Paradoks Indonesia
Negara Kaya, Rakyat Miskin
"Ketika sistem dikuasai oleh oligarki, rakyat hanya menjadi penonton di negerinya sendiri."
— Mahfud MD
Akar Masalah: Dominasi Oligarki
Kekuasaan ekonomi dan politik terkonsentrasi di tangan segelintir elite, menciptakan ketimpangan yang ekstrem.
Konsentrasi Kekayaan Nasional
Hanya 1% orang terkaya menguasai lebih dari separuh kekayaan bangsa.
Konsentrasi Kepemilikan Lahan
1% pihak menguasai 67% total tanah nasional, memicu konflik agraria.
Kebocoran Sistemik & Korupsi 'Legal'
Sistem yang timpang membuka celah bagi praktik yang merugikan negara triliunan rupiah.
Contoh Perampokan Legal: Skandal Minyak 'Fiktif'
Dijual ke Singapura
$3 / barel
(Tanpa Pengiriman Fisik)
Transaksi Fiktif
Dibeli Kembali oleh RI
$9 / barel
Dampak Nyata di Masyarakat
Ketimpangan struktural berdampak langsung pada kualitas hidup, pendidikan, dan ekonomi mayoritas rakyat.
Jurang Kemiskinan: Statistik vs. Realita
Kesenjangan Sektoral
Partisipasi Pendidikan Tinggi
Struktur Ekonomi
Agenda Perubahan & Jalan ke Depan
Untuk mewujudkan "Indonesia Emas 2045", diperlukan perubahan struktural yang berani.
Makan Bergizi Gratis
Mengurangi stunting dan investasi pada SDM masa depan.
Hilirisasi Industri
Meningkatkan nilai tambah komoditas dan menciptakan lapangan kerja.
Reformasi Pajak
Meningkatkan rasio pajak hingga 10.2% PDB untuk membiayai pembangunan.
Keadilan Sosial
Mewujudkan Sila ke-5 sebagai fondasi utama pembangunan yang inklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda disini, bisa berupa: Pertanyaan, Saran, atau masukan/tanggapan.