah prabu Salya yang malu karena memiliki ayah mertua seorang raksasa. Raden Sumantri atau dikenal dengan nama Patih Suwanda memiliki adik raksasa bajang bernama Sukrasana. Dewi Arimbi, istri Werkudara harus dirias sedemikian rupa oleh Dewi Kunti agar Werkudara mau menerima menjadi isterinya. Betari Uma disumpah menjadi raksesi oleh Betara Guru saat menolak melakukan perbuatan kurang sopan dengan Dewi Uma pada waktu yang tidak tepat. Anak hasil hubungan Betari Uma dengan Betara Guru lahir sebagai raksasa sakti mandra guna dengan nama “ Betara Kala “ (kala berarti keburukan atau kejahatan). Sedangkan Betari Uma kemudian bergelar Betari Durga menjadi pengayom kejahatan dan kenistaan di muka bumi memiliki tempat tersendiri yang disebut “ Kayangan Setragandamayit “. Wujud Betari Durga adalah raseksi yang memiliki taring dan gemar membantu terwujudnya kejahatan.

Melalui ilmu Sastrajendra maka simbol sifat sifat keburukan raksasa yang masih dimiliki manusia akan menjadi dirubah menjadi sifat sifat manusia yang berbudi luhur. Karena melalui sifat manusia ini kesempurnaan akal budi dan daya keruhanian mahluk ciptaan Tuhan diwujudkan. Dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia adalah ciptaan paling sempurna. Bahkan ada disebutkan, Tuhan menciptakan manusia berdasar gambaran dzat-Nya. Filosof Timur Tengah Al Ghazali menyebutkan bahwa manusia seperti Tuhan kecil sehingga Tuhan sendiri memerintahkan para malaikat untuk bersujud. Sekalipun manusia terbuat dari dzat hara berbeda dengan jin atau malaikat yang diciptakan dari unsur api dan cahaya. Namun manusia memiliki sifat sifat yang mampu menjadi “ khalifah “ (wakil Tuhan di dunia).

Namun ilmu ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Wisrawa seorang satria berwatak wiku yang tergolong kaum cerdik pandai dan sakti mandraguna untuk mendapat anugerah rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Diyu.

Ketekunan, ketulusan dan kesabaran Begawan Wisrawa menarik perhatian dewata sehingga memberikan amanah untuk menyebarkan manfaat ajaran tersebut. Sifat ketekunan Wisrawa, keihlasan, kemampuan membaca makna di balik sesuatu yang lahir dan kegemaran berbagi ilmu. Sebelum “ madeg pandita “ ( menjadi wiku ) Wisrawa telah lengser keprabon menyerahkan tahta kerajaaan kepada sang putra Prabu Danaraja. Sejak itu sang wiku gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan memperbanyak ibadah menahan nafsu duniawi untuk memperoleh kelezatan ukhrawi nantinya. Kebiasaan ini membuat sang wiku tidak saja dicintai sesama namun juga para dewata.


Sifat Manusia Terpilih
Sebelum memutuskan siapa manusia yang berhak menerima anugerah Sastra Jendra, para dewata bertanya pada sang Betara Guru. “ Duh, sang Betara agung, siapa yang akan menerima Sastra Jendra, kalau boleh kami mengetahuinya. “Bethara guru menjawab “ Pilihanku adalah anak kita Wisrawa “. Serentak para dewata bertanya “ Apakah paduka tidak mengetahui akan terjadi bencana bila diserahkan pada manusia yang tidak mampu mengendalikannya. Bukankah sudah banyak kejadian yang bisa menjadi pelajaran bagi kita semua”

Kemudian sebagian dewata berkata “ Kenapa tidak diturunkan kepada kita saja yang lebih mulia dibanding manusia “.

Seolah menegur para dewata sang Betara Guru menjawab “Hee para dewata, akupun mengetahui hal itu, namun sudah menjadi takdir Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa ilmu rahasia hidup justru diserahkan pada manusia. Bukankah tertulis dalam kitab suci, bahwa malaikat mempertanyakan pada Tuhan mengapa manusia yang dijadikan khalifah padahal mereka ini suka menumpahkan darah“. Serentak para dewata menunduk malu “ Paduka lebih mengetahui apa yang tidak kami ketahui”. Kemudian, Betara Guru turun ke mayapada didampingi Betara Narada memberikan Serat Sastra Jendra kepada Begawan Wisrawa.

“ Duh anak Begawan Wisrawa, ketahuilah bahwa para dewata memutuskan memberi amanah Serat Sastra Jendra kepadamu untuk diajarkan kepada umat manusia”

Mendengar hal itu, menangislah Sang Begawan “ Ampun, sang Betara agung, bagaimana mungkin saya yang hina dan lemah ini mampu menerima anugerah ini “.

Betara Narada mengatakan “ Anak Begawan Wisrawa, sifat ilmu ada 2 (dua). Pertama, harus diamalkan dengan niat tulus. Kedua, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung martabat manusia. Ketiga, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena terkadang yang baik nampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang baik. “ Selesai menurunkan ilmu tersebut, kedua dewata kembali ke kayangan.

Setelah menerima anugerah Sastrajendra maka sejak saat itu berbondong bondong seluruh satria, pendeta, cerdik pandai mendatangi beliau untuk minta diberi wejangan ajaran tersebut. Mereka berebut mendatangi pertapaan Begawan Wisrawa melamar menjadi cantrik untuk mendapat sedikit ilmu Sastra Jendra. Tidak sedikit yang pulang dengan kecewa karena tidak mampu memperoleh ajaran yang tidak sembarang orang mampu menerimanya. Para wiku, sarjana, satria harus menerima kenyataan bahwa hanya orang-orang yang siap dan terpilih mampu menerima ajarannya.


Demikian lah pemaparan tentang puncak ilmu kejawen yang adiluhung, tidak bersifat primordial, tetapi bersifat universal, berlaku bagi seluruh umat manusia di muka bumi, manusia sebagai mahluk ciptaan Gusti Kang Maha Wisesa, Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang Maha Tunggal. Janganlah terjebak pada simbol-simbol atau istilah yang digunakan dalam tulisan ini. Namun ambilah hikmah, hakikat, nilai yang bersifat metafisis dan universe dari ajaran-ajaran di atas. Semoga bermanfaat.

