Sabtu

Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya


Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya

Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya. Sebelum melakukan hitungan kenali dulu ketentuan dalam hitungan barjengka.
·         Menghitung Huruf Hidup
Dalam menghitung huruf barjengka, dibedakan antara huruf hidup dan huruf mati.
Huruf hidup disini adalah huruf dua huruf yang bergandeng dan mempunyai bunyi, misalnya huruf H dan huruf a disatukan maka kedua huruf tersebut berbunyi HA, dan huruf lainnya seperti HI, HU, HE,HO.
Dan huruf mati disini adalah huruf yang tidak mempunyai bunyi, misalnya Abdur, huruf Ab dan r dianggap huruf mati, karena tidak ada dalam huruf barjengka, dari Abdur tersebut yang dihitung hanya Du.
·         Mengganti Huruf I, U, E, O Dengan Huruf A.
Dalam hitungan barjengka tidak ada hurf i, u,e dan o, keempat huruf ini diganti dengan huruf a.
·         Mencocokkan Huruf Hidup Dengan Huruf Barjengka.
Dalam menghitung huruf barjengka, tidak semua huruf hidup bisa dihitung, huruf yang bisa dihitung adalah huruf yang ada dalam huruf barjengka, misalnya Ha, huruf Ha tersebut ada dalam daftar huruf barjengka dan memiliki neptu 1, atau huruf Fa, huruf Fa tidak ada dalam daftar huruf barjengka, maka huruf Fa tersebut tidak dihitung. selengkapnya lihat tabel huruf barjengka berikut

DAFTAR NEPTU HURUF BARJENGKA
Huruf
Neptu
Huruf
Neptu
Huruf
Neptu
Huruf
Neptu
Ha
1
Da
6
Pa
11
Ma
16
Na
2
Ta
7
Da
12
Ga
17
Ca
3
Sa
8
Ja
13
Ba
18
Ra
4
Wa
9
Ya
14
Tha
19
Ka
5
La
10
Nya
15
Nga
20


Setelah mengetahui ketentuan dan daftar neptu huruf barjengka, langkah selanjutnya adalah memulai hitungannya. dalam hitungan ini, yang dihitung adalah Nama, Weton anda dan pasangan anda agar diketahui Pal Nabinya.

Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya.
Langkah awal agar mengetahui Pal Nabi adalah menghitung Nama lengkap anda dan pasangan. Agar mudah ngitungnya kita bagi dua hitungannya. Nama yang akan kita jadikan contoh adalah Rama dan Sinta, Rama memiliki weton kelahiran Senin Legi dan Sinta memiliki weton kelahiran Kamis Pon.
  1. Menghitung Nama Anda.

Langkah awal menghitung Nama adalah mencatat nama anda dikertas kosong, susun perkata, contoh Nama anda adalah
Ra
Ma
setelah mencatat dikertas, kemudian lihat tabel huruf barjengka diatas, catat neptu huruf barjengkanya, cara sebagai berikut
    • Ra = 4
      Ma = 16

    • Jumlahkan neptu tersebut:
      4 + 16 = 20

  1. Menghitung Nama Pasangan


caranya sama dengan diatas.
    • Sa = 8
      Ta = 7

    • Jumlahkan neptu tersebut
      8 + 7 = 15
Catatan: Nama yang dihitung adalah nama lengkap. Huruf N pada nama Sinta tidak dihitung karena dianggap huruf mati.

Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya.
Agar memudahkan menghitung weton kelahiran, sebaiknya lihat dahulu tabel neptu hari dan pasaran berikut:

tabel neptu hari dan pasaran
Hari
Neptu
Pasaran
Neptu
Ahad
5
Legi
5
Senin
4
Pahing
9
Selasa
3
Pon
7
Rabu
7
Wage
4
Kamis
8
Kliwon
8
Jum'at
6
-
-
Sabtu
9
-
-

  1. Menghitung Weton Anda

Dari contoh diatas, weton kelahiran Rama adalah Senin Legi, lihat tabel neptu hari dan pasaran.
Senin = 4
Legi = 5
Jumlahkan neptu tersebut.
4 + 5 = 9
  1. Menghitung Weton Pasangan

Weton kelahiran Sinta adalah Kamis Pon, lihat tabel neptu hari dan pasaran
Kamis = 8
Pon = 7
Jumlahkan neptu tersebut.
8 + 7 = 15


Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya.
Setelah mengetahui neptu nama dan weton kelahiran dari anda dan pasangan, langkah selanjutnya adalah mencari sisa atau kelebihan dari hitungan tersebut, dengan mengetahui sisa atau kelebihan dari hitungan tersebut, akan diketahui Pal Nabi antara anda dan pasangan. Ikuti langkah penghitungannya berikut ini:
  1. Menjumlahkan Neptu Nama Dan Weton

Langkah pertama mencari kelebihan atau sisa dari mencari pal nabi adalah menjumlahkan semua neptu nama dan weton antara anda pasangan, dari hitungan diatas neptu nama anda 20 dan neptu pasangan 15, neptu weton anda 9 dan pasangan 15. Jumlahkan seluruh neptu tersebut

20 + 15 + 9 + 15 = 59
  1. Membagi Jumlah Neptu

Setelah mengetahui jumlah neptu, selanjutnya adalah membagi jumlah tersebut dengan angka 12. angka 12 ini adalah anga dari jumlah Pal Nabi, dan cari sisa atau kelebihannya. Caranya sebagai berikut:
 
    • Jumlah neptu tersebut dibagi 12.
      59 : 12 = 4 ( ambil angka depan koma saja )

    • Hasilnya dikalikan 12.
      4 × 12 = 48

    • Jumlah neptu dikurangi hasil kali tersebut.
      59 - 48 = 11

Pal Nabi antara anda dan pasangan jatuh pada Pal Nabi Idris, lihat selengkapnya berikut ini.


Pal Nabi Dan Penolaknya

1.       Jika ada lebih SATU, di PAL NABI ADAM

Maka orang tersebut kebahagiaan dan rejekinya jatuh waktu belakang, anaknya banyak tetapi diantaranya ada yang durhaka kepada ALLAH SWT. Segala apa yang di rencanakan dapat berhasil. Tidak mempunyai hati ingin memfitnah, tetapi pada umur setengah tua ia akan mengalami cobaan, semata mata karena cobaan.
Penolaknya : Maka sedekahnya harus keris memakai zimat surat al fatihah yang di tulis pada daun muda ( pupus) yang telah kering. Harus menghindari makanan yang serba biru insya Allah sempurna dan mendapat syafaat dan ada orang menaruh kasihan pada bintang boma sakti.
Inilah yang di tulis
ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ اِنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

2.       Jika lebih DUA, di PAL NABI SULAIMAN

Maka orang tersebut bahagia lebih dahulu banyak harta bendanya. Perkawinannya tidak banyak menurunkan anak. Orang tersebut mencapai kegembiraan, akan tetapi mendapat cobaan, cidera dan susah.
Penolaknya : Maka sedekahlah jarik hitam dan pakailah zimat yang di tulis pada sudut kertas ayat surat ‘Amma lima ayat dengan tidak makan atau puasa, insya Allah akan selamat.
Inilah yang di tulis
جَزَآءًمِنْ رَبِّكَ عَطَآءًحِسَابًارَبِّ السَّم
ٰوَاتِ وَالْاَرْضِ

3.       Jika lebih TIGA, di PAL NABI DAWUD

Maka orang tersebut sebaiknya waspada dahulu, prihatin dalam sukanya. Dan cobaannya dari istrinya sendiri.
Penolaknya : Maka sedekahlah selaka seberat lima dinar dan pakailah zimat yang di tulis pada tulang.
Inilah yang di tulis
مَلِكِ النَّاسِ اِل
ٰهِ النَّاسِ

