SERAT WIRID HIDAYATJATI
Ini adalah ajaran hidayat jati, yang menejelaskan keberadaan serta
kedudukannya sebagai ilmu makrifat, hasil akhir dari riwayat wirid yang
merupakan nasehat yang baik dari para wali yang berada di tanah Jawa,
sepeninggalnya beliau Kanjeng Susuhunan ing Ngampel Denta (Sunan Ampel),
bersama-sama berinisiatif mengawali dengan membuka doa-doa yang menjadi
inti atau sari nasehat yang didalamnya menggambarkan ilmu kesempurnaan
masing-masing dan bermula dari dalil, hadist, ijmak dan kiyas, seperti
yang telah disebutkan di dalam wirid, dan urut-urutannya sebagai
berikut dibawah ini :
Yang pertama bersamaan dengan masa awal berdirinya negeri demak, para walI yang mau memberikan ajarannya hanya delapan orang :
- Kanjeng Susuhunan di Giri Kadhaton, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat.
- Kanjeng Susuhunan di Tandhes, ajarannya tentang wedharan keberadaan Dzat
- Kanjeng Susuhunan di Majagung, ajarannya tentang keleluasaan keberadaan Dzat.
- Kanjeng Susuhunan di Bonang, ajarannya tentang terbukannya tata mahliga di dalam Betal makmur.
- Kanjeng Susuhunan di Warywapada, ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam.
- Kanjeng Susuhunan di Kalinyamat, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman.
- Kanjeng Susuhunan di Gunung Jati, ajaranya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam.
- Kanjeng Susuhunan di Kajenar, ajarannya mengenai sasahidan.
Yang kedua bersamaan dengan masa berakhimya negeri Demak hingga
menuju Pajang, para wali yang bersedia memberikan ajarannya hanya
delapan orang seperti yang tertera dibawah ini :
- Kanjeng Susuhunan di Giri Parapen, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat.
- Kanjeng Susuhunan di Derajat, ajarannya tentang wedaharan keberadaan Dzat.
- Kanjeng Susuhunan di Atas Angin, ajarannya tentang getaran keberadaan Dzat.
- Kanjeng Susuhunan di Kalijaga, ajarannya tentang terbukannya tata
malige di dalam Betal makmur, kemudian menerangkan tentang segala hal
yang berhubungan dengan ajaran tersebut, yang nantinya akan diterapkan
pada Dzat yang hidup semuannya saja tanpa terkecuali, tatapi susunaannya
belum diurutkan berdasarkan tempatnya masing-masing .
- Kanjeng Susuhunan di Tembayat dan Kanjeng Susuhunan di Kalijaga,
ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam.
- Kanjeng Susuhunan di Padusan, ajarannya tentang terbukannya tata malige di dalam Betal mukhadas.
- Kanjeng Susuhunan di Kudus, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman di dalam diri.
- Kanjeng susuhunan di Geseng, ajarannya mengenai sasahidan.
Adapun ajaran yang telah d isebutkan diatas , kenyataannya adalah
walaupun berbeda satu dengan lainnya tetap menjadi satu kesatuan, karena
kesemuannya itu adalah berasal dari ajaran yang didapat dari Kanjeng
Susuhunan di Ampel Denta (Sunan Ampel). Setelah sampai pada masa
kerajaan Mataram, oleh beliau yang berkedudukan sebagai raja pada waktu
itu adalah ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma,
ajaran yang terdiri atas delapan tingkatan tersebut dijabarkan menjadi
satu ajaran saja, hal itu telah dimusyawarahkan dengan pandangan dan
pengetahuan para ahli ilmu dan akhirnya dicapailah mufakat bahwa ingkang
Sinuwun telah menetapkan ajaran-ajaran tersebut seperti yang tercantum
dibawah ini :
- Panembahan Purbaya.
- Panembahan Ratu Pekik.
- Panembahan Juru Kithing.
- Pangeran di Kadilangu.
- Pangeran di Kudus.
- Pangeran di Tembayat.
- Pangeran di Kajoran.
- Pangeran di Wongga.
- Panembahan Juminah.
Adapun ajaran yang telah menjadi satu tersebut, perjalanannya
bersama-sama berasal dari cuplikan ataupun semacam kutipan kitab tasawuf
semuanya, urutannya satu persatu berpatokan dari dalil ilmu, sebagai
petunjuk didalam menjalankan atau melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Pangeran Yang Maha Suci (Allah SWT) kepada Utusan-nya
yaitu Nabi Musa Kalamollah, apabila manusia itu keberadaannya berasal
dari Dzat yang bersifat tunggal.
Demikian yang telah diterangkan menjadi tumbuhnya ilmu Makrifat,
seperti wirid para Nabi, para Wali di jaman dahulu, yang selanjutnya
dikiyas oleh para auliya dan menjadi pembuka bagi ajaran masing-masing.
Sesudah menjadi satu oleh keinginan ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung
di kerajaan Mataram, beliau menyetujui keberadaan ilmu makrifat, yang
telah menjadi ajaran para wali terdahulu dan lama-kelamaan ajaran
tersebut berkembang terus-menerus, menjadi ilmu makrifat yang mendapat
pengaruh akibat perbedaan dari banyaknya para ilmuwan yang sangat
bijaksana dan ahli dibidangnya dalam urusan penyebaran ilmu makrifat,
dengan caranya sendiri.
Ada juga yang menjalankan ajaran pelengkap saja seperti ilmu talak
dengan ilmu patah dan sebagainya, yaitu ilmu pendukung dari ilmu
makrifat seperti halnya ilmu sosorogan.
Maka dimasa sekarang di Kedhung Kol Penganten, yang letaknya
disebelah selatan kedhung Kol Pengaten, dengan ditandai tahun “dua
sembilan warga sinuta (candra sengkala) dari dalam tahun alip” : satu
tujuh tujuh sembilan, jatuh pada ‘il-am’. Dengan menyebut nama Allah
SWT, demikian kurang lebihnya urutan ilmu makrifat, menurut ajaran
delapan tingkat yang telah dikelompokkan menjadi satu.
Serat Wirid ini menjadi yang pertama, milik sampeyan dalem ingkang
Sinuwun Kanjeng Sunan Pakubuwana yang ketujuh di negara Surakarta
Hadiningrat. Uraiannya akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh para Putra
Pangeran serta dan Cucu Pangeran sampai turunannya nantinya.
Sejak tahun seribu delapan ratus lima puluh diambil dari babon/buku
induk tinggalan mendiang Raden Bgabehi Ronggowarsito yang tersebut dalam
bab satu.
Iini adalah pembukaan serat wirid yang akan menerangakan hal-hal yang
berhubungan erat dengan ilmu makrifat. Hidup akan menjadi sangat
sempurna seperti yang telah di jalankan oleh para wali semuanya pada
jaman terdahulu, adapun yang menjadi urutannya seperti yang tercantum
seperti dibawah ini :
Yang pertama adalah, keterangan yang menjelaskan bahwa sudah menjadi
kewajiban antara guru dan muridnya untuk mengambil air wudhu dan berniat
seperti keterangan berikut ini : “
nawwaitu napngalkadasi, tawal kabirata, parlanlillahi tangala, Allahuakbar“. Saya berhiat mengambil air wudhu untuk mengilangkan najis kecil/khadast kecil hanya karena Allah semata.
Kemudian keterangan selanjutnya mewajibkan untuk mengenakan pakaian
bersih dan terbebas dari najis kecil dan besar. tidak diperbolehkan
memakai perhiasan emas, yang lebih utama adalah mengenakan kopiah/kupluk
tidak diperbolehkan tanpa busana, untuk pria tidak diperkenan kan
mengenakan anting-anting sebelah saja, perhiasan kalung, parfum yang
wanginya berlebihan seperti halnya pengantin baru.
Adapun yang menjadi ajaran dan kesepakatan bersama para wali delapan
di tanah jawa , telah dikumpulkan menjadi satu, yang menjadi garis
besarnya adalah mengambil inti atau sari dari kiyas dan dalil, serta
ketentuan dari Allah SWT, yang kemudian disebutkan dalam hadist Nabi
Muhammad saw sebagai rasullulah dan diterima oleh Sayidina Ali.
Dibisikkan melalui telinga kiri, urutanya menjadi delapan ajaran. Seperti keterangan-keterangan yang tercantum dibawah ini.
- Bisikan adanya Dzat,
Sesungguhnya tiada yang sejati didunia ini, pada awalnya dunia masih
kosong, lengang, tidak ada sesuatupun, yang ada permulaan adalah AKU
(Allah), tidak ada Pangeran, kecuali hanya Aku Dzat Yang Maha Suci,
meliputi segala sifat yang melekat padaku, segala puji hanya pada
nama-KU, yang menandakan kekuasaan sepenuhnya ada pada-KU.
- Wedharan Tempat Dzat,
Sejatinya Aku adalah Dzat Yang Maha Segala-galanya, yang berkuasa atas
penciptaan dan mengendaki segala sesuatunya pasti akan terjadi dengan
seketika, sempurna akan kodrat-Nya, disitu telah dinyatakan dengan
tanda tanda kekuasaan-Nya yang paling awal, aku menciptakan kayu dengan
nama “sajaratul yakin”, tumbuh di dalam alam Nabi Adam dan menjadi
abadi, kemudian aku ciptakan cahaya dengan nama “cahaya muhammad” serta
kaca dengan nama “mi’ratul khayai”, kemudian nyawa dengan nama “ruh
ilafi”, kemudian damar dengan nama “kijab” yang nantinya sebagai warna
dari kalarat-Ku.
- Keadaan Dzat,
Sejatinya manusia itu adalah rahasia-Ku, dan Aku ini merupakan rahasia
didalam diri manusia, sebab Aku menciptakankan Nabi Adam berasal dari
empat hal seperti yang tersebut dibawah ini :
a. Bumi;
b. Api;
c. Angin;
d. Air;
Kesemuannya itu men jadi wujud dari sifat-Ku, didalamnya aku melengkapi dengan lima perkara :
1. Cahya;
2. Rasa;
3. Ruh/nyawa;
4. Nafsu;
5. Budi;
Hal itu sebagai warna dari wajah yang Kumiliki yaitu, Yang Maha Suci.
- Terbukanya tata malige di dalam Betal makmur,
Sejatinya Aku berkuasa, dan bertempat didalam Betal makmur, berdiam pada
kepala nabi Adam, yang ada didalam kepala itu adalah otak, yang ada
diantara otak itu adalah manik, sedangkan didalam manik itu adalah budi,
sedangkan didalam budi terdapat nafsu, didalam nafsu terdapat jiwa,
didalam jiwa terdapat rasa, didalam rasa terdapat AKU; tidak ada
Pangeran, tetapi Aku adalah Dzat yang meliputi di dalam keadaan yang
sejati.
- Terbukannya tata malige di dalam Betal mukhadas sejatinya Aku
berkuasa di didalam malige Betal mukhadas, itu adalah tempat yang paling
suci berdiamnya Aku, berada pada buah zakar nabi Adam, didalamnya
terdapat pringsilan, yang letaknya antara pringsilan dan nutfah adalah
air mani, didalamnya terdapat madi, didalamnya terdapat wadi, didalam
wadi terdapat manikem, didalam manikem adalah rasa, didalam rasa itu
AKU, tidak ada Pangeran tetapi aku adalah Dzat yang meliputi di dalam
keadaan yang sejati, berada pada sifat yang ghaib, akan turun menjadi
yang paling awal, disitu berada di alam hidup, alam arwah, alam misal,
alam ajsam, alam insan kamil, menjadi manusia yang sempurna yaitu
memiliki sifat-sifat yang sudah aku gariskan.
- Ketetapan iman, yaitu yang menjadi sentosanya iman, yang percaya,
meyakini dengan sebenarnya, bersaksi didalam hati dan diucapkan dengan
lisan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad itu adalah
utusan Allah.
- Sasahidan,
Aku bersaksi, didalam Dzat-Ku sendiri, sepengetahuan-Ku tidak ada Tuhan
selain Aku, dan hanya Aku yaitu Allah SWT yang menjadi badan-Ku, rasul
itu rasa-Ku, Muhammad itu wahyu-Ku, yaitu Aku yang hidup tidak dapat
mati, yaitu Aku yang selalu ingat tidak boleh lupa, yaitu Aku yang tahu
sebelum apa yang akan terjadi, yaitu Aku yang bijaksana tiada kekurangan
suatu apapun tentang ilmu pengetahuan, sempurna, tidak merasakan
apa-apa, tidak terlihat oleh apapun, hanyalah Aku yang meliputi
keseluruhan dialam semesta ini, beserta kodrat-Ku.
Setelah apa yang tertera diatas, ada juga hal-hal yang menjadi
kelengkapan Dzat dari Yang Maha Kuasa, beberapa keterangan tersebut ada
dibawah ini :
- Menyatukan aku dan Tuhan (Allah)
Aku berada pada Gusti /Tuhan yang memiliki sifat Esa, meliputi dalam
diriku, tunggal yang menjadi satu keadaan, akan menjadi sempurna dari
kodarat-Ku.
- Mensucikan Dzat
Allah adalah Yang Maha Suci yang memiliki sifat kekal, yang menguasai
seluruh makhluk-Nya, dan menguasai kesempumaan hidup kesejahteraan
berasal dari-Nya, beserta yang menjadi kodrat makhluk-Nya.
- Merakit atau Menyusun
Allah adalah Dzat Yang Maha Luhur, berkedudukan sebagai Ratu Agung,
menguasai seluruh makhluk-Nya, yang berkuasa menjadikan alam semesta,
Yang Maha Agung dan Mulia, kesempurnaan hanyalah milik-Ku, beserta seisi
alam semesta ini, lengkap dengan pesuruh-Ku, tidak ada kekurangan, apa
yang menjadi perintah-Kku, tidak ada yang tidak mungkin, sampai pada
yang menjadi keinginan-Ku semuanya, berasal darI kodrat-Ku.
- Terciptanya Alam Semesta
Allah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya ini, ialah sudah
menjadi kodrat-Nya, apabila Allah mengendaki alam semesta ini selesai
dan kembali pada kemuliaan dan kesempurnaan akan bersatu sampai dengan
keberadaan-Ku lagi, itu adalah kodrat-Ku.
- Kesejahteraan
Keturunannya yang masih tertinggal di alam semesta semuanya, semoga
menemukan rasa senang dan bahagia, kaya akan pengetahuan jangan sampai
ada kekurangan sesuatu apapun, sebelum dan sesudahnya selalu mendapat
keselamatan, itu adalah kodrat-Ku.
- Kemudahan
Sebanyak-banyak makhluk ciptaan-Ku, semuanya saja yang tidak
menghiraukan-Ku, tidak akan mendapat kemudahan-kemudahan yang menjadi
kodrat-Ku.
Yang pertama yang telah diajarkan oleh kesejatian, apabila
menempatkan perlakuan-perlakuan satu demi satu, di jelaskan dalam
pembabaran wirid beserta dengan murad, disebutkan dalam wiradat dan
menjadi petunjuk yang asal mulanya dari ilmu makrifat semuanya.
Setelah demikian, yang membaca doa istigfar dengan doa pembukaan,
didalam hati memohon ampunan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha
Kuasa atas kehidupan, agar supaya jangan sampai mendapatkan kesulitan
dan kesukaran didalam memaparkan rasa atas Dzat.
Selanjutnya adalah apabila masih hidup gurun ya lebih baik, tetapi
bila terikat dengan masalah, ada yang selalu mendapat sakit yang amat
sangat, padahal belum berilmu, hal ini dikarenakan mendapat wisik karena
adanya Dzattulloh saja.
Disamping hal tersebut, apabila yang diajarkan tadi belum dapat
menerima atau masih kurangnya kejelasan atas penerimaanya, apabila akan
berguru kepada yang lainnya tidak menjadi masalah, hendaknya mendapat
ijin dari guru yang memberi pelajaran sebelumnya.
Setelah keluar dari pembelajaran, disitulah bersama- sama duduk
membentuk lingkaran untuk keduri atau memohon keselamatan jiwa dan raga,
adapun banyaknya tumpeng atau ambengan yang dibutuhkan ada tiga macam,
antara lain :
- Pertama-tama mempersilahkan kepada Nabi Muhammad sebagai rasul
Allah, antara lain nasi uduk dengan ayam suwir atau bisa juga telur,
kerupuk, garam, cabe, terong.