Wedharing Ilmu Kabatosan kitab Primbon Atassadhur Adammakna

Di dalam kepustakaan Jawa, dikenal kitab kuno, yakni kitab Primbon Atassadhur Adammakna, merupakan salah satu kitab terpenting dalam ajaran Kejawen. Di dalamnya memuat ajaran-ajaran utamanya yakni Wirid Maklumat Jati di mana mencakup delapan wiridan sebagai berikut ;
  1. Wirayat-Jati; ajaran yang mengungkap rahasia dan hakikatnya ilmu kasampurnan. Ilmu “pangracutan” sebagaimana yang ditempuh oleh Sinuhun Kanjeng Sultan Agung merupakan bentuk “laku” untuk menggapai ilmu kasampurnan ini.
  2. Laksita-Jati; ajaran tentang langkah-langkah panglebur raga, agar supaya orang yang meninggal dunia, raganya dapat melebur ke dalam jiwa (warangka manjing curiga). Kamuksan, mokswa,  atau mosca, yakni mati secara sempurna, raga  hilang bersama sukma, yang lazim dilakukan para leluhur zaman dahulu merupakan wujud warangka manjing curiga.
  3. Panunggal-Jati; ajaran tentang hakikat Tuhan dan manusia mahluk ciptaanNya. Atau hakikat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Meretas hakekat ajaran tentang “manunggaling kawula lan Gusti” atau “jumbuhing kawula-Gusti”. Panunggal-Jati berbeda dengan Aji Panunggal. Aji Panunggal membeberkan ke-ada-an jati diri manusia, yang meliputi adanya pancaindera. Aji Panunggal juga mengajarkan tata cara atau teknik untuk melakukan semedi/maladihening/mesu budi/yoga sebagai upaya jiwa dalam rangka menundukkan raga. 
  4. Karana-Jati; ajaran tentang hakikat dan asal muasalnya manusia, ajaran ini sebagai cikal bakal ilmu “sangkan-paraning dumadi”. Siapakah sejatinya manusia. Hendaknya apa yang dilakukan manusia. Akan kemana kah selanjutnya manusia. 
  5. Purba Jati; ajaran tentang hakikat Dzat, ke-Ada-an Dzat yang  sejati. Menjawab pertanyaan,”Tuhan ada di mana ? Dan membeberkan ilmu tentang sejatinya Tuhan. Seyogyanya Purba Jati dibaca oleh pembaca yang budiman dan bijaksana, dan bagi yang telah mencapai tingkatan pemahaman tasawuf agar supaya tidak terjadi kekeliruan pemahaman.
  6. Saloka-Jati; ilmu tentang perlambang, sanepan, kiasan yang merupakan pengejawantahan dari bahasa alam, yang tidak lain adalah bahasa Tuhan. Supaya manusia menjadi lebih bijaksana dan mampu nggayuh kawicaksananing Gusti; mampu membaca dan memaknai bahasa (kehendak) Tuhan. Sebagai petunjuk dasar bagi manusia dalam mengarungi samudra kehidupan.
  7. Sasmita-Jati; ilmu yang mengajarkan ketajaman batin manusia supaya mengetahui kapan “datangnya janji” akan tiba. Semua manusia akan mati, tetapi tak pernah tahu kapan akan meninggal dunia. Sasmita Jati mengungkap tanda-tanda sebelum seseorang meninggal dunia. Tanda-tanda yang dapat dibaca apabila kurang tiga tahun hingga sehari seseorang akan meninggal dunia. Dan bagaimana manusia mempersiapkan diri untuk menyongsong hari kematiannya. 
  8. Wasana-Jati; ilmu yang menggambarkan apa yang terjadi pada waktu detik-detik terakhir seseorang meninggal dunia, dan apa yang terjadi dengan sukma atau ruh sesudah seseorang itu meninggal dunia.

Tulisan di atas hanya bersifat pengenalan awal dan pemetaan secara global tentang referensi atau buku-buku khasanah ilmu Jawa. Pada kesempatan selanjutnya, Sabdalangit Insya Allah akan berusaha memaparkan masing-masing ilmu kajaten (Wirit Maklumat Jati) di atas. Mudah-mudahan pemaparan ini dapat memberikan arti dan manfaat.

Kidung Sedulur Papat Sunan Kalijogo

Siang dan malam keempat pendekar gaib ini setia menunggu kita. Saat
genting dan bahaya, dia menyeret kita ke tempat yang aman. Saudara
penjaga gaib ini bukan jin bukan pula gendruwo.



Semakin lama belajar ajaran-ajaran leluhur Jawa, kita akan semakin
terkagum-kagum pada para nenek moyang. Ilmu yang mereka ajarkan tidak
bertentangan dengan agama, bahkan sesuai dan memperkaya pemahaman agama
yang kita anut.
Sayangnya banyak yang masih memandang sebelah mata ajaran para leluhur
Jawa ini. Bahkan ada yang menuduhnya sebagai syirik, khurofat dan
takhayul. Para penuduh ini mungkin lupa, bahwa ajaran Jawa disampaikan
secara sederhana agar mudah dipahami orang Jawa. Memang, para leluhur
kita kadang tidak fasih melafalkan kata-kata Arab. Para leluhur ini juga
orang yang masih gagap iptek. Namun, jangan salah sangka dulu.



Dari segi kebijaksanaan, ngelmu batin dan olah rasa para nenek moyang
kita dulu bisa diandalkan. Mereka adalah para waskita yang mampu
membangun candi Borobudur, Prambanan dan mampu membuat sebuah bangunan
dengan ketepatan geometris dan geologis. Tidak kalah oleh nenek moyang
bangsa Mesir yang mampu membangun piramida, atau nenek moyang suku Inca,
bangsa Peru yang bisa membangun Manchu Picchu.