4.       Jika lebih EMPAT, di PAL NABI ISA

Maka orang tersebut kaya harta dan banyak orang menaruh belas kasih, banyak orang segan kepadanya. Ada juga cobaannya.
Penolaknya : Maka sedekahlah beras merah, beras dan ayam putih dan pakailah zimat surat Al fatihah yang di tulis pada tanduk. Dan jangan maka intil burung.
Inilah yang di tulis
لِلّ
ٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

5.       Jika  lebih LIMA, di PAL NABI MUHAMMAD SAW.

Maka orang tersebut sederhana saja, tidak kaya dan tidak miskin, hatinya bagus dan tidak dapat di rusak, tidak ada cobaannya, banyak bahagianya, dari muda hingga tua sama saja, jika bertengkar tidak ada yang dapat mengalahkan.
Penolaknya : Maka sedekahlah jaruk dan cincin, dan pakailah zimat surat IBRAHIM  di tulis dua belas ayat pada tembaga. Dan jangan makan ikan ayam, insya Allah akan selamat.
Inilah yang di tulis
اَلْحَمْدُ لِلّ
ٰهِ الَّذِيْ وَهَبَ لِيْ عَلَى الْكِبَرِ اِسْمَاعِيْلَ وَاِسْحَاقَ وَاِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُعَاءِ

6.       Jika lebih ENAM, di PAL NABI YUSUF

Maka orang tersebut sama saja, banyak cobaan yang di jalankan di awal, banyak harta dan banyak anak cucu, tetapi anaknya menjadi musuh.
Penolaknya : Maka sedekahlah kembang dan pakailah zimat ini yang di tulis pada timah hitam
Inilah yang di tulis
وَجَعَلْنَامِنْ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّاوَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ.يس

7.       Jika lebih TUJUH, di PAL NABI YUNUS

Maka orang tersebut tidak mempunyai cobaan, banyak anak, mengharapkan harta banyak tetapi sulit untuk mendapatkan, karena itu berada dalam gedung diliputi oleh najis.
Penolaknya : Sedekahlah timah putih seberat dua kati dan cincin timah. Pakailah zimat yang di tulis pada kertas. Tidak boleh makan sembarang hati, insya Allah berkah

Inilah yang di tulis
وَمَا مِنْ د
ٓابَّةٍ فِي الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَاوَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَاوَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِيْكِتَابٍ مُبِيْنِ

8.       Jika lebih DELAPAN, di PAL NABI  AYYUB

Maka orang tersebut sakitnya karena dari makan, minum dan perkawinan
Penoaknya : maka sedekahlah kembang seberat nasinya. Dan pakailah zimat yang di tulis pada kertas. Dan janganlah makan sembarang intil
قُلْ هُوَاللّٰهُ اَحَدٌ.اَللّٰهُ الصَّمَدُ.لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ.وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًااَحَدٌ

9.       Jika lebih SEMBILAN, di PAL NABI MUSA

Maka orang tersebut jauh perginya, jika perang ia menang dengan mengharapkan kebagusan, harta dan kemuliaan. Orang tersebut panas hatinya, berani menjadi pemuka atau pemimpin dan cobaan orang tersebut karena bohong.
Penolaknya : Maka sedekahlah nasi punar dan nasi bener serta menggunakan zimat surat ali imran lima ayat yang di tulis di atas timah dan jangan makan daging kambing.
Inilah yang di tulis
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

10.    Jika lebih SEPULUH, di PAL NABI NUH

Maka orang tersebut mendapatkan rahmat dari Allah SWT, ahirnya menjadi orang kaya, pertama kalinya menjadi pedagang atau saudagar atau petani, apa yang di rencanakannya dapat berhasil dan tidak ada cobaannya
Penolaknya : Maka sedekahlah jarik, dan jangan makan yang dapat terbang, dan pakailah zimat yang di tulis pada jarik hitam
Inilah yang di tulis
اَمَّنْ ه
ٰذَالَّذِيْ هُوَجُنْدٌلَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ اِنِ الْكَافِرُوْنَ اِلَّا فِى غُرُوْرِ