- Pertama-tama mempersilahkan makan kepada para sahabat rasul
sekaliyan dengan para wali Allah, antara lain nasi golong, pecel ayam,
sayur bayam, daging sapi satu yang digoreng.
- Pertama-tama mempersilahkan makan kepada para leluhur yang telah
mengajarkan pada kita semua ilmu makrifat, seperu halnya makanan yang
dimakan sehari- hari ketika mereka masih hidup, serta dengan bergantian,
mendoakan semuanya, berdoa untuk rasul, dan pada akhirnya mendapat
keselamatan.
Adapun hasil yang didapat dengan ajaran ini, bila waktu
melaksanakannya bertepatan dengan bulan yang tanggal satu pada hari
Jumat, dan ketika bulan purnama, apabila tidak menakutkan tidak akan
mendapat celaka, serta tidak bertepatan dengan hari
naas,
apabila sembilan bulan dari sejak dihitung dan bertepatan dengan hari
Jumat, melaksanakan selamatan pada hari Selasa manis, walaupun tidak
bertepatan dengan bulan purnama.
Dengan didapatkannya tempat untuk pengajaran tersebut adalah, tanah
suci/ tempat suci adalah yang terbaik, serta tidak tertutup, utamanya
yang berada dilangit, ditanah semak belukar serta dirawa-rawa, harus
dalam keadaan yang sepi, lebih utamanya lagi apabila menjelankannya pada
tanah atau tempat yang tinggi seperti gunung, juga dipelataran atau
halaman masjid, sesudah itu apabila kira-kira mendapat nama beserta
tempatnya.
lni adalah keterangan-keterangan yang menyebutkan kewajiban bagi
orang yang pantas menjadi guru, ada delapan perkara anatara lain :
- Termasuk kedalam kelompok orang yang berani, maksudnya adalah keturunan bangsa yang luhur yang masih berderajad;
- Termasuk kedalam agamawan, maksudnya adalah para ulama yang menguasai kitab suci agama;
- Termasuk kedalam pertapa, maksudnya adalah para pendeta yang masih men jalankan kebiasaanya bertapa;
- Termasuk para cerdik pandai, maksudnya adalah para ilmuwan yang berpengetahuan luas, yang menjadi orang baik;
- Termasuk orang yang mempunyai nilai guna,memiliki keterampilan dan cekatan;
- Termasuk kedalam perwira, maksudnya adalah para prajurit yang masih memiliki keturunan bangsawan atau berderajad tinggi;
- Termasuk orang berada, maksudnya para dermawan yang mendapat kebahagiaan;
- Termasuk kelompok orang pekerja keras, maksudnya adalah kelompok para petani yang ulet dan tangguh dalam bekerja.
Sedangkan beberapa perkara yang menyebabkan orang biasa menjadi guru adalah :
- Para ahli pengetahuan utama, artinya orang yang faham dan pandai dalam bidang tulisan, bahasa sastra;
- Para ahli bahasa kawi atau pujangga yang termasyur, artinya orang yang faham benar, pandai akan bahasa kawi;
- Para ahli bahasa, artinya orang yang dapat berbahasa baik dan benar;
- Para ahli tembang atau ahli gending, artinya orang yang pandai dan dapat membuat lagu atau nyanyian dengan baik dan luwes;
- Para ahli cerita pandai membawakan ceritera, artinya orang yang pandai bercerita;
- Orang yang sangat bijaksana sekali, artinya kaya akan keterampilan dan serba bisa;
- Orang yang cerdas dalam bidang pemikiran dan halus akan budi
bahasanya, sehingga orang yang diajak berbicara dengan mudah menangkap
maksud dan tujuan.
- Orang yang peka, berkeinginan keras, utama dan mulia, serta tidak pelupa.
Delapan perkara, sifat seorang guru :
- Mmengasihi murid seperti anak sendiri;
- Sabar dalam mengajar;
- Ikhlas mengerjakan tugasnya tanpa pamrih;
- Cepat tanggap, dapat memilah-milah permasalahan murid;
- Tidak bertangan besi;
- Tidak berkecil hati;
- Tidak meminta sanjungan;
- Tidak merasa unggul.
Delapan perkara utama yang bisa menjadikan guru :
- Sehat jasmani, tidak ada cacat satupun;
- Halus tutur kata, tidak berkata-kata kotor;
- Bertingkah laku sopan;
- Berbudi luhur;
- Menjadi panutan;
- Bijaksana;
- Cita-citnya luhur;
- Tidak banyak keinginan.
Inilah keterangan yang wajib dimiliki apabila menjadi seorang murid, delapan perkara seperti dibawah ini.
- Dekat keturunan;
- Sebangsa;
- Seagama;
- Sebahasa;
- Tahu akan sastra;
- Jangan melewati batas usia;
- Tidak menderita sakit;
- Ttidak mengecewakan.
Kemudian selanjutnya bab dua dari Serat Wirid Hidayat :
Inilah yang menjadi keterangan wirid serta murid yang menjadi
terbukanya hidayat, dan menjadi petunjuk bagi ilmu makrifat, yang barsal
dari dalil, khadis, ijima, kiyas.
– Artinya dalil, menerangkan apa yang menjadi ketentuan Allah;
– Artinya khadis, menceritakan ajaran/petunjuk dari rasullullah;
– Artinya ijimak, mengumpulkan ajaran-ajaran dait para wali;
– Artinya kiyas, menyebarluaskan ajaran pendeta.
Kesemuanya itu menjadi pembuka, yang akan menyebarluaskan rasa gaib
dan kesejatian dalam kehidupan, agar supaya sejahtera dalam hidup,
lestari dari awal hingga akhir nantinya, kemudian apabila mendapatkan
kesialan manusia terhadap janji hanyalah bisa berharap didalam
kesempurnaan, jangan sampai menjadi penasaran.
- Adapun yang menjadi inti dari ilmu makrifat yang diikuti oleh kiyas
yang berasal dari khadis menurut sabda nabi Muhammad saw yang dia arkan
kepada Sayidina Ali, mempercayai adanya Dzat yang telah disebut didalam
dalil pertama dari firman Allah SWT, Pangeran Yang Maha Suci dibisikkan
padta telinga sebelah kiri, seperti yang terdapat di bawah ini :
Yang menyebutkan bahwa Dzat yang sejati dan maha suci itu adalah
kehidupan kita sendiri, rasa Dzat yang agung meliputi sifat rupa pribadi
kita, tidak tertutup adanya warna Dzat yang jelek, yaitu nama kita
sendiri yang menyertainya.
Sedangkan Dzat, biasanya apa yang melekat padanya sudah dengan
semestinya, apabila sebagai contoh adalah madu tidak mungkin rasanya
adalah pahit, jadi tidak akan terpisahkan oleh sifat yang dimiliki.
Sedangkan nama, dalam penyebutannya ditandai dengan apa yang menjadi
sifat kebesaran yang dimilikinya, sebagai contoh apabila berkaca,
bayangan yang tampakpun seperti aslinya, sejatinya tingkah lakunya
adalah ibarat hasil cerminan yang selalu mengikutinya.
Sedangkan apangal, adalah menjadi tempat yang mewadahi Dzat, apabila
sebagai contoh menjadi samudera atau lautan dengan otomatis ombakpun
mengikuti keberadaan samudera, sejatinya tempat dari ombak berada adalah
danya samudera atau lautan.
Jadi sejatinya yang dinamakan Dzat tersebut adalah Mukhammad, dengan
demikian nama Mukhammad menjadi tempat keberadaan wahyu yang meliputi
didalam jasad, dan keberadaannya dalam kehidupan kita, yaitu kehidupan
sendiri, tidak ada yang menghidupi, maka dari itu bersama-sama untuk
melihat, mendengarkan, membau, berbicara, merasakan adanya rasa, itu
berasal dari kodrat yang kita punya yaitu Dat, artinya demikian : Dzat
yang dimiliki oleh Tuhan yang Maha Suci itu adalah apabila melihat
dengan mata yang kita miliki, apabila mendengarkan dengan telinga yang
kita miliki, apabila mencium dengan menggunakan hidung yang kita
miliki, apabila berbicara menggunakan mulut yang kita miliki, apabila
merasakan juga dengan perasaan yang kita miliki , jangan sampai merasa
perasaan kita khawatir, sebab keberadaan wahyu di Dzat yang kita miliki
tersebut telah menjadi rasa, artinya secara lahir dan batin Allah sudah
berada didalam kehidupan kita pribadi, dengan kata lain yang tertua atau
paling terdahulu adalah Dzat yang berasal dari sifat Allah, sebab
jadinya Dzat yaitu kadim ajali abadi. Berarti juga menganggap yang
terbaik sendiri, ketika masih kosong dan hampa selama-lamanya di keadaan
kita. jadilah sifat yang dinamakan kudzusul ngalam.
- Sedangkan yang menjadi urutan terjadinya Dzat sifat tersebut ada
dalam tempatnya, disebutkan dalam dalil yang kedua, bersumber atas
firman Tuhan Yang Maha Suci, demikian Allah dalam firman-Nya :
Sesungguhnya aku adalah Dzat Yang Maha segala- galanya, yang berkuasa
memerintahkan masing-masing makhluk-Ku, akan menjadi seperti sekarang
ini adalah kodrat yang berasal dari-Ku, disitu telah menjadi kenyataan
dan pertanda kekuasaan-Ku, sebagai pendahuluan atas irodat-Ku, yang
pertama-tama Aku memerintahkan kayu, dengan nama sajaratul yakin, dan
tumbuh didalam alam nabi Adam Makdum dan menjadi abadi, kemudian cahaya,
dengan nama cahaya Mukhammad, kemudian kaca, dengan nama mir’atul
kayai. Kemudian nyawa dengan nama ruh ilapi, kemudian damar dengan nama
kandil, kemudian “sosotya” dengan nama darah, kemudian dhing-dhing
jalal dengan nama kijab, yang .nantinya akan memberi warna dan selalu
mengikuti-Ku, demikian keberadaan keterangannya.
Sajaratul yakin, tumbuh didalam alam makdum ajali abadi,
yang berarti bahwa : berada di alam sonyaruri, masih diawang-awang
selamanya di kehidupan kita, ini merupakan hakekat Dzat yang mutlak dan
terdahulu, berarti Dzat yang sejati dan merupakan yang permulaan, yaitu
Dzat di dalam jiwa, jadi berada di dalam alam akadiyat.
Nur Mukhammad, yang berarti : sesuatu yang
telah teruji, diceritakan dalam khadis, warnanya seperti burung merak,
berada di dalam sayapnya yang berwarna putih, bertempat serah dengan
sajaratul yakin, ini adalah hakekat cahaya yang merupakan pengganti
wujud Tuhan, ada didalam nukat gaib, sebagai sifatnya nama, menjadi
tempat alam wahdat.
Mir’atul kayai, artinya kaca : wirangi,
diceritakan didalam khadis berada didepannya Nur Mukhammad, ini adalah
hakekatnya jiwa, yang menjadi rahasia dait Dzat. Sebagai nama jiwa, dan
menjadi tempat keberadaan alam akadiyat.
Roh ilapi, artinya adalah keheningan.
Diceritakan didalam khadist berasal dari cahaya nabi muhammad, inilah
merupakan kemulyaan dari jiwa, yang menyuruh keadaan Dzat, sebagai
tempat jiwa. Menjadi tempat dari alam arwah.
Kandil, artinya adalah lampu tanpa api.
Diceritakan didalam khadis berwarna gemerlap yang memancar gemerlap,
bergantung tanpa ada gantungan. Disitulah keadaan Nur Muhammad serta
berkumpulnya ruh semuanya. sebagai ibu dari jiwa dan menjadi tempatnya alam misal.
Darah artinya, intan permata. Diceritakan
didalam khadis memiliki sinar warna yang lain. Menjadi tempat malaekat.
lni adalah kenyataan budi, yang memerintahkan untuk menghias muka dari
Dzat. Sebagai pintunya roh atau nyawa menjadi tempat dari alam ajsam.
Dinding dinamakan dengan dinding kemuliaan
Tuhan, artinya warna yang amat besar. Diceritakan di dalam khadis dan
keluarnya berasal dari cahaya luar. Pada waktu itu bergerak-gerak
mengeluarkan buih, asap, air. Inilah kenyataan atas badan atau jasad
sebagai pakaian atau penutup roh. Menjadi alam insan kamil.
Adapun keterangan dari persesuaian pendapat para ahli agama dan
kiasan, tingkatan dinding atau batas kemuliaan Tuhan yang berbentuk :
busa, asap dan air tadi sama-sama menjadi tiga warna, yang disebutkan
seperti dibawah ini :
Yang pertama adalah busa atau buih mengeluarkan tiga derajat atau tingkatan :
- Kitab kisma atau tanah, menjadi lahirnya anggota badan yang berada diluar seperti kulit, daging dan lain-lain;
- Kitab rukmi atau emas, menjadi lahirnya perabot atau anggota badan
yang ada di dalam, seperti otak, mata, hati, jantung dan lain-lain;
- Kitab retna atau intan, menjadi lahirnya perabot badan yang lembut, seperti air mani, darah, sumsum, dan lain lainnya.
Yang kedua adalah asap, mengeluarkan tiga derajad atau tingkatan :
- Kitab kegelapan, menjadi tempat rasa panas dan lain-lain;
- Kitab guntur, menjadi tempat dari panca indera;
- Kitab api, menjadi tempat dari nafsu atau keinginan.
Yang ketiga adalah air, yang mengeluarkan tiga tingkatan :
- Kitab embun, yaitu air kehidupan yang menj adi tempatnya jiwa;
- Kitab cahaya rasa, menjadi tempatnya rahasia;
- Kitab cahaya jiwa, menjadi tempat roh dan keadaannya sangat terang.
Semua itu adalah warna dari Dzat yang berada pada insan kamil.
Artinya kesempurnaan manusia telah hilang prasangka dan rasa khawatir
sudah tidak ada lagi. Sebab keadaan rumah Tuhan, takdir yang memuat
takdir manusia, firman Tuhan, jalan sirotal mustakim, surga, neraka,
bumi, langit dan seluruh isinya.
Sudah masuk kedalamnya wujud yang menjadi rahasia dari Dzat-Nya Yang
Maha Agung. Tterbentang menjadi keindahan sifat Yang Maha Esa. Menyertai
permulaan nama-Ku yang berkuasa.
Keterangannya seperti ; pada saat Yang Maha Suci , berkehendaklah
mewujudkan sifatnya yang dinamakan Adam. Yang . berasal dari empat
perkara penyusun :
- Tanah;
- Api;
- Angin;
- Air;
Itulah menjadi wujud dari sifat-Ku. Disitulah memasukan mudah lima perkara :
- Cahaya;
- Rahasia;
- Ruh;
- Keinginan;
- Budi;
Yaitu sebagai dinding pembatas wa jah-ku yang maha suci.
Adapun letak atau tempatnya demikian, mudah itu Dzat yang dimiliki
hamba, wajah itu Dzat yang dimiliki Gusti yang bersifat kekal.
Diceritakan dalam hadist masuknya mudah lima perkara tersebut. diawali
dari ubun ubun berhenti di otak, kemudian t urun kemata, kamudian turun
ketelinga, kemudian turun ke dada, kemudian menyebar keseluruh bagian
tubuh, lengkaplah kedudukan insan kamil.
Demikian tambahan yang diberikan oleh Yang Maha Suci. Didalamnya
dinamakan tempat Dzat, tertata di dalam rumah Allah menjadi tiga
keadaan. ltulah kesejatian, sebagai kenyataan keadaan satu-satunya. Yang
menandakan waktu dunia adalah berasal dari Yang Agung dan Maha Mulia.