Saat agama Islam masuk ke nusantara, sementara di Jawa saat itu sudah
berkembang agama Hindu, Budha dan berbagai kepercayaan animisme,
dinamisme, politeisme. Islam melebur secara pelan dan damai,
berasimilasi serta berosmosis tanpa pertumpahan darah. Islam agama damai
dan tidak memaksa. Orang Jawa bersifat pasrah, sumeleh, sumarah, ikhlas
dan mengandalkan rasa pangrasa. Jadi? Klop sudah!



Bagi orang Jawa, masuknya Agama Islam yang kaya dengan aspek kebatinan
(tasawuf) sangatlah tepat. Orang Jawa pun tidak kebingungan dengan
ajaran-ajaran mistik yang ada di dalamnya. Namun orang Jawa berhasil
menyederhanakan ajaran-ajaran mistik ini dengan terminologi dan
kalimat-kalimat sederhana dan mudah dimengerti. Harap maklum saja, orang
Jawa dulu mayoritas hidup di pedesaan yang sederhana dan tidak banyak
berwacana ilmiah.



Salah satu ajaran Kejawen yang membahas tentang adanya malaikat
pendamping hidup manusia adalah SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer adalah
tonggak hidup manusia yaitu dirinya sendiri. Diri kita dikelilingi oleh
empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah
saudara yang setia menemani hidup kita. Mulai dilahirkan di dunia hingga
kita nanti meninggal dunia menuju alam barzakh (alam kelanggengan).



Sebelum hadirnya agama Islam, orang Jawa tidak memahami konsep malaikat.
Maka mereka menyebut malaikat penjaga manusia dengan sedulur papat.
Konsep “sedulur papat” ini oleh orang Jawa ditamsilkan melalui sebuah
pengamatan/niteni.



Mulai saat janin tumbuh di perut ibu, janin dilindungi di dalam rahim
oleh ketuban. Selanjutnya adalah ari-ari, darah dan pusar. Itulah
saudara manusia sejak awal dia hidup dan selanjutnya “empat saudara” ini
kemudian dikubur. Namun orang Jawa Percaya bahwa “empat saudara” ini
tetap menemani diri manusia hingga ke liang lahat.



Karena Air Ketuban adalah yang pertama kali keluar saat ibu melahirkan,
orang Jawa menyebutnya SAUDARA TUA. Saudara ini melindungi jasad fisik
dari bahaya. Maka ia adalah SANG PELINDUNG FISIK.



Selanjutnya yang lebih MUDA adalah ari-ari, tembuni atau plasenta.
Pembungkus janin dalam rahim. Ia melingkupi tindakan janin dalam rahim
yang kemudian mengantarkan kita ke tujuan. Maka ia adalah SANG



Saudara kita selanjutnya adalah DARAH. Darah ini membantu janin kecil
untuk tumbuh berkembang menjadi bayi lengkap. Darah adalah SARANA DAN
WAHANA IRADAT-NYA pada manusia. Darah bisa disebut nyawa bagi janin.
Maka, darah disebut dengan PEMBANTU SETIA MANUSIA MENEMUKAN JATI DIRINYA
SEBAGAI HAMBA TUHAN, CERMIN TUHAN (Imago Dei).



Saudara gaib kita terakhir adalah pusar. Menurut pemahaman Kejawen,
pusar adalah NABI. Pusar secara biologis adalah tali yang menghubungkan
perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Pusar mendistribusikan makanan yang
dikonsumsi ibu ke bayi. Pusar dengan demikian MENDISTRIBUSIKAN WAHYU
“IBU” MANUSIA yaitu Gusti Allah SWT kepada diri kita.



Keempat saudara gaib ini sesungguhnya adalah EMPAT MALAIKAT PENJAGA
manusia. Yang berada di kanan-kiri, depan-belakang kita. Maka, tidak
salah bila Anda menyapa dan bersahabat akrab dengan mereka. Secara gaib,
Tuhan mmeberikan pengajaran tidak langsung kepada hati kita. Namun
melalui mereka pengajaran itu disampaikan.



Keempat penjaga (malaikat) itu adalah:

JIBRIL (Penerus informasi Tuhan untuk kita),

IZRAFIL (Pembaca Buku Rencana Tuhan untuk kita),

MIKAIL (Pembagi Rezeki untuk kita) dan

IZRAIL (Penunggu berakhirnya nyawa untuk kita).



Keempat malaikat itu oleh orang Jawa dianggap sebagai SEDULUR karib
hidup manusia. Bila kita paham bahwa perjalanan hidup untuk bertemu
dengan Tuhan hakikatnya adalah perjalanan menuju “ke dalam” bukan “ke
luar”. Perjalanan menembus langit ketujuh hakikatnya adalah perjalanan
“diri palsu” menuju “diri sejati” dan menemukan SANG AKU SEJATI, YAITU
DIRI PRIBADI/ TUHAN.



Untuk menemukan SANG AKU SEJATI (limo pancer) itulah kita ditemani oleh
EMPAT SAUDARA GAIB/MALAIKAT PENUNGGU (sedulur papat). Lantas dimana
mereka sekarang? Mereka sekarang sedang mengawasi Anda. Berdzikir
mengagungkan asma-Nya. Kita bisa menjadikan mereka sedulur paling akrab
bila paham bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Caranya? Pejamkan
mata, matikan seluruh aktivitas listrik di otak kiri dan kanan dan
hidupkan sang AKU SEJATI yang ada di dalam diri Anda. Ya, hanya diri
sendirilah yang mampu untuk berkomunikasi dengan para sedulur gaib nan
setia ini.



Bagaimana tidak setia, bila kemanapun kita berada disitu keempatnya
berada. Bila kita berjalan, mereka terbang. Bila jasad kita tidur,
mereka akan tetap melek ngobrol dengan ruh kita. Maka, saat bangun tidur
di siang hari pikiran kita akan merasa fresh sebab ruh kita akan
kembali menjejerkan diri kita dengan iradat-Nya. Sayang, saat waktu
beranjak siang polusi nafsu/ego lebih dominan sehingga kebeningan akal
pikiran semakin tenggelam.