11.    Jika lebih SEBELAS, di PAL NABI IDRIS

Maka orang tersebut bagus budi pekertinya, jauh cobaanya, ahli ibadah, aoa yang di rencanakannya dapat berhasil, dan banyak orang segan kepadanya.
Penolak cobaannya : Maka sedekahlah ikan air tawar dan gunakanlah zimat ini yang di tulis pada tulang.
Inilah yang di tulis
قَالُوْابَل
ٰى قَدْجَٓاءَنَانَذِيْرٌمُّبِيْنٌ

12.    Jika lebih DUA BELAS, di PAL NABI IBRAHIM

Maka orang tersebut mana tempat yang di kehendaki dapat berhasil dan membawa kebahagiaan dan banyak syukurnya kepada ALLAH SWT. Cobaannya sudah di jalani lebih dahulu, orangnya tidak begitu suka terhadap harta dunia.
Penolaknya : Maka sedekahlah emas seberat nasi tiga biji, mandi keramas dari air abu jerami atau merangp padi ketan gajih, jangan makan telur, dan gunakanlah zimat surat alam tara kaifa fa’ala lima ayat yang di tulis pada selaka
Inilah yang di tulis
اَلَمْ تَرَكَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحَابِ الْفِيْل

Cara Menghitung Pal Nabi Dan Penolaknya


Cara Berdagang Berdasarkan Hitungan Barjengka Jawa

Cara menghitung seperti diatas , Nama Anda dihitung dijumlah selanjutnya weton Anda dihitung jumlah hari dan pasaran, terus dijumlah nama dan weton lalu dibagi empat.

Jika lebih SATU

maka berdaganglah SATU berupa apa saja.
misalnya hanya menjual pakaian atau kain, atau beras saja, dan sebagainya.

Jika lebih DUA

maka berdaganglah BUAH-BUAHAN APA SAJA.

Jika lebih TIGA

maka berdaganglah BINATANG APA SAJA.

Jika lebih EMPAT

maka berdaganglah MAS SELAKA.

Jumat

2. Inna Fatahna – Kitab Maulid Diba dan Terjemahannya

02: “Inna Fatahna” Maulid Dibai

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا ، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا ، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًاعَزِيزًا
Inna fatahna laka fathan mubinan. Liyaghfiralakallahu ma taqaddama min dzanbika wama ta-akh-khara wa yutimma ni’matahu ‘alayka wa yahdiyaka shirathan mustaqima.
Sesungguhnya Kami (Allah) telah bukakan (memberikan kemenangan) kepada kamu, pembukaan (kemenangan) yang nyata. Karena Alloh akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya (Alloh) kepadamu, dan memberikan petunjuk padamu jalan yang lurus.
Dan Alloh akan memberikan pertolongan kepadamu dengan pertolongan yang nyata. (al-Fath: 1-3) 

لَقَدْ جَآءَ كُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Laqad ja-akum rasulun min anfusikum ‘azizun ‘alayhi ma ‘anittum harishun ‘alaykum bil-mukminina raufun rahim. Fain tawallaw faqul hasbiyallahu la ilaha illa huwa ‘alayhi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adhim.
Telah datang kepada kamu seorang utusan Allah dari jenis kamu sendiri, ia merasakan apa penderitaanmu, lagi sangat mengharapkan akan keselamatanmu, kepada orang yang beriman senantiasa merasa kasih sayang.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَه‘ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِيِّ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَٰنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alann nabi, ya ayyuhalladzina amanu shallu ‘alayhi wa sallimu taslima.

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bersholawat untuk Nabi, wahai orang-orang yang beriman! Bersholawat dan salamlah untuknya (Nabi Muhammad saw).


.******************************.
 