Kekal tidak akan berubah oleh pergeseran dari keadaan jati. Disebutkan
dalam dalil yang keempat dari apa yang dikatakan Allah, Pangeran Yang
Maha Suci menjadi tiga ayat, keterangannya seperti dibawah ini :
- Ayat yang kesatu, terbukannya tata kebahagiaan di dalam Baitul
Makmur. Demikian keterangannya : sesungguhnya aku menata kebahagiaan
ada didalamnya Baitul Makmur, itu merupakan rumah atau tempat kesenangan
dan kegembiraan-ku. Berada didalam Adam, yang berada di dalam kepala
itu adalah otak. Yang berada diantara otak itu adalah mata. Didalam mata
itu budi, didalam budi itu kesenangan, didalam kesenangan itu jiwa,
didalam jiwa adalah rahasia, didalam rahasia itu adalah Aku. Tidak ada
Pangeran, hanya Aku Dzat yang meliputi keadaan jati.
- Ayat yang kedua, terbukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul
Muharam, demikian keterangannya : sesungguhnya Aku menata kebahagiaan
ada di dalam Baitul Muharam, itu rumah dan tempat larangan-larangan-ku.
Berada di dalam dadanya Adam, yang berada didalam dada adalah hati, yang
berada diantara hati itu jantung, didalam jantung itu budi, didalamnya
budi itu jinem, yaitu angan angan didalam angan-angan itu roh atau
nyawa. Pangeran Allah, hanyalah-Aku Dzat yang meliputi keadaan jati.
- Ayat yang ketiga, terbukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul
Mukhadas, demikian keterangannya : sesungguhnya aku menata kebahagiaan
ada di dalam Baitul Mukhadas. Itu adalah tempat suci-Ku, berada dalam
kemaluan Adam. Yang berada dimakam itu ada pringsilan, yang ada di
antara pringsilan itu nutpah, yaitu air mani. Di dalam air mani itu
madi, didalam madi itu adalah wadi, yang ada di dalam wadi adalah
manikam, di dalam manikam itu adalah rahasia, hanyalah Aku Dzat yang
meliputi dalam keadaan kesejatian. Berada dalam nukat ghaib, turun
menjadi johar awal disitu keadaan alam adalah alam akhadiyyat, wahdat,
wakidiyat, alam arwah, alam misal, alam ajsam, alam insan kamil.
Menjadilah manusia yang sempurna, yaitu sesungguhnya adalah sifat-ku.
Apabila telah menerima dalil yang telah menjadi perkataan-Ku Yang
Maha Suci demikian tadi hayatilah dan renungkanlah dalam hati. Yang
demikian itu keberadaan dalam anugerah. anugerah tersebut adalah Dzat
dari Gusti, keberadaan tersebut adalah sifat dari hamba, satu tidak ada
wawangenan, berada pada jasad atau badan kita. Sedangkan sesungguhnya,
keadaan semuanya tadi, disebut dibawah ini keterangannya :
Yang pertama memberitahukan, apa yang disebut dalam Baitu Makmur,
artinya rumah yang tenang atau sepi, demikian tempat keberadaannya
satu-persatu :
- Kepala, ini adalah jalannya keadaan betal makmur;
- Otak, keadaan dari kandha, menarik keadaan cahaya, menjadi pembukaan Dzat;
- Manik, keadaan jiwa, menarik keadaanya warna menjadi pembukanya kemampuan melihat;
- Budi, keadaan prana, menarik keadaan karsa menjadi pembukannya kemampuan berbicara;
- Suksma, keadaan dari nyawa, menarik keadaan cipta menjadikan pembukannya kemampuan membau;
- Rahsa, keadaan dari atma, menarik wisesa, menjadikan pembukannya perasaan batin.
Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukaan dari tata
kebahagiaan di dalam Baitul Makmur, utamanya menjalankan larangan
seperti tidak diperbolehkan menyantap ikan otak dan juga ikan manik.
Dari keterangan itu menyatakan bahwa apabila benar mematuhinya ilmu
yang sedang di jalankan dengan mudah akan diterima.
Yang kedua, menjelaskan yang disebutkan didalam Baitu Mukharam,
artinya adalah rumah yang kaawisan, demikian keberadaannya satu-persatu :
- Hati : keadaan dari panca indera, yang bisa menarik keinginan menjadi keadaan dari nafas.
- Jantung : kedaan dari lima hal yang tak tampak, yang bisa menarik keadaan birahi, menjadikan wahyunya.
- Budi : keadaan dari pranawa (hati yang bersih), menarik keadaan dari karsa, menjadi kemampuan akan berbicara.
- Jinem : keadaan dari panggraita (angan-angan, pemikiran), menarik keadaan suara, menjadikan kemampuan akan mendengarkan.
- Suksma : keadaan dari nyawa, menarik keadaan cipta, menjadikan kemampuan akan membau.
- Rahsa : keadaan jiwa, menarik adanya wisesa (kekuasaan, wewenang), menjadi kemampuan merasakan.
Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukannya tata
kebahagiaan di dalam Baitu Mukharam, utamanya yang menjalankan tidak
diperbolehkan memakan ikan hati dan jantung, jalan tengahnya telah
dinamakan angan-angan. Dari keterangan itu menyebutkan bahwa apabila
telah mematuhi larangan tersebut ilmunya dapat diterima.
yang ketiga, menerangkan yang disebutkan didalam Baitul Mukhadas ,
artinya ruang yang disucikan, demikian keberadaannya satu persatu :
- Alat kelamin atau tempat rahasia : ini adalah keluarnya keadaan dari Baitul Mukhadas.
- Pringsilan : keadaan dari yang awal atau terdahulu, tumbuh dari
keadaan birahi, dan menjadi pembukaan dari asmara (kasih sayang, cinta),
yaitu ketertarikan rasa dari dalam hati.
- Air Mani : keadaan dari kandha, tumbuh dari rasa dan suasana,
menjadi pembukanya asmara (kasih sayang, cinta) , yaitu ketertarikan
rasa sapandulon (memandang, saling memandang).
- Madi atau rahasia (kelamin) : keadaan warna yang tumbuh dari keadaan
karsa (kehendak), menjadi pembukaan dari asmara (kasih sayang, cinta) ,
yaitu ketertarikan dari pendengaran.
- Wadi (cair bening yang keluar dari kelamin tanda seseorang
bernafsu/terangsang) : keadaan dari wujud atau bentuk, yang tumbuh dari
keadaan cipta, menjadi pembukanya asmaradana, yaitu ketertarikan yang
berasal dari kata-kata (ucapan).
- Manikem : keadaan dari ruh, yang tumbuhnya berasal dari keadaan rasa
hati, dan menjadi pembukaan dari asmara tantra, yaitu ketertarikan
perasaan.
- Rahsa keadaan jiwa, tumbuhnya atas keadaan wisesa (kekuasaan.
Wewenang), menjadi pembukaan asmaragama, yaitu ketertarikan salulut
(bercinta, hubungan suami istri).
Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukanya tata
kebahagiaan dalam Baitul Mukhadas , utamanya adalah tidak diperbolehkan
makan daging atau hati dibawah ini ada keterangan yang memaparkan dari
riwayat guru, apabila mengajarkan rahsa dari Baitul Mukhadas, yang
seharusnya diketahui dan dipelajari oleh para wanita, boleh
diberitahukan seperti demikian :
Ketika Yang Maha Suci sudah berkehendak untuk menata kebahagiaan
didalam Baitul Mukhadas, ada bertempat di badan Siti Hawa, yang
disebutkan ada didalamnya badan ialah: purana (indung
telur/rahim/kandungan) hal-hal yang ada didalam purana : reta, yaitu
mani, didalam mani adalah madi , didalam madi adalah wadi , didalam wadi
manikem, didalam manikem adalah rahsa, didalam rahsa (rasa) adalah atma
(jiwa/ruh), yang keseluruhannya diliputi keadaan yang Sejati.
Sedangkan petunjukanya adalah demikian : baga (vagina, kandungan),
timbangan dari alat kelamin, purana, timabangan dari pringsilan, yang
selanjutnya sama dengan apa yang diajarkan untuk diketahui kaum pria,
adapun didalam penerapannya bersama-sama didalam kodrat yang seharusnya
agar memahami asal muasal dan tujuan akhir nantinya.
Apabila telah benar-benar tahu dan paham dengan nyata, sudah
seharusnya menetapkan yang menjadi sentosanya dari iman yaitu syahadat
jati, yang disebut didalamnya tidak seperti maksud yang dikandung.
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan
saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Cerita atau dongeng dari guru lagi, walaupun ajaran ditujukan pada kaum wanita, diperbolehkan ditambah demikian keterangannya :
Saya bersaksi, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan Fatimah adalah
umat-Ku.
Apabila telah mengetahui isi yang terkandung dalam syahadat jati
seperti tersebut diatas, hendaknya kita juga menuntun untuk sanak
saudara kita sekalian, yaitu tentang keadaan-keadaan dari kejadian, yang
terbentang ada didalam alam semesta antara lain: bumi, langit,
matahari, bulan, bintang, api, angin, air, dan lain sebagainya,
bersama-sama bersaksi bahwa kita nanti telah mengakui , keberadaan Allah
Yang Maha Suci, dan menjadi sifat Allah yang sejati. Disebutkan
didalamnya dan tidak seperti keterangan yang tertera :
Saya bersaksi bahwa di dalam Dzat-ku, sejatinya adalah tidak ada
Tuhan tetapi adalah Aku, dan bersaksi bahwa Muhammad itu adalah
rasul-Ku, dan sesungguhnya yang bemama Allah itu adalah badan-ku, rasul
itu adalah rahsa-Ku, Muhammad itu adalah cahaya-Ku,- ·yaitu Aku hidup
dan tidak mati, yaitu yang selalu ingat tidak akan lupa, yaitu Aku yang
kekal tidak akan pemah berubah oleh pergeseran waktu di dalam keadaan
yang sejati. Yaitu Aku yang benar-benar ada dan tidak dapat disamakan
dengan lain-lainnya, Aku yang berkuasa dan berkehendak atas segala yang
ada, berkuasa atas pengetahuan tidak ada kekurangan didalamnya, dengan
kata lain sempurna dalam segala hal, tidak terasa apapun, tidak akan
terlihat apa- apa, hanyalah Aku yang menguasai di alam ini, tidak ada
yang berani melawan kodrat-Ku.
Tamat wirid yang kedua.
Kemudian dilanjutkan serat wirid dengan tanda-tanda keterangan, yang disebutkan pada bab tiga.
Inilah serat wirid yang mengingatkan atau menyebutkan akan badan hingga kesempurnaannya, yang disebutkan dalam bab tiga.
Inilah keterangan yang menerapkan kelengkapan ilmu kesempurnaan, yang
tersebut dalam ingatan wiradat, pada jaman dahulu telah dilihat oleh
para wali, yang pada saat kemudian telah disampaikan semuanya,
memberitahukan yang menjadi tanda-tanda datangnya hart kiamat.
Kiamat memiliki arti, yaitu kiamat yang ada didalam badan
masing-masing pribadi. keterangannya ada dibawah ini, urutnya sesuai
keterangan satu-persatu :
- Yang pertama, bila telah sering mengetahui hal-hal yang tidak
terlihat, tanda-tanda kurang satu tahun, disitulah seharusnya lebih
banyak melakukan tapa brata atau tafakur, mengurangi keinginan yang
tidak perlu, menetapakan hati, rela menerima sungguh-sungguh,
mengutamakan, adapun yang paling utama adalah keberadaan didalam
kesabaran dan menerima dengan sukarela.
- Yang kedua, bila telah sering mendengar apa-apa yang tidak pernah
didengar sebelumnya, seperti mendengar suara-suara sebangsa Jin, setan,
hewan atau binatang. Dengan tanda-tanda kurang satu tahun, disitulah
tempat keberadaan kurmat beserta tilawat, yang berarti bahwa haruslah
memiliki pegangan hidup yaitu kesejatian dan lain sebagainya, melakukan
kebaikan-kebaikan, selalu berhati-hati dalam menjalankan kehidupan kita
sendiri-sendiri.
- Yang ketiga, bila telah sering berubah pengelihatannya, seperti :
bulan Mukharam, sapar, apabila langit terlihat merah, mulud, rabingul
akir, matahari terlihat hitam, jumadi lawal, jumadi lakhir, rejep,
ruwah, air terlihat merah, siyam, syawal, bayangan badan sendiri
terlihat dua, dulkangidah, besar, api terlihat hitam. Semua itu
merupakan tanda kira-kira kurang dari dua bulan. Disitulah tempat
keberadaan nasehat atau petuah dan pengalaman. Yang berarti bahwa
nasehat-nasehat serta ajaran-ajaran yang sangat bermanfaat untuk
kebersihan hati.
- Yang keempat, apabila jari telunjuk ditekuk kedalam telapak tangan
dan jari manis terangkat dan dapat mejunjung jari manis tadi. Adalah
tanda -tanda kurang dari sepuluh hari, disitulah tempat dan keberadaan
dari hal-hal yang luhur. Artinya permohonan maaf, yaitu memaafkan atas
segala kesalahan dan kekeliruan, atau memohon permintaan maaf dari orang
yang telah merasa hatinya tersakiti.
- Yang kelima, bila telah terlihat jari-jarinya berkurang atau tidak
nampak, bagian pergelangan tangan sudah terlihat lepas, tanda-tandanya
kurang dari satu bulan. Disitulah tempat dan keberadaan menerapkan
sebanyak-banyaknya ilmu kesempurnaan. Seperti yang ada dibawah ini :
1). Iman, berarti mempercayai. Percaya akan kodratnya, dengan kata lain percaya akan kodrat Yang Maha Kuwasa.
2). Tauhid, berarti hanya satu atau esa. Yaitu pasrah pada kehendak yang kuasa.
3.) Pandangan atas sifat Allah, artinya terang atau jelas maksudnya.
Artinya jelas adalah ilmunya, yaitu meliputi keberadaan Dzat, sifat, +
asma dan apngal.
1. Dzat, berarti cerita.
2. Sifat, berarti muka atau wujud.
3. Asma, berarti nama.
4. Apngal, berarti pengetahuan.
4). Islam, artinya selamat. yang dimaksud selamat adalah dalam
kehidupannya. Yang berarti kehidupan adalah : hidup itu sendiri, berada
pada sifat jalal, jamal, kahar, kamal.
a. Jalal, artinya agung atau besar. Yang besar adalah Dzatnya, berkuasa meliputi seluruh alam seisinya.
b. Jamal, artinya jelek. Yang baik adalah sifatnya, bukan laki-laki, bukan perempuan,
juga bukan waria, tidak berada di salah satu arah, bukan menetap tidak berwarna dan berwajah.
c. Kahar, artinya yang misesa. Yang misesa adalah nama-Nya. bukanlah nama siapa-siapa.
d. Kamal, artinya sempurna. Yang sempurna adalah pengetahuan-Nya.
Adapun keberadaannya demikian adanya :
lman, berada di eneng (hening/sunyi);
Taukhid, berada di ening (senyap/sepi);
Makrifat, berada di awas;
Islam, berada di engetan (ingatan);
- Yang keenam , bila telah terlihat warnannya sendiri, tanda-tandanya
kurang dari setengah bulan, disitulah tempat keberadaan permohonan,
ditegaskan bahwa kehendak dan kuasa-Nya, dilakukan setiap akan berangkat
tidur. Permohonan yang disampaikan seperti yang tersebut dibawah ini :
Saya memohon hanya kepada-Mu, atas kuasa-Mu, sifat yang engakau
miliki, hanya kepada nama-Mu, hanya Engkau Yang Maha Mengetahui, saya
memohon hanyalah kepada-Mu, dari Engkaulah saya diciptakan, sempurna
atas kodrat-Mu. Disitulah tercipta yang berasal dari satu seperti :
Bapak, Ibu, Kakek, Nenek, Istri, Suami, anak dan cucu semuanya.
Setelah diucapkan, mengusap keseluruh badan, yang pertama adalah
puser sebanyak tiga, apabila terasa seperti linglung, kemudian mengusap
dada tiga kali, apabila merasa mengantuk dan mempunyai keinginan untuk
tidur, kemudian mengusap dahi sebanyak tiga kali, apabila merasa lupa,
mengusap ubun-ubun tiga kali, disitulah akan menerima
rasa jati wisesa.
Berarti didalam kita berangan-angan, adalah tempat datangnya rencana
yang berasal dari badanya sendiri, yaitu apa yang dinamakn dengan empat
saudara dan yang kelima adalah pusat. Disitulah seharusnya diadakan
ruwatan atau selamatan agar terhindar dari sengkala (halangan).