Bagaimana agar hidup kita selalu ingat oleh kehadiran sedulur papat ini
yang setia menjaga kita? Sunan Kalijaga memiliki kidung bagus:



Ana kidung akadang premati

Among tuwuh ing kuwasanira

Nganakaken saciptane

Kakang kawah puniku

Kang rumeksa ing awak mami

Anekakaken sedya

Pan kuwasanipun adhi ari-ari ika

Kang mayungi ing laku kuwasaneki

Anekaken pangarah



Ponang getih ing rahina wengi

Angrowangi Allah kang kuwasa

Andadekaken karsane

Puser kuwasanipun

Nguyu uyu sambawa mami

Nuruti ing panedha

Kuwasanireku

Jangkep kadang ingsun papat

Kalimane pancer wus dadi sawiji

Nunggal sawujudingwang
Ada nyanyian tentang saudara kita yang merawat dengan hati-hati.
Memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban
itu menjaga badan saya. Menyampaikan kehendak dengan kuasanya. Adik
ari-ari tersebut memayungi perilaku berdasar arahannya.
Darah siang malam membantu Allah Yang Kuasa. Mewujudkan kehendak-Nya.
Pusar kekuasaannya memberi perhatian dengan kesungguhan untuk saya.
Memenuhi permintaan saya. Maka, lengkaplah empat saudara itu. Kelimanya
seagai pusat sudah jadi satu. Manunggal dalam perwujudan saya saat ini.

ISIM SURYANI

Begini bunyi isim nya.



BISMILLAHIRAHMANIRAHIM.

MII HIIN RUULIN, NAMHIIN RULIN, AHLALEN, ANSUBIIN, WAHA UPEN, NAKIRIIN, MALUDIN, LAYAMLUDIN. AD-HIIN, AHMALIIN, AU UK LUKU.

Di-baca 3x saat menguna kn apa saja.

Di-amal kn 13x mengikut kalimat nya.

Khasiat nya multi fungsi saperti asma sunge rajeh. Yg mana sebelum nya
tawasul saperti yg pernah kita laku kn cuma di-tambah nama Habib
di-atas. Almarhom sa-orang ahli kasaf dn abah pernah melihat kekuasaan
ilahi berlaku di-atas diri beliau terlalu banyak yg tk bisa abah kabar
kn semua nya. Cukup di-amal sambil menghayati nya agar menyatu dgn kita.
Tp harus di-ingati energy dr amalan ini panas kalo tdk perlu jgn
di-guna kn cukup ingat di-dlm hati amalan nya agar jgn sampai lupa.
Ketika menguna kn baca tiga kali nafas di-tahan.

MELIHAT ALAM BARZAH - PADEPOKAN GUNUNG WILIS|MUSTIKA BERTUAH | BENDA PUSAKA ALAM GHAIB| KHODAM SAKTI

BISMILLAHROHMANIROHIM 3 KALI TAHAN NAFAS ……….

SAHADAT …………………… 21 KALI
……….

SALAWAT NABI……………… 33 KALI

TERUS ULUK SALAM………. ASSALAM SALAM YA
ALLAH………ALFATIAHA….3 KALI

ASSALAM SALAM WASSAlAM….YA,
ROSULULLAH………ALFATIAHA 7 KALI

ISTGFAR……………………33 KALI

TERUS BACA HURUF
HIJAYAH [BA,SIN,WA,HA,HA,SIN,QOF]

ASSALAMUALAIKUM …….7 KALI……

YA ALAM
BARZAH…..AL FATIAHA 3 KALI

AL IKHLAS 3 KALI

AL FALAQ 3 KALI

AN NAS 7
KALI

terus fokus……………………………………… .sambil baca……..ya,ALLAH baca secukupnya
sampai….berbentuk yang di inginin,kalau apa pun yg dilihat jangan
gusar,tapi langsung doain saja

SYARAT MEMINTA REZEKI,DAN WIRIDANNYA,BAGI YANG BELUM PUNYA PEKERJAAN/DAN YANG SUDAH PUNYA USAHA

SYARAT MEMINTA REZEKI,DAN WIRIDANNYA,BAGI YANG BELUM PUNYA PEKERJAAN/DAN YANG SUDAH PUNYA USAHA…

SHALAT SUNAH 2 RAKAAT BISMILLAHROHMANIROHIM 3 kali Baca sahadat 3 kali baca salawat 3 kali ALLAHUMMA ANTA MAKSUDI WA’RIDHO LILLAHI TA’ALA ALFATIAHA 3 KALI ILLA HADIROTI NABI SIS BIN NABI ADAM AS……….. AL FATIAHA 3 KALI terus wiridannya……… YA,ROZZUKU 2000 KALI YA.MUSKILAT 2000 KALI

BUAT UANG BALIK

siapkan lampu sentir

1 buah,golok,

terus coba kekebun pisang,

tebas pohon
setengah aja dipotongnya terus hidupkan lampu sentir nya.taruh ditengah2
pohon pisang yg sudah dipotong.dan tunggu beberapa saat nti ada kadal
kecil sepasang yg lagi kimpoi,terus dipantek kedua2nya,ampai mati,terus
setelah itu bangkai dibawa pulang,setelah itu siapkan uang rp..200
ribu.tiap kadal kecil dililitkan sama uang 100 ribu,setelah itu kedua
binatang tersebut dikubur,agak berjauhan kira2 dua meter,terus kasih
tanda diatasnya,tali atau kayu,selama menunggu mana yang begerak
maju,itu kita ambil.utk kita belanjain,syarat sebelum kita mengambil
uang salah satunya,selama 41 hari kita tahlilan/kita doain,sampai ada yg
begerak mendekat,mana yg mendekati itu itu syarat nya,

[kalau mau lakoni
ini tunggu habis hujan sore,mlm nya baru dilakoni]

PEMANGGIL KUNTILANAK



Sapkan daun nangka yg jatuh ketanah,ambil dua lembar…..yg satu
ketutup,dan yang satunya kebuka,siapkan minyak mambo 76,harganya
minyaknya gak mahal cuma 5000. enaknya kalau lakoni in bertiga atau
berdua………………….duduk bersila yg masing2 megang daun yg udah ditaburi
minyak mambo tersebut,setelah itu manggil satu orang……………………………………… KUN
RUBUNNA NURIL JAKIIM…………. manggil satu pasukan batalion………………………….. KUN
RUBUNNA JAMIIL JAKIIM………… JANGAN DICOBA,RESIKO DITANGGUNG SENDIRI

Aji Tirta Kanoman

Aji Tirta Kanoman hampir sama khasiatnya dengan Aji Panji Anom Sumunar.
Artinya, ajian ini pun berguna untuk awet muda dan tampil lebih menawan.
Cara-cara mengamalkannya pun hampir sama dengan Aji Panji Anom Sumunar.