Keterangan tambahan:

Diriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori, shohih Muslim dan lainnya, ketika Perjanjian Hudaibiyah pada tahun ke-6 H bulan Dzulqo’dah, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam keluar menuju Makkah Al Mukarromah bersama 1500 kaum muslimin muslimat dengan berpakaian ihrom, dan setelah mendekati kota Makkah, orang kuffar quraisy telah melihat bahwa nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam datang bersama 1500 orang muslimin menuju ke Makkah dan mereka pun mulai waspada, setelah kabar itu sampai kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan melihat kaum quraisy tidak menerima mereka secara damai, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya mencari jalan lain untuk menuju Makkah namun tetap saja kaum quraisy mengetahuinya dan menghalangi mereka.

Dan dalam perjalanan itu kaum muslimin kehabisan air, teriwayatkan di dalam Shohihul Bukhori bahwa ketika itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meminta air kemudian para sahabat membawakan air dalam bejana yang hanya tinggal sedikit, lalu para sahabat berkata bahwa persediaan air habis dan semua sumber air yangada disekitar pun kering, maka Rosululloh memasukkan tangan beliau ke dalam bejana yang berisi air sedikit itu lalu keluarlah air dari jari-jari beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian mereka mulai minum sepuasnya dan berwudhu’ dari air tersebut, yang mana jumlah mereka di saat itu adalah 1500 orang, dan teriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori bahwa jika jumlah mereka di saat itu adalah 100.000 orang maka air itu pun akan mencukupi untuk semua, karena airkeluar dari jari-jari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dengan derasnya dan tanpa berhenti.

Demikian mu’jizat nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, karena beliau tidak ingin melihat orang yang dicintainya kesusahan. Dan di saat itu datanglah Urwah sebagai utusan kaum quraisy sebelum ia masuk Islam, dia datang untuk membuat perjanjian yang disebut dengan perjanjian Hudaibiyah, maka Urwah berbicara kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, dan setiap kali Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berbicara, urwah selalu memegang jenggot beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, karena merasa geram ingin mencelakai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, di saat itu ada salah seorang sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang berada di samping Rosululloh selalu memukul tangan Urwah setiap kali ingin memegang janggut Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam untuk berlaku sopan dihadapan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan diriwayatkan bahwa ketika Urwah berkata-kata, tidak satupun dari para sahabat yang mengangkat kepala untuk memandang wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam karena penghormatan mereka terhadap beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berwudhu, para sahabat berebut mengambil bekas air wudhu’ beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian mengusapkan ke muka dan ke tangan mereka, adapun mereka yang tidak mendapatkan bagian air bekas wudhu’ Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam maka mereka mengambil dari bekas sahabat yang lain kemudian mengusapkan ke wajah mereka, dan air bekas wudhu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam itu wangi.

Diriwayatkan dalam kitab As-Syifaa oleh Al-Imam Qodhi ‘Iyadh bahwa ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam melewati sebuah sumur, lalu para sahabat berkata bahwa air di sumur itu rasanya pahit, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengatakan : “tidak demikian, air di sumur ini rasanya enak dan baunya wangi”, kemudian Rosululloh meminta untuk diambilkan air dari sumur itu kemudian beliau berkumur dengan air itu lalu memuntahkan air itu ke dalam sumur, dan ternyata air itu baunya lebih wangi daripada bau misik, karena telah tercampur dengan air ludah sayyidina Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Sungguh segala sesuatu yang tersentuh atau disentuh oleh sang nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam maka akan dimuliakan oleh Alloh subhanahu wata’ala, maka terlebih lagi jika itu adalah hati yang mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka di saat itu Suhail yang juga merupakan utusan musyrikin membuat perjanjian bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian Rosululloh memerintahkan kepada sayyidina Ali Kw untuk memulai dan menuliskan “Bismillahirrohmaanirrohiim”, namun Suhail menolak dan meminta untuk menulis “Bismika Allohumma”, Rosululloh terdiam dan kemudian memerintahkan untuk mengikuti kemauan musyrikin akan hal itu, lalu Rosululloh memerintahkan untuk menulis “Min Muhammad Rosululloh (dari Muhammad utusan Alloh)”, maka kaum musyrikin tidak menerimanya dan meminta untuk menghapus kalimat “Rosululloh”, karena mereka tidak meyakini bahwa nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam adalah Rosululloh, namun tangan sayyidina Ali tidak mampu untuk menghapusnya kemudian Rosululloh sendiri yang menghapusnya seraya berkata :