Saya berniat untuk mengadakan selamatan untuk saudara empat dan yang
kelima adalah pusat (sedulur papat lima pancer), yang berada di badanku
sendiri, kakak saya adalah air ketuban, adikku adalah ari-ari, darah,
puser, dan sebanyak-banyaknya saudaraku yang keluar bersama sama dari
rahim sang ibu, dan tidak keluar dari sesuatu yang hina, serta saudaraku
yang keluar bersama-sama pada satu hari semuanya terlihat sempurna,
tidak ada aral yang menghalanginya dan sejahtera dalam keadaan yang
sejati, tidak melawan kodrat-Nya.
Demikian kesaksian yang melawan Dzat-Ku sendiri, yang disebutkan dibawah ini :
Aku bersaksi dengan Dzat-Ku sendiri, sejatinya tidak ada Allah selain
Aku, dan sejatinya Nabi Muhammad iti adalah utusan-Ku, yaitu yang
sejatinya bernama Allah itu adalah badan-Ku, yaitu Aku yang selalu ingat
tidak pernah lupa, yaitu Aku yang kekal tidak akan berubah oleh
perubahan waktu, yaitu Aku Yang Maha Mengetahui segala-Nya tidak dapat
disamarkan oleh sesuatu hal, yaitu yang berkuasa dan berkehendak, yaitu
yang berkuasa dan bijaksana tidak kekurangan ilmu pengetahuan, sempurna
dan terang jelas, tidak merasakan apapun, tidak ada terilihat apapun,
hanyalah Aku yang meliputi di alam seluruhnya tidak ada yang melawan
kodrat-Ku.
Apabila telah demikian, sinar dari cahaya Muhammad, diturunkan dengan sangat gemerlap di
wadana (wajah, raut muka), disitulah tempat bersatu padunya antara badan dengan nyawa, seperti yang tersebut dibawah ini :
Allah yang · menyatukan dengan bantuan para rasul, penghulunya adalah
Nabi Muhammad, saksinya adalah empat malaikat, yaitu Aku yang disatukan
dengan badan-Ku, kemudian ditemukan dengan suksma-Ku, ditambah dengan
rahasia-Ku, lsrofil adalah pengelihatan-Ku, Ijrail adalah
pendengaran-Ku, semuanya menyatu karena kodrat-Ku.
Demikian penciptaan asal muasal dan tujuan tajuan
tanajul tarqi, tersebut dibawah ini :
Aku mengetahui dengan penglihatan-ku, insan kamil sampai kepada alam
asan, serta sampai pada alam misal, juga sampai pada alam arwah, juga
sampai pada alam wakadiyat, juga sampai pada alam wahdat, juga sampai
pada akadiyat, juga sampai pada alam insan kamil lagi, sempurna akan
keadaanya, yang berasal dari kodrat-ku.
Apabila telah mengetahui, sebaiknya segeralah menata dan bersiap seperti yang disebutkan dibawah ini :
- Menyilangkan kedua tangan didepan dada, jari-jari tangan dikaitkan
satu dengan lainya seperti posisi menyembah, meletakkan tepat
ditengah-tengah dada, kedua kaki dengan posisi lurus, lutut sating
bertemu rapat.
- Menatap ujung hidung hingga sampai dada, kemudian sampai pada puser, seperti sikap akan melakukan semedi.
- Mengambil nafas dari arah kiri , menuju sebelah kanan, kemudian dari
sebelah kanan kembali kekiri. dikumpulkan sesaat, kemudian dari arah
puser, dihirup kerah atas secara perlahan-lahan, sampai tertata di
bagian Baitul Mukharam, yaitu bagian dada, jangan sampai tumpang tindih
dalam mengambil nafas, tan nafas, anpas, nupus.
a. Nafas itu adalah talinya mayat berada pada jari hati, artinya akar dari keadaan hati menjadi angin yang keluar begitu saja.
b. Tan napas itu adalah talinya hati berada dipuser keeberadaannya menjadi angin yang masuk saja.
c. Anpas itu adalah, talinya ruh berada pada jantung keberadaannya menjadi angin yang berada didalam saja.
d. Nupus itu adalah, talinya rahasia keberadaannya ada
didalam hati yang berwama putih, yaitu yang berada diakar jantung,
keberadaannya menjadi angin yang meliputi keseluruhan jasmani serta
rohani. Apabila telah berkumpul menjadi satu, nafas, tan nafas, anpas,
nupus, kemudian akan ditarik keatas secara perlahan, dan berdiam pada
maligenya Baitul Makmur, yaitu terdapat kepala, tercipta men adi nukat
ghaib.
4. Memejamkan mata secara perlahan, mengatupkan mulut dan bibir,
lidah tertekuk keatas langit-langit mulut, gigi dengan gigi terkatup,
disitulah berusaha untuk mengheningkan cipta, dan kemudian berpasrah
diri, memohon dengan memelas pada Dzat Yang Maha Kuasa.
Apabila sudah demikian adanya, daun dari kayu sajaratil muntaha,
gunung tursina roboh, yang berarti bahwa telinga tak mendengar apapun,
disitulah datangnya cahaya dari keinginan yang terdiri atas empat, yang
pertama adalah cahaya hitam, kemudian cahaya merah, kemudian cahaya dari
pramana, warna cahaya yang lain datangnya bersama-sama dan terbentang
seperti hitam, merah, hijau, kuning, putih bersama-sama meliputi di
dalam Dzat keraton. Tetapi keseluruhan warna tersebut sesungguhnya
bukanlah keraton yang ditata dan diciptakan oleh Yang Maha Mulia. Oleh
karena itu sebelumnya telah kedatangan cahaya tersebut. Haruslah merata
cahaya yang asli dan yang berasal dari satu, telah disempurnakan dari
kodrat-Nya. Sehingga jangan sampai terbebani oleh banyaknya cahaya.
Dibawah ini adalah hal-hal yang memberatkan :
Cahaya hitam berasal dari nafsu keinginan hati, terlihat dari cahaya
merah, cahaya merah berasal dari nafsu amarah, terlihat dari cahaya yang
kuning, cahaya kuning berasal dari nafsu supiyah, terlihat dari cahaya
yang putih, cahaya putih berasal dari nafsu mutmainah, terlihat cahaya
yang berasal dari luar dan berasal dari pramana (waspada), terlihat pada
Dzat cahaya-ku, yang bening memancar dengan terangnya, tidak dapatlah
terlihat apa-apa, semuanya tertutupi oleh Dzat-Ku yaitu kodrat-Ku.
Sesudahnya demikian, menerapkan, selanjutnya menerapkan seperti yang tersebut dibawah ini :
- Berkumpulnya hamba dan Tuhan Aku adalah Dzat Tuhan yang besifat
tunggal atau satu, yang meliputi di dalam hamba-Ku, satu didalam
kebersamaan, sempurnalah dari kodrat-Ku.
- Menyucikan
Aku adalah Dzat yang maha suci, yang bersifat kekal, yang berkehendak
dan berkuasa atas seluruh kejadian,yang sempuma dari bahaya, selamat dan
sejahtera atas kesejatian-Ku, tidak ada yang bisa melawan kodrat-Ku.
- Merakit
Aku adalah Dzat Yang Maha Luhur, yang berkedudukan sebagai Ratu Agung,
yang berkuasa dan berkehendak menjadikannya keraton-Ku. Yang Maha Agung
lagi Maha Mulya, Aku berada dalam kesempurnaan didalam hidup-Ku,
lengkap seluruh perabot-Ku, tidak ada yang kekurangan bagi-Ku,
tergelarlah seluruh ciptaan-Ku, ada dan tercipta apa yang menjadi
kehendak-Ku, datang dengan kehendak-Ku, dari kodrat-Ku.
- Melepaskan
Hanyalah jasad atau badan saja yang tertinggal nantinya di dunia ini,
apabila telah tiba masa kiamat dari Yang Maha Mulya, bulu, kulit,
daging, darah, tulang, sungsum dan lain sebagainya tadi yang berasal
dari cahaya akan kembali menjadi cahaya, sempurna kembali kepada-Ku
lagi, itulah kodrat-Ku.
- Menarik
Ragaku dari bawah sampai atas, semuanya akan kembali kepada jaman dan
alamnya masing-masing, yaitu kepada kesucian dan kemuliaan yang sempurna
seperti-Ku.
- Membereskan
Aku jadikan didalam alam dunia ini, dengan seluruh isinya, apabila telah
sampai pada waktunya untuk-Ku ambil kembali, menjadi mulia dan bersatu
kembali, tiada kekuatan yang dapat melawan kodrat-Ku.
- Menjabarkan
Tidak ada yang tertinggal satupun dari dunia ini, semoga semua menemukan
kebahagiaan, kaya tidak ada yang merasa kekurangan, semoga selamat dan
bahagia dari bawah sampai atas.
- Memasang kamayan (pengasihan)
Sebanyak- banyaknya semua perintah-Ku, yang sudah terdahulu, yang sudah mendengar, saling mengasihi, dari kodrat-Ku.
- Memasang kamayang (kebencian)
Sebanyak-banyaknya makhluk ciptaan-ku, yang tidak mengindahkan aturan-aturan-ku.
Disitu kemudian nafas dikelurkan melalui hidung secara perlahan,
jangan sampai tergesa-gesa, kemudian berpasrah diri kepada Dzat Yang
Maha Kuasa.
Didalam menjalankan perintah Yang Maha Kuasa tersebut, apabila
dirangkum menjadi satu, ada keterangan nya, sejak mengambil nafas hanya
ada satu saja, demikian yang bisa dijalankan ada dibawah ini
keterangannya :
Setelah mengalirnya cahaya semua, bersama-sama diliputi oleh Dzat-Ku,
yaitu Allah Yang Maha Esa, yaitu Dzat Yang Maha Suci dan besifat
langgeng, yaitu Dzat Yang Maha Luhur, berkedudukan sebagai Ratu Agung,
yang berkuasa dan berkehendak, yang berkuasa atas melebur jasad
hamba-Nya, menarik jasad, melebur alam semesta dengan isinya, tidak
menyisakan satupun isi dunia, semua itu adalah kehendak-Ku yang harus
terjadi, dan semuanya sudah menjadi kodrat-Ku.
Adapun lepasnya didalam menarik nafas tadi, apabila kita selalu
teringat akan cipta sa ja, penerapannya semua itu telah cukup di
jelaskan diatas. sebab dalam jaman karamatullah, dikemudian nantinya
waktunya makam yabah artinya adalah tempat untuk menerima, seperti
halnya wa jah. mudah inilah Dzat dari hamba, sedangkan wa jah adalah
Dzat gusti yang bersifat kekal.
Apabila telah menjadi satu, nafas, tan nafas, anfas, nufus tadi,
kemudian menarik keatas secara perlahan-lahan, diam sesaat ditata di
dalam tata malige Baitul Makmur, yaitu kepala, disitu tercipta menjadi
nukat gaib, artinya adalah saliring jasmani , tercipta aluluh menjadi
air, kemudian tercipta aluyud menjadi nyawa, kemudian tercipta alenyep
menjadi rahasia, kemudian tercipta alayad menjadi cahaya yang terang
tidak ada bayangan, di keadaan kita yang sejati.
Apabila telah demikian, darah yang kita miliki kemudian terasa
membalik seluruh badan, menjadikan mata kita kabur, telinga terasa
berdengung, hidung tersumbat, lidah terasa kelu. Pada akhirnya nanti
mengakibatkan cahaya badan kita suram, suara hilang, tidak dapat
melihat, mendengar, mencium, merasakan. Hanyalah tersisa cipta semata,
sebab telah diambil dan dibereskan dengan adanya tatanan syareat,
tarekat, hakhekat, makrifat.
Syareat itu adalah perjalanan badan kita, keberadaan nya ada di mulut
kita, tarekat perjalanannya ada dihati kita keberadaannya berada
dihidung, hakhekat perjalanan nyawa keberadaannya ada di telinga,
makrifat perjalanan dari rahasia keberadaannya ada di mata. Maka
sesungguhnya syareat adalah mulut, tarekat hidung, hakhekat telinga,
makrifat mata. Adapun yang diambil pertama kali adalah pengelihatan mata
kita, diumpamakan dengan bayangan yang ada pada cermin atau keringnya
air zamzam, kemudian adalah pendengaran dari telinga, diumpamakan
gugurnya daun sajaratil muntaha, ataupun lepasnya hajar aswad,
selanjutnya adalah indera membau hidung kita, diumpamakan meletusnya
gunung ikrap seperti gempa bumi, selanjutnya adalah perasa dari indera
pengecap, diumpamakan jebolnya jembatan siratal mustaqim, atau rusaknya
kakbattulah. Disitu kemudian terasa nikmat dari seluruh badan, melebihi
nikmat dari segala rahasia. Sebab sejak terbukanya hijab dari Allah,
waktunya adalah ketika hilangnya rahasia.
Selanjutnya terlihatlah jaman karamattullah, merasakannya didalam
alam adam. Datangnya sebanyak banyaknya cahaya, yang meliputi seluruh
Dzat yang ada di keraton. pada waktu itu hanya ada keharusan akhir dan
tekatnya seperti aksara alip yang merupakan tanda dalam tulisan arab,
berbunyi :
a,
i,
u, yang artinya adalah
aku ini hidup.
Kemudian menciptakan rasa gila asmara atau kecintaan pada semua Dzat.
Seharusnya jangan sampai teringat dikala kita sudah sampai pada akhirnya
dengan kata lain terlambat pada akhirnya.
Inilah wirid yang disebutkan dalam bab 4 :
lni adalah wirid yang menjadi pembukanya ilmu makrifat kesejatiannya
hidup, yang jelas dan nyata dalam asal muasal dan tujuan akhir nantinya,
kemuliaan keadaan yang sejati yang berasal dari dalil apa yang
difirmankan Allah dikala itu berdasarkan musyawarah, bersama-sama,
berada digunung nglawet. Pada saat itu pelajaran diberikan oleh Nabi
Muhammad kepada Sayidina Ali, serta kumpulan para nabi seluruhnya. Oleh
karenanya sebagian besar tempat yang terdekat dengan gunung nglawet,
bersama-sama tunduk sehingga mendengarkan pembabahasan rahasia gaib
kehidupan yang sejati. Pada jaman terdahulu telah dapat dilihat oleh
para Wali Allah di Tanah Jawa. Pada masa kemudian diterangkan semuanya
kehidupan yang sejati, supaya dapat diketahui kematian nantinya, serta
kemuliaan keadaan jati (sesungguhnya), didalam jaman yang kekal abadi,
jangan sampai nantinya dikuasai oleh rasa penasaran. seperti dibawah
inilah keterangannya :
- Yang pertama;
- Yang kedua;
- Yang ketiga;
- Yang keempat;
- Yang kelima;
- Yang keenam;
- Yang ketujuh;
- Yang kedelapan
Inilah pengetahuan
anamas Allah, mati yang empat perkara. Seperti yang ada dibawah ini :
- Yang pertama adalah mati nafsu atau keinginannya, seperti apa yang
dikatakan oleh Allah Swt, artinya seluruh keinginan atau nafsu juga
merasakan kematian;
- Yang kedua, adalah mati ruhnya, seperti apa yang dikatakan Allah Swt, artinya yang mati adalah imannya;
- Yang keempat adalah, diucapkannya dengan mulut pada waktu ini hendaknya diketahui yang termasuk dalam kelompok khukmi, yang memiliki maksud khukum balaka, keterangannya seperti dibawah ini :
a. Yang pertama sebab-sebabnya kematian;
b. Yang kedua kedudukan kematian;
c. Yang ketiga menemukan kematian;
d. Yang keempat tempatnya kematian.
Disitu harap ketahuilah, keempat perkara yang tersebut diatas adalah,
terbukanya hal yang ghaib Dzat Yang Maha Suci, seperti dibawah ini :
Jalannya kematian itu adalah hidayat dari Allah, kepada yang hidup
dan berada pada manusia, jadi letaknya sudah tidak dapat dirubah oleh
siapapun juga.