Berikut ini mantranya :

“Bismillahi rokhmani rokhiem,

Telogo manik tirta Kanoman,

Asung tirta sejati,

Kinclong-kinclong wening gandawangi,

Sun siramake saliraku,

Guwayaku mencorong resik,

Sun Siramake kepindo,

Mencorong guwayaku pindo rembulan purnomo,

Byar cahyaku mencorong pindha lintang panjer rino,

Badan saliraku awet enom salawase,

Katresnan wong sabuwono,

Asih saking kersaning Allah,

Laillaha illallah Muhammadu Rasulullah”.

Syarat lelakunya:

Puasa mutih 3 hari 3 malam, dimulai Selasa Kliwon. Selama laku, setiap
hari mandi kramas 7 kali. Setiap mau mandi sebelumnya membaca mantranya 3
kali.

Cara mengamalkannya:

Selesai lelaku, setiap hari hendak mandi membaca mantra tersebut satu
kali saja. Tetapi usahakan mandinya pagi sebelum matahari terbit. Dan
sorenya mandi sebelum matahari terbenam.

Biasanya sebelum melakukan puasa macam apa saja kita diwajibkan untuk
mandi kramas terlebih dahulu. Doa mandi kramas adalah sebagai berikut:

“Niatingsun adus resik angresiki kotoraning awak saha batin krana Allah Ta’ala.”

Setelah mandi kramas dan membaca doanya, baru membaca mantra puasa mutih sebagai berikut :

“Niatingsun puasa mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahir, dipun ijabahi Gusti Allah.”

Aji Mahkota Alam



Syarat Penguasaan agar lebih berdaya guna.


  1. Suci hati, yakni mulut bergerak tapi hati dan pikiran tidak melayang kemana-mana.

  2. Bersungguh-sungguh dan ikhlas.

  3. Berprasangka baik pada Allah SWT.

  4. Tidak berdoa untuk perkara yang dilarang atau mustahil, seperti berdoa agar diberi uang sekarung langsung ada dihadapannya.

  5. Menghadap kiblat dengan perasaan takut dan rendah diri.

Dasar Pengijasahan:
“Seseorang diberi ilmu oleh Allah kemudian ia menyembunyikannya maka
Allah akan mencambuknya pada hari kiamat dengan cambuk dari api”. (HR.
Dailamy).

“Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah
diberi kitab, hendaklah kamu menerangkan isi kitab (ilmu) kepada sesama
dan janganlah menyembunyikannya” (QS: Ali Imron 187)




Tata cara ritual Aji Mahkota Alam :



  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada alim ulama yang masih hidup maupun yang telah wafat 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada wali sembilan di tanah Jawa 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada kaum muslimin dan muslimat 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada malaikat mughorobin 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada Kedua Orang tua 1x

  • Illa hadroti Al Faatihah Kepada hajat kita 1x
Ritual pokok harus dijalani 7 hari berturut-turut tidak boleh putus, apabila putus diulangi dari awal lagi.

Waktu ritual adalah sehabis sholat Isya dan harus sholat Isya terlebih
dahulu, disarankan antara pukul 22.30 – 02.00 wib, tapi pada dasarnya
waktunya bebas asalkan sehabis sholat Isya’.



Bacaan pokok.

1.Baca Surat Al Faatihah, 3 kali.

2.Surat Al Issra ayat 81.

“waqul jaa al haqqu wadzahaqolbaathil, innalbaathila kaanadzahuuqoo” 3x.

1.Subhanallahi wal hamdulillah, walaa illa ha illallah wa allahu akbar, 3 kali

2.Hasbunalloh wanimal wakil ni’mal maula wani’mal nasir 3x

3.Surat Al Ikhlas, 3 kali.

1.Berdoa angkat tangan.

Do'anya:

Ya Alloh, sibukkanlah anggota tubuh kami siang maupun malam, kapanpun
dan dimanapun, selalu mengingatmu. Ya Alloh berikanlah kami kebahagiaan,
ya Alloh berikanlah kami rizki, ya Alloh berikanlah kami keselamatan
dan keteguhan iman. Ya Alloh masukkanlah kekuatan Aji Mahkota Alam ke
dalam darah daging jiwa dan raga hamba, dan bukakanlah daya gaib hamba.
Kun kau berkata kepadaku, fayakun terjadilah kepadaku. Amin ya robbal
‘alamin




Kemudian baca wirid di bawah ini (Harus Hafal).

  1. a’uu dzubillaa himinasysyaithoo nirrojiim (Ta’awudz), 7 kali.
  2. Bismillaahirrohmaanirrohiim (Basmallah), 7 kali
  3. Asyhaduallaa illahaillaullooh, wa asyhaduanna muhammadarrosuululloh (Syahadat), 7 kali
  4. Asthoghfirulloohal’adziim (Istighfar), 101 kali
  5. Shollalohu alla Muhammad (Sholawat), 101 kali
  6. Laa illaaha illaulooh (Tahlil), 101 kali
  7. Lahaula walaa quwata illa bila hil ‘aliyil’adziim, 101 kali
  8. Ya Alloh Ya Qodim, 101 kali
  9. Berdoa,
Robbanaa laatuziq quluubanaa ba’da idz hadaitana, wahab lanaa miladunka rohmatan innakaa anta wahaab. 3x

Amiin yarobbal alamiin.