وَاللهِ إِنِّيْ لَرَسُوْلُ اللهِ وَإِنْ كَذَّبْتُمُوْنِيْ اُكْتُبْ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ

“ Demi Alloh, sungguh aku adalah utusan Alloh walaupun kalian mengingkariku, tulislah -Muhammad bin Abdillah- “.
Kemudian ditulislah : “Min Muhammad bin Abdillah (dari Muhammad putra Abdulloh)”. Dan butir perjanjian berikutnya amat mengagetkan muslimin, yaitu: jika ada orang muslim yang masuk Islam dari Makkah dan lari ke Madinah, maka harus dikembalikan kepada kaum musyrikin quraisy, para sahabat tidak menerima hal itu namun Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam hanya terdiam, para sahabat kebingungan, dan dalam keadaan seperti itu datanglah Jandal bin Suhal dan berkata: “Aku datang dari Makkah untuk masuk Islam”, maka Suhail berkata : “dialah orang yang pertama kali yang masuk Islam dan harus dikembalikan kepada kaum musyrikin”, lalu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meminta kepada Suhail agar kaum muslimin tidak mengembalikannya ke Makkah, hingga tiga kali Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam memohon kepada Suhail namun Suhail tetap menolaknya.

Kemudian datang sayyidina Umar bin Khottob RA kepada Rosululloh, dan berkata : “wahai Rosululloh, bukankah Engkau adalah benar-benar utusan Alloh?”, Rosululloh menjawab : “iya betul aku adalah utusan Alloh”, kemudian sayyidina Umar berkata : “Bukankah kita kaum muslimin berada pada kebenaran dan mereka dalam kesesatan?”, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab : “iya benar”, sayyidina Umar berkata : “lantas mengapa kita harus menghinakan diri kepada orang-orang yang dalam kebathilan sedangkan kita dalam kebenaran?”, kemudian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

“ Sungguh aku adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakanku selama-lamanya”

Kemudian sayyidina Umar bin Khottob RA pun terdiam lalu mendatangi sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan menceritakan perbincangannya bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang kemudian di akhir percakapan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

“ Sungguh aku adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakanku selama-lamanya”

Kemudian sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “jika demikian, maka sungguh beliau shollallohu ‘alaihi wasallam adalah utusan Alloh, dan Alloh tidak akan mengecewakannya”, maka sayyidina Umar bin Khottob pun terdiam mendengar jawaban sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA.

Setelah beberapa waktu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam keluar dari kemahnya dan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat untuk memotong rambut dan menyembelih hewan qurban, dan setelah itu beliau dan kaum muslimin kembali ke Madinah Al Munawwaroh tanpa memasuki Makkah, namun para sahabat tidak ada yang melaksanakan perintah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam hingga setelah beliau menerima pendapat Ummu Salamah untuk memulai mencukur rambut beliau dan menyembelih hewan qurban, kemudian para sahabat pun dari Muhajirin dan Anshar mengikuti langkah beliau karena cintanya kepada beliau shollallohu ‘alaihi wasallam.