Kedudukan kematian, adalah petunjuk dari Allah ta’ala, selamatnya
keadaan sejati, artinya adalah mengetahui dengan pasti kesempurnaan asal
muasal dan tujuan akhir.
Menemukan dalam kematian, itu adalah tawakal, artinya selalu
berpasrah diri pada Allah ta’ala, jika menemui kematian itu adalah
iradat dari Allah SWT.
Tempatnya kematian, itu berada pada kehendak-Nya, artinya itu adalah Dzat yang bersifat tunggal.
Demikian hendaknya jangan diselewengkan, masalah syahadat tanpa iman,
takbir tanpa tauhid, sakarat tanpa makrifat. Artinya syahadat tanapa
iman ini adalah kenyataan, dalam satu kesatuan, adapun takbir tanpa
tauhid nantinya hilangnya kesatuan, serta yang menjadi akhir adalah Dzat
Allah itu kenyataannya adalah satu, atau dengan kata lain rasa yang
dimilki oleh Allah adalah satu, itu apabila telah merasuk dalam
sifat-Nya, yaitu telah sempurnanya sukma atau jiwa.
lni adalah pratingkah dari sifatnya ruh.
Yang pertama adalah berasal dari badan, dari dalam demikian doanya :
layukkriyula ilullah maka terlepaslah ruh itu tidak dapat langsung dan terhenti di lutut, doanya
illullah maka terlepaslah lagi ruh itu dan tidak dapat langsung dan terhenti di wudu, doanya:
la mujudwun illullah, maka terlepaslah ruh itu dan tidak dapat langsung atau terhenti di hati, doanya:
yaa u illullah, maka terlepaslah lagi ruh itu terhenti dan tidak langsung dimata, doanya dengan mengucap nyawa itu masih pergi dari badan,
wallahu aklam yang disebutkan dibawah ini adalah untuk diketahui keadaan yang sesungguhnya, ada enam hal seperti inilah keterangannya :
- Yang pertama, terlihatnya jaman penciptaan keadaan yang sejati,
warnanya hitam. artinya adalah jaman yang hilang dan berasal dari diri
pribadi, tetapi apabila ada salah satunya terlewatkan, disitulah
dikuasai akan rasa penasaran.
- Yang kedua melihat warna merah , artinya masih dalam pengerjaan yang samar-samar.
- Yang ketiga adalah melihat warna, artinya merencanakan nyanyamur
yang sejati, apabila tergesa-gesa dalam pengelihatan, maka juga dalam
pengerjaannya menjadi tidak terarah;
- Yang keempat, melihat warna tangan, artinya adalah warna cahaya
putih, semuanya telah terkumpul menjadi satu, bercahaya gemerlap, pada
keadaan yang sejati.
Sempurna jelas tidak kekurangan suatu apapun, yaitu bukanlah
kesejatian yang sama-sama digabungkan oleh keadaan jati (sesungguhnya),
dengan bahasa lain sudah di jabarkan oleh ajaran para wali Allah. Tetapi
masih jauh dari kesamaan pelajaran rahasia ilmu gaib, disitulah
melaksanakan yang telah disebutkan pada keadaan seluruh badan. Padahal
mengimani adalah mempercayai, yang dipercayai adalah kodrat, artinya
adalah kodrat Yang Maha Kuasa. Tauhid, artinya hanya satu, yaitu pasrah
atas irodat-Nya, artinya maksud dari irodat.
Makrifat, artinya ilmu pandangan tentang sifat Tuhan. Islam artinya yang telah selamat pada keadaan yang sebenamya.
- Yang kelima, terlihat secara samar kenyataan warna, artinya yaitu
kenyataan dalam kebersatuan-Ku terhadap keadaan yang sebenar-benarnya.
Jadilah hal ghaib menjelma kembali pada jiwa-Ku, oleh karenanya dengan
kata lain ini telah diterangkan dengan sifat ke-Esaan-Ku, keadaan yang
mulia, juga tanpa batas selama-lamanya. Seperti inilah gambamya :
- Yang keenam, lengkaplah ajarannya para wali Allah, yang telah
menerima anugerah dari Allah ta’ala. Ajaran yang telah diketahui
sebelumnya oleh para wali di Tanah Jawa, yang menunjukkan keraton yang
agung, yaitu didapat atas petunjuk, diterima pada telinga sebelah kiri.
Demikian gambarnya keraton tempatnya hilangnya jasmaniah secara nyata
dengan memanjatkan doa: hu artinya menyebut asma Allah.
Pada akhirnya melaksanakan aturan-aturan satu- persatu, agar dapat
sepaham dengan apa yang telah di jabarkan dalam wirid, yang berasal dari
ajarannya para guru yang telah ada didalam bab 5 wirid. sehingga tidak
khawatir ataupun was-was dalam pengetahuannya.
Dengan kemudian diterangkan murid yang tidak bisa menerima, yang
telah disebutkan diatas semuanya. Hal ini menjadikannya tidak
diperbolehkan untuk menjalankan dalam kehidupannya. Seperti dibawah ini
adalah keterangannya :
- Gila;
- Mempunyai penyakit ayan;
- Kedhengdheng;
- Sakit jiwa;
- Hilang akal.
Kemudian keterangan mengenai ajaran yang di sampaikan oleh para guru
satu persatu, inilah penjabarannya rahasia ilmu yang telah diajarkan
bermacam-macam. Semuanya dijadiakan urut-urutan dalam kiasan-kiasan yang
berasal dari dalil atau firman Allah Yang Maha Suci, yang diperintahkan
pada Kanjeng Nabi Muhammad saw yang tersebut dibawah ini :
- Ada ajarannya guru yang menjelaskan rahasia ilmu bisikan atau ilham adanya Dzat, kiasan-kiasan dari dalil yang pertama;
- Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu uraian tentang keadaan Dzat, kiasan-kiasan dari dalil yang kedua;
- Ada ajaranya guru yang men jelaskan rahasianya ilmu paparan tentang keadaan zat, kiasan-kiasan dari datil yang ketiga;
- Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu kesejatian atau
kenyataan keadaan kiasan-kiasan dari dalil yang keempat, ayat yang
pertama membukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Makmur, kemudian
ayat yang kedua membukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Mukhadas;
- Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu kekuatannya iman yang membuka sahadat jati, atau berasal dari sasahidan.
Adapun keadaanya semua itu, sama-sama saja. maka tingkatan dalam ilmu
tadi tertata menjadi satu. Yang harus di sepakati keadaanya. Di Jawa
tingkatannya adalah ilmu talak, dengan ilmu fatah, apabila menyimpang
menjadi ilmu penitisan. Hal itu dengan dipadukan tempat atau keberadaan
masing-masing. artinya ilmu talak itu ilmu yang mempercayakan
keindahan, ada tujuh perkara :
- Ilmu sepi;
- Ilmu mungin;
- Ilmu mubin;
- Ilmu ahyan;
- Ilmu barayan;
- I lmu mahbut;
- Ilmu ghaibul guyub.
Kesemuanya itu adalah keberadaannya, hanyalah alat untuk mewujudkan
tingkatan-tingakatan dari kebaikanan. Yang menjadi penanda dan pengingat
secara lahiriah atau yang tampak saja. Artinya ilmu patah tersebut
adalah ilmu pengantar, banyaknya ada sembilan hal atau perkara :
- Ilmu makdum sarpin;
- Ilmu patariyah;
- Ilmu sirasab;
- Ilmu karajek;
- Ilmu majalis;
- Ilmu patakurrahman;
- Ilmu supi;
- Ilmu khapi;
- ilmu nakis bandiyah, juga biasa disebut ilmu nakis bandiyatulkhak.
Semua itu cara yang dipakai malaekat untuk mewujud-kan, dan menjadi
tanda sebagai badan halus, berada didunia saja. Tidak mufakat dengan
rahasia ilmu kesempurnaan, apabila masih menyatu dengan tingkat ilmu
yang sebenarnya. Apabila salah dalam mengartikan dan mengetahuinya,
mungkin saja akan mendatangkan kebohongan. Kebohongan nantinya
menjadikan pertengkaran dan perselisihan. Pertengkaran tersebut karena
masih kekurangan, kekurangan itulah yang menjadikan kepanasan. Kepanasan
mendatangkan saling berbantah dengan perdebatan. Berdebatpun yang
didapat hanyalah saling berebut dalam pengetahuan dan kepandaian.
Sehingga menyebabkan perselisihan atau pertengkaran.
Oleh karena itu para cerdik pandai yang mengakhirinya menyatakan,
walaupun dengan tanpa perdebatan tidak akan mendatangkan hati panas atau
emosi pada akhirnya. Dengan hati lembut dan sopan santun memakai aturan
maksud yang akan disampaikan jelas diterima dengan baik. Sedangkan
apabila ada yang berniat membantahnya, semoga dapat dikalahkan saja
jangnlah menjadi masalah dikemudian hari. Pada akhirnya akan berkurang,
apabila memaksa dan mengejar-ngejar dengan berdalih masih kurang paham
ataupun mengerti, demikian saja.
Inilah yang namanya ungkapan ilmu khakekat, tidak termasuk didalam
wirid. Hanyalah untuk diketahui bila ada pertanyaan dari orang
kebanyakan. Yang berasal dari teka teki, seperti dibawah inilah
keterangannya :
- Kuda berlari cepat dipandangan, artinya angan-angan;
- Kumbang terbang kelangit, atau kumbang mengaji di langit, artinya cipta;
- Mengambil api untuk penerangan, artinya nafsu atau kemauan hati;
- Mengambil air dengan pikulan, artinya persaan;
- Kerbau menyusu pada anaknya, artinya perasaan;
- Jung sumengkeng di bumi, artinya budi;
- Orang lumpuh mengelilingi dunia, artinya hanya angan- angan;
- Orang cebol menggapai rembulan, artinya hanya angan-angan;
- Orang bisu menyudahi pertengkaran, artinya budi;
- Katak menyelimuti lubangnya, artinya nyawa;
- Tanggal satu purnama, artinya ruh ilafi;
- Berkata-kata sekali jadi, artinya ruh jasmani;
- Dalamnya senapan atau bedil adalah orang-orang, artinya angen-angen;
- Punggungnya peluru, artinya angan-angan;
- Tapak kaki burung kuntul yang melayang, artinya angan-angan;
- Burung terbang suaranya melebihi langit, artinya angan-angan;
- Bunga tumbuh dilangit, artinya angan-angan;
- Ada kayu muncul dengan sendirinya, artinya rahasia;
- Pohon dunia, artinya rahasia;
- Cabang menu ju empat arah, artinya rahasia;
- Daun muda berpelangi, artinya wahyu;
- Bunga bintang, artinya cahaya;
- Kelopak bunga langit, artinya cahaya;
- Sari bintang yang besar dan berkilat, artinya cahaya;
- Buah matahari dan bulan, artinya cahaya;
- Berujung angkasa dan berpangkal bumi, artinya cahaya;
- Memancarnya sinar melawan hu jan, artinya cahaya;
- Berakar angin kilat dan petir, artinya cahaya;
- Gadis yang menangis dan tangisnya memenuhi dunia, artinya cahaya;
- Berdiri dipuncaknya gunung,dan berpegangan pada matahari dan rembulan artinya cahaya;
- Penjuru empat termasuk lautan yang kering, artinya cahaya;
- Raden roro hilangnya bersamaan dengan intan, artinya cahaya;
- Angin terbang dengan air, artinya cahaya;
- Ada suara tidak ada wujudnya, artinya Gusti atau Tuhan;
- Ada wujud tidak ada suaranya, artinya adalah manusia;
- Melayang terbang tanpa angin, artinya manusia;
- Tempat air atau jun berisi angin, artinya rasullullah;
- Tikar diisi dengan air, artinya Allah;
- Bergetar bersura didalam tabung bambu, Allah.
Tamat wirid bab yang keempat
- Giliran peluru kecil, artinya gilirannya peluru kecil, yaitu
mengibaratkan keindahan dari Dzat, meskipun tidak berarah dan bertempat,
dimanapun keberadaannya sendiri sebenarnya itulah tempatnya. yang benar
hanyalah bertempat pada Dzat hidup kita sendiri;
- Akarnya pohon pinang, artinya yaitu mengibaratkan keindahan sifat
Dzat, meskipun sangat dahsyat, bukan laki-laki, bukan perempuan, dan
juga bukan banci, seperti apa sebenarnya zat itu, yang benar hanyalah
dimana ia bertempat yaitu pada hidupnya kita sendiri. Ada yang mengira
bahwa akar pohon pinang itu, lubangnya hidung dari perkiraan kemungkinan
juga keliru dalam mengetahuinya;
- Penghabisan langit yang terakhir, ayitu artinya mengibaratkan batas kekuasaan rahasia, sehingga sampai keadaan sifat kita;
- Api yang seperti kunang-kunang, kelihatan seperti lautan, artinya
yaitu mengibaratkan seperti hawa nafsu, dan bertambahlah di dalam panca
indera kita;
- Pohon kangkung, artinya yaitu mengibaratkan tempatnya jiwa, mengibaratkan tumbuhnya jiwa, yang menjalar sampai pada sifat kita;
- Burung terbang melebihi tingginya langit, artinya yaitu
mengibaratkan kekuatan budi pekerti, menambah dan masuk pada afngal
kita;
- Lautan yang penghabisan tanpa batas, artinya yaitu mengibaratkan
batas sorotnya cahaya berkali-kali sampai pada keadaan sifat kita.
- Angin ketarik oleh perahu, artinya yaitu diibaratkan perjalanan nafas, keluar dari jagad atau alam dunia;
- Sarang angin, artinya yaitu ibaratnya tempat berdiamnya nafas,
berada pada jantung, ada yang mengatakan sarangnya angin itu adalah
rambut, kemungkinan diambil dari nasehat atau anjuran.
- Dunia ada didalamnya tanah, artinya yaitu ibarat dari wujud kita,
yang berasal dari aturan dan dikemudian tertanam ditanah yaitu
keberadaannya menjadi daging;
- Mengambil api untuk lampu penerangan atau api terbakar api, artinya
yaitu mengibaratkan wujud kita yang berasal dari api lalu menjadi api
dan keberadaannya menjadi nafsu keinginan;
- Angin tertiup angin, sama dengan angin ribut atau topan, artinya itu
adalah ibaratnya wujud kita, yang berasal dari angin dan juga
mengeluarkan angin;
- Mmengambil dan memikul air, atau air meminum air, sama dengan artinya air di dalam air, yaitu tempatnya darah;
- Matahari beijemur, keadaannya sama dengan cermin yang memuat
matahari, artinya mengibaratkan cahaya berpakaian matahari atau matahari
berada didalam cahaya, yaitu menjadi tempat dari jiwanya mata;
- Biji yang ada didalam pohon, atau pohon yang berada didalam biji,
artinya yaitu mengibaratkan manusia berada di dalam Gusti atau Gusti
yang berada di dalam diri manusia, dibahasakan meleburnya tulisan diatas
papan tulis;
- Kakak dari yang sulung, adiknya dari yang bungsu, artinya yaitu
mengibaratkan tingkatan insan kamil, pada saat sekarang turun kebawah
pada akhir kemudian, sama juga artinya dengan dikemudian akan menjadi
permulaan, adapun insan kamil tersebut tempatnya berada pada kehidupan
sendiri.
Kemudian dilanjutkan wirid yang disebut dalam bab lima.
lni adalah wirid yang disebutkan pada Bab lima
Inilah pembukaan wirid kehidupan yang sejati, yang dapat terus
dipandang mata di dalam kesempurnaan asal muasal dan tujuan, kemuliaan
keberadaan sejati, berasal dari dalil yaitu sabda Allah SWT, pada jaman
dahulu yang telah diteropong terlebih dahulu oleh para wall, diwaktu
selanjutnya akan dipaparkan semuanya, supaya bisa mengetahui yang
namanya inti dari kejadian, sampai kepada kematian yang sempurna,
seperti yang ada dibawah ini adalah keterangannya :
Yang pertama adalah, terwujudnya inti dari kehidupan nantinya yang
berasal dari sabda Allah SWT, seperti inilah gambarnya, gambar 1.