Keterangan.

Untuk dzikir kepala dan badan gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan
khusyuk. Untuk proses pemasukan energi mahkota alam dan penyelarasan
dengan pendamping gaib secara otomatis.

Bacaan kunci penggunaan

1.a’uu dzubillaa himinasysyaithoo nirrojiim (Ta’awudz), 1 kali.

2.Bismillaahirrohmaanirrohiim (Basmallah), 1 kali

3.Asyhaduallaa illahaillaullooh, wa asyhaduanna muhammadarrosuululloh (Syahadat), 1 kali

4.Asthogfirulloohal’adziim (Istighfar), 3 kali

5.Shollalohu alla Muhammad (Sholawat), 3 kali

6.Laa illa ha illaulooh (Tahlil), 3 kali

7.Doa “Ya Allah saya mohon … (sebutkan energi yang diinginkan), perantara, tujuan,waktu.

8.Lahaula walaa quwata illa bila hil ‘aliyil’adziim, 3 kali



Ciri-ciri masuknya Aji Mahkota Alam:

-Hati lebih tenang dan punya keberanian.

-Wajah lebih bersinar

-Tidak mudah lelah

-Tubuh merasa hangat atau dingin

-Melihat bayangan gaib, terkadang mendengar suara-suara gaib yang jauh.

Tapi walaupun tidak merasakan hal diatas aji mahkota alam tetap masuk dan siap untuk bekerja untuk anda.

Sebagian ilmu bereaksi otomatis. Seperti:

-Orang benci jadi sayang

-Lebih berwibawa

-Kebal senjata tajam dan pukulan (keselamatan)

-Mata batin lebih peka

-Banyak orang akan lebih dekat, sehingga mempermudah dalam segala hal.

-Diberi jalan kemudahan untuk segala hal.

-Menetralisir hawa negatif secara otomatis.

-Insya Allah dapat memperoleh bisikan gaib petunjuk untuk menyelesaikan masalah diri sendiri maupun orang lain

Menahan Hujan

Menahan Hujan
Mega belok ke barat
Asap ke utara
Hujan ke timur
Tunduk lalu ke selatan
Kakek tumenggung tegak di tengah panggung
Diseret menepi ke utara, timur, selatan, barat
Laahaula wala quwwata illa billaah


Nyarang Hujan

Mega mengkol ka kulon
Haseup mawa ka kaler
Hujan mawa ngetan
Tungkul tuluy ka kidul
Aki tumenggung ajeg di tengah panggung
Disered meped ngaler, ngetan, ngidul, ngulon
Laahaula wala quwwata illa billaah


nGENDEG uDAN
Mendung menggok meng kulon
Kukus meng elor
Udan meng wetan
Nurut terus meng kidul

Kami tumenggung ngadeg jejeg nang tengah panggung
Diseter minggir meng elor, wetan kidul, kulon
Laahaula wala quwwata illa billaah

mahabbah Pengasihan sukma panca surya versi al-hikmah

mahabbah Pengasihan sukma panca surya versi al-hikmah



syahadat 3kali

sholawat 3kali

allohu akbar 3kali



Tawassull:

1.ilahadroti nabiyil musthofa muhamadin saw.alfatiha 5 kali

2.ilahadroti sulthon auliya syeh abdul qodir jaelani waliyulloh.alfatiha 5 kali

3.khususon kakang kawah adi ari-ari sedulurku papat kalimo pancer.alfatiha 5 kali



Bacalah:

yaa waduudu yaa rohimmi. 3333 kali



Niat:

yaa alloh atas ijin dan maunahmu

tingkatkanlah aura pesonaku,tingkatkanlah kharimasku,daya tarik dan pengaruh kewibaanku

yaa alloh terjadilah dengan kuasamu. 3kali

amalkan selama 40 hari,saya ikhlas untuk mengijazahkan kepada anda semua



Amalkan pengasihan sukma panca surya jam 11 malam,istiqomah selama 40 hari,aku ikhlaskan dan ijazahkan.

Wassalam



Faedahnya:

1.pengasihan mutlak

2.menyejukkan hati dan pikiran

3.bisa mendatangkan khodam pendamping

4.bisa mengeluarkan hawa panas,dingin di kedua telapak tangan

5.pengobatan,anti santet,gendam

6.bisa menyeimbangkan hawa panas energi ASMA SUNGAI RAJAH

7.dan mamfaat lainnya tdk bs sy sebutkan satu persatu

pengasihan.mahabbah

pengasihan.mahabbah

“salaamun qoulammirrabbirrahiim” (Yasiin:58)

Baca di malam jumat, selama 3 malam jumat berturut-turut. Dibaca sebanyak 1479x.

Setelah menjalankan 3x malam jumat, dibaca rutin 16x setelah sholat fardhu.

Kalo  ayat ” salamun qoulammirabbirahim “

kemudian  gabung dengan ayat :

Waja’alnaa mim baini aidiihim saddaw wa min khalfihim saddam fa aghsyainaahum fahum laa yub-shirun

maka menghasilkan ILMU HALIMUNAN (menghilang) versi Hikmah (ke-arab2an),

TAWAR RACUN BISA

BISMILLAHIRAMANIRAHIM……..

Aku tahu asal mulamu

Bisa darah haid Siti Hawa

Surga akan tempatmu

Cabut bisamu

Naikkan bisa tawarku

Kabul doa pengajar guruku

Mustajab kepada aku

Menawari bisa …(lipan/ular/kala)…

Di kulit jangan si…

Tawar Allah

Tawar Muhammad

Tawar Baginda Rasulullah

Berkat laa ilahaillallah.

DO 'A DO'A PARA NABI

“ ROBBANA DHOLAMNA ANFUSANA WAILAM TAGFIRLANA WATARHAMANA LANA KUNNANA MINAL KHOSIRIN “

Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak
engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang
rugi.