Dan teriwayatkan, bahwa ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam memotong rambut, tidak sehelai rambut pun yang terjatuh ke tanah kecuali telah berada di genggaman tangan para sahabat. Dan diriwayatkan dalam Shohih Al Bukhori bahwa salah seorang sahabat menyimpan sehelai rambut Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang berwarna hitam kemerah-merahan kemudian beliau menceritakan pada sahabat yang lainnya, maka sahabat itu berkata :

لِأَنْ تَكُوْنَ عِنْدِيْ شَعْرَةٌ مِنْهُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Jika aku memiliki sehelai dari rambut beliau (Rosululloh) hal itu lebih aku cintai daripada dunia dan seisinya ”

Demikian cintanya para sahabat kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, dan setelah mereka selesai memotong rambut serta menyembelih hewan qurban, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengumpulkan kaum muslimin kemudian membai’at mereka di bawah sebuah pohon, sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala :

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Alloh telah ridho terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Alloh mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) .” ( QS. Al Fath : 18 )

Dan firman Alloh subhanahu wata’ala dalam surat yang sama :

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Alloh . Tangan Alloh di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh, maka Alloh akan memberinya pahala yang besar.” ( QS. Al Fath : 10 )

Kemudian turun juga ayat tentang hal tersebut firman Alloh subhanahu wata’ala:

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آَمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Alloh akan membuktikan kepada Rosul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Alloh dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat .” (QS. Al Fath : 27 )

Setelah itu sahabat bersiap-siap untuk kembali ke Madinah Al Munawwaroh, tiba-tiba di suatu pagi sayyidina Umar bin Khottob dipanggil oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, maka sayyidina Umar bin Khottob merasa khawatir jika perkataannya kemarin telah menyinggung perasaan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam sehingga turun ayat sebagai teguran untuk sayyidina Umar bin Khattab, maka beliau datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian Rosululloh berkata : “Wahai Umar, semalam telah turun ayat yang mana ayat itu lebih aku cintai dari terbitnya matahari”, ayat itu adalah firman Alloh subhanahu wata’ala:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا ، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا ، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata , supaya Alloh memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Alloh menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” ( QS. Al Fath :1-3 )

Maka setelah mendengar hal itu, wajah sayyidina Umar bin Khattab menjadi cerah dan berkata : “wahai Rosululloh, apakah kelak kita akan masuk ke Masjidil Haram?”, Rosululloh menjawab : “iya betul wahai Umar”, maka dua tahun kemudian di bulan Romadhon tahun 8-H masuklah kaum muslimin ke kota Makkah dengan aman dan damai, dan tidak ada lagi kaum musyrikin yang bisa melawan atau menghalangi pasukan kaum muslimin yang berjumlah 10.000 dari golongan muhajirin dan anshor, dan tidak ada lagi gencatan senjata dan ketika itu Abu Sofyan pun kemudian menyerah dan masuk Islam dan berkata kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rosululloh, kuserahkan semua kekuasaan quraisy dan tidak ada lagi kekuasaan quraisy setelah hari ini”. Demikianlah kejadian perjanjian Hudaibiyyah pada tahun ke-6 bulan Dzulqo’dah.

Selanjutnya kita berdoa kepada Alloh subhanahu wata’ala semoga kita termasuk dalam kelompok ahli Hudaibiyyah yang bersumpah kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam untuk membantu sunnah beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, dan cinta kepada beliau shollallohu ‘alaihi wasallam, membantu sunnah beliau shollallohu ‘alaihi wasallam semampunya, dan menjauhi larangan Alloh semampunya, serta mematuhi perintah Alloh semampunya, dan semoga Alloah subhanahu wata’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk taat pada seluruh perintah Alloh dan untuk mampu menjauhi seluruh larangan Alloh, semoga Alloh mengangkat seluruh kesulitan kita
yang sedang terjadi dan yang akan terjadi di dunia dan di akhiroh, semoga Alloh menjaga kita dari segala musibah yang akan terjadi Ya Rohman Ya Rohiim.

Wallohu a’lam.

HAM Pancasila: Jalan Tengah antara Kebebasan dan Tanggung Jawab Sosial

HAM Pancasila: Jalan Tengah antara Kebebasan dan Tanggung Jawab Sosial   I. Pendahuluan: Mengontekstualisasikan Hak Asasi Manusia di Indones...