Artinya adalah roh yang bemama rokhani bercampur dengan roh jasmani,
dan ditambah dengan kodrat yang berasal Allah SWT. kemudian menetes
jatuh di bumi yang suci, pada saat itu berada di dalam rahim, sedang
berwujud seperti pada gambar 1 .
Gambar 1
Dalam waktu kira-kira satu bulan berwujud seperti gambar dua, yang
berarti bahwa pada saat itu telah ditambahi yang berasal dari Nabi
Muhammad SAW, yaitu keadaan dibumi yang suci ini telah merasa takut atau
khawatir.
Gambar 2
Dalam waktu kira-kira dua bulan kemudian berwu jud seperti gambar
tiga, yang berarti telah ditambahi dari nabi muhammad saw: wama, maka
dari itu ketika dibumi suci ini, telah dapat berkibas-kibas walaupun
lemah, yaitu telah berwujud manusia dan telah berdenyut.
Gambar 3
Dalam waktu kira-kira tiga bulan, kemudian berwujud seperti gambar
empat, dari Allah SWT bersabda kepada Nabi Muhammad SAW, mendapat tambah
kulit, maka ketika pada saat itu ketika bumi suci sudah bisa bergerak,
dengan tiba-tiba menjadi hamil, ini adalah kodrat dari Allah SWT.
Gambar 4
Dalam waktu kira-kira empat bulan kemudian berwujud seperti gambar
lima, atas perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan
otot, maka pada saat itu ketika dibumi suci sudah dapat menggertak.
Gambar 5
Dalam waktu kira-kira lima bulan, kemudian berwujud seperti gambar
enam, atas perintah Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan
otot maka merasa lelap dan nyaman.
Gambar 6
Dalam waktu kira-kira enam bulan, kemudian berwujud seperti gambar
tujuh, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, ditambahi dengan;
tulang, maka pada saat itu ketika berada di bumi suci, sudah dapat
bergerak naik-turun, dan berputar di dalam rahim.
Gambar 7
Pada saat kira-kira tujuh bulan, kemudian berwujud seperti gambar
delapan, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan
rupa/wajah, kemudian ditambahi yang berasal dari kodrat Allah SWT
seperti rambut, darah dan daging.
Gambar 8
Pada saat kira-kira delapan bulan, kemudian berwujud seperti gambar
sembilan, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, yaitu
bersaudara empat dan yang kelima adalah pusat (keturunan), telah
terpasang didalam perut jabang bayi, keterangannya seperti yang tersebut
dibawah ini :
- Yang pertama adalah air ketuban;
- Yang kedua adalah wadah atau bungkus;
- Yang ketiga ari-ari;
- Yang keempat adalah darah.
Gambar 9
Adapun air ketuban tersebut diartikan sebagai khasiat, maka
ketahuilah bahwa air ketuban adalah malaikat Jibril, wadah atau bungkus
adalah malaikat Mikail, ari-ari adalah malaikat lsrofil dan darah adalah
malaikat Ijro’il.
Jibril tempatnya di kulit, Mikail tempatnya di tulang, lsrofil
tempatnya di otot, Ijro’il tempatnya di daging, kesemuanya itu tadi
menjadi akhir dan tetap teguh, sejahtera dan selamat, dan terlihat dari
kodrat Allah SWT.
Setelah masuk kira-kira sembilan bulan, kemudian telah berwujud
seorang bayi, atas perintah Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW, yang
berasal dari Allah SWT ada empat hal, yang telah terpasang secara
otomatis dan berasal dari kodrat Allah SWT, seperti dibawah ini adalah
keterangannya :
- Yang pertama adalah budi pekerti atau tingkah laku;
- Yang kedua adalah rahasia;
- Yang ketiga adalah pikiran;
- Yang keempat adalah kehidupan.
Yaitu Nabi Muhammad SAW menambahi ambuh dengan memakai sahadat jati atau nyata yang berarti mantap.
Arti sahadat jati yang sudah diketahui adalah Dzat Allah SWT agar
sentosa di ketetapannya kepada-Nya, tidak boleh mengingkari sampai
kematian datang.
Perintah Allah SWT yang lain kepada Nabi Muhammad SAW adalah untuk
mengatur malige di dalam hatinya manusia, di dalam jantung itu adalah
budi pekerti atau tingkah laku didalam adalah jinem, didalam jinem
adalah jiwa atau nyawa, di dalam nyawa adalah rahasia, di dalam rahasia
itu adalah aku, tiada Tuhan selain Allah, wujud bayi seperti pada gambar
sepuluh. kemudian terbukanya dan sudah menjadi kodrat Allah SWT,
kekluar dari rahim dan segeralah tangis bayi memecah, itu sudah menjadi
tanda awal mula hidup, itu dinamakan dengan jaman sangat mulia.
Apabila ternyata ada juga bayi yang terlahir dari rahim, sampai pada
usia sepuluh bulan, itu biasanya karena kesalahan dalam penghitungan
bulan, pada saat itu mengeluarkan rahasia dengan kamanah, yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, jangan
bersama-sama dalam satu hitungan tahun, Dzat yang bagus nantinya
menentukan lahirnya dari rahim ibu selama sembilan bulan, dan pada
akhirnya akan mendatangkan hal yang terpuji, hanya Allah saja yang
mengetauhi.
Ini apabila bersama-sama untuk mengetahui tanggal sahadat, dan
purnama sahadat, bulan mati sahadat, dan matinya sahadat. Adapun
tanggalnya sahadat, itu artinya adanya manusia, dan ada di dalam keadaan
manusia men jadi nyata karena kehendak Allah SWT.
Adapun bulan purnama sahadat, itu artinya hati yang bening, artinya
bening itu tidak ada wujudnya, keduanya adalah kehendak Allah SWT. yang
meliputi keadaannya dua wujud tersebut.
Adapun bulan mati sahadat, itu artinya roh yang sempurna, roh
tersebut adalah rahasia Allah SWT. artinya tidak ada roh tersebut,
hanyalah keberadaan Allah SWT. Jadi hilang keadaannya hanya
satu-satunya, artinya adalah bulan mati masih ada pada jaman akhadiyat.
Adapun matinya sahadat, itu adalah rahasia yang berasal dari Allah
SWT. artinya mati itu tidak ada, yang dimaksud adalah matinya nafsu,
hanya Allah SWT yang abadi atau kekal keberadaanya.
Ini adalah sempurnanya jalan dengan lima hal, seperti yang tersebut dibawah ini :
- Yang pertama, sempurnanya niat;
- Yang kedua sempurnanya takbir;
- Yang ketiga sempurnanya sahadat;
- Yang keempat sempurnanya sekarat;
- Yang kelima sempurnanya hidup.
Sempurnanya niat, itu artinya tanpa : mempunyai maksud lain yaitu
hanyalah kepada-Ku, ditambah oleh sifat muridan, hilanglah maksudmu.
Sempumanya takbir itu artinya, tidak memiliki maksud untuk pandangan
yang lain, apabila demikian hilanglah penglihatan-Ku yang sejati.
sempurnanya sahadat, itu artinya tanpa mempunyai maksud tertentu, hanyalah anugerah dari Allah SWT.
Sempurnanya sekarat, itu artinya tidak akan ada kematian, kembali pada kesejatian hidup, ditambah oleh sifat yang kayun.
sempurnanya hidup, itu artinya tidak ada yang menghidupi, tetapi Dzat-Ku adalah nyata, artinya Dzat itu adalah Aku.
Oleh karena itu hendaklah diketahui, adanya manusia yang sempurna
pada keadaan yang sejati adalah milik-Ku, yang pulang pada jamannya
sendiri-sendiri, seperti dibawah ini hendaklah dicermati.
Apabila telah lepas dari alamnya sendiri, itu artinya telah berwujud
satu, maka dari itu lepaslah nyawa untuk kembali menghadap tanajul
tarki, seperti disebutkan dibawah ini :
- Cahaya, turun kembali bercahaya terang benderang pada alam insan kamil.
- Budi, turun kembali pada alam A
- Rahasia, turun kembali pada alam misal.
- Wujud, turun kembali pada alam ar
- warna, turun kembali pada alam w
- Ambu, turun kembali pada alam wahdat.
- Angan-angan, turun kembali pada alam akadiyat.
- Hidup, turun kembali pada alam insan kamil, kembali sempurna terang kebijaksanaan, dari kodrat-Ku
Inilah yang sempurna dalam alam kubur di dalamnya bumi suci, seperti yang tersebut dibawah ini :
- Kulit;
- Otak;
- Otot;
- Tulang;
- Rambut;
- Daging;
- Darah;
- Sumsum.
Sedangkan keempat saudara, dan yang kelima adalah pusatnya, juga akan
menjadi sempurna kembali pada bumi suci, seperti yang tersebut dibawah
ini :
- Air ketuban;
- Wadah atau bungkus;
- Ari-ari;
- Darah;
- Pusat,
Yaitu sudah kembali sempurna, kembali pada kodrat-Ku lagi, yang
sempurna kembali pada keadaan Yang Maha Mulia, yang tidak memiliki
wewangian, selama-lamanya yang hitam nyalanya merah, yang warana merah
nyalanya kuning, yang kuning nyalanya putih, yang putih nyalanya hanya
satu dalam Dzat Allah SWT.
Kesemuanya memiliki arti sebagai berikut : kulit nyalanya daging,
daging nyalanya darah, darah nyalanya tulang, tulang itu menyala akan
hancur menjadi cahaya dan juga dengan sifat kewat, kewat itu nyalanya
Aku, karena Aku adalah yang terdahulu hukumnya, adanya Aku itu hanyalah
Dzat Allah semata.
Setelah ditekan, terkubur dalam liang kubur dalam bumi suci, dalam
wujudnya manusia memasuki hari ketiga seperti gambar nomor sebelas,
artinya sedang dalam keadaan melepuh, bahkan ada yang hilang.
Gambar. 11
Memasuki hari ketujuh seperti gambar nomor dua belas, artinya telah
hilang wujud manusia yang selayaknya, ditambah lagi perutnya membesar
dan pecah.
Gambar 12
Memasuki hari keempat puluh seperti gambar nomor ketiga belas.
Gambar 13
Memasuki hari ke seratus dinamakan pulan seperti gambar nomor empat belas.
Gambar 14
Seperti gambar nomor lima belas adalah keadaan satu tahun pertama,
Gambar 15
Gambar nomor enam belas adalah keadaan pada satu tahun kedua disini keadaan tulang-tulang sudah bersih.
Gambar 16
Dalam seribu hari seperti pada gambar tujuh belas, artinya bahwa
keseluruhan tulang yang ada sudah mengumpul menjadi satu, semua itu
adalah kehendak Allah SWT. Wallahu Allam.
Gambar 17
Semua itu keadaan yang sempurna yang berasal dari kodrat Dzat Yang
Maha Mulia, sudah tidak ada rasa didalamnya, tinggalah nama Allah yang
terpatri dan ditambah lagi apa yang dikatakan Allah SWT, yaitu berada
dalam kodrat Dzat Yang Maha Suci.
Sedangkan yang turun kepada alam istana atau keraton agung, seperti yang ada dibawah ini :
- Bisikan adanya Dzat.
- Penjabaran adanya Dzat.
- Pembabaran adanya Dzat.
- Penjabaran keadaan Dzat.
- Penjabaran ilmu kekuatan iman, membukanya sahadat jati, atau dari ilmu sasidan.
Semuanya itu dapat ada terus-menerus pada alam istana atau keraton
agung, karena Dzat Yang Maha Suci, karena dari perintah Allah SWT,
kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga telah dipertntahkan pada sayidina
ali, serta nasehat dan petun juk yang diberikan oleh guru, yang sudah
jelas dan nyata kepada asal muasal, kemulyaan keadaan yang sejati.
Seperti yang disebutkan seperti dibawah ini :
- Nafas.
- Tan nafas.
- Anpas.
- Nupus.
- Bawuring kaca wirangi.
- Roh jasmani.
- Roh rohani.
- Sareat.
- Tarekat.
- Hakekat.
- Ilmu pandangan atas sifat Allah.
Kembali menjadi satu hal yang ghaib, dengan tiba tiba, sempurna dan
menjadi terang benderang dalam pengertian, tidak ada kekurangan, tidak
memilki rasa khawatir, didalam satu-satunya keberadaan kodrat-Ku.
Maka semua itu tertata menjadi satu pada para wali Allah, oleh sebab
itu janganlah menjadi tumpang tindih pengertian yang didapat. Hal itu
disebutkan kembali oleh para guru dengan ajaran yang diberikan,
janganlah menerima hanya sesaat tanpa bisa diterima sepenuhnya.
Sejatinya ilmu tersebut jangan sampai dilakukan dengan berakhir
hanyalah rasa penasaran saja. Apabila yang melaksanakan ilmu tersebut
meninggal, para ahli waris atau yang ditinggalkan harus memohon petunjuk
pada para ahli yang sudah nengetahui akan hukumnya, atau yang telah
sempurna atas pengetahuan akan asal muasal (dari mana dan arah tujuan
kemana), kemulyaan keadaan yang sejati.
Kemampuan untuk dapat menjadi murid ada delapan perkara :
- Berhati-hati.
- Bertapa.
- Terlatih.
- Kuat
- Dewasa.
- Ingatan.
- Siap.
- Berperasaan
Kemustahilan untuk menjadi murid :
- Gila;
- Buta;
- Tuli;
- Ayan;
- Bisu;
- Anak belum cukup umur;
- Orang tua yang telah pelupa.
Pokok-pokok untuk menjadi murid ada delapan perkara :
- Meng-imankan atau mempercayainya, pantang apabila mendustakan/tidak mempercayainya.
- Memperlihatkan, pantang apabila menyembunyikannya.
- Memperhatikan, pantang apabila menyelewengkan.
- Menerangkan, pantang apabila mempersoalkan.
- Musyawarah, · pantang apabila hanya mengira-ira.
- Menerangkan, pantang apabila menyembunyikannya.
- Meluruskan, pantang apabila membesarkan.
- Menjalankan, pantang apabila berbantah atau menolak.
Atau syarat-syarat itu ada empat perkara :
- yang pertama adalah hanyalah berserah pada maksud,
- yang kedua adalah suka akan hukum Allah
- yang ketiga adalah akan merasa, tanpa memiliki hakekat dengan sangat teristimewa sudah menerima.
- Yang keempat akan menerima apa yang menjadi cita- cita Allah SWT.
inilah doa yang dipanjatkan apabila orang sekarat, atau untuk
membisiki orang yang sedang sekarat, untuk membisikkan pada ayah atau
ibu, anak, saudara atau istri/ suami dan lain-lain, yang agar supaya
telah mendapat 5 malapetaka dari sekarat.
Niat berfikir jernih/hening, masuk dalam badan yang jernih, tetaplah
berada dalam angan-angan, selalu dan senantiasa jadikanlah Allah SWT
berada dalam angan-angan untuk menguasai dan memperlakukan makhluk
dengan kekuasan-Nya.
Sedangkan dijaman karamattullah, berasal dari bisikan atau wangsit yang didapat oleh Sunan Kalijaga, demikian keterangannya :
Apabila ada aral atau halangan kita haruslah sudah tahu, apabila
tidak kita akan menjadi gila. Artinya batas-batas yang dipunyai oleh
manusia dapat berubah atau lepas, yaitu akan menjadi pertanda saat naas
atau apes manusia. Kenyataan didalam hukum Adam, terlihat pada perasaan,
seperti yang ada dibawah ini.
- Yang pertama terlihat alam rohkiyah, artinya alam ini di dalam
nyawa, keadaannya terang benderang tetapi bukan terang pada saat siang
hari. Tiada kiblat arah yang pasti, utara, selatan, timur, barat, tengah
dan atas. Disitulah terlihat lautan tanpa tepi, itulah tempat hati yang
ditambahi oleh cahaya, otak. Ditengah lautan terdapat kebahagiaan asing
dan semu, warnanya seperti pelangi yang cahayanya terang, ini adalah
tempat jantung yang ditambah cahaya dari johar awal, yang meliputi jati
dari hati dan menjadi isi dari badan, rasa sayang berada pada cipta yang
terletak antara mata, penglihatan, pembau, perasa, merasakan dinamakan
sifat muka, pengawasannya hanya menuntun kepada tanda tanda-Nya muka
yang sejati.