ALLAAHUMMA INNAKA TA’LAMU SIRRII WA ‘ALAANIYYATII FAQBAL MA’DZIRATII

Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu apa yg saya rahasiakan dan tidak saya rahasiakan maka terimalah permintaan ampunan saya

WA TA’LAMU HAAJATII FAKTHINII SUKLII

dan Engkau tahu hajatku maka kabulkanlah permintaanku

WA TA’LAMU MAA FII NAFSII FAGHFIR LII DZUNUUBII

dan Engkau tahu apa yang ada dalam jiwaku maka ampunilah dosa-dosaku.

ALLAAHUMMA INNII AS’ALUKA IIMAANAN YUBASYIRU QALBII

Ya Allah, aku meminta kepadaMU iman yang menancap di kalbu

WA YAQIINAN SHAADIQAN

dan -aku minta kepadaMU- keyakinan yang sejati



HATTAA A’LAMU ANNAHUU LAA YUSHIIBUNII

hingga saya tahu bahwa tiada yang menimpa diriku

ILLAA MAA KATABTAHU ‘ALAYYA

kecuali apa yang telah Engkau takdirkan atasku

WARRIDHAA BIMAA QASAMTAHU LII

dan -aku minta kepadaMU- rela dengan apa yang telah Engkau bagikan

YAA DZAL JALAALI WAL IKRAM

wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia





Doa ini biasa dipakai oleh jamaah haji yang sedang thawaf. KONON, Pada
saat Nabi Adam hendak bertobat, sebelumnya beliau thawaf dulu 7 kali,
lantas sholat 2 rokaat. Nabi Adam bertobat sambil memanjatkan doa ini.







Yunus AS:



saat di dalam perut ikan paus :

LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MIN AL-DZAALIMIIN

Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang dzalim. Al-Anbiya’: 87



Nuh AS:



“ ROBBI INNI AUDZUBIKA AN AS ALAKA MAA LAISALLI BIHI ILMUN WA ILLAM TAGFIRLI WATARHAMNI AKUM MINAL KHOSIRIN “ (surat Hud; 47)

Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku
tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas
kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi



Ibrahim AS:



“ ROBBANA TAQOBAL MINNA INNAKA ANTA SAMI’UL ALIM WA TUB ALAINA INNAKA ANTAT TAWWABURROKHIM “ (al baqarah; 128-129)

Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar
dan Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima
taubat lagi Maha Penyayang.



“ ROBBI JA ALNI MUQIMAS SHOLATI WA MIN DZURIYYATI, ROBBANA WA TAQOBAL
DOA, ROBBANNAGH FIRLI WA LI WA LI DAYYA WA LI JAMIIL MUKMININA YAUMA
YAQUMUL HISAB “ (ibrahim ; 40 -41)

Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap
mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri
ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari
terjadinya hisab.



Zakariya As:



“ ROBBI LATADZARNI WA ANTA CHOIRUL WARISIN “ (an biya ; 89)

Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau pemberi waris yang paling baik

“ ROBBI HABLI MILADUNKA DURIYATTAN, THOYIBATAN INNAKA SAMI’UD DU’A “ (ali imron;28)

Ya Tuhan berilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau maha pendengar Doa



Musa As:



“ ROBIS SHROHLI SHODRI WA YA SHIRLI AMRI WAH LUL UQDATAM MIL LISSANI YAH KHOHU KHOULI “ (Thoha ; )

Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku

“ ROBBI INNI DHOLAMTU NAFSI FA FIRLHI “ (al qhosos ; 16)

Ya Allah aku menganiaya diri sendiri, ampunilah aku

“ ROBBI NAJ JINI MINAL QUMID DHOLIMIN “

Ya Tuhan lepaskanlah aku dari kaum yang dholim

“ ROBBI INI LIMA ANZALTA ILLAYYA MIN KHOIRIN FAQIR “ (al qhosos; 24)

Ya Tuhanku sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku

“ ROBBI FIRLI WA LI AKHI WA ADKHILNA FI ROHMATIKA, YA ARHAMAR ROKHIMIN “

Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam
rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi



Isa As:



“ ROBBANA ANZIL ALAINA MA IDATAM MINAS SAMAI TAQUNU LANA IDZAL LI
AWALINA, WA AKHIRINA, WA AYYATAM MINKA WAR ZUKNA WA ANTA KHOIRU ROZIQIN “
( al maidah ; 114)

Ya Tuhanku turunkanlah pada kami hidangan dari langit, yang turunnya
akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang – orang yang bersama
kami dan yang datang sesudah kami, menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau,
berilah kami rejeki dan Engkaulah pemberi rejeki yang paling baik.



Syuaib As:



“ ROBBANA TAF BAINANA, WA BAINA KAUMINA BIL HAQQI , WA ANTA KHOIRUL FATIHIN “ (A araf; 89)

Berilah keputusan diantara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik – baiknya.



Ayyub As:



“ ROBBI INNI MASYANIYAD DURRU WA ANTA ARHAMUR ROHIMIN “

Bahwasanya aku telah ditimpa bencana, Engkaulah Tuhan yang paling penyayang diantara penyayang.



Sulaiman As:



“ ROBBI AUZIDNI AN ASKHURO NI’MATAKALLATI AN AMTA ALLAYA WA ALA WA LI
DAYYA WA AN A’MALA SHOLIKHAN TARDHOHU WA AD KHILNI BIRROHMATIKA FI
IBADIKAS SHOLIKHIN “ (an naml; 19)

Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan
mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan
rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.



Luth As:



“ ROBBI NAJ JINI WA AHLI MIMMA YA’MALUN “

Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan

“ ROBBIN SURNI ALAL KAUMIL MUFSIDIN “ (assyu araa ; 169)

Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan



Yusuf As :



“ FATIROS SAMAWATI WAL ARDLI ANTA FIDDUNYA WAL AKHIRO TAWWAFFANI MUSLIMAN WA AL HIQNI BISSHOLIHIN “ (yusuf ; 101)

Wahai pencipta langit dan bumi Engkaulah pelindungku di dunia dan
akhirat wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah, dan masukkanlah aku dengan
orang – orang sholeh.