- Yang kedua, setelah hilangnya alam rokhiyah. Terlihatlah alam
siriyah, disitu datangnya cahaya empat wama : hitam, merah, kuning,
putih itu adalah tempat dari budi. Yang mengeluarkan keberadaan nafsu
empat perkara, yang akan menjadi bahaya atau halangan hati . terlihatnya
berurutan satu persatu.
Yang terlihat permulaan, dan merupakan pendahuluan adalah cahaya
hitam. Ini adalah adanya nafsu keinginan hati. Ketika manusia hidup
keinginan inilah yang menjadikan rasa mengantuk, lapar dan lain
sebagainya. Tempatnya berada diperut, dan lahirnya keinginan dari mulut.
Dalam cahaya hitam ini terjadilah seperti bermacam hewan sampai pada
yang sifatnya melata. Semua harus mempercayai pada Tuhan, didalam
kekuasaan bumi nafsu dinamakan alam keburukan. Artinya kelalaian, pada
masa itu tempatnya lupa atau lalai, yang harus diingat janganlah curang
dan masuk dalam cahaya hitam, apabila nanti dilain waktu menitis pada
hewan sampai yang melata.
Tidak berapa lama cahaya hitam akan hilang, segera saja terlihat
cahaya merah. Itu adalah tempat nafsu amarah, suasana yang diciptakan
dalam kehidupan menyebabkan angkara muraka atau mudah emosi, selalu
marah-marah dan lain sebagainya. Letaknya ada di empedu, lahirnya dari
telinga terjadinya berasal dari cahaya merah. Ditampakkan dengan tingkah
laku kasar, kekuatannya seperti api yang menyala besar dan
berkobar-kobar. Dialam nafsu ini dinamakan dengan alam jabarut, artinya
sangat bengis, pada saat itu tempatnya kesulitan. Yang harus selalu
diingat adalah janganlah berbuat curang. Apabila menitis pada hal yang
kasar.
Tidak berapa lama cahaya merah hilang, tidak berapa lama terlihat
cahaya kuning. Itu adalah keadaan nafsu sufiah. suasanaya yang
ditimbulkan masih sama yaitu rasa amarah tetapi berhubungan dengan
kesenangan dan semacamnya. Tempatnya berada di limpa, lahirnya berasal
dari mata . terjadinya dalam cahaya kuning. Akan menjadikan keberadaan
seperti burung atau binatang yang bersayap jika teijadinya dalam cahaya
kuning. Kekuatannya seperti angin lima musim besar. Didalam alam nafsu
dinamakan alam lahut, artinya dapat bergeser dan berpindah pindah. Pada
saat masih hidup berada diantara semua anggota badan. Cahaya kuning
apabila menitis pada binatang bersayap atau burung.
Tidak berapa lama cahaya kuning akan hilang, tidak berapa lama akan
terlihat cahaya putih hidup yang menyebabkan kelebihan akan sifat-sifat
yang utama. Seperti halnya menjalankan tirakat seperti tapa brata yang
secara terus menerus, tidak hanya sesaat saja. Keberadaanya pada tulang,
lahirnya dari hidung, terjadinya didalam cahaya putih. Terlihat seperti
ikan dan binatang yang hidupnya di air. Ada di dalam lautan,
kekuatannya seperti air bening nan jernih tiada asal. Di dalam alam
nafsu dinamakan dengan alam malakut, artinya istana yang tersusun atas
kehendak Yang Maha Mulia. didalam cahaya putih, apabila menitis pada
ikan serta binatang yang hidup diair.
- Yang ketiga, setelah hilangnya alam siriyah, terlihat alam nuriyah.
Artinya adalah alam cahaya, terangnya melebihi alam siriyah. Disitu
datangnya cahaya luar dengan warna : hitam, merah, kuning, putih, hijau,
terbentang bersama-sama dan tertinggal pada istana serta selaras
semuanya. lni adalah tempatnya lima indera, yang ditambah dengan cahaya
milik jiwa atau nyawa. Alamnya lima indera dinamakan dengan alam
hidayat, artinya petunjuk. Maka menjadikan istana, tetapi bukanlah
istana yang sejati. disusun oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Mulia,
seperti :
- Istana yang disusun, terlihat cahaya hitam keberadaannya milik binatang atau hewan, sampai pada hewan yang melata.
- Istana yang disusun, terlihat cahaya merah keberadaannya milik sifat yang kaku, kasar dan cenderung brutal.
- lstana yang disusun terlihat cahaya kuning keberadaannya milik bangsa burung dan hewan bersayap.
- Istana yang disusun terlihat cahaya putih keberdaannya milik bangsa ikan dan binatang yang hidup di air.
- Istana yang tersusun terlihat cahaya hijau keberadaannya milik
tumbuhan. Pada saat ini terdengar suara yang selalu mengingatkan akan
kesejahteraan dan kesentosaan.
- Yang keempat, masih didalam alam nuriyah. Disitulah terlihat akan
cahaya nuriyah, cahaya yang bening didalamnya terdapat cahaya yang
menyala hanya satu berdiri agak sedikit besar. Memiliki sorot delapan
warna : hitam, merah, kuning, putih, hijau, biru, ungu, merah muda.
Terbentang bersama-sama terlihat seperti surga. Suasana sangat asri. lni
adalah tempat keberadaan jiwa dinamakan dengan alam ngistsat, artinya rasa birahi. Adapun keberadaanya adalah rasa asmara dari suasana surga.
Tetapi sejatinya bukanlah surga Yang Maha Suci. Keberadaannya adalah
tempat yang nikmat ataupun manfaat dari belas kasih, yaitu tempat para
dewa yang ada pada jiwa semua, seperti :
- Yang terlihat adalah seperti surga tetapi serba hitam legam dan
mengkilat. Menyerupai mahkota bumi ini, tercipta dari kehinaan cipta.
Apabila bertempat disitu kemungkinan menjadi jin hitam.
- Yang terlihat adalah seperti surga serba merah, terang seperti merah
delima. Menyerupai pertapa yang tidak makan dan minum. lni akan
menjadikan asal ke bohongan cipta. Apabila bertempat keberadaannya akan
menjadi jin merah.
- Yang terlihat surga serba kuning, bersinar menyerupai intan. Juga
akan menciptakan kebohongan. Keberadaannya menjadikan jin kuning.
- Yang terlihat surga serba putih bersih, menyerupai intan berlian.
Disini akan menciptakan setianya cipta. Jika keberdaannya bertempat akan
menjadi ratunya jin putih.
- Yang terlihat surga serba hijau. Menyerupai tempat yang ditutupi
oleh bayangan atau semu. Terjadinya akan rasa sentosanya cipta. Apabila
keberadaannya bertempat disitu menjadi ratunya hijau.
- Yang terlihat surga serba biru dan sudah bercampur intan berwarna
biru. Berasal dari sesuatu yang ada dari cipta. Apabila keberadaannya
bertempat menjadikan ratunya jin biru.
- Yang terlihat surga serba ungu, menyerupai bunga yang bersal dari
cipta pesona. Apabila keberadaannya bertempat akan menjadi ratunya jin
ungu.
- Yang terlihat surga serba merah muda, bercampur dan menyerupai warna
merah muda. Terjadinya karena merubah daya cipta. Disaat inilah
terciumlah aromanya, sebanyak suasana yang ada di istana. Bau harum
menyebar semerbak seperti menggugah rasa. Apabila sudah merasakan,
termasuk juga dalam surga penasaran.
- Yang kelima, setelah hilangnya alam nuriyah, terlihatlah alam
uluhiyah. Artinya adalah alam Pangeran (Tuhan), terangnya melebihi
terang pada alam nuriyah. disitulah terlihatnya cahaya memancar dan
didalamnya cahaya terdapat bentuk yang menyerupai lebah berdiri di
makam. Inilah warnanya jiwa. Yang ditambah dengan semua warna dari dunia
kecil dengan isinya dan dunia besar tetapi hidupnya dari denyut nadi
atau jantung dan rahasia. Di waktu itu datangnya malaekat, menyerupai
bapak, ayah juga kakek serta seluruh saudara laki-laki satu keturunan,
mengakui adanya utusan dari Dzat Yang Maha S Mereka ditugaskan untuk
melakukan wirid kepada karamatullah. Sangatlah istimewa dan akan
menjadikan keadaan sentosa serta akan diistimewakan, apabila telah
mengamalkannya.
- Yang keenam, masih didalam alam uluhiyah, makin bertambah terangnya,
disitu terlihatlah cahaya yang bersinar. Didalamnya cahaya yang
menyerupai boneka atau anak-anakan seperti warna gading. Apabila
dipandang seperti pancaran mutiara. Bukan perempuan, bukan pula
laki-laki, juga bukan waria/banci berdiri dimakam yang kekal. Inilah
jawa atau nyawa yang rahasia, yang memperlakukan dan menguasai seluruh
alam. Tetapi hidupnya berasal dari roh atau nyawa pada waktu itu
berdatangan bidadari, warna dari ibu, nenek dan seluruh saudara
perempuan satu keturunan, mengakui adanya Dzat Yang Maha S Ditugaskan
untuk melakukan wirid kepada karamattullah, sangatlah diistimewakan dan
akan sentosa apabila telah mengimankan.
- Yang ketujuh, masih didalamnya alam uluhiyah. Terangnya menjadi-jadi
disitu tidak terlihat apapun juga. Hanyalah cahaya yang gemilang tanpa
ada bayangan. inilah Dzat yang berasal dari roh atau nyawa, yaitu Dzat
yang tunggal, tanpa arah, tanpa tempat, tanpa warna, tanpa wujud, tidak
ada ajal dan kekal. Yang memperlakukan dan menguasai alam seluruhnya
yang berkuasa memerintahkan sekalian alam. Meliputi seluruh isi alam,
berkuasa dan Maha S Hidup tidak ada yang menghidupkan, yaitu sejatinya
Gusti Yang Maha Suci, Yang Agung dan besar akan Dzat-Nya. Yang bagus dan
indah akan sifat-nya. Berada pada kehidupan kita masing-masing,
disitulah antaranya bersatunya hamba dengan Gusti Tuhan Yang Maha Esa.
Janganlah berprasangka dan khawatir lagi, diterima pada akhirnya
nanti. Hamba berkewajiban mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan atas
pengajaran para guru satu persatu. Perasaan hati telah lengkap walaupun
kurang tidaklah banyak. Kecuali hanyalah hilang wanginya saja. Apabila
bisa membau dengan baik, hamba belum dapat pengganti. Dipersilahkan
menerapkan dan melaksanakan.
Sedangkan petuahku,
wirid ini tidak boleh diperlihatkan pada orang yang belum satu faham
atau seilmu. Apabila nanti menimbulkan perdebatan atau perbedaan
pendapat. Maka dari itu sekali lagi ingatlah yang menjadi pesanku,
janganlah samapai berbeda pendapat.
Semoga ini menjadi pemikiran dan perenungan yang dapat mewujudkan kenyatan dan kebenaran.
tamat,
wAllahhu alam.
@@@
R.Ng. Ronggowarsito
Raden Ngabehi Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burhan
pada hari Senin Legi tanggal 10 Tahun Be atau 15 Maret 1802 M Bulan
Dulkaidah (Jawa) , Wuku Sungsang, Dewi Sri, Surukung Huwas, Musim Jita.
Bagus adalah gelar kebangsawanan untuk keturunan yang ke tujuh, Burhan
berarti bukti nyata.
Bagus Burhan atau R. Ng. Ronggowarsito ini dikenal dengan sebutan R.
Ng. Ronggowarsito III. Dari garis ayah ia keturunan ke 10 Sultan
Hadiwijoyo, pendiri kerajaan Pajang. Dari pihak ibu, ia keturunan ke 13
Sultan Trenggono raja ketiga kerajaan Demak. Ia adalah putra sulung M.
Ng. Pajangsworo atau M. Ng. Ronggowarsito II dengan Mas Ajeng
Ronggowarsito, putri R. Ng. Sudiradirdja Gantang yang mahir dalam bidang
seni, terutama sekar macapat “cengkok” lagu palaran (dari desa palar).
Darah seninya mengalir baik dari pihak ayah maupun ibu. Dari pihak ayah,
berasal dari neneknya yaitu R. Ng. Ronggowarsito I atau R. Ng.
Yasadipuro II atau disebut juga R.T. Sastranegoro seorang pujangga
Surakarta dengan pangkat Bupati Anom, juga nenek piutnya yang bernama R.
Ng. Yasadipuro I adalah pujangga dengan pangkat Kliwon. sejak kecil
Bagus Burhan sudah menampakkan bakat yang luar biasa.
Sebelum R. Ng. Yasadipuro I (nenek piutnya) meninggal, ia
meninggalkan pesan kepada R.T. Sastranegoro, bahwa Bagus Burhan akan
menjadi : “.Pujangga penutup dari keraton Surakarta Hadiningrat”. Pada
waktu masih kecil, Bagus Burhan diasuh oleh Ki Tanujaya, abdi R.T
Sastronegoro yang paling setia. Ki Tanujayalah yang membentuk watak/
pribadi Bagus Burhan. Pada Tahun 1740 Jawa atau 1813 Masehi, ketika
Bagus Burhan berusia 12 tahun, dikirimlah ia ke Panaraga untuk berguru
dan belajar mengaji kepada Kyai Imam Besari di pondok Gebang Tinatar.
Kanjeng Kyai Imam Besari adalah menantu Sri Paduka PB IV (1788 – 1820)
dan juga teman seperguruan R.T. Sastronegoro, neneknda Bagus Burhan.
Tanggung jawab selama berguru ke Panaraga sepenuhnya diserahkan
ketangan Ki Tanujaya. Namun pada saat itu agaknya Bagus Burhan belum
sepenuhnya berniat untuk berguru dan mengaji, sehingga ia tidak mendapat
kemajuan apa-apa, bahkan sifatnya yang pemboros dan suka main judi
dalam tempo kurang 1 Tahun bekal 500 reyal habis, bahkan 2 kudanyapun
telah teRjual, sangat menyulitkan gurunya. Akibatnya Ki Tanujaya dan
Bagus Burhan meninggalkan Gebang Tinatar menuju Desa Mara, tempat
tinggal Ki Kasan Ngali, sepupu Ki Tanujaya. Menurut rencana dari situ
mereka akan melanjutkan peRjalanan ke Kediri tempat tinggal Pangeran
Adipati Cakraningrat. Atas petunjuk Ki Kasan Ngali mereka tidak jadi ke
Kediri, karena Pangeran Adipati Cakraningrat akan ke Surakarta. Mereka
berdua hanya menunggu di Madiun. Untuk menyambung hidupnya, mereka
bejualan klitikan di pasar Madiun. Di sinilah Bagus Burhan bertemu
dengan Raden Ajeng Gombak, Putri Pangeran Adipati Cakraningrat dari
Kediri yang kelak akan menjadi istrinya. Pertemuan ini terjadi pada
waktu Raden Ajeng Gombak akan membeli cincin yang dipakai oleh Bagus
Burhan.
Kyai Imam Besari telah melaporkan kepergian Bagus Burhan dan Ki
Tanujaya kepada ayah dan nenek Bagus Burhan. Neneknya R.T. Sastranegara
telah menyuruh Ki Jasana untuk mencarinya. Baru beberapa bulan mereka
dapat bertemu dan diajak kembali ke Gebang Tinatar. Kenakalan Bagus
Burhan belum berkurang, akhimya Kyai Imam Besari menasehati dengan
hati-hati. Akhimya Bagus Burhan sadar, menyesal atas segala perbuatannya
yang tidak terpuji. Dengan penuh kesadaran Bagus Burhan yang memiliki
kemauan yang keras akhirnya berusaha dengan sekuat tenaga untuk menebus
kesalahan-kesalahannya. Ia mulai memperhatikan sekelilingnya dan
bertekad untuk berbuat kebaikan setingkat dengan kecakapan yang
dimilikinya. Ia mulai prihatin dan mendapat bimbingan serta petunjuk
dari Ki Tanujaya. Oleh Ki Tanujaya Bagus Burhan dibawa ke tempat yang
jauh dari pergaulan manusia untuk bertapa.