Muhammad SAW :



“ ROBBANA ATINA FIDDUNYA HASANAH WA FIL AKHIROTI HASSANAH WA QINA ADZA BANNAR “

Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka



“ ROBBANA LATUZIG QULLUBANA BA’DAIDZ HADDAITANA WAHABBLANA MILADUNKA, ROHMATAN INNAKA ANTAL WAHAB” (Ali Imron)

Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri
petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang
banyak pemberiannya.

NGIRIM MIMPI BASAH

Sebenernya ilmu ini baru bisa berfungsi setelah kita memiliki khodam aktif melalui proses penyelarasan .

Jadi apabila belum memiliki khodam maka ilmu ini katanya sih ga
berfungsi gan! Alhamdulillah ane udah ngerasain manfaat ilmu ini.



Ilmu ini sangat cocok buat anda yang malu2 ngedeketin si doi. Kalo udah
kena ilmu ini doi minimal bakal mesem2 klo ketemu agan sekalian..



perlu diketahui juga ilmu ini berasal dari daerah dayak ahe, ilmu ini
sifatnya nyerang alam bawah sadar si target dan sifatnya keras. Jadi
kalo bisa buat bnr2 ya gan..kasian si doi ntarnya minta dikirim ilmu ini
mulu jadinya

ini manteranya :::



Bismilahirohmanirohim, ku kawin dan ku nikahi roh suci si………..( Sebut Nama target/orang yang dituju ).

Waliku Alloh penghuluku Muhammad, dengan mas kimpoi dua kalimat syahadat. ( Baca syahadat 7 x )



Cara penggunaan kirim mimpi basah :

1. Baca syahadat 7 x , setelah membaca bantal di balik 7 x sambil membayangkan wajah target / orang yang di tuju.



2. Sebelum tidur niatkan untuk bercinta dengan si target / orang yang di tuju untuk bermimpi bercinta dengan anda.



3. Yakin pada nyatanya kekuatan ilmu yakin semuanya karena Tuhan,
Keberhasilah Suatu ilmu bukan berarti mendahului kehendak Tuhan

ILMU RAJAH KALACAKRA

Untuk memulai ilmu ini baca:



SANG HYANG SUKMO SEJATI RAJA KALACAKRA INGKANG KULO WAOS NYUWUN BAROKAH PADUKO INGKANG DADOS KEKUJENGAN.



Selanjutnya baca mantra:



“YAMAROJA JAROMAYA, YAMARANI NIRAMAYA, YASILAPA PALASIYA, YAMIDORO
RODOMIYA, YAMIDOSA SADOMIYA, YADAYUDA DAYUDAYA, YASIYACA CAYASIYA,
YASIHAMA MAHASIYA”



Cara untuk mendapatkan ajian ini adalah melaksanakan puasa 3 hari. Hari
terakhir melakukan patigeni. Mantra dibaca 313 kali pada malam hari
ketika sedang berpuasa. Sesudah puasa mantra dibaca 3 kali tiap hari.
Untuk menggunakan ajian ini, mantra cukup dibaca sekali dan niatkan
dalam hati apa yang dikehendaki.

ILMU PUTER GILING SUKMA

Puter Giling Sukma adalah salah satu jenis ilmu pelet pengasihan untuk
menarik kembali anggota keluarga, suami atau isteri dan kekasih yang
pergi meninggalkan kita dan enggan pulang. Ilmu ini merupakan salah satu
warisan budaya mistik di nusantara yang masih dipercaya dan masih eksis
di tengah masyarakat.



Bismillahirrohmanirrohim

Sun matek ajiku puter giling sukma

tak jaluk guru kuasamu jabang bayine …… ( Nama kekasih Rena)

Sukmamu linglung koyo peksi muter

Muliho sangkan paran asalmu yoiku jabang bayine…… (Rena)

Soko kersaning gusti

Putergiling-gumiling pitung bumi pitung langit

agulung-gulung padang terawangan

katon teka lenging Qodrat Allah

Allahu Akbar 3x

ILMU PELET PENGASIHAN (AJIAN WIJAYA KUSUMA)

Ilmu pelet pengasihan warisan para leluhur Jawa ini sangat kuat dan
meyakinkan. Nama ilmu pelet ini adalah Ajian Wijaya Kusuma. Berikut
amalannya:

Puasa Mutih 7 hari – 7 malam

Tapa pati Geni selama 2 malam

Tapa Ngebleng selama 2 hari – 2 malam

Rapalan Ajian Wijaya Kusumo (dibaca 3x sambil menahan nafas) dan
langsung lihat mata dan beradu pandangan mata dengan perempuan/laki-laki
yang diinginkan.

Rapalnya yang diucapkan di dalam sebagai berikut:

Bismillahirrohmanirrohiim,

Shalalahu ‘alaihi Wassalam,

Ajiku Aji Wijaya Kusuma

Sajodho manggon Ing mripat

Mripat Kiwo lan Mripat Tengen

Soko kersaning Allah

AMALAN MEMBANGKITKAN NAFSU SEX JARAK JAUH

Bakar tiga batang lilin merah yang diletakkan berjajar selama 30 menit, kemudian baca mantra sambil menatap lilin:

BUATLAH …..(nama pria/wanita yang akan digarap) MENGINGINKAN AKU YANG
TIDAK PERNAH DIINGINKANNYA SEBELUMNYA, BUATLAH DIA MENGINGINKAN TUBUHKU
DAN HATIKU MALAM INI, AKU TIDAK PEDULI BESOK, AKU HANYA PEDULI BAHWA DIA
BERNAFSU PADAKU DAN ADA DI SINI MALAM INI.

Setelah membaca mantra ini, tiup lilin dan tuangkan tetesan lilin ke
tangan kita dan rasakan hangatnya tetesan nafsunya pada tubuh anda.

🏺 "Bango Banteng, Tiba Melongo, Dijunjung Enteng"

🏺 "Bango Banteng, Tiba Melongo, Dijunjung Enteng": Menelusuri Makna di Balik Gerabah yang Pecah Kisah Pedagang Gerabah Jawa: Anta...