Bertapa adalah cara yang lazim dilakukan pada masa itu untuk
mendapatakan suatu penerangan batin dan keteguhan iman. Karena kemauan
yang keras itulah Bagus Burhan dapat melampaui teman-teman
seperguruannya. Bahkan karena kemajuan yang sangat pesat, Oleh Kyai Imam
Besari dikatakan bahwa Bagus Burhan telah mendapat ilham, yaitu
penerangan batin dari Yang Maha Kuasa, akhirnya Bagus Burhan diangkat
wali guru oleh Kyai Imam Besari. Setelah dirasa cukup, Bagus Burhan
kembali ke Surakarta dan dididik langsung oleh neneknda R.T.
Satronegoro.
Pada tanggal 12 Mei 1815 atau 12 Jumadilakhir 1742, setelah Bagus
Burhan dikhitankan, kemudian diserahkan kepada Panembahan Buminta (ayah
angkat Raden Ajeng Gombak) untuk berguru dan mencari ilmu dalam bidang :
JAYA KAWIJAYAN (kepandaian untuk menolak perbuatan jahat), kadigdayan
(kekebalan), kagunan kanuragan (kecerdasan dan kesaktian). Jadi dalam
hal ini pembentukan jiwa dan kepribadian Bagus Burhan mengalami tiga
tingkatan :
- Pembentukan Jiwa Dasar
Pembentukan cinta kasih dari Kyai Imam BesarI serta
ditunjang oleh Ki Tanujaya, mengakibatkan Bagus Burhan berperasaan
halus, tegas dan keras. Kyai Imam Besari adalah seorang rokhaniawan dan
pendidik.
- Pembentukan Jiwa Sastra
Pembentukan ini diberikan oleh neneknya sendiri R.T.
Sastronegoro, seorang sastrawan yang berpengetahuan luas juga seorang
pendidik. Sebagai seorang pendidik R.T. Sastronegoro terkenal dengan
gubahannya “sasana sunu” dan “dasanama djarwa”.
- Pembentukan Rasa Harga Diri
Didikan ini didapatkan dari Gusti Panembahan Buminta,
sehingga Bagus Burhan mendapatkan pendidikan mental yang kuat, juga
kekuatan batin terhadap gangguan jahat dari pihak luar. Karena
pendidikan-pendidikan yang kuat dan ditambah dengan
pengalaman-pengalaman semasa merantau ke Desa Ngadiluwih, Raga Jampi dan
Tabanan Bali, Bagus Burhan menjadi dewasa jiwanya, siap menghadapi
hidup di masyarakat luas dengan segala peristiwanya.
Pada tanggal 28 oktober atau hari Senin Pahing tanggal 8 Sura Tahun
Alip 1747, dengan sengkalan “amuji suci panditaning ratu”. Bagus Burhan
diangkat menjadi abdi dalem Carik Kadipaten Anom dengan sebutan Rangga
Pujangga Anom atau lazim disebut Mas Rangga Pajanganom.
Berdasarkan etimologi / arti katanya ialah, Mas : gelar kebangsawanan
untuk tingkat ke enam, Rangga : gelar untuk pangkat di bawah mantri
atau di bawah Ngabehi, Pujangga Anom untuk memberi penghormatan, karena
ia masih muda, tetapi sudah memiliki kepandaian setingkat dengan
Pujangga/Pendeta. Dimasa kematangannya sebagai pujangga, Ronggowarsito
dengan gamblang dan wijang mampu menuangkan suara jaman dalam
serat-serat yang ditulisnya.
Pada tahun itu juga Bagus Burhan atau Mas Rangga Pujangga Anom yang
berumur 20 tahun melaksanakan perkawinannya dengan Raden Ajeng Gombak di
Buminatan. Tiga puluh lima hari setelah perkawinan, keduanya berkunjung
ke Kediri bersama-sama dengan Ki Tanujaya, sambil minta diri untuk
pergi ke Surabaya dan Bali dengan berguru kepada Kyai Tunggulwulung di
Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Raga Jampi dan Kyai Ajar Sidalaku di
Tabanan Bali.
Dari ketiga guru tersebut, Kyai Ajar Sidalaku lah yang banyak memberi
kesan dan ujud ramalan serta kemukjijadan. Ia berhasil membawa catatan
peringatan perjalanan serta kumpulan kropak-kropak dari Bali dan Kediri
ke Surakarta.
Pada Tahun 1822 Masehi atau 1749 Jawa, Mas Rangga Pajanganom diangkat
menjadi mantri carik dengan gelar Mas Ngabehi Sarataka, dengan
sengkalan: terus dadi panditaning ratu. Ketika terjadi perang Diponegoro
yaitu pada jaman Sri Paduka PB IV (1823 – 1830). Mas Ngabehi Sarataka
diberi tugas untuk menjaga Desa Nusupan dan mendapatkan kemenangan. Pada
tanggal 13 Juni 1839 M atau tanggal 23 Besar Tahun 1757 Jawa, Mas
Ngabehi Sarataka diangkat menjadi abdi dalem panewu carik Kadipaten Anom
dengan gelar Raden NNgabehi Ronggowarsita selanjutnya ia tinggal di
pasar kliwon.
Arti nama Raden Ngabehi Ronggowarsito adalah, Raden : gelar untuk
keturunan raja tingkat V atau piut wareng oleh karena itu pengangkatan
Raden bagi beliau yang Merupakan keturunan ke sebelas merupakan anugerah
yang telah disesuaikan dengan pangkatnya. Sedangkan Ronggowarsito,
Warsito berarti ucap, petuah atau mencipta (Jawa: nganggit). Jadi
Warsito dapat berarti pembicara, penilaian dalam bidang kepujanggan.
Sejak itu ia terkenal sebagai ahli atau guru kesusasteraan Jawa. Ia
mempunyai murid para bangsawan, bahkan juga bangsa Belanda, misalnya :
CF. Winter, Jonas Portier, Dowing, Jansen dan lain-lain. Ada satu
peristiwa ketika Ronggowarsito ditanya sahabatnya Winter yang orang
Belanda mengenai kapankah penjajahan Belanda akan berakhir? Ia menjawab,
Belanda akan hengkang ketika ada “ori” (sejenis bambu) yang berbuah
padi gaga dan ketika ada patih yang wuda (telanjang). Jika dinalar jelas
ramalan itu tidak masuk akal, bahkan sangat tidak mungkin akan terjadi.
Namun ramalan itu menjadi kenyataan. Ori yang dimaksud bukan bambu
melainkan nama seorang Gubernur Jenderal Belanda yang bernama Ori,
sedangkan kata gaga, merupakan simbol anagaka 11 pada hitungan Jawa.
Maksudnya tatkala Surakarta di bawah pemerintahan Paku Buwono XI.
Sedangkan misteri patih telanjang terpecahkan ketika patih tersebut naik
tahta, yakni Patih Jayengnegoro, yang dalam penulisan Jawa tak perlu
diberi pakaian alias wuda.
Boleh jadi pemikiran-pemikiran Ronggowarsito itu disebut nujum, namun
terlepas dari semua itu, kekayaan idenya merupakan karya filsafat
tingkat tinggi dan kedua bidang itu telah melebur satu sama lainnya,
bisa jadi tulisan itu memiliki makna yang luas, seluas pemikiran
penulisnya. Mungkin tak banyak karya sastra pujangga negeri ini yang
begitu hebatnya sehingga banyak para pemimpin mengutipnya adalah serat
kalatidha. Mereka banyak mengutip karena memiliki kepentingan tertentu.
Dan bait ke tujuh dari 12 bait tembang sinom adalah yang paling sering
dikutip. Ir. Soekarno mengucapkan kalimat yang sama pada saat meresmikan
museum Radya Pustaka di Solo pada 11 November 1953. Ucapan ini
ditujukan untuk kondisi Indonesia ketika itu. Gejolak dan perpecahan
memang demikian hebat terasa saat itu, antara lain di Jawa Barat,
Kalimantan dan Sulawesi.
Lebih dari empat dasawarsa kemudian Soeharto kembali mengutip karya
sastra itu saat merasa kewibawaan kekuasaannya mulai dirongrong. Ketika
itu Soeharto mendapat perlakuan yang sepanjang karir tak pernah dialami,
yaitu didemo oleh ratusan mahasiswa.
Raden Ngabehi Ronggowarsito atau Bagus Burhan atau Mas Rangga
Pujangga Anom atau Mas Ngabehi Sarataka diangkat men jadi Kliwon
Kadipaten Anom dan sebagai pujangga kraton Surakarta Hadiningrat pada
tanggal 14 september 1845 atau tanggal 12 Ruwah Tahun Jimawal 1773, yang
ditandai dengan sengkalan “katon pandita sabdaning ratu”.
Pada tanggal 3 Februari 1 852 R. Ng. Ronggowarsito menikah lagi
dengan R.M. P Jayengmrujaya. Pada tanggal 19 desember 1848, Raden Ayu
Ronggowarsito meninggal dan dimakamkan di Palar kecamatan Trucuk,
Kabupaten Klaten. Sedangkan R. Ng. Ronggowarsito sendiri wafat pada
tanggal 24 Desember 1873 dalam usia 71 Tahun, dengan meninggalkan tiga
orang istri : Putri R.M. Panji Jayeng Maijaya, Mas Ajeng Pujadewata,
Mas Ajeng Maradewata. Sedang putra-putrinya adalah : R. Ajeng Sudinah,
R. Ajeng Ranakusuma, R.M. Ranakusuma, R.M. Sembada, R.M. Sutamadan Rara
Mumpuni.
Bung Karno begitu menghormati sosok Ronggowarsito, hingga beliau
memutuskan untuk membangun makam yang indah bagi sang pujangga. Berdiri
di atas areal tanah seluas 1.000 meter persegi, tepatnya di Desa Palar,
Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Bangunan makam merupakan
perpaduan arsitektur joglo dan Islam. Sampai sekarang bangunan di Palar
tersebut masih terawat dengan baik merupakan makam keluarga dan banyak
diziarahi masyarakat dari berbagai daerah.
Hasil karya beliau antara lain adalah : Babad Iteh, Babon Serat
Pustaka Raja, Hidayat Jati, Mardawalagu, Parama Sastra, Purwakaning
Serat Pawukon, Pustaka Raja, Rerepan Sekar Tengahan, Sejarah Pari
Sawuli, Serat Iber-iber, Uran-uran Sekar Gambuh, Widya Pradana, Aji
Darmo, Aji Darma-ajinirmala, Aji Pamasa, Budayana, Cakrawati, Cemporet,
Darma Sarana dan Jaka Lodang.
Demikianlah sedikit riwayat R. Ng. Ronggowarsito, pujangga besar dari
keraton Surakarta, seorang yang telah banyak berkarya dengan
meninggalkan nama harum. Untuk selalu mengenangnya nama beliau juga di
jadikan nama museum Jawa Tengah.
PENUTUP
Perjalanan hidup merupakan ketentuan yang diciptakan Tuhan. Sesudah
mencipta tingkatan hidup itu Tuhan berkenan mencipta mahligai zat yang
diatur dalam Baitullah menjadi tiga keadaan yang disebut ajaran wirid
yang bersisi ajaran tiga dunia beserta isinya yaitu :
- Baitulmakmur, sebagai tempat yang serba menyenangkan,
- Baitulharam, sebagai tempat yang bersih dari segala larangan Tuhan,
- Baitulmukadas, sebagai tempat untuk menyucikan diri.
Sedangkan yang diizinkan mengajarkan wirid hanyalah delapan orang,
yaitu Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Panggung, Sunan Majaagung, Sunan
Pancuran, Sunan Cirebon, Seh Maulana Ibrahim Jatiswara, dan Sunan
Kajenar. Ajaran wirid itu merupakan ajaran ilmu kesempumaan. Ilmu itu
diajarkan setelah Sunan Kalijaga tiada, beliau moksa menjadi Waliullah
Gaib.
Ilham yang diterima Sultan Agung perihal berbagai kejadian orang
mati, diberitahukan kepada kerabat Raja dan para ulama untuk
dimusyawarahkan. Mereka yang diajak bermusyawarah ialah Panembahan
Purubaya, Pangeran Juminah, Ratu Pekik (Surabaya), Panembahan Juru
Kiting, Pangeran Kadilangu, Pangeran Kudus, Pangeran Tembayat, Pangeran
Kajoran, Pangeran Wangga dan Penghulu Kategan.
Perbuatan manusia dan akibatnya akan terlihat sesudah kematian. Jika
orang semasa hidupnya banyak berbuat jahat atau dosa, maka nanti setelah
mati akan tersesat. Sebaliknya, jika orang selama hidupnya berbuat
baik, sabar, sopan dan sejenisnya, maka nanti setelah mati akan
mendapatkan kemuliaan dan kesempurnaan, serta rohnya akan bersatu dengan
zat Tuhan. Orang yang mendapatkan kemuliaan itu tergolong orang yang
kuat imannya.
Sunan Kalijaga berwasiat kepada anak cucunya bahwa ia tetap hidup
abadi meskipun nanti musnah dari dunia. Hidup abadinya diperoleh karena
ia memiliki ilmu kesempurnaan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Sunan Ampel berpesan bahwa siapapun yang ingin memiliki keistimewaan
seperti para Nabi, para WalI, dan para ulama terkenal, agar mau
melakukan tapa brata, diantaranya ialah menahan nafsu jahat, menahan
sahwat, mencegah berbicara kotor, berpuasa, mengurangi tidur, dan
bersemadi.
Panembahan Purubaya menguraikan kewajiban guru dan murid sebagai
jawaban pertanyaan Sultan Agung. Berdasarkan ilmu dan pengalaman yang
diperolehnya, guru itu harus dapat dipercaya dan diteladani. Segala ilmu
yang diberikan kepada muridnya harus benar paling tidak mendekati
kebenaran, dan segala tingkah atau perbuatan guru harus baik sebab akan
dicontoh oleh muridnya. Sebaliknya, murid harus selalu rajin dan taat.
Ia harus ra in belajar, rajin berkarya, dan harus taat kepada nasehat
gurunya. Itulah inti kewajiban guru dan murid yang diambilkan dari
ajaran Sunan Kalijaga. Selanjutnya berhubungan dengan itu bahwa orang
hidup di dunia harus selalu ingat kepada Tuhan dimanapun berada dan
dalam keadaan bagaimanapun. Sebab jika lalai, orang akan mudah
terpengaruh dan akan mudah melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dan
akhirnya akan menyesatkan dirinya sendiri.
Sultan Agung menanyakan perbedaan antara ngraga sukma dan berdoa.
Ahmad Kategan menjawabnya bahwa keduanya hampir sama hanya tujuannya
yang berbeda. Ngraga sukma tujuannya mengetahui hakekat Tuhan, sedang
berdoa bertujuan memohon kemurahan Tuhan. Namun keduanya harus dilakukan
dengan hati yang benar benar ikhlas, menyucikan diri, niatnya bulat
dan mantap, segala sifat keduniawian harus dihilangkan jauh-jauh, dan
yang diharapkan hanyalah petunjuk dan kemurahan Tuhan.
Berdasarkan ajaran para Wali, perjalanan hidup didunia dan di akhirat
melalui tingkatan-tingakatan secara berturut turut seperti berikut :
- Sajaratulyakin, yaitu zat yang berada di alam gaib atau di alam akadiat.
- Nur Muhammad, yaitu cahaya hakiki berada di alam wadat, yang memberi sifat zat itu.
- Miratulhayati, yaitu rasa hakiki di dalam hati, berada di alam akadiat.
- Ruh Ilapi, yaitu ruh suci berasal dari Nur Muhammad, berada di alam arwah.
- Kandil, yaitu angan-angan hakiki, berada di alam misal.
- Darah, yaitu budi hakiki, berada di alam aj
- Kijab, yaitu keadaan makhluk hidup di dunia merupakan tirai yang amat besar.
Aapabila semakin mendekatkan diri kepada Tuhan maka apa yang
diinginkan dapat terkabul. Selanjutnya Sultan Agung berpesan pada yang
hadir, bahwa mereka dianjurkan agar mengajarkan ilmu kesempurnaan yang
dimilikinya kepada para Adipati dan pembesar kerajaan bersumberkan
ajaran Al Quran, Hadis, Ijmak, dan Kiyas.
—@@@—